Qsystem - Penyelidikan
Qsystem - Penyelidikan
4 Rencana Teknik Akhir, 1. Perancangan detil metode 1. Pengumpulan data primer lanjutan Skala 1:500 -1:100
RTA (DED) konstruksi dan penggalian pada rute terowongan terpilih Pada rute terowongan
terowongan, profil melintang 2. Evaluasi kondisi geomorfologi, terpilih dan area sekitar
terowongan, sistem penyangga batuan-tanah, struktur geologi, yang terdampak
dan lining terowongan, dan lereng airtanah, dan kegempaan dan konstruksi
portal terowongan kondisi khusus
2. Perencanaan detil 3. Prediksi dampak pembangunan
penanggulangan kondisi khusus terhadap lingkungan geologi
5 Konstruksi 1. Verifikasi metode konstruksi dan 1. Pengumpulan data primer lanjutan Di dalam area terowongan
penggalian, sistem penyangga, aspek batuan-tanah, struktur geologi, terpilih dan area sekitar
dan lining terowongan yang terdampak konstruksi
Tahapan Area dan skala
No Tujuan penyelidikan Lingkup penyelidikan
Pembangunan penyelidikan
2. Perubahan desain (termasuk dan airtanah melalui penyelidikan di
desain lining, invert, metode luar dan di dalam terowongan
konstruksi, sistem penyangga, 2. Evaluasi kondisi batuan-tanah,
dan metode perkuatan struktur geologi, dan airtanah aktual
tambahan/auxiliary) jika dan prediksi
ditemukan kondisi aktual yang 3. Monitoring deformasi muka galian,
membutuhkan penyesuaian dinding, dan lantai galian dan
permukaan tanah, monitoring
rembesan airtanah ke dalam
terowongan
4. Evaluasi prediksi dan kondisi aktual
dampak pembangunan terhadap
lingkungan geologi sekitar
6 Pemeliharaan 1. Memastikan performa terowongan 1. Monitoring performa terowongan dan Di dalam area terowongan
setelah dibangun sesuai dengan fasilitas yang berhubungan terpilih dan area sekitar
performa terowongan saat 2. Monitoring dampak pembangunan yang terdampak konstruksi
perancangan. terhadap lingkungan geologi sekitar
2. Memastikan dampak
pembangunan terowongan
terhadap lingkungan sekitar
Tabel 24 - Deskripsi dan nilai parameter untuk klasifikasi Q-system (simplifikasi dari
Grimstad dan Barton, 1993)
(i) Jika RQD dilaporkan atau terukur senilai <10% (termasuk 0), Empat atau lebih set kekar, sangat terkekarkan, tekstur "sugar-cube", dll. 15
harga 10 digunakan untuk mengevaluasi Q Batuan hancur, mirip tanah 20
(ii) Interval RQD sebesar 5, contohnya 100, 95,90, dll. dinilai cukup Catatan:
akurat (i) Untuk persimpangan terowongan, gunakan (3.0 x Jn)
(ii) Untuk portal, gunakan (2.0 x Jn)
Kekar tidak menerus Jr = 4 Zona yang mengandung mineral lempung cukup tebal hingga menghalangi
Jr = 1.0
Kasar atau tidak seragam, berundulasi 3 kontak dinding-batuan
Halus, berundulasi 2 Zona hancuran, kerikil-kerakalan, atau pasiran yang cukup tebal hingga
1.0
Tercerminsesarkan, berundulasi 1.5 menghalangi kontak dinding-batuan
Kekar yang 'sembuh' atau terlaskan: terisi kuarsa, epidot, dll. Ja = 0.75
dinding kekar
KEKAR
Dinding kekar segar: tanpa pelapis atau pengisi, kecuali noda akibat oksidasi 1
BERSIH
Dinding kekar sedikit teralterasi: mineral pelapis non-lunak, partikel bebas-lempung, dll. 2
ekskav
lemah
Zona-
zona
asi
ng
Zona lemah tunggal mengandung lempung atau batuan terdisintegrasi secara kimiawi (kedalaman ekskavasi < 50 m) 5
Zona lemah tunggal mengandung lempung atau batuan terdisintegrasi secara kimiawi (kedalaman ekskavasi > 50 m) 2.5
Beberapa zona geser/gerus pada batuan kompeten (tanpa lempung), batuan sekitar urai (kedalaman berapapun) 7.5
Zona geser/gerus tunggal pada batuan kompeten (tanpa lempung), batuan sekitar urai (kedalaman ekskavasi < 50 m) 5
Zona geser/gerus tunggal pada batuan kompeten (tanpa lempung), batuan sekitar urai (kedalaman ekskavasi > 50 m) 2.5
Batuan urai, kekar terbuka, sangat terkekarkan atau "sugar-cube", dll. (kedalaman berapapun) 5
Catatan: (i) Kurangi nilai SRF sebesar 25-50% jika zona geser yang relevan hanya mempengaruhi penggalian tanpa memotongnya
σc / σ1 σθ / σc SRF
Tegangan rendah, dekat permukaan, kekar terbuka > 200 < 0.01 2.5
Batuan kompeten, masalah
Tegangan tinggi, struktur sangat rapat. Biasanya menguntungkan terhadap stabilitas, bisa jadi
10 - 5 0.3 - 0.4 0.5 - 2
terkecuali untuk dinding
Slabbing sedang setelah > 1 jam pada batuan masif 5-3 0.5 - 0.65 5 - 50
Slabbing dan rock burst setelah beberapa menit pada batuan masif 3-2 0.65 - 1 50 - 200
Rock burst parah (strain burst) dan deformasi dinamis seketika pada batuan masif <2 >1 200 - 400
Catatan: (ii) Untuk kondisi medan dengan tegangan sangat anisotropik (jika terukur): ketika 5 < σ 1/σ3 < 10, kurangi σc menjadi 0.75 σc. Ketika σ1/σ3 > 10, kurangi σc
menjadi 0.5 σc
(iii) Hanya ada sedikit rekaman kasus yang menunjukkan bahwa kedalaman crown di bawah permukaan kurang dari lebar span. Sarankan kenaikan SRF dari 2.5 menjadi 5
untuk kasus tegangan rendah.
σθ / σc SRF
Batuan Aliran plastis batuan tidak kompeten di bawah pengaruh tekanan Tekanan batuan squeezing kecil 1-5 5 - 10
squeezing tinggi Tekanan batuan squeezing besar >5 10 - 20
Batuan Tekanan batuan swelling kecil 5 - 10
Aktivitas swelling kimiawi bergantung pada kehadiran air
swelling Tekanan batuan swelling besar 10 - 15
Nilai Excavation Support Ratio (ESR) berhubungan dengan tingkat keamanan yang
disyaratkan dari sistem penyangga terowongan untuk mempertahankan kestabilan
ekskavasi. Nilai ESR untuk berbagai jenis ekskavasi bawah tanah ditunjukkan pada Tabel
25 . Nilai ESR sebesar 1,0 disarankan untuk proyek terowongan sipil (FHWA, 2009).
Dimensi ekuivalen (De) ekskavasi diperoleh menggunakan persamaan berikut:
Tabel 25 - Nilai rasio perkuatan ekskavasi (ESR) untuk berbagai struktur bawah tanah
(Barton et al., 1974)
Selain berdasarkan pengamatan langsung pada inti batuan dan singkapan massa batuan
dinding galian terowongan dalam face mapping, klasifikasi Q-system massa batuan juga
dapat diperkirakan melalui pengukuran kecepatan rambat gelombang seismik primer (V p)
dalam survei geofisika seismik refraksi dangkal, terutama hingga kedalaman 25 m
(Bagian 5.2.3). Prosedur penentuan klasifikasi massa batuan melalui survei seismik
refraksi dijelaskan dalam Barton etl al. (1992), Barton (1995), Barton (1996), dan Barton
(1999).