BAB II
Tabel 2.1. Indikator Kinerja Dan Target Kegiatan Pembinaan Gizi Kabupaten Bima
Tahun 2016 – 2021
Target (%)
No Indikator Kinerja Nasional
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Persentase kasus balita gizi 100 100 100 100 100 100 100
buruk yang mendapat
perawatan
2 Persentase balita yang 78 82 82 84 85 88 88
ditimbang berat badannya
3 Persentase bayi usia kurang dari 55 60 65 70 75 80 80
6 bulan mendapat ASI Ekslusif
4 Persentase rumah tangga 40 50 60 70 80 84,5 84,5
mengonsumsi garam
beryodium
5 Persentase balita 6-59 bulan 95 95 95 95 95 95,6 95,6
menapat kapsul Vitamin A
6 Persentase ibu hamil yang 85 90 95 98 98 98 98
medapat Tablet Tambah Darah
(TTD) minimal 90 Tablet
selama masa kehamilan
7 Persentase ibu hamil kurang 10 20 30 40 50 57 57
energi kronik (KEK) yang
mendapat makanan tambahan
8 Persentase balita kurus yang 75 80 85 88 90 92,5 92,5
mendapat makanan tambahan
9 Persentase remaja putri 15 20 25 30 35 45 45
mendapat TTD
10 Persentase ibu nifas mendapat 90 90 90 90 90 91 91
kapsul vitamin A
11 Persentase bayi yang baru lahir 80 82 85 88 90 95 95
mendapat IMD
12 Persentase bayi dengan berat 9,11 8,19 8,16 8,3 8,0 7,5 7,5
badan lahir rendah (BB<2500
gram)
13 Persentase balita mempunyai 80 82 84 86 90 92 92
buk KIA/KMS
14 Persentase balita di timbang 70 75 80 82 85 87 87
yang naik berat badannya.
15 Persentase balita di timbang 30 25 20 18 15 12 12
yang tidak naik berat badannya
(T)
Laporan Tahunan Gizi Tahun 2020 10
Madapangg
16.
a
445 550 457 352 23 105 100 128
17. Pai 1855 1.468 1.211 878 26 315 320 229
18. Ngali 2275 1.889 1.572 1.453 55 463 479 330
19. Lambitu 1770 1.604 1.315 1.020 19 408 402 332
20. Soromandi 1360 1.429 1.108 692 8 333 316 156
21. Langgudu T 690 720 535 437 10 161 164 116
Total Kabupaten 54.555 43.768 33.300 24.608 676 10.297 10.599 7220
Tabel 2.4. Jumlah Kasus Gizi Buruk Kab. Bima Tahun 2018 s/d 2020
Jumlah Kasus Gizi Buruk
No. Puskesmas 2018 2019 2020
N Mati N Mati N Mati
1. Monta - 1 2 1
2. Parado - - 4
3. Bolo 4 3 4 2
4. Madapangga 4 1 1 2
5. Woha - 6 1 1 1
6. Belo 1 - -
7. Ngali - 2 -
8. Palibelo 1 - -
9. Wawo 1 - -
10. Langgudu - 2 -
11. Langgudu Timur - 1 -
12. Lambitu - - -
13. Sape 11 1 2
14. Lambu 2 2 1
15. Wera 1 2 1
16. Pai - - -
17. Ambalawi - 3 1 1
18. Donggo 1 2 -
19. Soromandi - - -
20. Sanggar - 1 -
21 Tambora 1 - -
Kabupaten 27 2 28 1 17 4
Laporan Tahunan Gizi Tahun 2020 13
Dari Tabel diatas terlihat bahwa selama tahun 2020, jumlah kasus gizi
buruk yang dilaporkan oleh Puskesmas wilayah Kabupaten Bima adalah
sebanyak 17 kasus, mengalami penurunan secara signifikan dari tahun 2018
yang melaporkan 27 kasus. Puskesmas yang terbanyak melaporkan kasus gizi
buruk adalah Puskesmas Bolo dan Parado masing-masing sebanyak 4 kasus.
Puskesmas Bolo pada 3 tahun terakhir termasuk yang sering menemukan dan
merawat kasus gizi buruk yaitu rata-rata 4 kasus per tahun. Lonjakan yang
signifikan terjadi pada wilayah puskesmas Parado dimana pada tahun ini
melaporkan 4 kasus setelah sebelumnya tidak pernah melaporkan adanya kasus
gizi buruk. Sedangkan Puskesmas Lambu yang pada tahun-tahun sebelumnya
banyak melaporkan kasus gizi buruk, selama tahun 2020 hanya 1 laporan kasus
gizi yang dirawat. Begitu juga dengan Puskesmas Woha yang pada tahun 2016
terdapat 6 laporan kasus yang dirawat, pada tahun 2020 hanya melaporkan 1
kasus gizi yang ditemukan dan dirawat.
Tabel diatas juga menunjukkan bahwa jumlah kasus gizi buruk yang
meninggal tahun 2018-2019 masing-masing 2 dan 1 kasus. Pada tahun 2020
terdapat kasus gizi buruk yang meninggal sebanyak 4 (empat) kasus dengan
angka CFR (Case Fatality Rate) mencapai 23,5%. Berikut grafik jumlah kasus
gizi buruk dan kasus meninggal selama 3 (tiga) tahun terakhir :
Kasus Column1
27 28
17
4
2 1
Grafik 2.1. Jumlah Kasus Gizi Buruk dan Kasus Meninggal Tahun 2018 s/d 2020
Laporan Tahunan Gizi Tahun 2020 14
berupa bubur kacang ijo dan menu lainnya) secara rutin setiap bulannya yang
bersumber dari Dana BOK Puskesmas. Selain itu juga meningkatkan kerjasama
dengan semua lintas sektor dan lintas program mulai dari tingkat kabupaten
sampai tingkat desa/dusun disamping penyuluhan yang terus menerus dilakukan
oleh petugas kesehatan tentang pentingnya mengetahui perkembangan berat
badan anak setiap bulan. Untuk meningkatkan semangat kader posyandu juga
diberikan insentif setiap bulannya dengan harapan kader sebagai mitra kerja di
lapangan lebih giat lagi mengajak masyarakat untuk membawa balitanya ke
posyandu setiap sekali dalam sebulan.
D/S
78.89
79
78 76.35
77
76
74.02
75
74
73
72
71
2018 2019 2020
D/S
62.05
45.28
a i a a a e i a r r i li .
elo do er Pa Bolo ggo ngg udu bor Belo ont bitu mbu Sap law awo oh imu gga and ga Kab
la ib Para W n a g m a a
b W W u Sa om T n N
P Do ap ang Tam M La L
ad L Am gu
d
So
r
M ng
La
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pencapaian ASI Eksklusif 0-6 bulan
tingkat Kabupaten Bima tahun 2018 mencapai 78,06%, meningkat secara
siginifikan pada tahun 2020 menjadi 83,3% jauh diatas target 75%.
Asi E
83.3
84
83
82 80.21
81
80 78.06
79
78
77
76
75
2018 2019 2020
Grafik 2..4. Grafik Pencapaian Asi Eksklusif Kabupaten Bima Tahun 2020
Tabel 2.6 Pencapaian ASI Eksklusif 0-6 bulan Per Puskesmas Tahun 2018-2020
% Pencapaian AE Komulatif
No. Puskesmas 2018 2019 2020
AE Kom % AE Kom % AE Kom %
1. Monta 1087 82,72 323 90,5
2. Parado 198 37,50 172 97,7
3. Bolo 61 59,80 964 86,9
4. Madapangga 242 85,21 353 95,1
5. Woha 774 77,71 917 88,1
6. Belo 484 74,46 340 88,8
7. Ngali 157 91,81 221 75,9
8. Palibelo 211 81,78 304 83,7
9. Wawo 431 86,72 82 62,6
10. Langgudu 391 78,20 300 71,6
11. Langgudu Timur 433 90,59 112 93,3
12. Lambitu 453 80,46 118 86,8
13. Sape 206 82,73 919 80,1
14. Lambu 167 100,00 251 51,9
15. Wera 546 62,19 553 91,4
16. Pai 542 91,86 128 87,1
17. Ambalawi 120 96,77 229 96,2
18. Donggo 247 99,60 330 85,5
19. Soromandi 74 67,27 332 81,2
20. Sanggar 126 62,07 156 80,4
21. Tambora 114 82,01 116 74,4
Kabupaten 7.064 78.06 7220 83,3
Laporan Tahunan Gizi Tahun 2020 19
garam yang dikonsumsi oleh manusia maupun ternak adalah garam beryodium
melalui penyusunan dan penerbitan Peraturan Daerah nomor 03 tahun 2009
tentang pengendalian peredaran garam non yodium di Kabupaten Bima.
Tabel 2.7 Pencapaian Fe1 dan Fe3 Per Puskesmas Tahun 2020
Dari Data Puskesmas
CAKUPAN BUMIL DAPAT (%)
JUMLAH BUMIL YANG DAPAT
N Nama JML JML
O Puskesmas Fe-1 Fe-3 Fe-1 Fe-3
BUMIL BUMIL
THN BLN BLN BLN BLN BLN
KOM KOM KOM KOM
INI INI INI INI
1 Monta 1.117 93 81 1.115 86 .035 87,02 99,82 92,39 92,66
2 Parado 206 17 23 233 14 203 133,98 113,11 81,55 98,54
3 Bolo 1.216 101 88 1.141 81 1.017 86,84 93,83 79,93 83,63
4 Madapangga 707 59 60 637 47 577 101,84 90,10 79,77 81,61
5 Woha 1.279 107 122 1.148 128 1.098 114,46 89,76 120,09 85,85
6 Belo 296 25 23 283 24 276 93,24 95,61 97,30 93,24
7 Ngali 300 25 24 296 26 291 96,00 98,67 104,00 97,00
8 Palibelo 707 59 49 590 45 550 83,17 83,45 76,38 77,79
9 Wawo 400 33 26 410 31 379 78,00 102,50 93,00 94,75
10 Langgudu 560 47 44 472 57 441 94,29 84,29 122,14 78,75
11 Langgudu Tmr 172 14 20 192 22 156 139,53 111,63 153,49 90,70
12 Lambitu 119 10 9 151 12 156 90,76 126,89 121,01 131,09
13 Sape 1.435 120 89 1.292 92 1.162 74,43 90,03 76,93 80,98
14 Lambu 972 81 85 949 77 882 104,94 97,63 95,06 90,74
15 Wera 685 57 49 633 59 595 85,84 92,41 103,36 86,86
16 Pai 98 8 11 114 8 100 134,69 116,33 97,96 102,04
17 Ambalawi 408 34 29 369 20 320 85,29 90,44 58,82 78,43
18 Donggo 487 41 44 534 36 479 108,42 109,65 88,71 98,36
Laporan Tahunan Gizi Tahun 2020 21
Tabel 2.8. Pencapaian Ibu Hamil KEK dapat PMT Per Puskesmas Tahun 2020
Jumlah Ibu Hamil KEK Ibu Hamil KEK dapat PMT
N
Puskesmas Ibu
o Kumulatif Kom. %
Hamil
1 Monta 1.117 114 103 90,35
2 Parado 206 71 59 83,10
3 Bolo 1.216 151 166 109,93
4 Madapangga 707 117 58 49,57
Laporan Tahunan Gizi Tahun 2020 22
Dari data di atas juga bisa lihat ada beberapa puskesmas yang
cakupannya jauh di bawah target yaitu Puskesmas Palibelo 3,68 % dan
Puskesmas Soromandi 2,42 %. hal ini disebakan oleh sasaran Bumil KEK nya
sedikit.
Ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah khususnya dinas
Kesehatan kabupaten bima dalam menurunkan resiko pada ibu hamil KEK
adalah dengan terus melakukan pemberian makanan tambahan secara
langsung oleh Puskesmas dan Dinas kesehatan serta memberikan pemahaman
terkait pentingnya menjaga pola makan saat hamil. dari upaya yang telah
dilakukan bisa di lihat cakupannya bisa meningkat melebihi target yang di capai
yaitu tahun 2020 cakupan 60,63% dari target 50 %, walaupun melebihi target
bukan berarti upaya pemberian PMT Bumil tidak dii prioritaskan lagi justru untuk
menekankan angka bayi BBLR, Bumil Anemi, dan angka stunting adalah dengan
tetap memberikan PMT Bumil KEK, dan melaksanakan program Kelas Ibu hamil
KEK dengan sumber dana BOK, dana DAU dan dana Desa, dimana
pelaksanaannya selama 12 hari kerja dengan sasaran perkelasnya 15 orang
Bumil KEK
difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada bayi dan anak
balita usia 6-59 bulan dengan kategori kurus. Bagi bayi dan anak berumur 6-24
bulan, makanan tambahan ini digunakan bersama Makanan Pendamping Air
Susu ibu (MP-ASI).
Pemberian PMT ditujukan untuk mengatasi penyebab langsung terjadinya
gizi buruk. Sedangkan untuk jangka panjang, dibutuhkan suatu program berupa
kegiatan yang secara tidak langsung dapat mengatasi akar masalah dari
penyebab tersebut. Kegiatan tersebut meliputi usaha peningkatan pendapatan
keluarga, pemanfaatan pekarangan, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat,
penyediaan sumber daya yang mendukung penyelanggaraan pelayanan
kesehatan dan gizi.
Program PMT dilaksanakan sebagai bentuk intervensi gizi dengan tujuan
untuk mempertahankan dan meningkatkan status 8 gizi, khususnya pada
kelompok resiko tinggi yaitu bayi, balita dan ibu hamil yang menderita KEK
Tahun 2018, Kabupaten Bima menerima pengriman Makanan Tambahan
Balita Kurus dan Makanan Tambahan Ibu Hamil KEK yang berasal dari Buffer
Stock Dinas Kesehatan Propinsi NTB. Berikut diuraikan alokasi Makanan
Tambahan berdasarkan Puskesmas wilayah Kabupaten Bima Tahun 2020.
15. Bolo
16. Madapangga
17. Pai
18. Ngali
19. Lambitu
20. Soromandi
21. Langgudu Timur
Kabupaten
yang ditangani melalui kelas gizi selama tahun 2013 adalah sebanyak 7.004
balita.
Pada tahun 2014 jumlah kelas gizi yang dibuka melalui dana APBD II
Kabupaten Bima TA. 2014 adalah 300 kelas dengan jumlah balita yang ditangani
sebanyak 5.400 balita. Melalui dana BOK, jumlah kelas gizi yang dibuka adalah
sebanyak 60 kelas dengan jumlah balita yang ditangani sebanyak 900 balita
sehingga total balita yang ditangani melalui kelas gizi selama tahun 2014 adalah
sebanyak 6.300 balita.
Selama tahun 2017 hanya dibuka 93 kelas gizi dengan jumlah balita yang
ditangani sebanyak 1.116 balita. Jumlah tersebut belum termasuk pelaksanaann
kelas gizi yang difasilitasi oleh PNPM GSC yang dilaksanakan pada 10
Puskesmas. Untuk lebih jelasnya, berikut ditampilkan profil pelaksanaan kelas
gizi di masing-masing puskesmas wilayah Kabupaten Bima Tahun 2017.
Sementara itu pada tahun 2018 dibuka dari Dana Alokasi Khusus
sebanyak 85 kelas gizi dengan jumlah kelas gizi yang di tangani adalah
sebanyak 850 kelas. Jumlah tersebut belum termasuk dengan alokasi kelas gizi
dari anggaran Biaya Operasional Khusus dari masing-masing puskesmas.
Demikian juga selama tahun 2020, pelaksanaan kelas gizi balita tetap
dianggarkan melalui BOK Stunting dan BOK Puskesmas walaupun pola
pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi pandemic covid-19 dimana Kelas
Gizi langsung berupa paket PMT. Berikut profil pelaksanaan Kelas Gizi/PMT
Balita tahun 2020 :
Tabel. 2.10 Profil Pelaksanaan Kelas Gizi/PMT BOK Puskesmas TA. 2020
Kelas Gizi Balita Kelas Gizi bumil KEK
No. Puskesmas Jml
Jml Kelas Jml Balita Jml Bumil
Kelas
1. Monta 16 240 11 110
2. Parado 10 100 1 10
3. Bolo 6 210 6 210
4. Madapangga 10 150 5 50
5. Woha 28 420 5 75
6. Belo 14 140 0 0
7. Ngali 7 84 4 40
8. Palibelo 20 300 3 30
9. Wawo 9 135 13 130
10. Langgudu 15 225 6 60
11. Langgudu Timur 4 60 10 120
Laporan Tahunan Gizi Tahun 2020 26
12. Lambitu 6 90 4 40
13. Sape 17 255 16 240
14. Lambu 15 225 4 60
15. Wera 27 405 10 100
16. Pai 6 90 1 12
17. Ambalawi 8 96 0 0
18. Donggo 10 150 5 50
19. Soromandi 7 105 1 10
20. Sanggar 6 90 6 60
21 Tambora 6 72 0 0
Jumlah 247 3642 11 1407
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
ri ri et ril ei ni li s r r r r et
ua r ua ar Ap M Ju Ju stu be obe be be arg
n b M u em t m m T
Ja Pe Ag pt Ok pe se
Se No De
% Pencapaian N/D
No. Puskesmas 2018 2019 2020
N % N % N %
1. Monta 2.184 67,1 2.369 84,65
2. Parado 421 63,8 327 58,32
3. Bolo 1.891 65,5 1.262 45,38
4. Madapangga 1.263 67,9 1.436 75,29
5. Woha 2.536 81,5 2.503 85,12
6. Belo 467 71,1 605 73,74
7. Ngali 589 63 678 61,06
8. Palibelo 1.721 75 1.390 75,56
Laporan Tahunan Gizi Tahun 2020 28
Tabel 2.12. Perbandingan Cakupan Balita Bawah Garis Merah (BGM/D) Per
Puskesmas Tahun 2018-2020
% Pencapaian BGM/D
No. Puskesmas 2018 2019 2020
BGM % BGM % BGM %
1. Monta 41 1,25 19 0,68
2. Parado 20 3,02 8 1,49
3. Bolo 41 1,43 30 1,08
4. Madapangga 76 4,07 59 3,07
5. Woha 114 3,65 82 2,79
6. Belo 59 8,95 15 1,83
7. Ngali 23 2,45 26 2,37
8. Palibelo 34 1,48 27 1,47
9. Wawo 36 2,79 28 2,02
10. Langgudu 36 2,38 41 3,90
11. Langgudu Timur 12 2,37 16 2,63
12. Lambitu 26 4,63 15 2,99
13. Sape 91 1,88 55 1,28
14. Lambu 109 4,11 94 3,62
15. Wera 30 1,66 19 0,98
16. Pai 22 4,17 23 5,12
Laporan Tahunan Gizi Tahun 2020 30
2.42.37
2.3
2.21
2.2
2.1
2.03
2
1.9
1.8
2018 2019 2020
43.92 51.66
EPPGBM Februari – Agustus 2020
53.80
37.77 43.71 45.70
35.02 40.00
28.04
23.54
30.85
33.91 38.92 39.67
19.20
21.77
15.5020.76 23.91 31.02 35.48
19.93 23.9325.62
21.6221.12
30.57
24.79 29.40
26.32
22.61
10.32
8.74 9.51 20.29 22.65
18.2719.58
23.91
9.98
6.26
5.66 5.24 11.02
TA DO LO A
ON RA BO NG OHA ELO ALI LO O U .
M PA A B NG BE W D .. U
DAP W LI A GU DU BIT APE BU RA AI I
A P A W
NG GU M S M E
A P AW GO DI R A
M A L W L G N GA R AB
LA NG L BA ON MA NG BO K
LA
AM D ORO SA TAM
S
Februari Agustus
Grafik 2.8. Trend Stunting di Kab. Bima Periode Pengukuran Februari dan Agustus 2020
D. Penghargaan-Penghargaan
Sejak tahun 2014, program perbaikan gizi kabupaten bima secara tekhnis
program dan kolektif telah mendapat penghargaan ditingkat nasional maupun
propinsi.
1. Penghargaan Indonesia MDGs Award (tahun 2014).
Indonesia MDG Awards (IMA) adalah sebuah forum tahunan sebagai
apresiasi bagi para pelaku pembangunan berwawasan MDGs terbaik dari
seluruh nusantara, dilaksanakan oleh Kantor Utusan Khusus Presiden
Republik Indonesia untuk MDGs (KUKPRI MDGs), diinisiasi oleh empat
kelompok berbeda, yaitu kabupaten/Kota, organisasi masyarakat, organisasi
pemuda dan akedemisi, serta sektor swasta. Masing-masing kelompok
Laporan Tahunan Gizi Tahun 2020 35
tersebut fokus pada empat bidang berbeda pula, yaitu kesehatan Ibu dan
Anak, Nutrisi, pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan Penyakit
menular Lainnya, Akses terhadap air Bersih dan sanitasi Dasar, serta
Pendidikan.
Perjalanan MDGs, telah memasuki tahun ke-13 dan dengan waktu yang
tersisa menjelang tahun 2015, upaya-upaya yang diarahkan untuk
mempercepat pencapaian target-target MDGs merupakan suatu keharusan
yang tidak bisa ditawar. Pada ajang IMA 2013, Pemerintah Kabupaten Bima
melalui Seksi Gizi Dinas Kesehatan mengusulkan Program Kelas Gizi Balita
Kurang Energi Protein untuk kategori Nutrisi.
tahun 2020, Kabupaten Bima dinilai pada pelaksanaan Aksi 1 – 8 Tahun 2019,
dan Aksi 1-4 Tahun 2020.
Pelaksanaan penilaian kinerja didasarkan pada kelengkapan isian data
pada format yang telah disediakan dan dilakukan secara terbuka oleh para
panelis yang ditentukan oleh Bappeda. Berdasarkan hasil penilaian kinerja
yang dilakukan oleh para panelis, ditentukan peringkat dan kategori
Kabupaten dan menempatkan Kabupaten Bima sebagai terbaik kesatu
Kabupaten yang melaksanakan aksi konvergensi pencegahan dan
penanganan stunting tingkat Provini NTB Tahun 2020. adapun rinciannya
sebagai berikut :
Peringkat Pertama : Kabupaten Bima
Peringkat Kedua : Kabupaten Lombok Timur
Peringkat Ketiga : Kabupaten Sumbawa
Kategori Terinovatif : Kabupaten Dompu
Kategori Tereplikatif : Kabupaten Lombok Timur
Kategori Terinspiratif : Kabupaten Sumbawa
Hal tersebut terjadi karena penempatan TPG yang tidak merata terutama
di Puskesmas kategori wilayah jauh, terpencil dan sangat terpencil.
Pengaturan penempatan SDM di Puskesmas seharusnya diberi kewenangan
kepada Dinas Kesehatan yang lebih memahami distribusi dan kebutuhan
tenaga kesehatan di Puskesmas walaupun tidak dipungkiri pula bahwa TPG
itu sendiri yang meminta ditempatkan didaerah/Puskesmas yang tidak jauh
dari domisilinya masing-masing.
Pada penempatan TPG Puskesmas selanjutnya diharapkan mengacu
pada perhitungan analisis kebutuhan tenaga yang dihitung berdasarkan luas
wilayah, jumlah penduduk/sasaran program, dan kondisi geografis wilayah
Puskesmas. Hal ini sudah dimulai dengan penerimaan CPNS yang memuat
formasi sekaligus dengan lokasi penempatan formasi tersebut dan
dilaksanakan dengan tegas dan penuh tanggungjawab.
2. Penganggaran
Komitmen Pemerintah Daerah dalam upaya penanggulangan masalah
gizi di Kabupaten Bima selama 3 tahun terakhir terus menurun. Pada DPA
Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2020,
anggaran perbaikan gizi menurun menjadi Rp. 440.000.000,-. Dari anggaran
sebanyak itu tidak dibarengi dengan kemampuan dan kapasitas petugas
puskesmas dan kader desa yang memadai, sehingga kedepan diharapkan
dapat lebih besar alokasi anggaran untuk peningkatan kapasitas petugas
terutama kader desa yang baru diangkat.
3. Pelaksanaan/Implementasi Program
Ujung tombak implementasi program upaya penanggulangan masalah
gizi ada ditangan TPG Puskesmas sampai kader posyandu. Untuk itu program
penanggulangann masalah gizi perlu disosialisasikan secara intensif sampai
ke tingkat posyandu sehingga konsep dan tujuan dari program yang
dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkan oleh pemerintah daerah, salah
satunya program penanggulangan balita gizi kurang melalui kegiatan Kelas
Gizi.
Laporan Tahunan Gizi Tahun 2020 40
4. Monitoring Evaluasi
Monitoring dan evaluasi mutlak dilakukan untuk mengetahui sampai
sejauh mana suatu program mampu diterapkan dilapangan dan memberikan
dampak sesuai dengan tujuan program. Pada monitoring dan evaluasi
program perbaikan gizi dirasa masih kurang dalam hal frekuensi sebagai
akibat minimnya dana monitoring. Diharapkan pada penganggaran
selanjutnya, dana monitoring lebih ditingkatkan lagi.