Yogi Psikologi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Nama : YOGI

Jurusan : Psikologi Islam


Fakulats : Psikologi

KECANDUAN JUDI ONLINE DARI SISI PSIKOLOGIS

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat


membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Kreativitas manusia semakin
meningkat dan mendorong penemuanpenemuan di bidang teknologi. Salah satu
produk kreativitas manusia tersebut adalah internet. Kemajuan Teknologi Informasi
dan Komunikasi tersebut mengakibatkan terjadinya revolusi interaksi sosial.
Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas - aktivitas sosial.
Menurut
(Soekanto, 2012), terdapat dua syarat utama dalam sebuah interaksi sosial, yaitu
kontak sosial dan komunikasi. Perkembangan teknologi dewasa ini, telah
menyebabkan seseorang melakukan kontak sosial tidak hanya melalui hubungan
badaniyah, tetapi juga melalui hubungan jarak jauh yang dijembatani oleh media
komunikasi seperti internet.1
Di Indonesia, perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat juga telah
dirasakan akibat masuknya pengaruh internet. Teknologi ini sudah dapat diakses
oleh berbagai kalangan masyarakat. Remaja sebagai salah satu pengguna fasilitas
internet belum mampu memilah aktivitas internet yang bermanfaat. Mereka juga
cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial tanpa mempertimbangkan
terlebih dahulu efek positif atau negatif yang akan diterima saat melakukan aktivitas
internet (Ekasari dan Dermawan, 2012). Harapan-harapan tertentu pada
peristiwaperistiwa permainan, pertandingan, perlombaan, dan kejadian-kejadian
yang tidak atau belum pasti hasilnya. Ketidakpastian hasil tersebut, memunculkan

1
Karli, Karli, et al. "Penyuluhan Pengabdian Hukum dalam Mengatasi Dampak Negatif Judi
Online terhadap Kesejahteraan Buruh." PUNDIMAS: Publikasi Kegiatan Abdimas 2.2 (2023): 86-92.

1
banyak angan-angan yang terkadang meleset dari harapan dan memunculkan
ketegangan yang berbeda dalam setiap penjudi.2
Risnawati, Prakoso dan Prihatmi (2015) mengemukakan pengaruh
perkembangan informasi teknologi dan komunikasi saat ini berdampak terhadap
model permainan judi sampai dengan cara pembayarannya. Permainan judi yang
lampau mengharuskan pemainnya bertatap muka langsung atau dapat dikatakan
menggunakan sarana yang nyata dan pembayaran menggunakan uang tunai secara
langsung. Namun saat ini, permainan judi dapat menggunakan sarana dunia maya
yakni memanfaatkan jaringan internet sehingga permainan judi dilakukan secara
online yang tidak mengharuskan para pemainnya bertemu secara langsung. Dalam
permainan judi online tidak hanya memikirkan keuntungan saja tetapi harus mahir
dalam memanfaatkan jaringan internet serta mahir dalam menjalankan strategi
permainan judi online.3 Dalam hal pembayaran transaksi juga sudah mengunakan
sarana online. Orang yang menjadi pemenang dalam permainan judi online
menerima uang dengan bentuk transaksi elektronik.
Penggunaan internet yang semakin mudah telah disalahgunakan orang untuk
permainan judi. Awalnya orang mengakses game online, selanjutnya karena rasa
penasaran dan rasa ingin tahu, para remaja mengikuti permainan judi online.
Menurut Kartono (2014:), perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja yaitu
mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai dengan menyadari
adanya resiko dan Fenomena sosial berupa gambling atau biasa disebut dengan
berjudi, merupakan kondisi yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
bermasyarakat saat ini. Maraknya perkembangan situs judi online melalui platform
internet, menjadi hal yang lumrah terjadi dewasa ini. Beragam jenis permainan pun
tersedia dalam perjudian online antara lain slot, poker, bingo, casino, pacuan kuda
hingga pertandingan olahraga. Berbagai permainan ini nyatanya berhasil menarik
banyak pengguna dari berbagai kalangan, mulai dari usia remaja, usia kerja bahkan

2
Yani, Safrida, and Fauziah Lubis. "DAMPAK NEGATIVE JUDI ONLINE DALAM
KEHARMONISAN KELUARGA (Studi Kasus Didesa Sei Jawi-Jawi, Kec. Sei Kepayang Barat,
Kab. Asahan Sumatera Utara)." Kabilah: Journal of Social Community 8.1 (2023): 856-869.
3
Lubis, Fidyan Hamdi, Melisa Pane, and Irwansyah Irwansyah. "Fenomena Judi Online di
Kalangan Remaja dan Faktor penyebab Maraknya Serta Pandangan Hukum Positif dan Hukum Islam
(Maqashid Syariah)." Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) 5.2 (2023): 2655-2663.

2
paruh baya. Faktor pendorong seseorang dalam melakukan perjudian pun bermacam
loh, mulai dari faktor ekonomi, pelepas penat hingga adanya perilaku berulang yang
membentuk suatu pola kebiasaan maupun adiksi (kecanduan).4
Perjudian sendiri, dapat diartikan sebagai suatu perilaku mempertaruhkan
sebuah nilai dengan suatu nilai lain yang diekspektasikan lebih besar, disertai
dengan keadaan yang tidak pasti. Perjudian juga pada umumnya memiliki beberapa
faktor dalam pelaksanaanya, antara lain; pertimbangan jumlah, ekspektasi hadiah
serta risiko (Rose dkk, 1998). Perjudian sendiri, merupakan fenomena sosial yang
telah diakui oleh International Statistical Classification of Diseases and Related
Health Problems (ICD) sebagai suatu adiksi perilaku kebiasaan bersama dengan
game addiction. Dengan perkembangan revolusi industri 4.0, dinamika perjudian
pun kini mulai merambah dunia internet. 5
Berikut, faktor pendorong penggunaan situs perjudian berbasis online
sebagaimana dijelaskan oleh Griffiths (2003);
a. Keterjangkauan. Penggunaan situs perjudian online relatif lebih murah
ketimbang perjudian konvensional seperti halnya kasino maupun bar.
b. Anonimitas. Kebebasan pengguna untuk membuat akun, dengan nama samaran
atau bahkan anonim, mampu menghindarkan pengguna dari stigma buruk di
masyarakat.
c. Aksesibilitas. Pengguna laman perjudian online dimudahkan mengaksesnya di
mana saja. Baik di rumah, sekolah ataupun tempat bekerja bahkan
menggunakan handphone sekalipun.
d. Kenyamanan. Kemudahan akses dan biaya yang relatif terjangkau, mampu
membuat pengguna lebih mobile dan nyaman dalam melaksanakan perjudian.
e. Pelarian. Kemunculan perasaan terpacu dan penuh adrenalin yang dirasakan
dalam perjudian online, dapat memodifikasi suasana hati dengan cepat.

4
Lutfiwati, Sri. "Memahami kecanduan game online melalui pendekatan
neurobiologi." ANFUSINA: Journal of Psychology 1.1 (2018): 1-16.
5
Kurniawan, Dul Kipli. "Pengaruh Kecanduan Game Online pada Remaja terhadap
Perkembangan Psikolog Anak dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua." Jurnal Penelitian,
Pendidikan dan Pengajaran: JPPP 3.2 (2022): 135-146.

3
f. Tidak Terhambat. Aksesibilitas yang lebih tinggi, cenderung memudahkan
pengguna melakukan perjudian dengan waktu yang lebih lama.
g. Penerimaan Sosial. Adanya anonimitas pada perjudian online, dapat
menghindarkan pengguna dari penolakan sosial seperti halnya lumrah terjadi
pada pelaku perjudian konvensional.6

Kecanduan atau adiksi dari sisi psikologi adalah suatu gangguan kompleks
pada aspek biopsikososial yang ditandai dengan dorongan kompulsif atas stimulus
zat atau perilaku secara berulang meskipun diikuti dengan konsekuensi negatif.
Selanjutnya, Keogh dan Morrissey (2008) memaparkan bahwa adiksi muncul
sebagai hasil dari pencarian atas kenikmatan serta rasa puas yang memerlukan
rentang waktu tertentu untuk individu tersebut untuk merasa nyaman. Secara khusus,
Griffiths (2005) juga menjelaskan komponen atau siklus dari fenomena adiksi itu
sendiri antara lain; nilai penting, euforia, toleransi, penarikan, konflik dan kambuh. 7
Selain itu, hal yang biasa ditemui dari fenomena adiksi adalah adanya
gangguan kontrol diri atas suatu zat atau perilaku tertentu. Meskipun gitu, adiksi
dimungkinkan terjadi tanpa adanya aspek ketergantungan dan begitu pula
sebaliknya, lho! Fenomena lain yang juga kerap ditemui dalam adiksi adalah
munculnya kepuasan berjangka pendek pasca stimulan hadir, dan diakhiri dengan
efek samping merusak yang tertunda.
Dalam studi neurosains, ternyata adiksi dalam perjudian online ini berkaitan
dengan sistem penghargaan pada otak manusia, lho. Sistem penghargaan dimaknai
sebagai serangkaian struktur saraf yang berfungsi menginterpretasikan stimulus
positif emosional, serta keinginan yang juga berkaitan dengan kesenangan serta
euforia. Jika dikaitkan dengan teori operant conditioning yang diungkapkan oleh B.
F. Skinner, stimulus positif ini dapat memberikan manfaat penguatan positif
(Schultz, 2015). Lebih khusus pada adiksi perjudian online, dipaparkan bahwasanya

6
Lakoro, Aniza, Lisnawaty Badu, and Nuvazria Achir. "Lemahnya Kepolisian Dalam
Penanganan Tindak Pidana Perjudian Togel Online." Jurnal Legalitas 13.01 (2020): 31-52.
7
Kurniawan, Yundha, Taufik Siregar, and Sri Hidayani. "Penegakan Hukum Oleh Polri
Terhadap Pelaku Tindak Pidana Judi Online (Studi Pada Kepolisian Daerah Sumatera
Utara)." ARBITER: Jurnal Ilmiah Magister Hukum 4.1 (2022): 28-44.

4
terjadi gangguan pada sistem penghargaan otak manusia. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya ketergantungan terhadap suatu stimulus dengan frekuensi tinggi
yang kronis. Sistem penghargaan yang juga mengaktifkan dopamine pada manusia,
hal ini selanjutnya menyebabkan perilaku kompulsif dan adiktif terhadap suatu
stimulan (Olsen. 2011).8
Terjadinya ketidaksesuaian fungsi dopamine pada otak manusia yang
memiliki ketergantungan terhadap perilaku perjudian, juga ditunjukkan dalam studi
Breiter dkk. (2001) yang menyatakan bahwa kecanduan atas perjudian dapat
merangsang amigdala dan mesolimbik otak manusia. Faktanya, hal ini juga terjadi
pada sejumlah perilaku adiktif lainnya seperti orgasme, berbelanja, dan makanan
yang menggugah selera. Perjudian online yang memunculkan kenikmatan serta
kepuasan melalui dopamine, jelas mampu memunculkan perilaku adiksi pada
pelakunya. Sehingga tak jarang terjadi kambuh pada pelaku yang bahkan sudah
menarik diri dari permainan setelah serangkaian konflik emosional terjadi pada
dirinya. Perasaan puas, terpacu dan ingin tahu yang hilang pada pelaku setelah tak
lagi melakukan perjudian, tidak mampu digantikan dengan stimulus lain yang
mampu memberikan efek serupa.9
Dari sisi psikologis, orang yang mengalami kecanduan judi online dapat
mengalami beberapa hal seperti depresi, stress, perasaan putus asa, tidak berdaya,
bahkan bisa mencelakai diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, perlu diketahui
dampak kecanduan judi online pada kesehatan mental seseorang. Berikut di
antaranya:
a. Gambling Disorder. Hal ini biasa disebut juga dengan gambling disorder saat
seseorang kecanduan untuk berjudi meski harus mengorbankan dirinya.
Parahnya jika terus berlanjut akan merugikan banyak orang. Hal ini dapat
membuat seseorang nekat melakukan apapun untuk bisa berjudi dan
mendapatkan keuntungan besar dengan waktu yang singkat. Beberapa hal yang

8
Nono, Ignasius Yosanda, Anak Agung Sagung Laksmi Dewi, and I. Putu Gede Seputra.
"Penegakan Hukum Terhadap Selebgram yang Mempromosikan Situs Judi Online." Jurnal Analogi
Hukum 3.2 (2021): 235-239.
9
Nono, Ignasius Yosanda, Anak Agung Sagung Laksmi Dewi, and I. Putu Gede Seputra.
"Penegakan Hukum Terhadap Selebgram yang Mempromosikan Situs Judi Online." Jurnal Analogi
Hukum 3.2 (2021): 235-239.

5
dapat dilakukan yaitu mencuri, menjual barang-barang yang ada di rumah, dan
melakukan tindak kriminal lainnya.
b. Depresi. Seorang yang kecanduan berjudi online akan menghabiskan banyak
uangnya sehingga mereka akan berambisi untuk terus menang. Jika kalah, yang
terjadi adalah depresi karena tidak mempunyai uang untuk lanjut bermain.
Setelah kehilangan banyak uangnya atau mungkin berutang, orang tersebut
dapat mengalami gangguan emosional dan fisik yang parah.
c. Kecemasan yang Berlebihan. Ketika pejudi memiliki utang, mereka tidak
mampu untuk mengendalikan diri untuk tidak berjudi. Dampaknya mereka akan
mengalami kecemasan yang berlebihan karena memikirkan banyak hal mulai
dari utang sampai kepada cara agar menang di setiap permainannya.
d. Kehilangan Minat untuk Melakukan Kegiatan Lain. Ketika seseorang
kecanduan judi online, mereka menjadi kurang tertarik dengan kegiatan lain.
Hal ini bisa sampai di tahap berhenti untuk memikirkan hobi lain karena sudah
kecanduan judi online. Beberapa orang bahkan akan mengalami halusinasi
melihat diri mereka berjudi dalam tidur mereka dan mendapati diri mereka
memikirkan permainan mereka berikutnya saat mereka bangun.
e. Renggangnya Hubungan dengan Lingkungan Sekitar. Kecanduan berjudi online
dapat membuat pejudi kehilangan minat untuk menjaga hubungan pribadi
dengan orang-orang yang ada di sekitar. Pejudi akan sibuk dengan perjudian
saja dan mengasingkan diri dari orang lain.10
Hal ini menciptakan hubungan yang tegang dan perasaan terpisah dari orang
lain. Selain itu, hal ini dapat menyebabkan perasaan malu dan bersalah kepada
pejudi karena mungkin saja mereka meminjam uang dari orang lain dan tidak dapat
mengembalikannya. Pejudi akan terus menjauh dari lingkungannya karena mereka
kehilangan koneksi dengan orang lain. Mereka juga akan terus mencari pinjaman
agar bisa terus bermain judi. Itulah pembahasan mengenai dampak dari kecanduan
judi online pada kesehatan mental. Jika kamu atau orang disekitarmu sedang

Zurohman, Achmad, Tri Marhaeni Pudji Astuti, and Tjaturahono Budi Sanjoto. "Dampak
10

fenomena judi online terhadap melemahnya nilai-nilai sosial pada remaja (studi di Campusnet Data
Media cabang Sadewa Kota Semarang)." JESS (Journal of Educational Social Studies) 5.2 (2016):
156-162.

6
mengalami kecanduan judi online dan ingin keluar dari kegiatan tersebut, ada
baiknya untuk memeriksakan diri ke psikolog.
Tidak bisa dimungkiri, banyak masyarakat yang gemar bermain judi online.
Menurut catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika, sejak 2018 hingga 22
Agustus 2022, ada 566.332 konten di ruang digital yang memiliki unsur perjudian
dan telah diblokir. Jumlah tersebut termasuk akun platform digital dan situs yang
membagikan konten terkait kegiatan judi. Namun demikian, tidak sedikit akun atau
platform baru yang muncul. Memang ada potensi seseorang yang bermain judi
online menang atau mendapatkan hasil yang diinginkan, tapi kerugiannya juga
sangat besar. Seperti narkotika dan obat-obatan terlarang, judi online juga
menyebabkan adiksi yang membuat pelakunya ingin terus mencoba lagi dan lagi.11
Psikolog Kasandra & Associates, A Kasandra Putranto mengatakan ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang terhadap perilaku kecanduan
judi. Pertama, adanya riwayat gangguan perkembangan, perilaku, atau kecemasan.
Kondisi itu dapat memengaruhi kemampuan individu dalam mengontrol impuls,
membuat keputusan, dan mengatur emosi yang bisa berkontribusi pada
pengembangan kecanduan judi. Kedua, adanya trauma dan stres yang tidak diatasi
dengan baik. Ketiga, keterbatasan kemampuan mengelola emosi. Dia menjelaskan
seseorang yang tidak dapat mengelola emosinya menggunakan judi sebagai
mekanisme koping yang tidak sehat. Mereka mencari pelarian dalam perjudian
untuk meredakan ketidaknyamanan emosional.
Mengutip Puspitosari (2019), Kasandra menyampaikan candu judi online
juga disebabkan meningkatnya akses permainan itu sendiri yang memberikan
kesempatan untuk bermain bersama, selain kondisi terisolasi dari lingkungannya,
cenderung merasa bosan dan mengalami gangguan kecemasan. Sementara Sitorus &
Fitrikasari (2016) menjelaskan bahwa jika seseorang memiliki tingkat kecemasan
yang tinggi. Maka, dia akan lebih rentan mengalami stress dan cenderung
mengalami reaksi kecemasan dengan intensitas yang lebih besar, dan akan terus
meningkat dari waktu ke waktu. Lebih lanjut, Kasandra menilai judi online bukan

11
Falah, Muhammad Fajrul, Fanny Tanuwijaya, and Samuel SM Samosir. "Perjudian Online:
Kajian Pidana atas Putusan Nomor 1033/PID. B/2014/PN. BDG." Lentera Hukum 4 (2017): 31.

7
hanya menyebabkan pelakunya kehilangan harta, tapi juga merusak hubungan dan
komunikasi keluarga. Oleh karena itu, kebiasaan yang adiksi ini harus segera diatasi.
Selain melibatkan ahli untuk intervensi fisik, psikologis dan sosialnya, orang
dengan masalah kecanduan judi harus dibatasi akses terhadap keuangan dan
perangkat yang memberikan akses kepada judi. Selain itu, mereka harus merubah
kebiasaan, gaya hidup, lingkungan pertemanan, dan menekuni hobi baru.
Kenyataannya sering kali keluarga tidak mampu lagi mendampingi sehingga pilihan
yang diambil adalah memutuskan hubungan dengan keluarga atau mengakhiri hidup.

8
REFERENSI
Karli, Karli, et al. "Penyuluhan Pengabdian Hukum dalam Mengatasi Dampak
Negatif Judi Online terhadap Kesejahteraan Buruh." PUNDIMAS: Publikasi
Kegiatan Abdimas 2.2 (2023): 86-92.
Yani, Safrida, and Fauziah Lubis. "DAMPAK NEGATIVE JUDI ONLINE
DALAM KEHARMONISAN KELUARGA (Studi Kasus Didesa Sei Jawi-
Jawi, Kec. Sei Kepayang Barat, Kab. Asahan Sumatera Utara)." Kabilah:
Journal of Social Community 8.1 (2023): 856-869.
Lubis, Fidyan Hamdi, Melisa Pane, and Irwansyah Irwansyah. "Fenomena Judi
Online di Kalangan Remaja dan Faktor penyebab Maraknya Serta Pandangan
Hukum Positif dan Hukum Islam (Maqashid Syariah)." Jurnal Pendidikan
dan Konseling (JPDK) 5.2 (2023): 2655-2663.
Lutfiwati, Sri. "Memahami kecanduan game online melalui pendekatan
neurobiologi." ANFUSINA: Journal of Psychology 1.1 (2018): 1-16.
Kurniawan, Dul Kipli. "Pengaruh Kecanduan Game Online pada Remaja terhadap
Perkembangan Psikolog Anak dengan Tingkat Kecemasan Orang
Tua." Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran: JPPP 3.2 (2022): 135-
146.
Lakoro, Aniza, Lisnawaty Badu, and Nuvazria Achir. "Lemahnya Kepolisian
Dalam Penanganan Tindak Pidana Perjudian Togel Online." Jurnal
Legalitas 13.01 (2020): 31-52.
Kurniawan, Yundha, Taufik Siregar, and Sri Hidayani. "Penegakan Hukum Oleh
Polri Terhadap Pelaku Tindak Pidana Judi Online (Studi Pada Kepolisian
Daerah Sumatera Utara)." ARBITER: Jurnal Ilmiah Magister Hukum 4.1
(2022): 28-44.
Nono, Ignasius Yosanda, Anak Agung Sagung Laksmi Dewi, and I. Putu Gede
Seputra. "Penegakan Hukum Terhadap Selebgram yang Mempromosikan
Situs Judi Online." Jurnal Analogi Hukum 3.2 (2021): 235-239.
Nono, Ignasius Yosanda, Anak Agung Sagung Laksmi Dewi, and I. Putu Gede
Seputra. "Penegakan Hukum Terhadap Selebgram yang Mempromosikan
Situs Judi Online." Jurnal Analogi Hukum 3.2 (2021): 235-239.

9
Zurohman, Achmad, Tri Marhaeni Pudji Astuti, and Tjaturahono Budi Sanjoto.
"Dampak fenomena judi online terhadap melemahnya nilai-nilai sosial pada
remaja (studi di Campusnet Data Media cabang Sadewa Kota
Semarang)." JESS (Journal of Educational Social Studies) 5.2 (2016): 156-
162.
Falah, Muhammad Fajrul, Fanny Tanuwijaya, and Samuel SM Samosir. "Perjudian
Online: Kajian Pidana atas Putusan Nomor 1033/PID. B/2014/PN.
BDG." Lentera Hukum 4 (2017): 31.

10

Anda mungkin juga menyukai