Anda di halaman 1dari 10

Modul Praktikum – Metode Produksi Grafika

PERTEMUAN Pengertian Grafika, Teknik Percetakan, Sejarah


Teknik Percetakan Dunia, Dampak Sejarah, Sejarah
1 Percetakan Indonesia

1. TUJUAN
Memberikan gambaran secara umum tentang teknik cetak dan percetakan. Sejarah,
perkembangan, cakupan serta ruang lingkupnya.

2. PERANGKAT PENUNJANG
a. Modul
b. Komputer/Laptop
c. Proyektor
d. Whiteboard

3. TEORI PENUNJANG
A. Apa itu Grafika (Teknik Cetak)

Grafika adalah segala cara pengungkapan dan perwujudan dalam bentuk huruf, tanda,
dan gambar yang diperbanyak melalui proses percetakan guna disampaikan kepada
khalayak. Contohnya adalah: foto, gambar/drawing, Line Art, grafik, diagram, tipografi,
angka, simbol, desain geometris, peta, gambar teknik, dan lain-lain. Seringkali dalam
bentuk kombinasi teks, ilustrasi, dan warna.
Dalam bahasa Indonesia, kata "grafis" sering dikaitkan dengan seni grafis (printmaking)
dan desain grafis atau desain komunikasi visual.

B. Teknik Percetakan

Percetakan adalah sebuah proses industri untuk memproduksi secara massal tulisan
dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan .sebuah mesin cetak.
Ini merupakan sebuah bagian penting dalam penerbitan dan percetakan transaksi.
Banyak buku, koran, brosur, flyer dan majalah sekarang ini biasanya dicetak
menggunakan teknik percetakan offset. Image yang akan dicetak di print di atas film lalu
di transfer ke plat cetak. Warna-warna bisa didapatkan dengan menimpakan beberapa
pola warna dari setiap pelat offset sekaligus.

Program Studi Desain Komunikasi Visual – International Women University Hal : 1/10
Modul Praktikum – Metode Produksi Grafika

Teknik percetakan umum lainnya termasuk cetak relief, sablon, rotogravure, dan
percetakan berbasis digital seperti pita jarum, inkjet, dan laser.
Dikenal pula teknik cetak poly untuk pemberian kesan emas dan perak ke atas
permukaan dan cetak emboss untuk memberikan kesan menonjol kepada kertas

C. Sejarah Teknik Percetakan Dunia

Teknik Percetakan yang sangat sederhana dapat ditemukan di Cina dan Korea sekitar
tahun 175 Masehi. Tampilan yang terbalik di atas kayu, dan kemudian perunggu telah
dibuat pada tahun ini. Alat ini kemudian dibubuhi tinta kemudian ditempatkan di atas
secarik kertas dan digosok dengan lembut menggunakan sebuah tongkat bambu.
Teknik Percetakan mempunyai catatan sejarahnya sendiri. Sejarah menuliskan
informasi tanggal dari gambar dinding gua yang berumur lebih dari 30.000 tahun. Pada
tahun 2500 SM., orang Mesir mengukir hieroglyphics pada batu. Akan tetapi, percetakan
yang kita ketahui sekarang tidak ditemukan hingga lebih dari sekitar 500 tahun yang
lalu.

Lukisan Dinding Prasejarah

Ukiran Hieroglyphics di Mesir

Program Studi Desain Komunikasi Visual – International Women University Hal : 2/10
Modul Praktikum – Metode Produksi Grafika

Orang China membuat banyak penemuan. Mereka menemukan kertas di abad pertama
dan moveable type yang terbuat dari tanah liat sekitar abad ke-11. Orang Korea
pertama kali membuat moveable type dari perunggu pada pertengahan abad ke-13.
Akan tetapi, tidak diketahui adanya hubungan antara penemuan awal orang Asia dan
penemuan percetakan di Eropa pada abad ke-15.

Ilustrasi Proses pembuatan kertas oleh bangsa china

Di Eropa, sebelum percetakan ditemukan, semua informasi yang tercatat ditulis dengan
tangan. Buku-buku dengan hati-hati disalin oleh ahli tulis (scribes) yang sering
menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan satu jilid buku. Metode ini
begitu lambat dan mahal dan hanya sedikit orang yang memilik kesempatan atau
kemampuan untuk membaca karya yang telah selesai.

Program Studi Desain Komunikasi Visual – International Women University Hal : 3/10
Modul Praktikum – Metode Produksi Grafika

Kemungkinan besar percetakan pertama kali ditemukan untuk mempermudah


penduplikasian Injil. Jika sebelumnya ditulis dengan tangan di ruang scriptoria, maka
sejak zaman renaisans manusia mulai berpikir untuk mempercepat proses ini lewat
produksi massal.
Terobosan besar datang sekitar tahun 1440 oleh Johannes Gutenberg dari kota
Mainz, Jerman. Gutenberg menciptakan sebuah metode pengecoran potongan-
potongan huruf di atas campuran logam yang terbuat dari timah. Potongan-potongan ini
dapat ditekankan ke atas halaman berteks untuk percetakan. Metode penemuan
pencetakan oleh Gutenberg secara keseluruhan bergantung kepada beberapa
elemennya diatas penggabungan beberapa teknologi dari Asia Timur seperti kertas,
pencetakan dari balok kayu dan mungkin pencetakan yang dapat dipindahkan, ciptaan
Bi Shen, ditambah dengan permintaan yang meningkat dari masyarakat Eropa untuk
pengurangan harga buku-buku yang terbuat dari kertas. Metode pengetikan ini bertahan
selama sekitar 500 tahun.

Johannes Gutenberg Susunan huruf-huruf pada bidang cetak yang


diciptakan oleh Johannes Gutenberg

Pada tahun 1424, perpustakaan Universitas Cambridge hanya memiliki 122 buku
masing-masing mempunyai nilai setara dengan sebuah pertanian atau kebun anggur.
Permintaan untuk buku-buku ini didorong dengan naiknya tingkat melek huruf di antara
orang-orang kelas menengah dan mahasiswa di Eropa Barat. Pada saat itu,
Renaissance masih dalam awal perkembangannya dan masyarakat lambat laun
menghilangkan kemonopolian pendeta atas tingkat melek huruf.

Program Studi Desain Komunikasi Visual – International Women University Hal : 4/10
Modul Praktikum – Metode Produksi Grafika

Pada saat pencetakan dari balok kayu tiba di Eropa kira-kira pada saat yang bersamaan
dengan tibanya kertas, metode ini tidak secocok metode yang digunakan di Timur untuk
komunikasi sastra. Pencetakan blok lebih serasi untuk penulisan Cina karena posisi
hurufnya tidak kritis, tetapi keberadaan lebih dari 5.000 huruf dasar membuat teknologi
orang peran dasar membuat teknologi cetakan Cina yang dapat berpindah-pindah
menjadi tidak efisien dan secara ekonomi tidak praktis, dalam istilah keuntungan untuk
penerbit buku Cina Kuno. Hal ini berbeda dengan abjad bahasa Latin, kebutuhan akan
penjajaran barisan yang tepat dan sebuah karakter yang sederhana menempatkan
cetakan yang dapat dipindah-pindahkan sebagai kemajuan luar biasa untuk masyarakat
Barat.
Penggunaan mesin cetak merupakan sebuah kunci perbedaan teknologi yang
memberikan penemu Eropa keuntungan atas rekanan mereka yang berasal dari Cina,
yaitu mesin cetak yang berbasis sekrup yang digunakan dalam produksi anggur dan
minyak zaitun. Hal ini merupakan kecanggihan mesin kira-kira pada tahun 1000, alat
yang digunakan untuk mengaplikasikan tekanan di atas bidang yang datar merupakan
alat yang biasa digunakan di Eropa.

Mesin Cetak Johannes Gutenberg Bible yang dicetak menggunakan


mesin cetak Gutenberg

Program Studi Desain Komunikasi Visual – International Women University Hal : 5/10
Modul Praktikum – Metode Produksi Grafika

D. Dampak Sejarah

Pencetakan seperti yang berkembang di Asia Timur tidak memakai mesin cetak seperti
di kasus Gutenberg. Walaupun penemuan cetakan yang dapat dipindah-pindahkan di
Cina dan Korea mendahului mesin cetak Gutenberg, dampak mesin cetak dan cetakan
yang dapat dipindah-pindahkan di Asia Timur tidak mempunyai pengaruh besar seperti
pada masyarakat Eropa Barat. Hal ini mungkin karena jumlah pekerja yang terlibat
dalam memanipulasikan ribuan tablet porselen sangat besar, atau di Korea, tablet
logam, yang diperlukan dalam penggunaan penulisan huruf Cina. Namun, ratusan ribu
buku, atas subyek yang berkisar antara Confucian Classics hingga ilmu pengetahuan dan
ilmu pasti, dicetak menggunakan teknologi yang lebih tua dari percetakan dari balok
kayu, membuat kebudayaan percetakan dunia pertama.

Infografis timeline perkembangan teknik cetak

Program Studi Desain Komunikasi Visual – International Women University Hal : 6/10
Modul Praktikum – Metode Produksi Grafika

Dampak dari mesin cetak Gutenberg di Eropa hampir sama dengan perkembangan
tulisan, penemuan abjad atau Internet, hingga ke efeknya di masyarakat. Seperti tulisan
tidak menggantikan berbicara, percetakan tidak pernah mencapai posisi kekuasaan
yang total. Naskah yang ditulis tangan terus dihasilkan, dan berbagai macam model
grafik komunikasi terus menerus memengaruhi satu sama lain.
Mesin cetak juga merupakan faktor pendiri dari himpunan ilmuwan yang dengan mudah
menceritakan penemuan mereka lewat pendirian jurnal ilmiah yang disebarkan secara
luas. Hal ini membantu mereka membawa masuk revolusi ilmiah. Kepengarangan
menjadi lebih berarti dan menguntungkan karena adanya mesin cetak. Tiba-tiba hal ini
menjadi penting siapa yang mengatakan atau menulis apa, dan apa yang merupakan
perumusan dan masa susunan yang tepat. Hal Ini memperbolehkan pengarang untuk
menyebutkan persis referensi, yang menghasilkan peraturan, "Satu orang Pengarang,
satu kerja (hak), satu potong informasi" (Giesecke, 1989; 325). Sebelumnya, pengarang
bukan sesuatu yang penting, sejak salinan Aristotle yang dibuat di Paris tidak akan
identik dengan yang asli di Bologna. Untuk banyak karya sebelum mesin cetak, nama
pengarang secara menyeluruh hilang.
Karena proses mencetak menjamin bahwa informasi yang sama jatuh pada halaman
yang sama, halaman yang diberi nomor, daftar isi, dan indeks menjadi biasa, meskipun
mereka dulunya belum dikenal. Proses membaca juga diubah, lambat laun berubah
dalam beberapa abad dari pengukuran lisan sampai membaca pribadi. Ketersediaan
bahan cetak yang luas juga menyebabkan kenaikan drastis di tingkat melek huruf
dewasa di seluruh Eropa.
Dalam lima puluh atau enam puluh tahun penemuan mesin cetak, seluruh peraturan
klasik sudah dicetak ulang dan disebarluaskan di seluruh Eropa (Eisenstein, 1969; 52).
Sejak lebih banyak orang mempunyai akses terhadap pengetahuan baik baru maupun
lama, lebih banyak orang dapat membicarakan karya ini. Selanjutnya, sejak produksi
buku adalah perusahaan yang lebih komersial, undang-undang hak cipta pertama
disahkan untuk melindungi apa yang sekarang disebut hak-hak kepemilikan intelektual.
Sedetik perkembangan popularisasi pengetahuan ini adalah kemunduran bahasa Latin
sebagai bahasa kebanyakan karya yang diterbitkan, untuk digantikan oleh bahasa
sehari-hari di masing-masing bidang, menambah jenis karya yang diterbitkan. Secara
paradoksal, kata yang di cetak juga membantu untuk mempersatukan dan
menstandarisasi ejaan dan sintaksis logat asli, dan mempunyai efek yang mengurangi
keanekaragaman mereka. Kenaikan dalam kepentingan bahasa nasional yang
bertentangan dengan masyarakat Eropa Latin disebutkan sebagai salah satu sebab
kenaikan nasionalisme di Eropa.

Program Studi Desain Komunikasi Visual – International Women University Hal : 7/10
Modul Praktikum – Metode Produksi Grafika

Mesin cetak digunakan untuk membuat banyak salinan halaman yang identik. Kini
digunakan untuk mencetak buku dan surat kabar. Kini segalanya dilakukan secara
otomatis. Saat mesin cetak ditemukan oleh Johannes Gutenberg, ia harus meletakkan
huruf bersama-sama. Tiap huruf ada di balok logam dalam sebuah bingkai. Lalu ia bisa
memindahkan kertas dan tinta di atasnya, mirip seperti perangko. Huruf itu akan
meninggalkan beberapa tinta di kertas itu.

Mesin cetak dari tahun Mesin pencetak buku di Mesin cetak modern karya
1811 (di sebuah Kabul, Afganistan (2002) Heidelberger
museum di Munich)

E. Sejarah Percetakan Indonesia

Percetakan Negara Republik Indonesia telah berdiri sejak zaman pemerintahan Belanda
pada tahun 1809 dengan nama "Lands Drukkerij". Seperti halnya dinegara-negara lain
maksud didirikannnya Perum Percetakan Negara (Government Printing Office) adalah
untuk mencetak dokumen negara yang pada waktu itu tugas adalah mencetak "State
Gazette". Di Indonesia State Gazette disebut Berita Negara dan Lembaran Negara
beserta tambahannya. Hampir semua Negara mempunyai institusi pencetakan negara
yang tugas utamanya adalah mencetak dokumen negara khususnya Berita Negara.
Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia Perum Percetakan Negara mendapatkan
tugas antara lain untuk mencetak ORI (Uang Republik Indonesia), dan mendapatkan
tugas untuk melaksanakan pembuatan Berira Negara (State Gazeete) Republik
Indonesia yang pertama kalinya dan sekarang disebut dengan nama Berita Negara.
Dalam perjalanannya hidup perusahaan ini selalu mengikuti sejarah bangsa Indonesia.
Pencetakan Uang sekarang dilakukan oleh Perum Peruri. Sebelum namanya berubah
menjadi Percetakan Negara Republik Indonesia (1950), Perum PNRI ini telah
mengalami beberapa kali perubahan nama. Pada tahun 1942 namanya adalah
"Gunseikanbu Inatsu Koja(GIK). Kemudian pada tahun 1945 berubah menjadi

Program Studi Desain Komunikasi Visual – International Women University Hal : 8/10
Modul Praktikum – Metode Produksi Grafika

Percetakan Republik Indinesia (PRI). Melalui sebuah Peraturan Pemerintah NO.46


Tahun 1991, PNRI menjadi sebuah Perusahaan Umum (Perum) milik negara, yang
mengemban fungsi, baik sebagai pendukung pembangunan nasional (agent of
development) maupun sebagai unit ekonomi (profit center).

Gedung Peruri (Perum Percetakan Uang Indonesia)

Saat ini berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.133 Tahun 2000 Pasal 7, maksud dan
tujuan perusahaan adalah turut serta melaksanakan dan menunjang kebijakan program
pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional dengan cara mengadakan
usaha di bidang percetakan, dan jasa grafika lainnya serta multimedia.
Perum PNRI tidak hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang
cetakan yang berisi dokumen resmi negara seperti state gazette dan produk informasi
yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dan, saat ini sesuai dengan perkembangan
pemesaran dan manajemen, Perum PNRI melayani juga produk percetakan umum yang
diterima dari BUMN, swasta maupun masyarakat luas pada umumnya.
Produk-produk yang dibuat Perum Percetakan Negara RI diantaranya adalah:

 Berita Negara
 Tambahan Berita Negara
 Buku-buku peraturan, baik departemen maupun non departemen
 Lembaran Negara
 Tambahan Lembaran Negara
 Surat suara pemilu
 Formulir sensus
 Naskah soal ujian

Program Studi Desain Komunikasi Visual – International Women University Hal : 9/10
Modul Praktikum – Metode Produksi Grafika

 Laporan-laporan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara


 Dokumen Kependudukan seperti KTP, Kartu Keluarga
 Buku Raport
 Buku Kitab Peraturan Perundang Undangan RI 1946 s.d 2004
 Lagu Koleksi Lokananta

Surat kabar Sedang dalam proses


percetakan

Program Studi Desain Komunikasi Visual – International Women University Hal : 10/10

Anda mungkin juga menyukai