Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan syarat mutlak

terwujudnya pembangunan, salah satunya pada bidang kesehatan. Kementrian

Kesehatan menyelenggarakan program untuk membangun Sumber Daya Manusia

(SDM) yang berkualitas yaitu dengan cara meningkatkan status kesehatan dan gizi

masyarakat yang diprioritaskan pada kelompok dengan resiko tinggi seperti

golongan ibu hamil, bayi, dan balita (Kemenkes, 2012).

Salah satu faktor terpenting yang dapat meningkatkan status kesehatan dan

gizi pada bayi adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian Air Susu

Ibu (ASI) merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan

generasi penerus dimasa depan. World Health Organization (WHO) mengeluarkan

kode etik yang merekomendasikan kepada ibu agar bayi baru lahir diberikan ASI

pada bayi 0- 6 bulan yang dikenal dengan pemberian ASI ekslusif tanpa tambahan

cairan lain seperti susu formula dan tanpa tambahan makanan padat lain kecuali obat

atau vitamin yang dianjurkan karena indikasi medis. (Prasetyono, 2012).

Pemberian ASI ekslusif secara penuh sangat dianjurkan oleh ahli gizi di

seluruh dunia. Tidak satupun susu buatan manusia (susu formula) dapat menggantikan

ASI dengan komposisi zat dalam ASI. Pedoman internasional yang menganjurkan

pemberian ASI ekslusif didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya

tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu ASI memberikan

semua energy dan gizi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama setelah

1
kelahirannya dan mempunyai peran jangka panjang terhadap kondisi kesehatan kronik

anak yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang. (Ida, 2012).

Menurut Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) pada

tahun 2017 menyebutkan bahwa cakupan ASI di ekslusif seluruh dunia hanya

sekitar 36% sementara presentasi angka WHO yakni 50% (WHO, 2017).

Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 pencapaian ASI

eksklusif yakni mencapai 52,3%. Data Indonesia Tahun 2016 bayi yang berusia 6

bulan yang mendapatkan ASI Ekslusif sebanyak 42%. Tahun 2017 menurut Pusat

Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan pemberian ASI Ekslusif di Indonesia

hanya 35%. Berdasarkan hal tersebut bahwa persentase pemberian ASI ekslusif

semakin menurun seiring meningkatnya umur bayi dengan persentase terendah

pada anak umur 6 bulan (Kemenkes, 2015).

Sementara itu berdasarkan cakupan pemberian ASI Ekslusif di Sulawesi

Tenggara tahun 2015 mencapai 32,90%, tahun 2016 mencapai 54,15%, dan tahun

2017 mencapai 46,43. Peningkatan signifikan pada tahun 2016 dengan cakupan

54,15 atau naik sebesar 21,25% dari tahun 2015, namun ditahun 2017 kembali

turun menjadi 46,43%. Hal ini disebabkan belum bakunya program peningkatan

cakupan ASI Ekslusif yang dilakukan oleh program teknis terkait.

Profil kesehatan Kabupaten Muna tahun 2017 seluruh Puskesms yang ada di

Kabupaten Muna yang terdiri 27 Puskesmas yang pencapaian ASI Ekslusif pada

tahun 2016 terdapat 1.045 bayi, namun yang mendapat ASI Ekslusif sebanyak

300.Tahun 2018 terdapat 1.255 bayi namun yang mendapat ASI Ekslusif hanya

sebanyak 258 atau sebesar 20,56%. Sedangkan pada tahun 2018 terdapat 1.650 bayi

dan yang mendapat ASI Ekslusif sebanyak 30,60%.

2
Berdasarkan data yang diperoleh cakupan pemberian ASI Ekslusif di

Puskesmas Wakumoro masih sangat rendah, pada Tahun 2016 sebanyak 62 %,

Tahun 2017 sebanyak 73 % dan Tahun 2018 sebanyak 54 %. Berdasarkan hal

tersebut Tahun 2016 ke 2017 terjadi peningkatan yang signifikan namun pada tahun

2017 ke 2018 terjadi penurunan presentaasi.

Berdasarkan data prevalensi ASI ekslusif tersebut bahwa pemberian ASI

saja (ekslusif) selama 6 bulan tidak sederhana yang dibayangkan. Banyak kendala

dapat timbul dalam upaya memberikan ASI ekslusif sehingga menyebabkan

rendahnya praktik pemberian ASI ekslusif . Dalam pemberian ASI Ekslusif jika

pengetahuan Ibu tentang ASI rendah maka pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan

tidak akan tercapai. Apalagi di tambah ketidak tahuan Ibu tentang lama pemberian

ASI. Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber melalui media elektronik,

media buku, dan lain-lain ataupun dapat diperoleh melalui penyuluhan sehingga dapat

menambah referensi atau pengetahuan Ibu tentang pentingnya ASI ekslusif (Widyanto,

2015).

Selain pengetahuan sikap seorang Ibu jua diperlukan dalam keberhasilan

pemberian ASI Ekslusif. Ibu yang menganggap bahwa ASI merupakan makanan

terbaik untuk bayi akan selalu berusaha memberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan. Ibu

yang mempunyai sikap mendukung terhadap pemberian ASI, dia akan sungguh-

sungguh memenuhi kebutuhan gizi bayinya dengan cara memberikan ASI Ekslusif

tampa diberikan susu botol atau lainnya dengan alasan tertentu (Widiyanto, 2015).

Untuk mengantisipasi hal tersebut dengan cara diberikan penyuluhan sehingga

dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap Ibu tentang pemberian ASI ekslusif.

Penyuluhan merupakan pendekatan secara edukatif untuk menghasilkan perilaku yang

3
diperlukan khususnya Ibu hamil/ Ibu bayi untuk meningkatkan pengetahuan mengenai

ASI ekslusif sehingga Ibu memiliki pengetahuan sehingga akan menimbulkan

kesadaran dalam bersikap untuk memberikan ASI ekslusif (Fitriani, 2011).

Penyuluhan menggunakan berbagai metode dan media yang disesuaikan

dengan sasaran. Penggunaan media akan sangat membantu dalam proses

penyuluhan kesehatan dan biaya terjangkau. ungsinya tuk mempermudah

penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat karena dapat memberikan detil

pesan yang tidak mungkin bila disampaikan dengan lisan. Keberhasilan penyuluhan

dapat dilihat dari adanya peningkatan pengetahuan dan sikap yang mendukung

terjadinya perubahan perilaku tersebut (Natoatmodjo, 2012).

Hal ini sesuai dengan penelitan yang dilakukan oleh Dwi Apneni, 2013

dengan judul Efektifitas Penyuluhan dengan Media Leaflet 36 terhadap

Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Air Susu Ibu Ekslusif dengan hasil

bahwa penyuluhan media leaflet untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI

Ekslusif. Penelitian lain juga dilakukan oleh Musri, 2017 dengan judul Efektivitas

Leaflet terhadap Pengetahaun dan Sikap Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusui Dini

di Kabupaten Pidie dengan hasil bahwa ada peningkatan pengetahuan dan sikap Ibu

sebelumdan sesudah diberi leaflet.

Berdasarkan survey pendahuluan terhadap 8 orang Ibu dengan metode

wawancara bahwa rata-rata Ibu bayi yang kurang memahami pentingnya ASI ekslusif

sehingga prilaku Ibu tidak cenderung untuk memberikan ASI Ekslusif kepada

anaknya. Ibu pada umumnya memberikan anaknya makanan pendamping ASI seperti

pisang, madu, air putih, sun dan susu formuala dengan alasan jika anaknya tidak diberi

makanan pendamping bayinya tidak bisa tidur dan nyenyak bahkan selalu rewel. Hal

4
ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang memadai akan mempengaruhi dan

memotivasi ibu untuk memberikan ASI Ekslusif karena Ibu bayi masih kurang tahu

akan pentingnya memberikan ASI Ekslusif pada bayinya yang seharusnya para Ibu

lebih berpeluang untuk memberikan anaknya ASI secara ekslusif karena Ibu sebagian

besar adalah Ibu Rumah Tangga.

Selain itu berdasarkan hasil wawancara pula bahwa faktor yang mempengaruhi

rendahnya cakupan ASI Ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Wakumoro karena ada

beberapa Ibu yang bekerja dilur rumah sehingga waktu dengan anaknya terbatas untuk

diberikan ASI. Hal lain juga bahwa yang dibutuhkan bagi seorang Ibu adalah

dukungan petugas kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara bahwa petugas kesehatan kurang memberikan

penguatan secara pribadi kepada Ibu Bayi akan pentingnya ASI Ekslusif terkait

manfaat, komposisi dan kandungan ASI itu sendiri sehingga Ibu kurang memiliki

kesadaran dan kemauan untuk berkunjung ke Posyandu. Penguatan yang diberikan

disini adalah bagaimana Petugas puskesmas memberikan sosialisasi atau

penyuluhan sehingga dapat meberikan kontribusi pengetahuan kepada Ibu bayi

sebagai bekal Ibu dalam memberikan ASI Ekslusif. Hal ini bahwa masih rendahnya

penguatan dari Petugas Puskesmas akan arti pentingnya ASI bagi seribu hari

kehidupan anak terutama 0-6 bulan umur bayi.

Melihat kondisi tersebut diperlukan upaya peningkatan dari sisi permintaan

(demand) dengan menggerakkan kesadaran Ibu agar mau memberikan ASI

Ekslusif kepada bayinya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik

mengambil judul penelitian “Pengaruh penyuluhan tentang ASI Ekslusif dengan

5
menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan dan Ibu menyusui wilayah Kerja

Puskesmas Wakumoro, Kabupaten Muna.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah

penelitian ini, yaitu “Pengaruh penyuluhan tentang ASI Ekslusif dengan

menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap Ibu Menyusui wilayah

Kerja Puskesmas Wakumoro Kabupaten Muna.

C. Tujun Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh penyuluhan

tentang ASI Ekslusif dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan

dan sikap Ibu hamil wilayah Kerja Puskesmas Wakumoro Kabupaten Muna.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang ASI Ekslusif dengan

menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan Ibu hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Wakumoro Kabupaten Muna.

2. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang ASI Ekslusif dengan

menggunakan media leaflet terhadap sikap Ibu hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Wakumoro Kabupaten Muna.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Wakumoro dalam rangka

meningkatkan keberhasilan pemberian ASI Ekslusif

2. Sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kabupataen Muna dalam

pengambilan kebijakan lebih lanjut dengan tetap memperhatikan metode

6
penyuluhan bagi petugas puskesmas agar dapat memberikan pengetahuan

kepada Ibu hamil/Ibu menyusui sehingga dapat menumbuhkan kesadaran akan

pentingnya ASI ekslusif

3. Sebagai bahan perbandingan bagi penelitian lain di bidang pelayanan

kesehatan

7
BAB II
METODE PENELITIAN

A. Strategi Pencarian Literatur

1. Framework (Kerangka Studi)

Kerangka studi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain PICO.

PICO merupakan singkatan dari Problem, Intervention, Comparison, dan

Outcome. Mengacu pada permasalahan sebelumnya, dapat disusun desain PICO

sebagai berikut:

Item Interpretasi
P – Problem Rendahnya pemberian ASI Eksklusif
Faktor internal (pengetahuan, sikap, psikologis,
I – Intervention
Emosional)
Faktor eksternal (Penyuluhan, pekerjaan, petugas
C – Comparison
kesehatan, iklan susu formula, umur)
O – Outcome Pemberian ASI Eksklusif terpenuhi (Definisi WHO)

2. Kata Kunci Penelusuran

Kata kunci (keyword) yang digunakan dalam pencarian literature, yaitu ASI

Eksklusif, pengetahuan ibu, Penyuluhan, dan Leaflet

3. Database Penelusuran

Aplikasi yang digunakan untuk penelusuran berupa E-Jurnal dan E-Prosiding

melalui Google Search pada Situs Resmi PT, LIPI.go.id, dan OJS (Open Journal

System) yang terpublikasi tahun 2015 – sekarang.

B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam

sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Notoatmodjo, 2002).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini, yaitu:

8
1. Usia bayi berkisar 0 – 6 bulan

2. Bayi dan Orang tuanya sehat secara jasmani dan rohani

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili

sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo,

2002). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini, yaitu:

1. Usia bayi < 6 bulan (belum terpantau pemberian ASI Eksklusif)

2. Bayi dan Orang tuanya memiliki kelainan mental, jiwa atau fisik yang

mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif

3. Ibu bayi berusia > 45 tahun (masa menopause)

4. Orang tua bayi tidak tamat SD/sederajat

C. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

1. Hasil Pencarian dan Seleksi Studi

Penelusuran full text


E-Jurnal/E-Prosiding Situs LIPI.
Resmi PT go.id OJS
2015 – sekarang

Memenuhi syarat dengan 12 2 4


kriteria inklusi

Memenuhi syarat
Untuk dianalisis 7 1 2

Total 10 Artikel

2. Daftar Artikel Hasil Pencarian

9
Jurnal/Prosiding hasil penelurusan melalui Situs Resmi PT, LIPI.go.id, dan OJS

selanjutnya dirinci berdasarkan Nama Jurnal, Tahun Terbit, Nama Peneliti,

Sumber Jurnal, Lokasi Penelitian, Variabel Intervensi, Judul Jurnal, Jumlah

10
Populasi dan Sampel, Metode Analisis, dan Hasil Penelitian, seperti pada Tabel berikut:

Judul/ Peneliti Tempat Penelitian Jumlah Usia Metode penelitian/ alat ukur Hasil
Sampel Intervens
i
Pengaruh Konseling Puskesmas Kota 35 orang < 20 - > Ibu Penelitian Kelompok yang mendapat konseling
Menyusui terhadap Palembang yaitu kelompok 35 menyusui kuantitatif dengan rancangan Quasi menyusui, pengetahuannya menjadi
Pengetahuan, Sikap Puskesmas 4 Ulu kontrol dan Experimental lebih tinggi dibandingkan dengan
dan Tindakan Ibu Kecamatan 35 design dengan bentuk Non Equvalen pengetahuan pada kelompok yang
dalam menyusui Seberang Ulu 1 orang Control tidak mendapatkan konseling
Bayi Usia 0-6 Bulan dan Puskesmas kelompok Group Design menyusui. Kelompok yang mendapat
di Puskesmas Taman Taman eksperimen konseling menyusui, sikapnya tentang
Bacaan Kecamatan Bacaan menyusui menjadi lebih tinggi
Seberang Ulu 2 Kota Kecamatan dibandingkan dengan sikap pada
Palembang (Hana Seberang Ulu 2. kelompok yang tidak mendapatkan
Yuniarti, 2013) konseling menyusui. Kelompok yang
mendapat konseling menyusui,
Pengaruh Posyandu jumlah ibu < 20 - > ibu yang Metode Quasi eksperimen dengan
Penyuluhan Cempaka II yang 30 memiliki rancangan one group pretest-posttes Ada pengaruh penyuluhan terhadap
Terhadap Puskesmas memiliki anak usia pengetahuan dan sukap Ibu sebelum
Pengetahuan Dan Pembantu Kwala anak usia 0-6 bulan dan setelah dilakukan penyuluhan di
Sikap Ibu Tentang Bekala Medan. 0-6 bulan di Posyandu Cempaka II
Asi Eksklusif di di bulan
Posyandu Cempaka Februari
II Puskesmas 2015
Pembantu Kwala adalah 33
Bekala Medan Tahun orang.
2015 ( Cecep
Tribowo, 2015)
Efektivitas Media wilayah kerja 50 orang ibu hamil 25 Metode yang digunakan dalam Hasil uji dengan menggunakan
Promosi Leaflet Puskesmas Mila Ibu hamil dengan orang ibu penelitian ini adalah eksperimental pre- dependen t-tes diketahui terdapat
terhadap dan Delima usia hamil test perbedaan pengetahuan ibu hamil (p-
Pengetahuan dan dengan jumlah kehamilan untuk dan post-test controlled trial value 0,001) dan sikap ibu hamil

11
Sikap Ibu Hamil sampel sebanyak ≥4bulan kelompo terhadap IMD (p-value 0,001) akibat
tentang Inisiasi50 orang k pemberian leaflet IMD antara
Menyusui Dini di Kecamatan Mila perlakuan sebelum dan sesudah diberikan leaflet
Kabupaten Pidie dan Kecamatan .
Delima,
Kabupaten Pidie.
Pengaruh Kecamatan 104 2 kelas Kuantitatif Terdapat pengaruh penyuluhan
Penyuluhan Asi Kanigoro eksperim komparatif dengan menggunakan terhadap tingkat
Ekslusif terhadap Kabupaten Blitar an metode eksperimen semu (quasi pengetahuan dan sikap ibu menyusui
pengetahun Ibu experimental), dalam pemberian ASI eksklusif
tentang Asi Ekslusif karena tidak terpenuhinya prinsip
dan Sikap Ibu untuk penelitian eksperimen
menyusui di sesungguhnya,
Kecamatan Kanigoro sampel kelompok tidak dilakukan
Kabupaten Blitar pengacakan (randomized) tapi
berdasarkan
populasi yang sudah ada
Pengaruh Wilayah Binaan 44 sampel 17-45 ibu hamil Desain Penelitian ini merupakan Terdapat pengaruh penyuluhan
penyuluhan tentang Puskesmas Baki Ibu hamil penelitian quasi eksperimental dengan dengan media booklet terhadap
Media Booklet rancangan penelitian one group pretest pengetahuan dan sikap ibu hamil
terhadap postes design tentang ASI eksklusif.
pengetahuan dan
sikap Ibu hamil
tentang ASI Ekslusif
di Wilayah Binaan
Puskesmas Baki
Kabupaten
Sukoharjo

12
BAB III
HASIL DAN ANALISIS

A. Hasil

Didapatkan 5 jenis artikel dalam literatur review ini dengan metode yang
digunakan yaitu rata-rata menggunakan metode Quasi Experimental dengan
rancangan one group pretest-posttes, dengan tujuan untuk melihat perbandingan
dengan yang mendapat perlakuan dan tidak mendapat perlakuan. Tempat penelitian
dari artikel ini dilakukan di tempat yang berbeda yaitu untuk artikel 1 yaitu
Puskesmas 4 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 dan Puskesmas Taman Bacaan
Kecamatan Seberang Ulu 2, artikel 2 yaitu Posyandu Cempaka II Puskesmas
Pembantu Kwala Bekala Medan, artikel 3 yaitu wilayah kerja Puskesmas Mila dan
Delima , artikel 4 yaitu Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, dan artikel 5
Wilayah Binaan Puskesmas Baki.
Dari hasil masing-masing artikel menunjukka bahwa pada artikel 1
menunjukan Kelompok yang mendapat konseling menyusui, pengetahuannya
menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan pada kelompok yang tidak
mendapatkan konseling menyusui. Kelompok yang mendapat konseling menyusui,
sikapnya tentang menyusui menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan sikap pada
kelompok yang tidak mendapatkan konseling menyusui. Kelompok yang mendapat
konseling menyusui,., artikel 2 menunjukan bahwa Ada pengaruh penyuluhan
terhadap pengetahuan dan sukap Ibu sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan di
Posyandu Cempaka II , artikel 3 menunjukan Hasil uji dengan menggunakan
dependen t-tes diketahui terdapat perbedaan pengetahuan ibu hamil (p-value 0,001)
dan sikap ibu hamil terhadap IMD (p-value 0,001) akibat pemberian leaflet IMD
antara sebelum dan sesudah diberikan leaflet., artikel 4 menununjukan bahwa
Terdapat pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu
menyusui dalam pemberian ASI eksklusif dan artikel 5 menunjukan Terdapat
pengaruh penyuluhan dengan media booklet terhadap pengetahuan dan sikap ibu
hamil tentang ASI eksklusif. Sehingga berdasarkan 5 literatur tersebut rata-rata ada
pengaruh yang signifikan pada sampel setelah diberikan penyuluhan ASI Ekslusif
terkait pengetahuan dan sikap

13
B. Analisis

Analisis dalam studi kepustakaan ini ingin melihat sejauh mana Pengaruh

Penyuluhan dengan menggunakan Leaflet dengan Pengetahuan dan sikap ibu

Hamil. Tiga faktor ini merupakan gabungan antara faktor internal dan faktor

eksternal yang menjadi keyword dalam google search, karena Peneliti meyakini

bila ibu memahami dan suami mendukung maka pemberian ASI Eksklusif dapat

terlaksana dengan baik.

1. Pengetahuan Ibu

Hasil penelusuran terhadap 10 jurnal yang diperoleh, diketahui bahwa

persentasi pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif rata-

rata sebesar 63,67%. tujuh dari 10 jurnal menyatakan bahwa terdapat Pengaruh

yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI

Eksklusif. Hal ini sejalan dengan pendapat para ahli bahwa pengetahuan

menjadi faktor paling dominan yang mempengaruhi keputusan ibu. Empat

jurnal lain mengungkapkan keadaan sebaliknya. Dalam hal ini yang menjadi

responden penelitian adalah ibu yang bekerja, sehingga meskipun para ibu

mengetahui akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif tetapi karena alasan

pekerjaan sehingga mereka memberikan respon yang berbeda yang

mengakibatkan datanya variatif. Demikian pula, bila diambil data pada

responden yang relatif sedikit. Hal ini seperti hasil penelitian Wilda Umami,

dkk (2018) bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan ASI

Eksklusif. Boleh jadi akibat sampel yang digunakan belum terpenuhi, yakni 34

orang, sedangkan jurnal lain menggunakan > 60 responden.

14
2. Pendidikan Ibu

Pendidikan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu, mencari

pengalaman sehingga informasi yang didapatkan akan menjadi pengetahuan.

Pengetahuan yang dimiliki akan membentuk keyakinan untuk berperilaku. Ibu

dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima suatu ide baru

dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah. Sehingga informasi dan

promosi tentang ASI akan lebih mudah diterima dan dilaksanakan. Hasil

penelitian oleh Astuti (2013) menyebutkan bahwa ada hubungan antara

pendidikan dan pemberian ASI eksklusif.Tingkat pendidikan dapat mendasari

sikap ibu dalam menyerap dan merubah sistem informasi tentang ASI

(Haryono, 2014).

Pendidikan ibu erat kaitannya dengan pengetahuan ibu itu sendiri.

Semakin ibu memiliki pendidikan tinggi maka semakin ibu memahami akan

pentingnya pemberian ASI Eksklusif. Menurut hasil penelitian Andi, dkk

(2019) bahwa 71,1% ibu yang berpendidikan tinggi akan memberikan ASI

secara Eksklusif. Hasil analisis bivariat menunjukkan pendidikan Ibu

mempunyai pengaruh signifikan terhadap pemberian ASI Eksklusif. Tujuh dari

10 jurnal mengungkapkan hasil yang sama bahwa peluang dalam memberikan

ASI Eksklusif sebanding dengan tingkat pendidikan ibu tersebut.

3. Sikap

Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal dan sangat erat

hubungannya. Diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka akan semakin

luas pengetahuannya. Tetapi orang yang berpendidikan rendah tidak mutlak

berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh

15
dari pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non

formal. Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek

positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang.

Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan

menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek tertentu (Notoatmojo,

2014).

16
PENDAHULUAN

(ASI) diberikan sejak usia dini, terutama pemberian ASI eksklusif yaitu
pemberian hanya ASI kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan. Pencapaian 6
bulan ASI Eksklusif bergantung pada keberhasilan inisiasi dalam satu jam pertama. ASI
Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, bersamaan dengan pemberian makanan
pendamping ASI dan meneruskan ASI dari 6 bulan sampai 2 tahun, dapat mengurangi
sedikitnya 20,00% kematian anak balita Konsep tentang ASI eksklusif sekarang ini
terasa semakin sulit untuk dilaksanakan oleh ibu-ibu (Susanti, 2012).
Air susu ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian makanan saja tanpa memberika
makan tambahan kecuali obat dan vitamin sampai anak berumur 6 bulan. Pemberian asi
sangat bermanfaat untuk bayi karena ASI mengandung nutrien (zat gizi) yang berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Di puskesmas tabanan III cakupan ASI
eksklusif terus menurun dari tahun-ketahun studi pendahuluan yang dilakukan di
puskesmas tabanan III terhadap 10 orang ibu hamil trimester III yang melakukan
antenatal care, ternyata ibu-ibu hamil tersebut tidak pernah diberikan informasi tentang
ASI eksklusif saat melakukan pemeriksaan kehamilanm
Pemberian ASI eksklusif berpengaruh pada kualitas kesehatan bayi semakin
sedikit bayi yang mendapat ASI eksklusif maka kualitas kesehatn bayi semakin
menurunlesflet merupakan salah satu media penyulihan yang banyak digunakan di
instansi pelayanan kesehatan. Penggunaan leaflet ini tidak hanya dibaca di tempat
pelayanan kesehatn saja tetapi umumnya leaflet diberikan kepada masyarakat untuk
dibawa pulang sehingga masyarakat dapat membaca ulang setiap saat. Tujuan dari
literatur ini adalah untuk mengetahui efektifitas penyuluhan dengan media leaflet
terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III tentang Air Susu Ibu eksklusif.

17
BAB IV
PEMBAHASAN
Penetapan kriteria pada metode sangat mempengaruhi jumlah yang didapat. Penetapan
metode dalam pencarian literatur menggunakan google dan google scholar. Dalam
pencarian literatur awalnya pencarian literatu/jurnal dilakukan pada literatut-literatur
terbaru/ 5 Tahun terakhir yaitu antara tahun 2015 sampai 2020 namun karena
keterbatasan database literatur maka dilakukan pengambilan literatur saja yang sesuai
dengan kebutuhan pencarian. Sehingga penelitian di Tahun 2013 tetap dipilih yang
membahas tetang penelusuran terkait yaitu hubungan variabel dependen dengan
penyuluhan tentang ASI.
Hasil yang sejalan sesuai dengan judul review lieratur dengan artikel pencarian
ditunjukan dalam artikel ini bahwa hasil dari judul yang diambil yaitu menjelaskan
bahwa Hasil uji t dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai p = 0, 00 dan t =
28,75. Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan media leaflet untuk meningkatkan
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sementara dalam artikel 1, artikel 2, artikel 3,
artikel 4, dan artikel 5 menjelaskan secara umum rata-rata kelompok yang mendapat
perlakuan ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahan dan sikap IbuT terkait ASI
Ekslusif.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi 0-6 bulan tanpa pemberian
tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, dan nasi tim
(Haryono, 2014).
Dalam prosesnya bahwa penyuluhan merupakan media bagi Ibu untuk
mendapatkan pengetahuan dan sikap yang lebih baik untuk memberikan anaknya ASI
saja selama 0-6 bulan. Karena pada prinsipnya Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian ASI eksklusif dibedakan menjadi tiga yaitu faktor pemudah (predisposing
factors), faktor pendukung (enabling factors)dan faktor pendorong (reinforcing
factors)yang dapaat mempengaruhi Ibu terkait pemberian ASI Ekslusif.
Pemberian makanan yang baik dan tepat pada bayi sejak lahir hingga usiadua (2)
tahun merupakan salah satu upaya mendasar untuk mencapai kualitas pertumbuhan dan
perkembangan bayi serta untuk memenuhi hak bayi atas ASI. Pola pemberian makan
pada bayi lahir sampai 2 tahun yang di rekomendasikan dalam Global Strategy on

18
Infant and Child Feeding adalah sebagai berikut : (1) Inisiasi Menyusu Dini, (2)
Menyusui secara ekslusif selama 6 bulan, (3) MP-ASI diberikan mulai bayi berumur 6
bulan; dan (4) tetap menyusui hingga anak berusia 24 bulan atau lebih (Kemenkes RI,
2015).
Dalam 5 artikel yang didapatkan menjelaskan bahwa penyuluha menggunaka
media leaflet memliki pengruh dalam peningkatan pengetahuan dan sikap Ibu terkait
ASI Ekslusif. Hal ini sesuai dengan judul literat yang diangkat bahwa penyuluhan
dengan media leaflelet untuk meingkatkan pengetahuan tentang ASI Ekslusif dengan
nilai p= 0,00 dan t= 28,75. Artikel mengenai penyuluhan menggunakan leaflet sudah
cukup kuat menggambarkan yang sesuai dengan artikel-artikel dari sumber yang jelas,
resmi dan terpublikasi secara umum untuk dapat menjadi sumber referensi-referensi
penelitian. Kualitas dan bukti dari literatur-literatur yang didapatkan sudah cukup kuat
namun beberapa variabel literaturnya sedkit/ terbatas yang tidak ditemukan dalam
pencaria menggunakan google/google scolar sehingga masih perlu diadakan penelitian-
penelitian terkait pengetahuan Ibu dan sikap Ibu hubungannya dengan ASI.
Berdasarkan pada kasus tersebut bahwa artikel –artikel ini dapat digali/
dilakukan penelitian selanjutnya untuk menjelaska secara detail hubungan dari ke dua
variabel tersebut. yang mampu mendukung penelitian-penelitian selanjutnya demi
peningkatan kualitas dari referensi terkait hal tersebut

19
BAB V
SIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN

Hasil literatur review ini menunjukan bahwa penyuluhan tentang ASI Ekslusif
menggunakan media leaflet dapat meningktankan pengetahuan dan sikap Ibu . Dalam
literatur review ini baik lieratur judul yang diangkat atau 5 literatur yang didapatkan
rata-rata menggunakan metode eksperimental pre-test dan post-test controlled trial
yaitu menjelaskan antara pengaruh dari kelompok yang mendapatkan perlakuan yang
berbeda

20
DAFTAR PUSTAKA
Astutik dan Reni Yuli. 2014. Payudara dan Laktasi. Salemba Medika. Jakarta

Haryono R, 2014. Manfaat Asi Ekslusif untuk Buah Hati Anda. Gosyen Publishing.
Yogyakarta.

Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pekan ASI Sedunia (PAS) Tahun 2012 tentang Langkah
Menuju Sayang Bayi. Kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2014. Permenkes no.75 tentang Puskesmas. Jakarta. Kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Kemenkes RI.

Kholid A, 2012. Promosi Kesehatan. Rajawali Pers. Jakarta.

Prasetyono Dwi Sunar. 2012. Buku Pintar ASI Ekslusif. Diva Pres. Yogyakarta.

Susanti, 2012. Peran Ibu Menyusui yang Bekerja dalam Pemberian ASI Ekslusif bagi
Bayinya. Egalita. Jakarta.

21
22

Anda mungkin juga menyukai