Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi saat ini merupakan karya yang senantiasa mengisi
perbincangan berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyrakat bahwa
masyarakat kelas elit seperti kalangan elit politik, birokrat, pemerintahan, tokoh
masyarakat, aktivitas lembaga swadaya masyarakat, cendekiawan, mahasiswa dan
kaum professional lainnya. Secara etimilogi demokrasi terdiri dari dua kata yang
berasal dari Yunani yaitu: “demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan suatu
tempat dan “cratein” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi “demos-cratos”
(demokrasi) adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi berada
dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa, pemerintahan rakyat dan
kekuasaan oleh rakyat.
Jadi demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan
persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga
Negara.1
1. Makna demokrasi
Makna demokrasi adalah sebagai dasar hidup dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Makna ini memiliki arti bahwa
rakyat yang menentukan sebuah keputusan dan permasalahan yang
mempengaruhi kehidupannya. Hal ini mencakup kebijakan negara karena
pada dasarnya kebijakan yang dibuat pemerintah akan mempengaruhi
kehidupan rakyat. Sama halnya dengan sebuah negara yang menganut
sistem pemerintahan demokrasi yakni Negara diselenggarakan
berdasarkan kehendak rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Singkatnya tanpa rakyat maka tidak akan ada pemerintah.
2. Hakekat demokrasi
Hakikat demokrasi yang dapat dikatakan sebagai pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pemerintahan dari rakyat memiliki
arti bahwa sebuah sistem pemerintahan yang sah dan diakui oleh rakyat.
1
Putu Ari Astawa, Demokrasi Indonesia, Jakarta : Universitas Udayana press, 2017. Hal
5

1
2

Diakui dan sah memiliki arti bahwa tanggung jawab pemerintahan


diberikan oleh rakyat. Sebaliknya pemerintah yang tidak diakui adalah
pemerintah yang tidak mendapatkan dukungan dan persetujuan dari
rakyat. Rakyat memegang kendali penuh atas pemilihan pemerintahan
berdasarkan persamaan pandangan dan politik tanpa ada unsur paksaan.
Pemerintahan oleh rakyat memiliki pengertian bahwa pemerintah
menjalankan kekuasaannya bukan atas dorongan atau tujuan pribadinya
melainkan didasari oleh keinginan rakyat. Segala sesuatu yang dilakukan
oleh pemerintah akan dikaji, dinilai dan diawasi oleh rakyat baik secara
langsung maupun melalui lembaga rakyat (DPR, MPR). Maka dari itu
pemerintah harus tunduk pada pengawasan rakyat.
Pemerintahan untuk rakyat memiliki arti bahwa segala kuasa yang
dilimpahkan kepada pemerintah dibuat untuk kepentingan rakyat. Maka
dari itu kepentingan rakyat sudah seharusnya didahulukan sebelum
kepentingan pemerintah. Dalam membuat suatu putusan pemerintah juga
harus mempertimbangkan aspirasi rakyat karena baik buruknya putusan
yang dibuat oleh pemerintah juga akan mempengaruhi nasib rakyat.
3. Sejarah Dan Perkembangan Demokrasi
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam dua
tahapan yaitu tahapan pra kemerdekaan dan tahapan pasca
kemerdekaan.dengan demikian bangsa Indonesia tradisi berdemokrasi
sebenarnya telah dimulai sejak zaman kerajaan Nusantara. Karena itu
potensi tumbuhnya alam demokrasi sangat besar.
a. Demokrasi periode 1945-1959
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi parlementer.
Sistem demokrasi parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah
kemerdekaan diproklamirkan dan diperkuat dalam Undang-undang Dasar
1945 dan 1950, ternyata kurang cocok untuk Indonesia, meskipun dapat
berjalan secara memuaskan pada beberapa Negara Asia lain. Persatuan
yang dapat digalang selama menghadapi musuh bersama menjadi koridor
dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif sesudah
3

kemerdekaan tercapai. Karena lemahnya benih-benih demokrasi system


parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan
Dewan Perwakilan Rakyat. Undang Undang Dasar 1950 menetapkan
berlakunya system parlementer dimana badan eksekutif terdiri dari
presiden sebagai kepala Negara konstitusional ( constitutional head )
beserta mentri-mentrinya yang mempunyai tanggung jawab politik. 9
Salah satu hal yang penting dalam periode ini adalah adanya perdebatan
yang tidak berkesudahan yang dilakukan oleh anggota parlemen dari partai
yang berbeda.
Karena seperti diketahui bahwa pada periode ini tumbuh era multi
partai. Era multi partai diikuti oleh adanya alam kebebasan ( tumbuhnya
paham liberalism ) yang tumbuh pada periode ini. Ir. Soekarno sebagai
presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menentukan
berlakunya kembali Undang Undang Dasar 1945. Keluarnya Dekrit
Presiden tersebut merupakan intervensi presiden terhadap parlemen.
Dengan demikian sejak Dekrit Presiden keluar masa demokrasi
berdasarkan system parlemen berakhir.
b. Demokrasi Periode 1959-1965
Ciri system politik pada periode ini adalah dominasi peranan
presiden, terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh
komunis dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Dalam
praktik pemerintahan, pada periode ini telah banyak melakukan distorsi
terhadap praktik demokrasi. Pada periode ini ada kekeliruan besar dalam
demokrasi terpimpin Soekarno, yaitu adanya pengingkaran terhadap nilai-
nilai demokrasi. Demokrasi terpimpin Soekarno sebenarnya bukan system
demokrasi yang sebenarnya melainkan sebagai suatu bentuk otoriterian.
Karena itu pada periode ini sebenarnya alam dan iklim demokrasi tidak
muncu, karena yang sebenarnya terjadi dalam praktik pemerintahan adalah
rezim pemerintah sentralistik otoriter Soekarno. Demokrasi terpimpin ala
Soekarno berakhir dengan lahirnya Gerakan 30 September 1965 yang
didalangi oleh PKI ( Partai Komunis Indonesia).
4

c. Demokrasi periode 1965-1998


Periode pemerintahan ini muncul setelah gagalnya gerakan 30
september yang dilakukan oleh PKI. Landasan formil periode ini adalah
Pancasila, Undang Undang Dasar 1945 serta ketetapan MPRS. Semangat
10 yang mendasari kelahiran periode ini adalah ingin mengembalikan dan
memurnikan pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan Pancasila dan
Undang Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen. Namun
demikian “ Demokrasi Pancasila” dalam rezim orde baru hanya sebagai
retorika dan gagasan belum sampai pada tatanan praksis atau penerapan.
Karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan, rezim ini sangat tidak
memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi. Seperti dikatakan oleh
M. Rusli Karim rezim orde baru ditandai oleh ; dominan peranan ABRI,
Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pengebirian
peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam berbagai
urusan partai politik dan public, Masa mengambang, Monolitisasi idologi
Negara, Inkorporasi lembaga nonpemerintahan. Tujuan cir tersebut
menjadikan hubungan Negara versus masyarakat secara berhadap-hadapan
dan subordinat, dimana Negara atau pemerintah sangat mendominasi.
Dengan demikian kejadian pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi
juga terjadi dalam demokrasi Pancasila pada masa rezim Soeharto.
d. Demokrasi 1998-sekarang dengan Sistem Demokrasi Pancasila ( Orde
Reformasi)
Demokrasi Pancasila Era Reformasi berakar pada kekuatan multi
partai yang berupaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar
lembaga Negara. Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi ini
adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945,
dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturanperaturan
yang dianggap tidak demokratis, meningkatkan peran lembagalembaga
tinggi Negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab
yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan , dan tata hubungan yag
jelas antara lembaga-lembaga eksekutif , legislatif, dan yudikatif.
5

Demokrasi pada periode ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR-MPR


hasil Pemilu 1999 yang telah memilih Presiden dan Wakil 11 presiden
serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi lainnya. Dalam
perkembangannya, pemerintah fokus pada pembagian kekuasaan antar
Presiden dan Parpol dalam DPR, sehingga rakyat diabaikan.2
B. Model-Model Demokrasi
Pandangan model–model demokrasi yang cocok terus berkembang dari
zaman Yunani Kuno hingga sekarang. Setiap model demokrasi memiliki
sistemnya dan esensi tersendiri dalam menjalankanya melihat hal tersebut
demokrasi yang terjadi di Indonesia masuk ke dalam model demokrasi apa yang
di dalamnya terdapat dinasti politik. Menurut KBBI model dapat diartikan sebagai
pola, contoh, acuan dan ragam.3
1. Model Demokrasi Klasik
a. Demokrasi Klasik Athena Prinsip penilaian dari demokrasi Athena ini
adalah warga negara harus menikmati kesetaraan politik sehingga bebas
memerintah dan diperintah secara bergiliran.
b. Republikanisme Protektif Prinsip penilaian partisipasi politik merupakan
suatu kondisi yang penting bagi kebebasan pribadi jika warga negara tidak
menguasai diri mereka, maka mereka akan didominasi oleh orang lain.
c. Republikanisme Perkembangan Prinsip penilaian para warga harus
menikmati persamaan politik dan ekonomi agar tidak seorangpun dapat
menjadi penguasa bagi yang lain dan semua dapat menikmati kebebasan
yang sama
d. Demokrasi Protektif Prinsip penilaiannya adalah para penduduk
membutuhkan perlindungan dari para pemimpin, begitu pula sesamanya,
untuk memastikan mereka yang memimpin menjalankan kebijakan-
kebijakan untuk kepentingan masyarakat.
e. Demokrasi Developmental Partisipasi dalam kehidupan politik yang penting
tidak hanya perlindungan kepentingan individu namun juga bagi
2
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn, Yogyakarta: Samudra Biru, 2018. hal. 50
3
Moeljadi, dan Kenny Hartono. Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI.2016.
6

pembentukan rakyat yang tahu mengabdi dan berkembang, keterlibatan


individu terpenting bagi peningkatan kapasitas individu.
f. Demokrasi Sosialis Pembangunan yang bebas dari semuanya hanya dapat
diraih dengan pembangunan yang bebas dari setiap orang. Kebebasan harus
mengedepankan kesetaraan politik dan ekonomi yang benar-benar lengkap,
kerena hanya dengan kesetaraan dapat menjamin keadaaan yang diperlukan
untuk merealisasikan kemampuan manusia sehingga seseorang dapat
memberi sesuai dengan kemampuannya dan menerima apa yang mereka
butuhkan.
2. Demokrasi kontemporer
a. Demokrasi Kompetisi Elite
Prinsip penilaiannya adalah metode pemilihan elite yang terampil dan
imajinatif yang mampu mengambil keputusan yang diperlukan dalam
legislatif dan administratif.
b. Demokrasi Pluralisme Prinsip penilaian menjamin pemerintahan oleh
minoritas dan dengan demikian kebebasan politik penghambat tumbuhnya
faksi-faksi dengan kekuasaan berlebihan dan negara tidak responsif.
c. Demokrasi Legal Prinsip penilaiannya adalah mayoritas merupakan sebuah
cara yang efektif dan selalu diperlukan untuk menjaga individu-individu
dari kesewenang-wenangan pemerintah dan mempertahankan kebebasan.
Namun bagi kehidupan politik, seperti kehidupan ekonomi, untuk jadi
inisiatif dan kebebasan individu, kekuasaan mayoritas harus dibatasi oleh
hukum, untuk itu mayoritas harus berfungsi dengan pantas dan bijak.
d. Demokrasi Partisipatif Prinsip penilaiannya adalah masyarakat yang
membantu perkembangan nilai politik dan warga negara yang memiliki
pengetahuan proaktif dalam proses pemerintahan.
e. Demokrasi Deliberatif Prinsip penilaiannya adalah persyaratan kelompok
politik yang dilakukan dengan kesepakatan warga negara yang bebas
berdasarkan nalar dan keputusan politik melibatkan warga negara untuk
mencari solusi dari permasalahan yang ada.
3. Demokrasi Kosmopolitan
7

a. Otonomi Demokrasi
Prinsip penilainnya adalah orang-orang harus menikmati hak yang setara
dan kewajiban yang setara dan spesifikasi kerangka kerja politik yang
menciptakan dan membatasi kesempatan kesempatan yang disediakan oleh
masyarakat, yaitu mereka harus bebas dan setara dalam menentukan kondisi
hidup mereka sendiri.
b. Demokrasi Kosmopolitan Prinsip penilaiannya adalah dunia harus dalam
hubungan global dan regional yang semakin intensif, dengan komunitas
nasib yang saling melengkapi, prinsip ekonomi membutuhkan sebuah
penegakan dalam jaringan-jaringan regional dan global ataupun
pemerintahan lokal dan nasional
C. Pilkada Sebagai Ujud Demokrasi Di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu Negara yang menganut sistem Demokrasi.
Sistem pemerintahannya diselenggaran dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Demokrasi tercermin dari terselenggaranya pemilihan umum (pemilu).
Pemilihan umum atau disingkat dengan Pemilu merupakan sarana untuk
memilih wakil rakyat yang berdaulat dan berdemokrasi. Atau bisa dikatakan
pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara
langsung atau sebuah ajang pesta demokrasi rakyat.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor (UU) 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum (Pemilu) pasal 1 ayat (1) "Pemilihan Umum yang selanjutnya
disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Melalui pemilu, demokrasi dianggap sebagai system yang menjamin
kebebasan warga negara menjadi terwujud melalui pemungutan suara sebagai
bentuk partisipasi public/masyarakat secara luas. Demokrasi sebagai sistem
pemerintahan yang mengizinkan dan memberikan hak, kebebasan kepada warga
8

negaranya untuk berpendapat serta turut serta dalam pengambilan keputusan di


pemerintahan. Kedaulatan rakyat banyak diwujudkan melalui proses pemilu.
karena itu, Pemilu sebagai wujud demokrasi dan salah satu aspek yang penting
untuk dilaksanakan secara demokratis.
Terdapat tiga alasan mengapa pemilu menjadi faktor penting suatu negara
yang demokratis yaitu sebagai berikut :
a. Pemilu merupakan suatu mekanisme transfer kekuasaan politik secara
damai. Legitimasi kekuasaan seseorang atau partai politik tertentu tidak
diperoleh melalui cara kekerasan, namun kemenangan terjadi karena
suara terbanyak /mayoritas rakyat didapat melalui pemilu.
b. Demokrasi memebrikan ruang kebebabsan bagi individu. Artinya
konflik yang terjadi selama proses pemilu diselesaikan melalui
lembaga-lembaga demokrasi
c. Pemilu merupakan sarana proses penyerahan kedaulatan oleh rakyat
kepada peserta pemilu secara langsung sesuai dengan hati nurani dan
aspirasi rakyat.
Berdasarkan UUD 1945 pada Pasal 22E, pemilu dilaksanakan secara
Langsung, Umum, Bebas, Rahasia dan Jujur serta Adil atau disingkat dengan
LUBER JURDIL
1) Langsung artinya rakyat memilih para wakil rakyat secara langsung sesuai
dengan hati nuraninya.
2) Umum yaitu semua warga negara yang sudah memenuhi persyaratan untuk
memilih, berhak mengikuti pemilu
3) Bebas maksudnya setiap warga negara bebas menentukan pilihannya tanpa
ada tekanan atau paksaan dari orang lain
4) Rahasia yaitu dalam memberikan hak suaranya, pemilih dijamin kerahasiaan
data dan tidak diketahui oleh pihak manapun.
5) Jujur menekankan bahwa setiap penyelenggaraan pemilu, aparat pemerintah,
peserta pemilu, pengawas, pemantau serta semua pihak harus bersikap jujur.
6) Asas Adil bahwa dalam penyelenggraan pemilu, peserta dan pemilih
mendapatkan perlakuan yang sama sesuai dengan peraturan yang berlaku.
9

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
10

Demokrasi adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi


berada dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa, pemerintahan rakyat dan
kekuasaan oleh rakyat.demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi
semua warga Negara.
Makna demokrasi adalah sebagai dasar hidup dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Makna ini memiliki arti bahwa rakyat yang
menentukan sebuah keputusan dan permasalahan yang mempengaruhi
kehidupannya.
11

DAFTAR PUSTAKA
Astawa.ari. Putu.2017.Demokrasi Indonesia, Jakarta : Universitas
Udayana press.
Lubis.Arafat.Maulana.2018. Pembelajaran PPKn, Yogyakarta: Samudra
Biru.
Kenny Hartono&Moeljadi. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI.

Anda mungkin juga menyukai