Makalah PIH Anwar 3
Makalah PIH Anwar 3
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Telah diketahui bahwa disamping kaidah kepercayaan atau keagamaan,
kaidah kesusilaan dan kaidah sopan santun masih diperlukan kaidah hukum.
Kaidah hukum ini melindungi lebih lanjut kepentingan-kepentingan manusia yang
sudah mendapat perlindungan dari ketiga kaidah lainnya dan melindungi
kepentingan-kepentingan manusia yang belum mendapat perlindungan dari ketiga
kaidah tadi.
Isi kaidah hukum itu ditujukan kepada sikap lahir manusia. Kaidah hukum
mengutamakan perbuatan lahir. Pada hakikatnya apa yang dibatin, apa yang
dipikirkan manusia tidak menjadi soal, asal lahirnya ia tidak melanggar hukum.
Apakah seseorang dalam mematuhi peraturan lalu lintas (misalnya : berhenti
ketika lampu lalu lintas menyalah merah) sambil menggerutu ia tergesa-gesa ia
mau pergi kuliah, tidaklah penting bagi hukum, yang penting ialah bahwa lahirnya
apa yang tampak dari luar ia patuh pada peraturan lalu lintas.
Kaidah hukum berasal dari luar manusia. Kaidah hukum berasal dari
kekuasaan luar diri manusia yang memaksakan kepada kita (heteronom),
masyarakatlah secara resmi diberi kuasa untuk memberi sanksi / menjatuhkan
hukuman.
B. Rumusan Masalah
1. pengertian kaidah hukum?
2. Bagaimana ilmu hukum sebagai kaidah?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ditinjau dari segi isinya kaidah hukum dapat dibagi dua, yaitu:
a) Kaidah hukum yang berarti perintah, yang mau tidak mau harus di
jalankan atau di taati seperti misalnya ketentuan dalam pasal 1 UU no.1
tahun 1947 yang menentukan, bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin
antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membenmtuk keluarga yang berbahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan
yang maha Esa.
1
Prof. Dr. Marwan Mas, S. H., M. H, Pengantar Ilmu hukum, Bogor:Ghalia Indonesia,
2015, hlm 44
2
b) Kaidah hukum yang berisi larangan , seperti yang tercantum dalam pasal 8
UU no.1 tahun 1974 mengenai larangan perkawinan antara dua orang laki-
laki dan perempuan dalam keadaan tertuentu.
Kaidah yang lebih rendah senantiasa tergantung atau didasarkan pada
kaidah-kaidah yang lebih tinggi pada tingkat tertib hukum nasional (National
legal order), konstitusi menduduki tempat yang paling tinggi. Jadi dalam tata
tertib hukum nasional negara kita, undang-undang dasar 1945 merupakan kaidah
hukum yang tertinggi, sehingga segala bentuk perundang-undangan yang ada
seharusnya merupakan pencerminan jiwa dan asas-asas yang terkandung dalam
undang-undang dasar 1945.
Konsekuensi dari ajaran Hans Kelsen tersebutlah bahwa setiap bentuk
perundang-undangan Yang tidak sesuai dengan undang-undang dasar 1945
seharus nya dinyatakan tidak berlaku atau dicabut, setelah melalui suatu proses
pengujian melalui Mahkamah Konsitusi (Psl.24 c UUD45).
Pengujian terhadap peraturan perundang-undangan yang menyangkut
isinya dinamakan pengujian secara material (meteriele toetsingrecht). Sedangkan
pengujian yang menyangkut tentang tata cara pembuatannya dinamakan pengujian
secara formal (formeele toetsingscrecht).
2
Huda, Ni’Matul, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada,2011, hlm 21.
3
Konstitusi sebagai kaidah hukum positif merupakan kaidah hukum
tertinggi yang tidak tergantung pada suatu bentuk kaidah hukum positif, tetapi
ditentukan oleh suatu kaidah yang dirumuskan oleh pemikiran yuridis yang
merupakan kaidah dasar hipotesis.
3
Achmat Ali , menguak tabir hukum : suatu kajian filosofi dan sosiologis,
Jakarta :Gunung Agung, 2002, hml 43.
4
a) Ada kemungkinan bersifat imperatif, yaitu secara a priori wajib di taati.
Kaidah ini tidak dapat di kesampingkan dalam suatu keadaan konkrit,
hanya karena para pihak membuat perjanjian.
b) Ada kemungkinan bersifat fakultatif, yaitu tidaklah secara a
priorimengikat dan wajib di taati.jadi kaidah yang bersifat fakultatif ini
merupakan kaidah hukum yang ada di dalam keadaan konkrit dapat di
kesampingkan oleh perjanjian yang di buat oleh para pihak.
B. Ilmu Hukum Sebagai Kaidah
1. Proses lahirnya kaidah hukum
Kaidah hukum dilihat dari asal usul nya dapat kita bagi menjadi dua
bagian yang berbeda.
a. Kaidah hukum yang berasal dari kaidah kaidah social lainnya di dalam
masyarakat inilah yang dapat kita sebut sebagai hukum yang diadopsi dari
berbagai norma-norma yang kemudian menjadi hukum positif yang
berlaku di indonesia. Contohnya seperti larangan untuk membunuh
ataupun tentang larangan untuk minum minuman keras yang telah berlaku
sebelumnya dalam norma agama.
b. Kaidah hukum yang diturunkan dari otoritas tertinggi negara yang berasal
dari penyelenggaraan negara baik eksekutif atau pun legislative. Kaidah
hukum ini sama sekali tidak berasal dari kaidah social lainnya. Sebagai
contoh adalah hukum yang mengatur lalulintas.
2. Sifat Kaidah Hukum
5
3. Isi Kaidah Hukum
Ditinjau dari isinya maka kaidah hokum dapat kita bagi menjadi tiga
bagian yang berbeda.
a. Kaidah hukum yang berisi perintah yang artinya hukum tersebut mau tidak
mau wajib atau harus dijalankan dan ditaati oleh seluruh rakyat
indonesia.contohnya seperti memakai helm dalam berkendara atau
pencatatan dalam pernikahan.
b. Kaidah hukum yang berisi larangan yaitu hukum yang menghendaki suatu
perbuatan atau perilaku tidak boleh untuk dilakukan seperti halnya hokum
yang melarang warga indonesia untuk memakai narkotika atau obat obatan
terlarang dan melakukan hubungan suami istri diluar pernikahan.
c. Kaidah hukum yang berisi perkenan atau yang membolehkan suatu
perilaku atau perbuatan yang dianggap benar menurut hokum positif di
indonesia dan tidak mengandung perintah maupun larangan seperti
membolehkan seseorang yang diatas umur untuk menikahi seorang wanita.
4. Kegunaan Kaidah Hukum
Kegunaan dari kaidah hukum atau norma sendiri adalah untuk menjadi
pemberi petunjuk kepada manusia bagaimana seharusnya seorang itu harus
bertindak dalam masyarakat serta perbuatan perbuatan yang harus dijalankan dan
perbutan mana pula yang harus di hindari.
Serta untuk mencapai suatu keadilan yaitu keserasian antara nilai kepastian
hukum dengan nilai kesebandingan hukum yang mengarah pada ketentraman dan
kedamaian dalam masyarakat.kaidah hukum sendiri memiliki sanksi pasti yang
bertujuan untuk memberkan efek jera pada pelanggarnya agar tercipta rasa aman
dalam masyarakat.
5. Kaidah Lainnya
6
ajaran ajaran kepercayaan agama yang diimani yang dianggap berasal dari
tuhan yang maha esa.
Penyimpangan dalam kaidah hukum ini dapat kita bedakan menjadi dua
yaitu positif dan negative dengan pengertian sebagai berikut
7
narapidana dia tidak boleh dijerat hukum dengan dasar melaksanakan
tugas.
b. Penyelewengan atau delik merupakan penyimpangan terhadap kaidah
hokum dengan dasar yang tidak sah inilah yang kita sebut penyimpangan
negative dan harus mendapatkan sanksi dari lembaga pelaksana hukum.
Sepeti orang yang membunuh dengan didasari dendam.
7. Pentingnya Kaidah Hukum
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan ringkas diatas dapat kita ketahui bahwa Kaidah hukum
berasal dari dua kata yaitu kaidah dan hokum kaidah sendiri berarti perumusan
dari asas asas yang menjadi hokum antara yang pasti patokan dalil dalam ilmu
pasti sedangkan hokum artinya peraturan yang telah disepakati baik tertulis
ataupun tidak tertulis.atau dikatakan sebagai undang undang yang mengikat setiap
masyarakat .
Proses lahirnya kaidah hokum dapat kita bagi menjadi dua yaitu kaidah
hokum yang lahir dari kaidah social yang lain atau kaidah social yang diadopsi
menjadi hokum positive yang berlaku dan ada juga kaidah hokum yang berasal
dari pembentukan yang di lakukan oleh badan pemeritahan eksekutif maupun
legislatif
Sifat kaidah hokum sendiri ada dua yaitu hokum yang bersifat
imperative atau prioritas dan memaksa dan ada juga hokum yang bersifat
facultative bukan hokum yang menjadi prioritas dan hanya sebagai pelengkap
bagi hokum yang bersifat imperative.
Di tinjau dari segi isi kaidah hkum sendiri dapat di bagi menjadi tiga
bagian yaitu hokum yang berisiperintah yang merupakan hokum yang
harusdipatuhi oleh seluruh masyarakat kemudian hokum yang berisi larangan
yang merupakan petunjuk bagi masyarakat untuk tidak melakukan apa saja yang
9
telah di larang dalam kaidah hokum yang terahir hokum yang berisi perkenan atau
membolehkan atau hokum yang berisi hak hak manusia dalam bermasyarakat.
Kegunaan dari kaidah hukum atau norma sendiri adalah untuk menjadi
pemberi petunjuk kepada manusia bagaimana seharusnya seorang itu harus
bertindak dalam masyarakat serta perbuatan perbuatan yang harus dijalankan dan
perbutan mana pula yang harus di hindari.
10
DAFTAR PUSTAKA
Achmat Ali , 2002. Menguak Tabir Hukum : suatu kajian filosofi dan
sosiologis, Jakarta :Gunung Agung.
Bakti Syarifin Pipin. 1999. Pengantar Ilmu Hukum. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Kansil, C.S.T.1989. Pengantar Ilmu hukum dan Tata Hukum Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.
Prof. Dr. Marwan Mas, S. H., M. H, 2015. Pengantar Ilmu hukum,
Bogor:Ghalia Indonesia.
Rahardjo Satjipto. 2006. Ilmu Hukum. Bandung: PT Citra Aditya.
Riduan Syahrayni, 2004. Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Edisi Revisi,
Bandung: Citra Aditya Bakti.
R. Soeroso, 2002. Pengantar Ilmu hukum, Cet.5, Jakarta: Sinar Graafika.
J.B. Daliyo, 2011. Pengantar Ilmu hukum, Jakarta: Prenhallindo.
11