Anda di halaman 1dari 9

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMK

Nama Mahasiswa : DWI AMALIA KURNIAWATI, S.TP.


Asal Sekolah : SMK AL A’LAA MADINATUL ALMUNAWAROH
LPTK : UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA

Masalah yang Analisis Eksplorasi


No. Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
Telah Diidentifikasi Penyebab Masalah

1. Peserta didik mengalami Sumber Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian


kejenuhan Jurnal/artikel literatur dan wawancara,
1. Agustina, dkk. (2019) menyatakan penyebab peserta didik
kejenuhan belajar dapat berasal dari mengalami kejenuhan :
situasi yang monoton, kebisingan 1. Kegiatan pembelajaran
pada saat belajar, tugas terlalu yang monoton
banyak, harapan yang tinggi, 2. Tidak adanya feedback
kurang adanya kontrol, tekanan positif dari aktivitas
yang tinggi, tidak dihargai, belajar peserta didik
diacuhkan, kehilangan kesempatan, 3. Guru tidak memberikan
aturan yang membingungkan, kesempatan pada peserta
tuntutan yang saling bertentangan, didik untuk relaksasi
dan deadline tugas. ketika belajar
2. Muhibbin Syah (dalam Istiqamah & 4. Media pembelajaran yang
Ichsan, 2021) menyatakan bahwa kurang mendukung
faktor-faktor yang menyebabkan 5. Kebisingan pada saat
kejenuhan belajar yaitu: 1) stagnasi peserta didik belajar
pada variasi metode pembelajaran, 6. Stagnasi pada variasi
2) tidak didukung oleh lingkungan metode pembelajaran
dan iklim belajar, 3) adanya konflik
dalam lingkungan belajar yang
tidak cepat diselesaikan, dan 4)
tidak adanya feedback positif dari
aktivitas belajar.
3. Damayanti, dkk. (2020)
menyatakan bahwa faktor yang
menjadi penyebab kejenuhan
belajar yaitu: 1) metode
pembelajaran yang digunakan guru
tidak disukai oleh siswa, 2) media
pembelajaran yang kurang
mendukung, 3) terlalu banyak
hafalan, 4) guru mengajar terlalu
Masalah yang Analisis Eksplorasi
No. Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
Telah Diidentifikasi Penyebab Masalah

monoton, dan 5) tidak adanya


relaksasi dalam belajar.

Sumber Kajian Wawancara dengan


Teman Sejawat dan Waka
Kurikulum
Penyebab peserta didik mengalami
kejenuhan adalah :
1. Pembelajaran monoton atau tidak
bervariasi
2. Pembelajaran tidak menarik
3. Kegiatan pembelajaran kurang
menarik

2. Rendahnya minat belajar Sumber Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian


peserta didik Jurnal/artikel literatur dan wawancara,
1. Agustin, dkk. (2021) menyatakan penyebab rendahnya minat
bahwa minat belajar siswa cukup belajar peserta didik adalah :
rendah karena cara mengajar guru 1. Pembelajaran didominasi
cenderung menjelaskan dan guru metode ceramah
kurang variatif dalam menggunakan 2. Konsep dasar belum
media pembelajaran. dikuasai oleh siswa
2. Mulyantini, dkk. (2019) 3. Pembelajaran belum
menyatakan penyebab rendahnya mengakomodasi minat
minat belajar adalah kurangnya belajar siswa
penggunaan model pembelajaran 4. Penggunaan media
yang menarik oleh guru pada saat pembelajaran masih jarang
mengajar siswa di dalam kelas.
Selain itu, guru lebih banyak
menjelaskan materi dengan cara
ceramah atau siswa diminta
membuat tugas yang ada pada LKS.
3. Wicaksana, dkk. (2019)
menyatakan minat belajar siswa
rendah karena kurang menariknya
kegiatan belajar mengajar di kelas
maupun media pembelajaran yang
digunakan oleh guru di kelas.

Sumber Kajian Wawancara dengan


Teman Sejawat dan Waka
Masalah yang Analisis Eksplorasi
No. Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
Telah Diidentifikasi Penyebab Masalah

Kurikulum
Penyebab minat belajar peserta didik
rendah adalah :
1. Konsep dasar belum dikuasai oleh
siswa
2. Metode guru dalam mengajar
kurang menarik
3. Penggunaan media pembelajaran
masih kurang
4. Belum dilakukannya asesmen
diagnostik
5. Pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru kurang menarik

3. Terdapat peserta didik slow Sumber Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian
learner (lambat belajar) Jurnal/artikel literatur dan wawancara,
1. Ningsih & Silvianetri (2022) penyebab peserta didik
menyatakan bahwa penyebab lamban belajar (slow learner)
seorang anak mengalami slow adalah :
learner yaitu faktor biokimia yang
1. Ketidaksesuaian
dapat merusak otak, misalnya: zat
pewarna pada makanan, karakteristik sekolah
pencemaran lingkungan, gizi yang dengan peserta didik
tidak memadai, dan pengaruh 2. Masalah konsentrasi
psikologis dan sosial. Faktor peserta didik
eksternal yaitu kurang tepatnya 3. Daya ingat peserta didik
strategi pembelajaran dan kegiatan yang lemah
pembelajaran yang tidak mampu
4. Kegiatan pembelajaran
membangkitkan motivasi anak.
2. Rofiah (2017) menyatakan bahwa yang tidak mampu
penyebab anak lambat belajar (slow membangkitkan motivasi
learner) antara lain karena masalah peserta didik
konsentrasi, daya ingat yang lemah, 5. Kurang tepatnya strategi
kognisi, serta masalah sosial dan pembelajaran oleh guru
emosional di sekolah, siswa
diharuskan menyelesaikan tugas-
tugas, belajar dengan sungguh-
sungguh, dan mencapai nilai yang
tinggi.

3. Nurfadhillah, dkk. (2021)


menyatakan bahwa beberapa faktor
yang menyebabkan siswa lamban
belajar (slow learner) yaitu faktor
Masalah yang Analisis Eksplorasi
No. Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
Telah Diidentifikasi Penyebab Masalah

sebelum lahir, faktor saat proses


kelahiran, dan ketidaksesuaian
karakteristik sekolah yang
membuatnya tidak berprestasi
optimal secara akademisnya.

Sumber Kajian Wawancara dengan


Teman Sejawat
Penyebab terdapat peserta didik yang
lambat belajar (slowlearner) adalah :
1. IQ atau Intelligence Quotient
peserta didik yang rendah
2. Faktor genetik peserta didik
3. Guru hanya menggunakan media
pembelajaran yang abstrak

4. Rendahnya keterampilan Sumber Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian


kolaborasi peserta didik Jurnal/artikel literatur dan wawancara,
1. Ode (dalam Octaviana, dkk. 2022) penyebab rendahnya
menyatakan salah satu faktor yang keterampilan kalaborasi
menyebabkan keterampilan peserta didik adalah :
kolaborasi siswa masih rendah, 1. Media pembelajaran yang
yakni masih banyak guru yang tidak bersifat interaktif
tetap menerapkan metode 2. Guru terlalu fokus pada
pembelajaran yang monoton dan pemberian tugas secara
menggunakan bahan ajar yang individu, tidak melalui
masih bersifat konvensional atau diskusi
yang masih berupa media cetak dan 3. Metode pembelajaran
tidak bersifat interaktif sehingga yang monoton
partisipasi keaktifan siswa dalam 4. Guru masih mengganggap
pembelajaran masih sangat rendah. dirinya sebagai pusat
2. Mulyani, dkk. (2018) menyatakan pembelajaran atau teacher
penyebab rendahnya kemampuan center
kolaborasi siswa yaitu guru kurang 5. Guru jarang menerapkan
terbiasa melakukan pembelajaran kerja kelompok dalam
secara berkelompok. Pada saat pembelajaran
pembelajaran secara berkelompok
siswa lebih senang dikelompokkan
secara homogen berdasarkan jenis
kelamin.
3. Hamdani, dkk. (2019) menyatakan
Masalah yang Analisis Eksplorasi
No. Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
Telah Diidentifikasi Penyebab Masalah

guru kelas jarang menerapkan kerja


kelompok dalam menggunakan
model pembelajaran membuat
keterampilan siswa tidak
berkembang, salah satunya
keterampilan kalaborasi.

Sumber Kajian Wawancara dengan


Teman Sejawat
Penyebab rendahnya keterampilan
kolaborasi peserta didik:
1. Peserta didik belum terbiasa untuk
bekerja dalam kelompok
2. Guru menganggap dirinya sebagai
pusat pembelajaran (teacher center)
3. Peserta didik belum diberikan
kesempatan untuk mengeksplorasi
pengalaman teman
4. Guru terlalu fokus pada pemberian
tugas secara individu, tidak melalui
diskusi

5. Peserta didik mengalami Sumber Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian


miskonsepsi Jurnal/artikel literatur dan wawancara,
1. Nasution, dkk (2021) menyatakan penyebab peserta didik
faktor penyebab miskonsepsi pada mengalami miskonsepsi
siswa berasal dari diri siswa adalah :
sendiri, berasal dari konteks, dan 1. Pemahaman peserta didik
juga berasal dari metode mengajar yang keliru
yang dipakai guru. 2. Kurangnya penanaman
2. Yuliati (2017) menyatakan konsep mendasar dari
penyebab miskonsepsi yang jenjang kelas sebelumnya
dialami oleh siswa yaitu: 1) berasal 3. Metode mengajar yang
dari siswa itu sendiri yaitu dipakai guru tidak tepat
berkaitan dengan pengetahuan awal 4. Konsep awal peserta didik
yang dimiliki siswa (prakonsepsi), keliru
2) tahap perkembangan kognitif 5. Konsep yang dipelajari
yang tidak sesuai dengan konsep tidak sesuai dengan
yang dipelajari, 3) pembelajaran perkembangan kognitif
yang dilakukan oleh guru, dan 4) peserta didik,
bahan ajar yang digunakan oleh
Masalah yang Analisis Eksplorasi
No. Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
Telah Diidentifikasi Penyebab Masalah

siswa.
3. Adi, dkk. (2019) menyatakan
penyebab miskonsepsi antara lain:
1) konsep awal siswa, 2) reasoning
yang keliru, dan 3) pemikiran
humanistik dan pemikiran asosiatif.

Sumber Kajian Wawancara dengan


Teman Sejawat
Penyebab peserta didik mengalami
miskonsepsi adalah :
1. Peserta didik kurang memahami
konsep dasar
2. Konsep awal peserta didik yang
keliru
3. Kurangnya penanaman konsep
mendasar dari jenjang kelas
sebelumnya
4. Daya tangkap peserta didik
terhadap materi pelajaran yang
berbeda-beda

6. Peserta didik tidak mampu Sumber Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian
menyelesaikan soal HOTS Jurnal/artikel literatur dan wawancara,
1. Dalman & Junaidi (2022) penyebab peserta didik tidak
menyatakan siswa kesulitan mampu menyelesaikan soal
menjawab soal HOTS karena 1) HOTS adalah :
siswa tidak memahami materi ajar, 1. Peserta didik kurang
2) siswa tidak mengerti perintah memahami kalimat soal
soal, dan 3) siswa tidak terbiasa 2. Peserta didik tidak terbiasa
menganalisis. mengerjakan soal
2. Silalahi & Deri (2022) menyatakan kontekstual
kesulitan siswa mengerjakan soal 3. Guru belum menerapkan
HOTS disebabkan karena pembelajaran berbasis
kurangnya pengetahuan siswa pada HOTS
materi dan kurangnya pemaknaan 4. Guru memberikan soal
model dan bentuk pembelajaran. latihan sebatas pada
3. Nuraini (2022) menyatakan tingkat kognitif yang
penyebab siswa tidak mampu rendah (LOTS)
menjawab soal HOTS yaitu tidak 5. Kurangnya pemahaman
terbiasa dalam menyelesaikan soal peserta didik terhadap
Masalah yang Analisis Eksplorasi
No. Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
Telah Diidentifikasi Penyebab Masalah

HOTS, kurangnya pemahaman materi ajar


materi, kurang memahami kalimat
dalam soal, serta kurang teliti
dalam membaca dan memahami
soal.

Sumber Kajian Wawancara dengan


Teman Sejawat
Penyebab peserta didik tidak mampu
menyelesaikan soal HOTS adalah :
1. Guru jarang melatih peserta didik
menjawab soal HOTS
2. Guru belum mengikuti pelatihan
terkait pembelajaran HOTS
3. Guru memberikan soal latihan
sebatas tingkat kognitif yang
rendah (LOTS)
4. Guru belum memberikan
pertanyaan yang membuat peserta
didik tertantang menjawab

Sumber Literatur

Adi, dkk. 2019. Faktor-Faktor Penyebab Miskonsepsi Siswa SD Pada Materi Life
Processes And Living Things. Profesi Pendidikan Dasar. Volume 6. Nomor 1. Tersedia
pada https://journals.ums.ac.id/index.php/ppd/article/view/7988. (diakses tanggal 21
September 2023).

Agustina, dkk. 2019. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Kejenuhan Belajar Pada
Siswa Dan Usaha Guru BK Untuk Mengatasinya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling. Volume 4. Nomor 1. Tersedia pada
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pbk/article/view/7153/4834. (diakses tanggal 21
September 2023).

Dalman & Junaidi. 2022. Penyebab Sulitnya Siswa Menjawab Soal HOTS dalam
Pembelajaran Sosiologi di Kelas XI IPS SMAN 1 Batang Kapas Pesisir Selatan.
Journal of Education&Pedagogy. Volume 1. Nomor 1. Tersedia pada
https://naradidik.ppj.unp.ac.id/index.php/nara/article/view/12/13. (diakses tanggal 22
September 2023).
Damayanti, dkk. 2020. Strategi Mengurangi Kejenuhan Anak Dalam Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) melalui Aplikasi ICANDO pada Siswa Kelas I SDN Pondok
Pinang 08 Pagi. Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ. Tersedia pada
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit/article/view/7861/4676. (diakses tanggal 21
September 2023).

Hamdani, dkk. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Team Games Tournamen (TGT)
pada Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas 5 untuk Peningkatan Keterampilan
Kolaborasi. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar. Volume 3. Nomor 4. Tersedia pada
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/view/21778. (diakses tanggal 23
September 2023).

Istiqamah & Ichsan. 2021. Masalah Lupa, Kejenuhan Dan Kesulitan Siswa Serta
Mengatasinya Dalam Pembelajaran di MI/SD. Jurnal Limas PGMI. Volume 1.
Nomor 2. Tersedia pada
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/limaspgmi/article/view/7671. (diakses tanggal
21 September 2023).

Mulyani, dkk. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Team Games


Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Volume 3. Nomor 2. Tersedia pada
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpgsd/article/view/14067. (diakses tanggal 22
September 2023).

Mulyantini, dkk. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Terhadap
Minat Belajar IPA Siswa Kelas IV SD. Mimbar PGSD Undiksha. Volume 7. Nomor
1. Tersedia pada https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/17023.
(diakses tanggal 21 September 2023).

Nasution, dkk. 2021. Analisis Miskonsepsi Siswa SD pada Materi Gaya dan Gerak.
Journal of Natural Science and Integration. Volume 4. Nomor 1. Tersedia pada
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/JNSI/article/view/10851. (diakses tanggal 22
September 2023).

Ningsih & Silvianetri. 2022. Analisis Motivasi Belajar Siswa Slow Learner Pasca BDR.
Jurnal Elementary. Volume 5. Nomor 2. Tersedia pada
http://journal.ummat.ac.id/index.php/elementary/article/view/8538/pdf. (diakses tanggal
1 September 2022).

Nuraini. 2022. Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Sekolah Dasar Kelas Iv Dalam
Menyelesaikan Soal HOTS (High Order Thinking Skills) Pada Mata Pelajaran
IPA. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Volume 10. Nomor 1. Tersedia
pada https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/view/44430.
(diakses tanggal 21 September 2023).
Nurfadhillah, dkk. 2021. Analisis Faktor Penyebab Anak Lamban Belajar (Slow
Learner) Di SD Negeri Jelambar 01 Jakarta Barat. Jurnal Pendidikan dan Ilmu
Sosial. Volume 3. Nomor 3. Tersedia pada
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pensa/article/download/1540/1089. (diakses
tanggal 21 September 2023).

Octaviana, dkk. 2022. Pengembangan E-LKPD untuk Meningkatkan Keterampilan


Kolaborasi Siswa SMP pada Pembelajaran IPA. Jurnal Ilmu Pendidikan. Volume 4.
Nomor 2. Tersedia pada https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/2332.
(diakses tanggal 21 September 2023).

Rofiah, Nurul Hidayati. 2017. Penerapan Metode Pembelajaran Peserta Didik Slow
Learner (Studi Kasus Di Sekolah Dasar Inklusi Wirosaban Yogyakarta). Jurnal
Kajian Penelitian Dan Pendidikan Dan Pembelajaran. Volume 2. Nomor 1. Tesedia
pada https://journal.umtas.ac.id/index.php/naturalistic/article/view/108. (diakses
tanggal 21 September 2023).

Silalahi & Deri. 2022. Analisis Kemampuan Numerik Siswa Kelas V dalam
Mengerjakan Soal Tipe Higher Order of Thinking Skill. Jurnal Perseda. Volume 5.
Nomor 1. Tersedia pada https://jurnal.ummi.ac.id/index.php/perseda/article/view/1580.
(diakses tanggal 22 September 2023).

Wicaksana, dkk. 2019. Pengembangan E-Komik Dengan Model Addie Untuk


Meningkatkan Minat Belajar Tentang Perjuangan Persiapan Kemerdekaan
Indonesia. Jurnal EDUTECH Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 7. Nomor 2.
Tersedia pada https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JEU/article/view/23159.
(diakses tanggal 22 September 2023).

Yuliati, Yuyu. 2017. Miskonsepsi Siswa Pada Pembelajaran IPA Serta Remediasinya.
Jurnal Bio Educatio. Volume 2. Nomor 2. Tersedia pada
https://core.ac.uk/download/pdf/228883658.pdf. (diakses tanggal 21 September 2023).

Anda mungkin juga menyukai