Anda di halaman 1dari 32

LOKAKARYA PEMBUATAN SOP TATALAKSANA BALITA DENGAN MASALAH

GIZI TUMBUH KEMBANG : WEIGHT FALTERING, GIZI KURANG, GIZI BURUK,


STUNTING TERMASUK RUJUKAN

UPTD PUSKESMAS JERUKLEGI I


TAHUN 2023
2

Tujua 🠶Tujuan Umum : untuk meningkatkan pengetahuan dan


n ketrampilan (Tim Asuhan gizi) di Puskesmas dalam
pencegahan dan penatalaksanaan gizi buruk balita di
layanan rawat jalan
🠶 Tujuan Khusus:
Petugas memahami prinsip pencegahan, deteksi dan penemuan dini gizi buruk pada
balita
Petugas memahami alur penapisan dan jenis layanan yang diperlukan
Petugas memahami penerapan sepuluh tatalaksana gizi buruk di layanan rawat jalan
Petugas melakukan tata laksana gizi buruk pada balita usia 6- 59 bulam di layanan
rawat jalan serta pada bayi kurang dari 6 bulam dan balita diatas 6 bulan dengan
berat badan kurang dari 4 kg pasca rawat inap
Petugas melakukan pemantauan dan evaluasimoretta.d2022
BB kurang
dan sangat
kurang

BB sangat BB kurang
kurang

Kemenkes RI, Hasil Utama Riskesdas 2018


DETEKSI DINI adalah KUNCI
SUKSES

>8x dalam 12 bulan ! >2x dalam 12 bulan !


5 Proporsi gizi kurang dan gizi
buruk

Gizi Gizi
buruk
3,5% x 23 juta kurang 260 juta, 2017).
= 805.000 balita (Jumlah penduduk

Riskesdas. 2018.
DEFINISI MASALAH GIZI
WEIGHT FALTERING :
1. Pertumbuhan yang tidak adekuat atau ketidakmampuan untuk
mempertahankan pertumbuhan
2. Tanda awal kekurangan gizi,harus dicari penyebabnya dan tatalaksana
segera
Gizi Buruk :
1. Balita dengan indeks BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 SD atau
2. Pengukuran LILA < 11,5 cm (usia 6-59 bulan ) atau
3. Edema bilateral bersifat pitting yang (tidak setelah ditekan )kembali

Balita Gizi Kurang :


1. Balita dengan indeks BB/PB atau BB/TB di antara -3 SD sampai kurang dari -2 SD
atau
2. Pengukuran LILA berada diantara 11,5 cm sampai kurang dari 12,5 cm (usia 6-59
bulan ) atau

Balita Stunting:
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis,
infeksi berulang yang ditandai dengan PB dan TB dibawah standar yang ditetapkan
6
7 Status gizi versus
pertumbuhan
Status gizi Pertumbuhan
🠶 Data c ross-sec tional 🠶 Data longitudinal
🠶 Tidak dapat 🠶 Dapat menilai “trend”
menilai “trend” 🠶 Mengenal perubahan
🠶 Mengenal (abnormalitas) lebih
perubahan dini
(abnormalitas) lebih
lambat
8

Status gizi= -2<Z<2 SD (Normal)


7 i ˆ}
9
̇vœÀ‡>}i

ˆ Ì Ìœ È “œ˜Ì à âÃ
­‡ VœÀiî
BO9S
11 3 11

10 10
2

9 9

8 0 8

Apakah 7 7

TREN PERTUMBUHAN
7iˆ} Ì Ž­ }®

benar ada -2
kesan Δ BB 6 5,5 kg 6
-3
turun? 5 5

4
3,5 kg 4

3 3

2 2

7EEKS 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
-ONTHS 3 4 5 6
A}i V
­ œ“«iÌi
 ` ÜiiŽÃ œÀ “œ˜Ì î
7 H O c ˆ` GÀœÜÌ SÌ>˜`>À`Ã
Identifikasi tren pertumbuhan bermasalah menggunakan KMS:
Kurva BB naik namun menjauhi garis pertumbuhan (PUTIH)
1 Kurva BB mendatar –BB tetap- (BIRU)
0 Kurva BB menurun (MERAH)

Growth faltering – hambatan


pertumbuhan

Gizi
kurang

Gizi
Buruk
1 Health Care
1
Alur penanggulangan stunting:
Poros Posyandu-Puskesmas-RSUD (DRS, 2020)

Bagaimana RSU
cara Puskesmas
D

penanggulanga
n stunting? Pustu/
Bidan
BKKBN, BPJS, DPRD,
Pemda beserta
desa jajaran dinas-dinas
terkait, Pemdes
Kader beserta PKK, Karang
(Posyandu taruna/sejenis, NG O,
) swasta, donator,
relawan, dll
Malnutrition ??
1
3 Consequences of Deficit or
excess
(Jelliffe,1966)

🠶Undernutrition
🠶Mild, moderate, severe malnutrition
🠶Overnutrition
🠶Overweight & obesity
🠶Specific nutrient deficiencies or imbalance
🠶Iron deficiency
🠶Iodine deficiency, etc
1
4
17 Klasifikasi indikator pertumbuhan berdasarkan Z
score
Growth indicators
Length/ Weight-for-age Weight-for- BMI-for-age
Z-score
height- length/heigh
for-age t
Above 3 Obese Obese
Above 2 Overweight Overweight

Possible risk Possible risk


Above 1
of of
overweight overweight
0 (median)
Below -1
Below -2 Stunted Underweight Wasted Wasted
Severel Severely Severel Severel
Below -3
y underweigh y y
1 Gizi
8
buruk
Menurut WHO (2013), gizi buruk dibedakan menurut
umur anak:
🠶 Usia kurang dari 6 bulan:
BB/PB kurang dari -3 SD (Z<-3 SD), atau edema
bilateral yang bersifat pitting (tidak kembali setelah
ditekan).
🠶 Usia 6-59 bulan:
BB/PB (atau BB/TB) kurang dari -3 SD (Z<-3 SD),
atau
LiLA <11,5 cm, atau edema bilateral yang bersifat
pitting.
1
9
2 Gizi buruk tanpa
0
komplikasi
Ditandai:
1. Lingkar lengan atas (LiLA) <11,5 cm untuk balita berusia 6-59
bulan;
2. BB/PB (atau BB/TB) kurang dari -3 SD;
3. Adanya edema bilateral dengan derajat +1 atau +2.
2 Gizi buruk dengan
1
komplikasi
Ditandai oleh 3 tanda gizi buruk tanpa komplikasi, ditambah satu
atau lebih komplikasi berikut:
🠶 Anoreksia;

🠶 Dehidrasi berat (muntah profuse, diare);


🠶 Letargi atau penurunan kesadaran;
🠶 Demam tinggi;

🠶 Pneumonia berat (sulit bernafas atau bernafas cepat);


🠶 Anemia berat.
2 Hubungan antar
2 faktor penyebab
kekurangan gizi
pada ibu dan anak

Black RE, Lindsay HA, Zul qar AB,


Laura EC, Mercedes O, Majid E, et al.
The Lancet.
Dampak Gizi Buruk pada
2
3 Balita
2 Bayi 0-<6
5
bulan
Risiko gizi buruk bila:
🠶 Bayi berat lahir rendah
🠶 Bayi lahir prematur  organ-organ tubuh bayi belum
berfungsi sempurna  potensi kegagalan fungsi organ
meningkat (hipotermi, gagal nafas, dll). Terutama
dipengaruhi status kesehatan ibu (penyakit, komplikasi
kehamilan, stres, dll)
🠶 Bayi lahir aterm  organ-organ tubuh sudah baik.
Terutama dipengaruhi status gizi ibu.
🠶 Penyakit/kelainan bawaan
🠶 Pola asuh yang tidak menunjang proses tumbuh
kembang bayi dan gangguan kesehatan ibu setelah
melahirkan
2 Upaya penc egahan gizi buruk pada bayi <6
6 bulan:

🠶 Pencegahan pernikahan dini dan kehamilan pada remaja puteri.


🠶 Pemberian tablet tambah darah pada remaja puteri.
🠶 Konseling pranikah.
🠶 Peningkatan upaya kepesertaan Keluarga Berencana (KB).
🠶 Pelayanan antenatal sesuai dengan standar, termasuk mengatasi
penyakit kronis pada ibu, pemberian makanan tambahan pada
ibu hamil KEK, pemberian Buku KIA, edukasi tentang inisiasi
menyusu dini (IMD) dan promosi ASI eksklusif.
🠶 Pelayanan persalinan dan nifas serta kunjungan neonatal
sesuai dengan standar dan mengatasi penyulit maupun
komplikasi.
2 Upaya penc egahan gizi buruk pada bayi <6
7 bulan:
cont’..

🠶 Pemantauan dan stimulasi tumbuh kembang anak.


🠶 Pelayanan imunisasi dasar.
🠶 Pelayanan kesehatan bayi sesuai dengan standar melalui
pendekatan Manajemen
🠶 Terpadu Balita Muda (MTBM) bagi bayi < 2 bulan dan Manajemen
Terpadu Balita Sakit
🠶 (MTBS) bagi bayi > 2 bulan sampai 59 bulan.
🠶 Upaya penanggulangan kelainan bawaan.
2 Kekurangan gizi pada balita 6-59
8
bulan lebih banyak dipengaruhi oleh
faktor luar
🠶 Asupan makanan;
🠶 Kekebalan tubuh terhadap infeksi, yang antara lain
dipengaruhi oleh kelengkapan pemberian imunisasi dasar;
🠶 Terpapar sumber infeksi penyakit menular baik internal
maupun eksternal;
🠶 Ketersediaan jamban keluarga dan air bersih;
🠶 Kondisi lingkungan, misalnya yang berkaitan dengan
polusi, termasuk polusi dari industri,
🠶 Kendaraan bermotor, asap rokok, asap dapur, dll.
2
9

Alur
penapisan
balita gizi
buruk/kurang
dan jenis
layanan
yang
diperlukan
TIM ASUHAN GIZI
rincian tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut:
Dokter
1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta menegakkan diagnosis
berdasarkan klinis antropometri dan laboratorium.
2. Menentukan pilihan tindakan, pemeriksaan laboratorium dan perawatan.
3. Menentukan terapi obat dan preskripsi diet berkolaborasi dengan tenaga
gizi (ahli gizi).
4. Melakukan konseling penyakit.
5. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap perkembangan medis dan
status gizi pasien.
6. Bertanggung jawab pada asuhan medis dan kepada penderita secara
keseluruhan.
Perawat/ bidan
1. Melakukan pengukuran antropometri.
2. Melakukan tindakan keperawatan atas instruksi dokter.
3. Membantu pemantauan dan evaluasi pemberian makan
kepada penderita.
4. Bertanggung jawab pada asuhan keperawatan, antara
lain pemeriksaan tanda vital seperti suhu, frekuensi napas,
denyut nadi.
Nutrisionis/ dietisien
1. Melakukan pengkajian gizi.
2. Membuat diagnosis gizi.
3. Membuat intervensi gizi, contoh membuat formula WHO
dan menyusun menu makanan serta memberikan
konseling gizi.
4. Memantau dan mengevaluasi intervensi yang diberikan
termasuk pemberian makan kepada pasien.
5. Bertanggung jawab pada asuhan gizi pasien.
Tenaga Farmasi
1. Menyediakan obat berdasarkan resep dokter.
2. Menyediakan ReSoMal (Rehidration Solution for
Malnutrition), terdiri dari oralit, gula pasir dan mineral mix.
3. Mengawasi interaksi obat dan makanan.
4. Membantu memantau dan mengevaluasi pemberian obat
kepada pasien.
4 Daftar
9
baca an
🠶 Pencegahan dan tatalaksana gizi buruk pada balita (Kemenkes
2019)
🠶 Tatalaksana gizi buruk (buku I dan II) (Kemenkes 2013)
🠶 Asuhan nutrisi pediatrik (IDAI, 2011)

Anda mungkin juga menyukai