Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Untuk mendekatkan diri pada tuhan, maka harus menempuh jalan ikhtiar,
salah satu jalan ikhtiar yaitu dengan mendalamai lebih jauh ilmu tasawuf, untuk
mengetahui sesuatu maka pasti ada ilmunya, banyak dikalangan orang awam yang
kurang mengetahui tentang ilmu mengenal tuhan (Tarekat). Pengertian tentang
Tarekat yaitu, Tariqah adalah khazanah kerohanian (esoterisme), dalam islam dan
sebagai salah satu pusaka keagamaan yang terpenting. Karena dapat
mempengaruhi perasaan dan pikiran kaum muslimin serta memiliki peranan yang
sangat penting dalam proses pembinaan mental beragam masayarakat. Banyak
orang yang salah faham tentang tarekat, sehingga mereka tidak mau
mengikutinya.
Namun, mereka yang sudah mengikuti tarekatpun umumnya belum
memahami bagaimana sebenarnya pengertian tarekat, awal mula dan sejarahnya
perkembangannya dalam islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Tarekat ?
2. Bagaimana asal mula Tarekat ?
3. Apa saja macam-macam Tarekta ?
4. Bagaimana sejarah perkembangan tarekat dalam islam dan di indonesia ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TAREKAT
Kata Tarekat di ambil dari bahasa arab, yaitu dari kata benda ‫ ةقيرط‬yang
secara etimologis berarti jalan, metode atau tata cara. Sedangkan secara
terminologi sufistik, tarekat adalah jalan atau metode khusus untuk menuju jalan
spiritual.1
Adapun tarekat secara terminologis menurut para ahli sufi ataupun
menurut para ahli :
menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi al-Irbili al-Syafi al-
Naqsyabandi, dalam kitab Tanwir al- Qulub-nya adalah : ”Tarekat adalah
beramal dengan syariat dengan mengambil/memilih yang ‫( ةريسع‬berat) daripada
yang ‫( ةسخر‬ringan), menjauhkan diri dari mengambil pendapat yang mudah pada
amal ibadah yang tidak sebaiknya dipermudah, menjauhkan diri dari semua
larangan syariat lahir dan batin, melaksanakan semua perintah Allah SWT
semampunya, meninggalkan semua larangan-Nya baik yang haram, makruh atau
mubah yang sia-sia, melaksanakan semua ibadah fardlu dan sunah, yang
semuamnya ini di bawah arahan, naungan dan bimbingan seorang
guru/syekh/mursyid yang arif yang telah mencapai maqamnya (layak menjadi
seorang Syekh/Mursyid).”
Menurut Abu Bakar Atjeh :“ Tarekat artinya jalan, petunjuk dalam
melakukan sesuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan
oleh Nabi Muhammad saw dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in turun temurun
sampai kepada guru-guru, sambung-menyambung dan rantai-merantai.”
Menurut Hamka :“ Antara makhluk dan khaliq ada perjalanan hidup yang
harus kita tempuh. Inilah yang dikatakan thoriqoh (jalan).”

1
Ajid Thohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik
Antikolonialisme Tarekat Qadiriyah-Naqsabandiyah di Pulau Jawa, (Bandung : Pustaka Hidayah :
2002), hlm. 47.

2
Menurut Barmawie Umarie :“ Tarekat adalah jalan atau sistem yang
ditempuh menuju keridhaan Allah semata. Adapun ikhtiar dalam menempuh jalan
itu dinamakan suluk, sedangkan orangnya bernama salik. Jadi tarekat adalah
saluran-saluran dari tasawuf.”
Menurut J.S. Trimingham :“ Tarekat adalah “a practical method (other
terms were madhhab, ri’ayah and suluk) to guide a seeker by tracing a way of
thought, feeling and action, leading a succession of stages (maqamat, an integral
association with psycological experience called ‘states,’ ahwal) to experience of
Divine Reality (haqiqa), (Metode praktis (bentuk-bentuk lainnya, mazhab, ri’ayah
dan suluk) untuk membimbing murid dengan menggunakan pikiran, perasaan dan
tindakan melalui tingkatan-tingkatan (maqamat, kesatuan yang utuh dari
pengalaman jiwa yang disebut ‘states,’ ahwal) secara beruntun untuk merasakan
hakikat Tuhan)”.
Adapun thariqat menurut istilah ulama Tasawuf ialah :
1. Jalan kepada Allah dengan mengamalkan ilmu Tauhid, Fikih dan
Tasawuf.
2. Cara atau kaifiat mengerjakan sesuatu amalan untuk mencapai suatu
tujuan.
Berdasarkan beberapa definisi yang tersebut di atas, jelaslah bahwa
thariqat adalah suatu jalan atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan
mengamalkan ilmu Tauhid, Fikih dan Tasawuf. Tarekat juga berarti organisasi
yang tumbuh seputar metode sufi yang khas. Pada masa permulaan, setiap guru
sufi dikelilingi oleh lingkaran murid mereka dan beberapa murid ini kelak akan
menjadi guru pula. Boleh dikatakan bahwa tarekat itu mensistematiskan ajaran
dan metode-metode tasawuf. Guru tarekat yang sama mengajarkan metode yang
sama, zikir yang sama, muraqabah yang sama. Seorang pengikut tarekat akan
memperoleh kemajuan melalui sederet amalan-amalan berdasarkan tingkat yang
dilalui oleh semua pengikut tarekat yang sama. Dari pengikut biasa (mansub)
menjadi murid selanjutnya pembantu Syaikh (khalifah-nya) dan akhirnya menjadi
guru yang mandiri (mursyid).

3
B. UNSUR-UNSUR DALAM TAREKAT
1. Mursyid
Mursyid adalah dianggap telah mencapai tahap mukasyafah, telah terbuka
tabir antara dirinya dan Tuhan. Mursyid atau guru atau master atau pirbertugas
menemani dan membimbing para penempuh jalan spiritual untuk mendekati
Allah, seperti yang terjadi pada diri sang guru. Guru spiritual itu kadang disebut
dengan istilah thayr al-quds (burung suci) atau Khidir. Dalam tarekat, bimbingan
guru yang telah mengalami perjalanan rohani secara pribadi dan mengetahui
prosedur-prosedur setiap mikraj rohani adalah sangat penting.2
2. Baiat
Baiat atau talqin adalah janji setia seorang murid kepada gurunya, bahwa
ia akan mengikuti apa pun yang diperintahkan oleh sang guru, tanpa “reserve”.
3. Silsilah
Silsilah tarekat adalah “nisbah”, hubungan guru terdahulu sambung
menyambung antara satu sama lain sampai kepada Nabi. Hal ini harus ada sebab
bimbingan keruhanian yang diambil dari guru-guru itu harus benar-benar berasal
dari Nabi. Kalau tidak demikian halnya berarti tarekat itu terputus dan palsu,
bukan warisan dari Nabi.3
4. Murid
Murid atau kadang disebut salik adalah orang yang sedang mencari
bimbingan perjalanannya menuju Allah. Dalam pandangan pengikut tarekat,
seorang yang melakukan perjalanan rohani menuju Tuhan tanpa bimbingan guru
yang berpengalaman melewati berbagai tahap (maqamat) dan mampu mengatasi
keadaan jiwa (hal) dalam perjalanan spiritualnya, maka orang tersebut mudah
tersesat.4
2
Ahmad Najib Burhani, Tarekat tanpa Tarekat,(Jakarta, Serambi Ilmu Semesta : 2002),
hlm. 36.

3
Sri Mulyati, dkk, Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia,
(Jakarta, Kencana : 2005), hal 9-10.

4
Ahmad Najib Burhani, Tarekat tanpa Tarekat,(Jakarta, Serambi Ilmu Semesta : 2002),
hlm. 37.

4
5. Ajaran
Ajaran adalah praktik-praktik dan ilmu-ilmu tertentu yang diajarkan dalam
sebuah tarekat. Biasanya, masing-masing tarekat memiliki kekhasan ajaran dan
metode khusus dalam mendekati Tuhan. Guru-guru tarekat yang sama
mengajarkan metode yang sama kepada murid-muridnya.
C. MACAM-MACAM TAREKAT
Tarekat yang mu’tabar ada 41 macam, diantaranya sebagai berikut:
1. Tarekat Kadiriyyah,
2. Tarekat Naksyabandiyah,
3. Tarekat Syaziliyah,
4. Tarekat Rifa’iyyah,
5. Tarekat Ahmadiyyah,
6. Tarekat Dasukiyyyah,
7. Tarekat Akbariyah,
8. Tarekat Maulawiyyah,
9. Tarekat Qurabiyyah,
10. Tarekat Suhrawardiyyah,
11. Tarekat Khalwatiyyah,
12. Tarekat Jalutiyyah,
13. Tarekat Bakdasiyah,
14. Tarekat Ghazaliyah,
15. Tarekat Rumiyyah,
16. Tarekat Jatsiyyah,
17. Tarekat Sya’baniyyah,
18. Tarekat Shiddiqiyyah,
19. Tarekat Qusyasyiyyah,
20. Tarekat Tijaniyyah,
21. Tarekat ‘Alawiyyah,
22. Tarekat ‘Usyaqiyyah,

5
23. Tarekat Bakriyyah,
24. Tarekat ‘Umariyyah,
25. Tarekat ‘Usmaniyyah,
26. Tarekat ‘Aliyyah,
27. Tarekat Abbasiyah,
28. Tarekat Haddadiyyah,
29. Tarekat Maghribiyyah,
30. Tarekat Ghaibiyyah,
31. Tarekat Hadiriyyah,
32. Tarekat Syattariyyah,
33. Tarekat Bayumiyyah,
34. Tarekat Aidrusiyyah,
35. Tarekat Sanbliyyah,
36. Tarekat Malawiyyah,
37. Tarekat Anfasiyyah,
38. Tarekat Sammaniyyah,
39. Tarekat Sanusiyyah,
40. Tarekat Idrisiyah, dan
41. Tarekat Badawiyyah.

D. SEJARAH PERKEMBANGAN TAREKAT DALAM ISLAM DAN DI


INDONESIA
Pada awalnya, tarekat itu merupakan bentuk praktik ibadah yang diajarkan
secara khusus kepada orang tertentu. Misalnya, Rasulullah mengajarkan wirid
atau zikir yang perlu diamalkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Atau, Nabi saw.
memerintahkan kepada sahabat A untuk banyak mengulang-ulang kalimat tahlil
dan tahmid. Pada sahabat B, Muhammad memerintahkan untuk banyak membaca
ayat tertentu dari surat dalam Alquran. Ajaran-ajaran khusus Rasulullah itu
disampaikan sesuai dengan kebutuhan penerimanya, terutama berkaitan dengan
faktor psikologis.

6
Pada abad pertama Hijriyah mulai ada perbincangan tentang teologi,
dilanjutkan mulai ada formulasi syariah. Abad kedua Hijriyah mulai muncul
tasawuf. Tasawuf terus berkembang dan meluas dan mulai terkena pengaruh luar.
Salah satu pengaruh luar adalah filsafat, baik filsafat Yunani, India, maupun
Persia. Muncullah sesudah abad ke-2 Hijriyah golongan sufi yang mengamalkan
amalan-amalan dengan tujuan kesucian jiwa untuk taqarrub kepada Allah. Para
sufi kemudian membedakan pengertian-pengertian syariat, tahriqat, haqiqat, dan
makrifat. Menurut mereka syariah itu untuk memperbaiki amalan-amalan lahir,
thariqat untuk memperbaiki amalan-amalan batin (hati), haqiqat untuk
mengamalkan segala rahasia yang gaib, sedangkan makrifat adalah tujuan akhir
yaitu mengenal hakikat Allah baik zat, sifat maupun perbuatanNya. Orang yang
telah sampai ke tingkat makrifat dinamakan wali. Kemampuan luar biasa yang
dimilikinya disebut karamat atau supranatural, sehingga dapat terjadi pada dirinya
hal-hal yang luar biasa yang tidak terjangkau oleh akal, baik di masa hidup
maupun sudah meninggal. Syaikh Abdul Qadir Jaelani (471-561/1078-1168)
menurut pandangan sufi adalah wali tertinggi disebut quthub al-auliya (wali
quthub).
Pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi barulah muncul tarekat sebagai
kelanjutan kegiatan kaum sufi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan setiap silsilah
tarekat selalu dihubungkan dengan nama pendiri atau tokoh-tokoh sufi yang lahir
pada abad itu. Setiap tarekat mempunyai syaikh, kaifiyah zikir dan upacara ritual
masing-masing. Biasanya syaikh atau mursyid mengajar murid-muridnya di
asrama latihan rohani yang dinamakan suluk atau ribath.

Perkembangan Tarekat di Indonesia bermula dengan adanya ajaran


tasawuf, yang dipadukan dengan ajaran sufistik India dan sufistik pribumi
kemudian dianut oleh kalangan masyarakat Islam di Indonesia. Dengan adanya
proses tersebut, secara berangsur-angsur tarekat mulai berkembang di Indonesia.
Pada abad ke-18 M, berbagai macam tarekat telah mendapat banyak pengikut,
termasuk Tarekat Naqsabandiyah.

7
Tarekat Naqsabandiyah cukup berkembang khususnyadi Daerah Sumatera,
Madura dan Jawa. Menurut Najmuddin Amin, nama Tarekat Naqsabandiyah
diambil dari nama pendirinya Syekh Naqsyabandy, Beliau sosok yang senantiasa
terus menerus berzikir mengingat Allah sehingga lafadz Allah telah melekat di
dalam hatinya.5

Kehadiran tasawuf berikut lembaga-lembaga tarekatnya di Indonesia,


sama tuanya dengan kehadiran Islam itu sendiri sebagai agama yang masuk di
kawasan ini. Namun, tampaknya, dari sekian banyak tarekat yang ada di seluruh
dunia, hanya ada beberapa tarekat yang bisa masuk dan berkembang di Indonesia.
Hal itu dimungkinkan di antaranya karena faktor kemudahan sistem komunikasi
dalam kegiatan transmisinya. Tarekat yang masuk ke Indonesia adalah tarekat
yang populer di Makkah dan Madinah, dua kota yang saat itu menjadi pusat
kegiatan dunia Islam. Faktor lain adalah karena tarekat-tarekat itu dibawa langung
oleh tokoh-tokoh pengembangnya yang umumnya berasal dari Persia dan India.
Kedua negara ini dikenal memiliki hubungan yang khas dengan komunitas
Muslim pertama di Indonesia.

5
A.Fuad. Said. Hakikat Tarikat Naqsyabandi. Jakarta : Pustaka Al-husna Baru. 2007.
Hlm 7.

8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang diatas dapat kita ambil kesimpulan yaitu : Istilah
tarekat diambil dari bahasa Arab thariqah yang berarti jalan atau metode.
Sedangkan pengertian tarekat secara istilah adalah suatu jalan atau cara untuk
mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengamalkan ilmu Tauhid, Fikih dan
Tasawuf. Ia bisa juga berarti sebuah pengorganisasian dari tasawuf.
Unsur-unsur terpenting dalam tarekat ada lima: 1. Mursyid (guru), 2. Baiat
(janji setia), 3. Silsilah (hubungan antar guru), 4. Murid, dan 5. Ajaran. Adapun
tujuan utama pendirian berbagai tarekat oleh para sufi adalah untuk membina dan
mengarahkan seseorang agar bisa merasakan hakikat Tuhannya dalam kehidupan
sehari-hari melalui perjalanan ibadah yang terarah dan sempurna.
Pada awalnya, tarekat itu merupakan bentuk praktik ibadah yang diajarkan
secara khusus kepada orang tertentu. Misalnya, Rasulullah mengajarkan wirid
atau zikir yang perlu diamalkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Kemudian kemunculan
tarekat sendiri diawali dengan pengklasifikasian antara syariat, tahriqat, haqiqat,
dan makrifat oleh para sufi. Barulah pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi
muncul tarekat sebagai kelanjutan dari pemikiran kaum sufi tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA
Ajid Thohir, 2002. Gerakan Politik Kaum Tarekat: Telaah Historis
Gerakan Politik Antikolonialisme Tarekat Qodiriyah-Naqsabandiyah di Pulau
Jawa. Bandung: Pustaka Hidayah.
Ahmad Najib Burhani, 2002. Tarekat tanpa Tarekat. Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta.
Sri Mulyati, dkk, 2005. Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat
Muktabarah di Indonesia. Jakarta: Kencana
https://pengertiankomplit.blogspot.com/2017/09/pengertian-thoriqoh.html
http://www.sarjanaku.com/2011/11/pengertian-tarekat-dan-sejarah.html#

10

Anda mungkin juga menyukai