Anda di halaman 1dari 17

Pelaksanaan PMT Lokal

Tahun 2024
untuk Pencegahan Stunting

Direktorat Gizi dan KIA

1
Tren status gizi balita Indonesia

Hasil Riskesdas Hasil SSGI


2013 2018 2019 2021 2022

Stunting 37,6 30,8 27,7 24,4 21,6


2,8

Wasting 12,1 10,2 7,4 7,1 0,6


7,7

Underweight 19,6 17,7 16,3 17,0 0,1


17,1

Overweight 11,8 8,0 4,5 3,8 0,3 3,5

2
Prevalensi Balita Stunted (Tinggi Badan Menurut Umur)
Berdasarkan SSGI 2022
40,0

35,0 34,8
35,0 32,7
31,2
30,0
30,0 28,2 27,8 27,7 27,2
26,9 26,1
26,1 25,2
24,6 23,9 23,8
25,0 22,1 22,1 21,6
20,8 20,5 20,2
20,0 19,8 19,2
20,0 18,6 18,5 18,0
17,0 16,4
15,4 15,2 14,6
15,0

10,0 8,0

5,0

0,0

Sumber SSGI 2022


“Target kita (tahun) 2024
itu (prevalensi stunting)
14 persen. Bukan angka
yang mudah, tapi saya
meyakini kalau
lapangannya dikelola
dengan manajemen
yang baik, angka ini
bukan angka yang sulit”

Presiden Republik Indonesia


Joko Widodo

4
Stunting : Tinggi Badan Menurut Umur tidak sesuai. Menunjukkan status
pertumbuhan dan perkembangan anak.

• Otak dibentuk pada 5 tahun pertama kehidupan. Gagal tumbuh (stunting) pada periode ini
tidak hanya terjadi pada tampak fisik (pendek) namun juga pada perkembangan kognitif.
• Perkembangan awal otak memiliki dampak jangka panjang terhadap kemampuan anak
untuk belajar di sekolah maupun dalam kehidupan.
• Intervensi sebelum lahir dan setelah lahir sangat penting.
5
Sebelas intervensi spesifik untuk percepatan penurunan stunting
1 2

Remaja Putri
Sebelum lahir 1 Skrining anemia
Setelah lahir
26,2 2
Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) remaja
putri

22,4 22,5 3 Pemeriksaan kehamilan (ANC)

Ibu Hamil
20,4 4 Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) ibu hamil
18,5
Pemberian makanan tambahan bagi Ibu
5
Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

13,7 6 Pemantauan pertumbuhan balita

11,7 7 ASI eksklusif

Pemberian MPASI kaya protein hewani bagi

Balita
8 baduta
Tata laksana balita dengan masalah gizi
9 (T, berat badan kurang, gizi kurang, gizi buruk
dan stunting)
10 Peningkatan cakupan & perluasan imunisasi
Edukasi remaja, ibu hamil, dan keluarga
11 termasuk pemicuan bebas Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)
Lahir 0-5 bulan 6-11 bulan 12-23 bulan 24-35 bulan 36-47 bulan 48-59 bulan

6
Keterangan: Pemeriksaan atau pengukuran | Intervensi 6
Sumber: SSGI 2022
Pemantauan Pertumbuhan Rutin Bulanan di Posyandu
sebagai Upaya Deteksi Dini Pencegahan Stunting dalam
Tatalaksana Balita Bermasalah Gizi

Proses Balita Menuju Stunting1 Lokasi Intervensi

Berat Badan Tidak Naik Puskesmas (mengatasi red flag) +


4.296.081 balita Posyandu (PMT lokal 2-4 minggu)

Berat Badan Kurang Puskesmas (mengatasi red flag) +


1.043.566 balita Posyandu (PMT lokal 2-4 minggu)

Gizi Kurang
522.003 balita Puskesmas (mengatasi red flag) +
Posyandu (PMT lokal 4-8 minggu)

Gizi Buruk Puskesmas +Rumah Sakit


70.799 balita Tatalaksana gizi buruk

Rumah Sakit
Stunting (991.709) Tatalaksana stunting sesuai PNPK

Sumber : ePPGBM Agustus 2023 data ditarik 22 Oktober 2023

4
Pemberian Makanan Tambahan
Berbahan Pangan Lokal Sasaran:
IBU HAMIL
BERAT BADAN KEK
TIDAK NAIK

UNDERWEIGHT (berat badan kurang)

Tujuan
• Meningkatkan status gizi ibu hamil KEK
yang diukur melalui penambahan Berat
Badan yang sesuai dengan usia kehamilan GIZI KURANG
• Meningkatkan Berat Badan Adekuat dan
memperbaiki status gizi balita melalui PMT
lokal sesuai dengan standar yang telah GIZI BURUK
ditetapkan

STUNTING
8
Realisasi Anggaran PMT Lokal Tahun 2023

2 September 2023 3 Januari 2024


Kondisi Kabupaten/Kota Strategi Pendampingan
Realisasi
Jumlah Alokasi Realisasi Jumlah Alokasi

1. Mengintensifkan
Kab/Kota yang proses pendampingan online
melaksanakan PMT lokal Rp. 222,56 M 2. Asistensi lapangan untuk Rp. 790,943 M
341 Kab/Kota Rp. 1,2 T 388 Kab/Kota Rp. 1,2 T
(semua menu sudah (18%) Kab/kota yang realisasinya (64,09%)
realisasi) rendah

Kab/Kota yang belum


1 Kab/Kota
melaksanakan PMT lokal
48 Kab/Kota Rp. 111,34 M 0 Asistensi online (Labuhan Rp. 4,57 M 0
(semua menu belum ada
Batu Selatan)
realisasi)

Kab/Kota mendapat BOK 1. Asistensi Lapangan


2. Asistensi Online Rp. 6.25 M
Kab/Kota (Peralihan Kartrid 94 Kab/Kota Rp. 176 M - 44 Kab/Kota Rp. 65 M
(9,62%)
TCM)

Sumber: e-renggar 3 Januari 2024

9
Hingga Desember 2023, 95,9% (6,066 dari 6,324) Puskesmas Melaksanakan PMT Lokal
D I YOGYAKARTA 100,0% JAWA TENGAH 84,5%
PAPUA BARAT DAYA 100,0% D I YOGYAKARTA 81,5%
JAWA BARAT 100,0% PAPUA 78,8%
JAWA TENGAH 100,0% PAPUA TENGAH 78,7%
PAPUA 100,0% PAPUA BARAT DAYA 78,6%
JAWA TIMUR 100,0% ACEH 76,3%
SUMATERA SELATAN 100,0% MALUKU UTARA 73,1%
NUSA TENGGARA BARAT 100,0% NUSA TENGGARA BARAT 72,3%
KEP BANGKA BELITUNG 100,0% PAPUA PEGUNUNGAN 72,2%
SULAWESI TENGAH 100,0% JAWA TIMUR 72,1%
MALUKU UTARA 100,0% KALIMANTAN BARAT 70,7%
ACEH 99,7% JAWA BARAT 69,5%
NUSA TENGGARA TIMUR 99,5% NUSA TENGGARA TIMUR 69,0%
KALIMANTAN BARAT 99,5% MALUKU 69,0%
PAPUA TENGAH 99,1% LAMPUNG 66,3%
LAMPUNG 98,9% SULAWESI TENGGARA 66,1%
KALIMANTAN SELATAN 98,5% INDONESIA 64,1%
BALI 98,4% SULAWESI SELATAN 63,8%
PAPUA PEGUNUNGAN 98,3% SUMATERA UTARA 63,4%
SULAWESI SELATAN 97,9% KALIMANTAN SELATAN 60,9%
JAMBI 97,9% SUMATERA SELATAN 59,8%
SULAWESI TENGGARA 97,1% KALIMANTAN TENGAH 57,0%
INDONESIA 95,9% RIAU 56,8%
SUMATERA BARAT 95,3% PAPUA BARAT 56,7%
SULAWESI BARAT 94,9% SULAWESI BARAT 56,1%
KEPULAUAN RIAU 94,4% SULAWESI TENGAH 55,0%
BENGKULU 94,4% KEP BANGKA BELITUNG 51,2%
RIAU 94,4% JAMBI 49,2%
MALUKU 93,2% KALIMANTAN UTARA 46,4%
KALIMANTAN TENGAH 92,9% SUMATERA BARAT 42,5%
SUMATERA UTARA 91,6% KEPULAUAN RIAU 41,3%
PAPUA BARAT 89,5% BENGKULU 40,2%
KALIMANTAN UTARA 89,5% PAPUA SELATAN 31,8%
PAPUA SELATAN 79,6% KALIMANTAN TIMUR 30,0%
KALIMANTAN TIMUR 79,3% SULAWESI UTARA 29,9%
SULAWESI UTARA 78,0% Note: DKI Jakarta dan Banten
BALI 26,6%
GORONTALO 62,4% tidak medapat alokasi PMT Lokal
GORONTALO 18,8%
DKI JAKARTA 0,0% (BOK Puskesmas)
DKI JAKARTA 0,0%
BANTEN 0,0% BANTEN 0,0%
Note: DKI Jakarta dan Banten
% Puskesmas yang melaksanakan PMT Lokal tidak medapat alokasi PMT Lokal % Realisasi anggaran PMT Lokal
Pemenuhan PMT Lokal melalui anggaran DAK Non Fisik
Tahun 2023 dan 2024
506 kabupaten/kota mendapat alokasi DAK Non Fisik Tahun 2024 untuk PMT Lokal
Upaya Tahun 2024:
• Percepatan sosialisasi dan
orientasi di awal tahun
2024

393 = 388 +5
32 506
Kabupaten/Kota
• Percepatan rencana
pelaksanaan pada bulan
Februari 2024
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota

 kapasitas fiskal  Kapasitas Mendapatkan alokasi dana • Pencatatan Pelaporan


sedang dan rendah fiskal tinggi DAK non fisik
tidak
mingguan melalui Sistem
mendapat alokasi 8 Kab/kota tidak mengusulkan (DKI
DAK non Fisik mendapatkan Jakatya – 6 sudin- Pematang Albab
monitoring dan evaluasi
 Total anggaran DAK
alokasi dana Ilir, Kab Bekasi pelaksanaan PMT lokal
DAK non fisik
Non Fisik PMT Lokal Rp (Sigizi Terpadu)
1,23 triliun

• Monitoring dan
pendampingan
implementasi PMT lokal

11
Puskesmas mendapatkan dana Rp. 1,9 T untuk PMT Lokal
pada Tahun 2024 melalui DAK Non Fisik
MENU KEGIATAN RINCIAN MENU KEGIATAN KOMPONEN
BOK PUSKESMAS
1 Pemberian Makanan 1 Persiapan pemberian makanan 1 Pelatihan tim pelaksana dalam penyiapan pemberian
Tambahan (PMT) tambahan berbasis pangan lokal makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil
berbahan pangan lokal bagi ibu hamil kek dan balita gizi kek dan balita bermasalah gizi tingkat kab/kota dan
kurang tingkat kab/kota dan puskesmas
puskesmas
2 Penyediaan bahan makanan 1 Belanja bahan, dan penyiapan PMT lokal Balita gizi kurang
tambahan berbasis pangan lokal (termasuk Balita T dan Berat Badan Kurang)
bagi ibu hamil kek dan balita gizi 2 Belanja bahan, dan penyiapan PMT lokal Bumil KEK
kurang

TOTAL DANA: Rp. 1,9 Trilyun


• Pelatihan Tim Pelaksana : Rp. 174,9 Milyar
• PMT Balita : Rp. 839,6 Milyar
• PMT Bumil : Rp. 890,3 Milyar

506 Kab/Kota, 10.071 Puskesmas mengambil menu PMT Lokal


DKI Jakarta (6 Kab/Kota), Kab Bekasi dan Kab Penukal Abab Pematang Ilir tidak mengambil PMT Lokal
Rencana Pemantauan, Pengendalian dan Evaluasi
No Kegiatan untuk Pemantauan, Pengendalian Output Waktu PIC
dan Evaluasi
1 Pemantauan realisasi kegiatan PMT lokal Mengetahui progress pelaksanaan Bulanan • Tim Kerja Kesehatan Balita
melalui dashboard BNI dan e-renggar realisasi kegiatan PMT lokal • Adum Dit Gizi KIA
• Sesditjen Kesmas
2 Pemantauan realisasi kegiatan PMT lokal Mengetahui dinamika prevalensi Bulanan • Tim Kerja Surveilans
melalui SIGIZI Terpadu Balita T, Balita BB kurang dan Balita
Gizi Kurang yang diberikan PMT
lokal
3 Asistensi lapangan ke 31 kab/kota Mengetahui pelaksanaan kegiatan April – • Tim Kerja Kesehatan Balita
Tim asistensi PMT lokal di lapangan dan September
• Dit Gizi KIA membantu menemukan alternatif
• Sesditjen Kesmas solusi pemecahan masalah
• Lintas Sektor: PKK, dll
4 Asistensi online ke 514 kab/kota Membantu menemukan alternatif Maret – • Tim Kerja Kesehatan Balita
Solusi pemecahan masalah November

5 Desk Data Catpor PMT lokal ke 514 kab/kota Mengetahui progress pencatatan Per Triwulan • Tim Kerja Surveilans
dan pelaporan kegiatan PMT lokal
Rencana Sinergi Desa Pangan Aman
(BPOM) denganProgram PMT
Berbahan Pangan Lokal (Kemenkes)

14
Sinergi Program PMT Berbahan Pangan Lokal dengan Program Desa Pangan
Desa Pangan Aman:
Program yang diinisiasi BPOM untuk memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam mewujudkan keamanan
pangan dengan melakukan intervensi melalui sisi supply yaitu melalui kegiatan pembinaan UMKM desa/kelurahan
dibidang pangan dan sisi demand yaitu melalui kegiatan pemberdayaan kader dan komunitas masyarakat desa

Tujuan Sinergi Program  Sinergi program dilakukan dengan tujuan:


- Pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal dapat memenuhi aspek keamanan, mutu dan gizi pangan
- Memberdayakan usaha pangan di desa agar memenuhi persyaratan cara produksi pangan yang baik sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai penyedia PMT Berbahan Pangan Lokal dan dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi untuk Masyarakat
desa

Mekanisme Sinergi Program


Intervensi kepada masyarakat yang berada pada sisi supply dan sisi demand sebagai berikut:
Desa Pangan Aman » PMT Berbahan Pangan Lokal
Demand side Supply side
 Kelompok Ibu Rumah Tangga  Pendampingan pelaku usaha pangan
yang menjadi target di Desa siap saji/dapur rumah tangga yang
Paman adalah Ibu Hamil, Ibu menyediakan makanan tambahan
memiliki balita yang menjadi
 Pendampingan pelaku usaha pangan
target PMT
olahan (rumah produksi, BUMDesa dll)
 Intervensi dapat dilakukan yeng memproduksi pangan olahan untuk
bersamaan dengan kegiatan dimanfaatkan sebagai makanan
edukasi pada program PMT tambahan
Pilot Project Sinergi Desa Pangan Aman dengan Program PMT Berbahan Pangan Lokal Tahun 2024
- Pilot Project Tahun 2024: rencana sinergi program akan dilaksanakan di 233 desa/kelurahan yang ada di 81
Kab/Kota di 34 Provinsi yang merupakan lokus Desa Pangan Aman
- Untuk kab/kota lainnya dapat menambahkan materi keamanan pangan (video, modul) pada saat pelaksanaan
Kegiatan Edukasi Gizi
No Provinsi KAB/KOTA No Provinsi KAB/KOTA No Provinsi KAB/KOTA
Kota Tangerang Kota Padang 21 Kalimantan Kab.Tana Tidung
1 Banten Kab. Solok Selatan Utara
Kab. Lebak 8 Sumatera Barat
Kota Bogor Kab. Kepulauan Mentawai Kalimantan Kota Banjarmasin
22
Kabupaten Tasikmalaya Kab. Agam Selatan Kabupaten Banjar
2 Jawa Barat Kota Bekasi Kota Lubuklinggau Kalimantan Kab. Gunung Mas
Sumatera 23
Kab Subang 9 Kabupaten Musi Rawas Tengah Kab. Murung Raya
Selatan
Kab Cianjur Kabupaten Musi Rawas Utara Kota Manado
24 Sulawesi Utara
Kab. Sragen Kabupaten Pelalawan Kota Kotamobagu
10 Riau
Kab. Semarang Kabupaten Rokan Hulu Kab.Gowa
3 Jawa Tengah Kab. Batang 11 Kep. Riau Kabupaten Bintan Sulawesi Kab/Taka;lar
25
Kab. Banjarnegara Kab. Belitung Timur Selatan Kab.Selayar
12 Bangka Belitung
Kab. Purbalingga Kota Pangkalpinang Kota Palopo
4 DIY Kabupaten Bantul Kota Bengkulu 26 Sulawesi Barat Kabupaten Polewali Mandar
13 Bengkulu
Kabupaten Banyuwangi Kab. Rejang Lebong Sulawesi Kabupaten Poso
27
Kota Blitar Kab. Sarolangun Tengah Kabupaten Banggai Laut
14 Jambi
Kab Magetan Kab. Tanjung Jabung Barat Kota Baubau
5 Jawa Timur Sulawesi
Kab Malang Kota Bandar Lampung 28 Kabupaten Buton
15 Lampung Tenggara
Kab Pamekasan Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Buton Utara
Kab Sumenep 16 Bali Kabupaten Badung 29 Gorontalo Kota Gorontalo
Simeulue Kabupaten Sumbawa Barat Kab.Kepulauan Tanimbar
Nanggroe 17 NTB 30 Maluku
Subulussalam Kota Bima Kabupaten Kepulauan Aru
6 Aceh
Aceh Singkil Kabupaten Sabu Raijua Kabupaten Halmahera Utara
Darussalam 31 Maluku Utara
Aceh Selatan 18 NTT Kabupaten Nagekeo Kabupaten Pulau Taliabu
Kab. Samosir Kabupaten Manggarai Timur Kota Jayapura
Kab. Deli Serdang Kab Kubu Raya 32 Papua Kab. Sarmi
Sumatera 19 Kalimantan Barat
7 Labuhan Batu Utara Kab Sanggau Kab. Keerom
Utara
Kab. Dairi Kab. Kutai Barat Kab. Sorong Selatan
20 Kalimantan Timur 33 Papua Barat
Kab. Tapanuli Tengah Kab. Berau Kab. Teluk Wondama

Anda mungkin juga menyukai