Kelompok 3 Bab 5 Dan 6
Kelompok 3 Bab 5 Dan 6
DAN
PROSES-PROSES MEMORI
(Buku: Cognitive Psychology: Robert J.Sternberg)
Oleh:
Kelompok 3
Yang beranggotakan:
Annafi Awantagusnik (230311906856)
Ihwan Zulkarnain (230311902618)
Linda Ramadhanty Januar (230311910961)
Berikut beberapa pertanyaan yang akan kita bahas dalam bab ini:
1. Tugas apa saja yang digunakan untuk mempelajari memori, dan apa yang ditunjukkan oleh
berbagai tugas tentang struktur memori?
2. Apa odel tradisional yang berlaku untuk struktur memori?
3. Apa sajakah model alternatif utama untuk struktur memori?
4. Apa yang telah dipelajari para psikolog tentang struktur memori dengan mempelajari memori
yang luar biasa dan fisiologi otak?
Para peneliti telah menemukan bahwa orang yang sering mengalami jet lag dengan waktu
pemulihan kurang dari dua minggu memiliki kinerja yang lebih buruk dalam tes memori spasial
dibandingkan orang yang memiliki waktu pemulihan lebih lama (Cho, 2001). orang yang
mungkin terkena dampaknya adalah pekerja shift seperti dokter atau perawat, karena ritme siang
dan malam mereka sering terganggu.
Memori adalah cara kita menyimpan dan memanfaatkan pengalaman masa lalu untuk
menggunakan informasi tersebut di masa kini (Tulving, 2000b; Tulving & Craik, 2000). Sebagai
sebuah proses, memori mengacu pada mekanisme dinamis yang terkait dengan penyimpanan,
penyimpanan, dan pengambilan informasi tentang pengalaman masa lalu (Bjorklund, Schneider,
& Hernández Blasi, 2003; Crowder, 1976). Secara khusus, psikolog kognitif telah
mengidentifikasi tiga operasi umum memori: pengkodean, penyimpanan, dan pengambilan
(Baddeley, 2002; Brebion, 2007; Brown & Craik, 2000). Setiap operasi mewakili tahapan dalam
pemrosesan memori.
o Tahapan pengkodean, mengubah data sensorik menjadi bentuk representasi mental.
o Tahapan penyimpanan, menyimpan informasi yang dikodekan dalam memori.
o Tahapan pengambilan, mengeluarkan atau menggunakan informasi yang disimpan dalam
memori.
beberapa model tentang cara kerja memori. model memori tradisional mencakup sistem
penyimpanan sensorik, jangka pendek, dan jangka panjang.
1
2. Jenis tugas kedua adalah pemanggilan kembali, di mana seseorang mengingat item dalam
urutan apa pun yang diinginkan (Golomb dkk., 2008). Dalam hal ini, Anda akan meminta
orang untuk mengingatnya daftar komedian di atas, dalam urutan apa pun.
3. Jenis tugas yang ketiga adalah cued recall, yang mana pertama-tama seseorang diperlihatkan
benda-benda berpasangan tetapi selama mengingat hanya diberi isyarat dengan satu anggota
dari setiap pasangan dan diminta untuk melakukannya ingat setiap pasangan. Penarikan
kembali isyarat juga disebut “penarikan kembali rekan berpasangan” (Lockhart, 2000).
Memori prosedural, atau memori untuk proses, juga dapat diuji dalam tugas memori
implisit. Contoh memori prosedural mencakup prosedur yang terlibat dalam mengendarai sepeda
atau mengendarai mobil. Anda tidak perlu secara sadar mengingat apa yang harus Anda lakukan
2
di lampu merah, menyikat gigi hingga menulis. memori prosedural terkadang diperiksa dengan
tugas pengejaran berputar (Gonzalez, 2008)
Tugas lain yang digunakan untuk memeriksa memori prosedural adalah penelusuran
cermin. Tugas penelusuran cermin juga digunakan untuk mempelajari dampak tidur pada
procedural Penyimpanan. Pasien yang menderita skizofrenia juga sering mengalami penurunan
daya ingat masalah tidur. Sebuah studi yang dilakukan oleh Göder dan rekannya (2008)
menemukan bahwa ketika pasien tersebut menerima obat yang meningkatkan durasi tidur
gelombang lambat mereka, kinerja memori prosedural mereka juga meningkat.
Memori implisit dan eksplisit terpisah dan dapat dipisahkan diukur dengan tugas yang
berbeda. Beberapa peneliti menantang asumsi ini. Mereka berasumsi bahwa memori implisit dan
eksplisit sama-sama berperan dalam setiap respons, meskipun demikian tugas yang ada
dimaksudkan untuk mengukur hanya satu jenis memori. Jadi, kognitif psikolog telah
mengembangkan model yang berasumsi baik secara implisit maupun eksplisit memori
mempengaruhi hampir semua respons. Salah satu yang pertama dan paling dikenal luas model
di bidang ini adalah model proses-disosiasi (Daniels et al., 2006; Jacoby, 1991). Model ini
mengasumsikan bahwa memori implisit dan eksplisit keduanya mempunyai peran dalam hampir
setiap respons. Oleh karena itu, hanya diperlukan satu tugas untuk mengukur kedua proses ini.
Meskipun ada perbedaan pendapat mengenai tindakan apa yang sebenarnya berbeda
menunjukkan, ada kesepakatan bahwa memori implisit dan eksplisit sama-sama penting
kehidupan kita sehari-hari. Memori implisit, sama seperti memori eksplisit memori, merupakan
bagian penting dari kecerdasan manusia (Kaufman, 2010).
PERIKSA KONSEP
1. Apa perbedaan antara tugas mengingat dan tugas pengenalan?
2. Apa yang dimaksud dengan memori eksplisit?
3. Apa yang dimaksud dengan memori implisit?
4. Mengapa masuk akal untuk mempertimbangkan budaya ketika melakukan penelitian
mengenai memori di berbagai negara?
B. Model Memori
3
Para peneliti telah mengembangkan beberapa model untuk menggambarkan cara kerja memori
kita. “Tiga Model Penyimpanan” tradisional bukanlah satu-satunya cara untuk
mengkonseptualisasikan memori. Bagian berikut pertama-tama menyajikan apa yang kita
ketahui tentang memori dalam kaitannya dengan model tiga penyimpanan. Kemudian kami
memeriksa model level pemrosesan, dan juga mempertimbangkan model memori kerja
integratif. Selanjutnya, kita akan mengeksplorasi lebih banyak konseptualisasi system memori
dan terakhir mengenal model koneksionis. Mari kita mulai dengan model ingatan tradisional.
Gambar menunjukkan model pemrosesan informasi sederhana dari penyimpanan ini (Atkinson
& Shiffrin, 1971). Model ini menekankan area penyimpanan pasif di mana memori disimpan;
tetapi hal ini juga menyinggung beberapa proses pengendalian yang mengatur transfer informasi
dari satu penyimpanan ke penyimpanan lainnya. Pada bagian berikut, kita melihat lebih dekat
penyimpanan sensorik, penyimpanan jangka pendek, dan penyimpanan jangka panjang.
4
Penyimpanan Sensorik
Penyimpanan sensorik adalah gudang awal dari banyak informasi yang pada akhirnya
masuk ke penyimpanan jangka pendek dan jangka panjang. Penyimpanan ikonik adalah register
sensorik visual terpisah yang menyimpan informasi untuk jangka waktu yang sangat singkat.
Namanya diambil dari fakta bahwa informasi disimpan dalam bentuk ikon. Ini pada gilirannya
adalah gambaran visual yang mewakili sesuatu. Ikon biasanya menyerupai apa pun yang
direpresentasikan.
Jika Anda pernah “menulis” nama Anda dengan kembang api (atau sebatang dupa) yang
menyala dengan latar belakang gelap, Anda pernah mengalami kegigihan memori visual. Anda
sebentar “melihat” nama Anda, meskipun kembang api tidak meninggalkan jejak fisik.
Persistensi visual ini adalah contoh jenis informasi yang disimpan di toko ikonik.
Penemuan Sperling
Sperling Penemuan awal mengenai keberadaan toko ikonik berasal dari disertasi doctoral
seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Harvard bernama George Sperling (1960).
Sperling menemukan bahwa ketika peserta diminta melaporkan apa yang mereka lihat, mereka
hanya mengingat sekitar empat simbol. Prosedur yang digunakan oleh Sperling adalah prosedur
laporan keseluruhan. Dalam prosedur ini, peserta melaporkan setiap simbol yang dilihatnya.
Sperling kemudian memperkenalkan prosedur laporan parsial. Di sini, peserta hanya perlu
melaporkan sebagian dari apa yang mereka lihat.
Prosedur laporan parsial secara dramatis mengubah seberapa banyak peserta dapat
mengingat. Dengan menggunakan prosedur laporan parsial ini, Sperling menemukan bahwa
peserta memiliki sekitar 9 dari 12 simbol jika mereka diberi isyarat segera sebelum atau segera
setelah tampilan ditampilkan. Namun, ketika mereka diberi isyarat satu detik kemudian, ingatan
mereka turun menjadi 4 atau 5 dari 12 item. Tingkat penarikan kembali ini hampir sama dengan
yang diperoleh melalui prosedur laporan keseluruhan. Data ini menunjukkan bahwa toko ikonik
tersebut dapat menampung sekitar 9 item. Mereka juga berpendapat bahwa informasi dalam
penyimpanan ini terurai dengan sangat cepat (Gambar 5.4).
6
Penyimpanan Jangka Panjang
Beberapa ahli teori berpendapat bahwa kapasitas memori jangka panjang tidak terbatas,
setidaknya dalam istilah praktis (Bahrick, 2000; Brady, 2008). Saat ini, kita bahkan tidak
mempunyai bukti bahwa ada batasan mutlak berapa lama informasi dapat disimpan.
Selama stimulasi listrik, Penfield (1955, 1969) menemukan bahwa pasien kadang-kadang
tampak mengingat kembali kenangan masa kecil mereka. Kenangan ini mungkin tidak teringat
selama bertahun-tahun. Data ini memberi kesan bahwa ingatan jangka panjang mungkin bersifat
permanen. Beberapa peneliti membantah interpretasi Penfield (misalnya, Loftus & Loftus,
1980). Peneliti lain, yang menggunakan teknik empiris pada peserta yang lebih tua, menemukan
bukti yang bertentangan.
Mengingat kritik-kritik ini dan beberapa temuan yang bertentangan, model LOP
telah direvisi. Urutan tingkat pengkodean mungkin tidak sepenting yang diperkirakan
sebelumnya. Dua variabel lain yang mungkin lebih penting: cara orang memproses
(menguraikan) pengkodean suatu item (misalnya, fonologis atau semantik), dan cara item
tersebut diambil di kemudian hari. Semakin baik kecocokan antara jenis elaborasi
pengkodean dan jenis tugas yang diperlukan untuk pengambilan, semakin baik pula hasil
pengambilannya (Morris, Bransford, & Franks, 1977). Lebih jauh lagi, tampaknya ada dua
jenis strategi untuk mengelaborasi pengkodean.
1. elaborasi dalam item. Ini menguraikan pengkodean item tertentu (misalnya, sebuah
kata atau fakta lain) dalam hal karakteristiknya, termasuk berbagai tingkat pemroses
2. elaborasi antar item. Ini menguraikan pengkodean dengan menghubungkan fitur setiap
item (sekali lagi, pada berbagai tingkatan) dengan fitur item yang sudah ada dalam
memori. Jadi, misalkan Anda ingin mengingat sesuatu secara khusus. Anda dapat
menguraikannya pada berbagai tingkatan untuk masing-masing dari kedua strategi
tersebut.
9
Model memori kerja konsisten dengan gagasan bahwa banyak sistem mungkin terlibat
dalam penyimpanan dan pengambilan informasi. Temuan ini menunjukkan bahwa mungkin ada
setidaknya dua sistem memori eksplisit yang terpisah. Salah satunya adalah untuk mengatur dan
menyimpan informasi dengan referensi waktu yang berbeda. Berdasarkan temuan tersebut,
Endel Tulving (1972) mengajukan perbedaan antara dua jenis memori eksplisit. Memori
semantik menyimpan pengetahuan umum tentang dunia. Ini adalah ingatan kita akan fakta-fakta
yang tidak unik bagi kita dan tidak diingat dalam konteks temporal tertentu. Memori episodik
menyimpan peristiwa atau episode yang dialami secara pribadi.
Tulving (1983, 1989) dan lain-lain (misalnya, Shoben, 1984) memberikan dukungan
untuk perbedaan antara memori semantik dan episodik. Hal ini didasarkan pada penelitian
kognitif dan penyelidikan neurologis. Investigasi neurologis melibatkan studi stimulasi listrik,
studi pasien dengan gangguan memori, dan studi aliran darah otak. Namun, tidak jelas apakah
ingatan semantik dan episodik adalah dua hal yang berbedasistem. Kadang-kadang mereka
tampak berfungsi dengan cara yang berbeda. Tapi banyak yang bersifat kognitif psikolog
mempertanyakan perbedaan ini (misalnya, Eysenck & Keane, 1990; Humphreys, Bain, & Pike,
1989). Mereka menunjukkan bahwa batas antara kedua jenis ini ingatan sering kali kabur.
Mereka juga mencatat masalah metodologis pada beberapa di antaranya bukti yang
mendukung. Mungkin memori episodik hanyalah bentuk khusus dari memori semantik
(Tulving, 1984, 1986).
Namun, beberapa bukti neurologis menunjukkan bahwa kedua jenis memori ini
memiliki kecepatan yang berbeda. Melalui metode neuropsikologis, peneliti menemukan
disosiasi, yang berarti bahwa area yang terpisah dan berbeda tampaknya terlibat dalam
aktivitas. pengambilan memori semantik versus episodik (Prince, Tsukiura, & Cabeza, 2007).
Ketika peneliti menemukan substrat saraf dari fungsi otak tertentu, seseorang akan berbicara
tentang disosiasi. Pengamatan ini menunjukkan bahwa terdapat disosiasi antara kedua jenis
memori tersebut. Semua temuan ini mendukung kesimpulan bahwa ada adalah sistem memori
episodik dan semantik yang terpisah.
Model ilmu saraf yang disebut HERA (hemispheric coding/retrieval asymme try)
mencoba menjelaskan perbedaan dalam aktivasi hemispheric untuk semantik versus
kenangan episodik. Menurut model ini, ada aktivasi yang lebih besar di sebelah kiri daripada
di belahan prefrontal kanan untuk tugas-tugas yang memerlukan pengambilan dari semantik
memori (Nyberg, Cabeza, & Tulving, 1996; Tulving et al., 1994). Sebaliknya, di sana lebih
banyak aktivasi di belahan kanan daripada di belahan prefrontal kiri untuk tugas pengambilan
episodik. Model ini kemudian mengusulkan ingatan semantik dan episodic harus berbeda
karena menggambarkan area otak yang berbeda.
Temuan lain menunjukkan bahwa proses saraf terlibat dalam ingatan ini tumpang
tindih (Rajah & McIntosh, 2005). Meskipun ada perilaku dan bukti neurologis bahwa ada
perbedaan antara kedua jenis memori ini, sebagian besar peneliti setuju bahwa, setidaknya,
terdapat banyak interaksi antara kedua jenis memori ini
e. Perspektif Koneksionis
Koneksionisme merupakan teori tentang pikiran dengan gagasan mengenai keberadaan
sebuah set besar berisi unit-unit sederhana yang saling terhubung dalam sebuah jaringan
yang terdistribusi secara paralel (jaringanPDP). Asumsi dasarnya unit-unit saling
merangsang (excite) atau menghambat (inhibit) satu sama lain dalam sistem tsb, bersamaan
ataupunparalel. Representasi pengetahuan bersifat koneksionistik:
10
• Pola tidak disimpan; item yang disimpan adalah kekuatan koneksi antaraunit-unit
memungkinkan pembentukan pola tersebut
• Pendekatan terhadap pembelajaran secara berbeda
• Model PDP dibuat berdasarkan asumsi-asumsi neurologis
C. Memori Luar Biasa dan Neuropsikologi
Hingga saat ini, diskusi tentang memori terfokus pada tugas dan struktur dalam
mengaktifkan memori yang berfungsi normal. Namun, ada kasus yang jarang terjadi pada
penderita memori luar biasa (baik ditingkatkan atau kurang) yang memberikan beberapa
hal menarik wawasan tentang sifat memori secara umum. Studi tentang memori yang luar
biasa mengarah langsung pada penyelidikan neuropsikologis terhadap mekanisme
fisiologis memori yang mendasarinya.
a. Memori Luar Biasa: Mnemonists
Bayangkan bagaimana hidup Anda akan menjadi jika Anda mampu mengingat setiap
kata yang tercetak dalam buku ini. Dalam hal ini, Anda akan dianggap sebagai seorang
mnemonis, seseorang yang menunjukkan kemampuan ingatan yang sangat tajam,
biasanya didasarkan pada penggunaan teknik khusus untuk meningkatkan ingatan.
Mungkin salah satu mnemonis yang paling terkenal adalah seorang pria yang disebut "S."
Psikolog Rusia Alexander Luria (1968) melaporkan bahwa suatu hari S. muncul di
laboratoriumnya dan meminta diuji ingatannya. Luria mengujinya. Dia menemukan
bahwa ingatan pria tersebut tampaknya tidak memiliki batas praktis. S. bisa mengulang
urutan kata-kata yang sangat panjang, terlepas dari berapa lama waktu berlalu sejak kata-
kata itu disajikan padanya. Luria mempelajari S. selama lebih dari 30 tahun. Dia
menemukan bahwa bahkan ketika retensi S. diukur 15 atau 16 tahun setelah sesi di mana
S. telah mempelajari kata-kata tersebut, S. masih bisa mengulang kata-kata tersebut. S.
akhirnya menjadi seorang entertainer profesional. Dia memukau penonton dengan
kemampuannya untuk mengingat apa pun yang dimintakan darinya.
Apa trik S.? Bagaimana dia bisa mengingat begitu banyak? Ternyata, dia sangat
bergantung pada teknik mnemonik berdasarkan imaji visual. Dia mengubah materi yang
perlu diingatnya menjadi gambar-gambar visual. Misalnya, dia melaporkan bahwa ketika
diminta mengingat kata "hijau," dia akan membayangkan pot bunga hijau. Untuk kata
"merah," dia membayangkan seorang pria dengan kemeja merah mendekatinya. Angka-
angka memunculkan gambar-gambar. Sebagai contoh, angka 1 adalah seorang pria yang
tegap dan berpostur baik. Angka 3 adalah seseorang yang muram. Angka 6 adalah
seorang pria dengan kaki yang bengkak, dan seterusnya.
11
b. Kehilangan Memori
Ada banyak sindrom yang berhubungan dengan kehilangan ingatan. Sama seperti studi
tentang ingatan yang sangat baik, studi tentang kekurangan memori memberi kita banyak
wawasan berharga tentang cara kerja memori. Pada bagian ini, kita akan melihat dua
sindrom. Yang pertama dan juga paling terkenal adalah amnesia. Setelah itu, kita akan
mendalami gejala dan penyebab penyakit Alzheimer, yang merupakan penyakit terkenal
lainnya yang menyebabkan hilangnya ingatan.
• Amnesia
Amnesia adalah kehilangan yang parah terhadap ingatan eksplisit (Robbins, 2009).
Salah satu jenisnya adalah amnesia retrograde, di mana individu kehilangan ingatan
tujuan mereka terhadap peristiwa sebelum trauma yang menyebabkan hilangnya
ingatan (Levine et al., 2009; Squire, 1999). Bentuk ringan dari amnesia retrograde bisa
terjadi cukup umum saat seseorang mengalami gegar otak. Biasanya, peristiwa yang
terjadi segera sebelum episode gegar otak tidak diingat dengan baik.
W. Ritchie Russell dan P. W. Nathan (1946) melaporkan kasus amnesia retrograde
yang lebih parah. Seorang pekerja taman berusia 22 tahun dilemparkan dari sepeda
motornya pada bulan Agustus 1933. Seminggu setelah kecelakaan, pria muda itu bisa
berbicara dengan bijaksana. Dia tampaknya sudah pulih. Namun, dengan cepat
menjadi jelas bahwa dia telah mengalami kehilangan ingatan yang parah terhadap
peristiwa yang terjadi sebelum trauma. Saat ditanyai, dia menyebutkan tanggal sebagai
Februari 1922. Dia percaya dirinya adalah seorang pelajar. Dia tidak memiliki ingatan
tentang tahun-tahun di antaranya. Selama beberapa minggu berikutnya, ingatannya
tentang peristiwa masa lalu secara bertahap kembali. Pengembalian dimulai dari
peristiwa yang paling jauh dan berlanjut menuju peristiwa yang lebih baru. Pada 10
minggu setelah kecelakaan, dia sudah pulih ingatan untuk sebagian besar peristiwa
tahun-tahun sebelumnya. Akhirnya, dia bisa mengingat semua yang telah terjadi
sampai beberapa menit sebelum kecelakaan. Dalam amnesia retrograde, ingatan yang
kembali biasanya dimulai dari masa lalu yang lebih jauh. Kemudian, mereka kembali
secara bertahap hingga waktu trauma. Seringkali peristiwa tepat sebelum trauma tidak
pernah diingat kembali.
• Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah penyakit pada orang dewasa yang menyebabkan demensia
serta kehilangan ingatan progresif (Kensinger & Corkin, 2003). Demensia adalah
12
kehilangan fungsi intelektual yang cukup parah untuk mengganggu kehidupan sehari-
hari seseorang. Kehilangan ingatan dalam penyakit Alzheimer dapat dilihat dalam
pemindaian otak perbandingan individu dengan dan tanpa penyakit Alzheimer.
Perhatikan Gambar 5.10.
14
BAB 6
PROSES-PROSES MEMORI
15
a. Bentuk-bentuk Pengkodean
Penyimpanan Jangka Pendek (Short Term Storage)
Secara umum, kapasitas memori jangka pendek langsung kita bagi berdasarkan luas
stimulusnya, kira-kira berkisar tujuh stimulus plus-minus dua (Miller, 1956). Sebuah
stimulus menjadi sangat sederhana, seperti sebuah dijit, atau sangat kompleks seperti
sebuah kata. Jika kita mengumpulkan bersama-sama rangkaian dari, katakanlah, dua
puluh huruf atau angka menjadi tujuh item yang berarti, kita akan langsung
mengulanginya dengan cepat. Contoh, ketika kita melakukan chunking, seperti ketika
kita mengingat nomor telepon, di mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan
angka itu menjadi beberapa potongan yang lebih mudah diingat. Kebanyakan orang
tidak bisa mengingat memori jangka-pendek dari dua puluh rangkaian kata berikut ini:
101001000100001000100. Namun kalo kita mengelompokannya menjadi unit-unit
yang lebih besar, seprti 10, 100, 1000, 10000, 1000, dan 100, maka kita akan lebih
mudah memproduksi dua puluh angka ini sebagai enam item yang berbeda (Miller,
1956).
Faktor-faktor lain juga mempengaruhi kapasitas memori bagi simpanan temporer.
Contoh, jumlah suku kata yang kita ucapkan menurut setiap itemnya dapat
mempengaruhi jumlah item yang bisa kita ingat. Ketika setiap item memiliki jumlah
suku kata yang lebih banyak, kita hanya bisa mengingat beberapa item saja (Baddeley,
Thomson & Buchanan, 1975; Naveh-Benjamin & Ayres, 1986; Schweickert & Boruff,
1986). Bahkan umumnya batas kapasitas cuma bisa berkisar dari tiga sampai lima item
saja ketimbang sampai tujuh item (Cowan, 2001), bahkan beberapa penelitian
membuktikannya lebih rendah lagi (contoh, Waugh & Norman, 1965). Bila anda
melihat rangkaian huruf seperti T, V, K, A, M, Q, B, R, J, L,E, W, anda mungkin
mengingat tujuh huruf; dan bila anda melihat rangkaian kata seperti handuk, musik,
dosen, panah, salad, candi, uang, helium, gula, beo, musik, ayam, anda juga mengingat
tujuh item (tergantung kecepatan penayangan stimuli). Meskipun demikian, bila anda
mengukur jumlah informasi yang anda ingat dalam eksperimen di atas (yakni jumlah
huruf), anda mampu mengingat lebih banyak informasi dalam eksperimen
menggunakan rangkaian kata dibandingkan rangkaian huruf. Miller (1956)
memberikan suatu penjelasan mengenai cara item disandikan dalam Memori Jangka
Pendek (Short Term Memory)- STM. Miller menyusun dalil mengenai suatu model
memori yang memuat tujuh chunk atau tujuh “bongkahan unit” informasi. Huruf-huruf
16
tunggal (T, V, K, A,... ) dianggap sebagai unit-unit informasi yang terpisah-pisah
sehingga setiap huruf menempati satu slot (dari tujuh slot yang tersedia dalam STM).
Namun, ketika huruf-huruf tersebut membentuk suatu kata, kata tersebut dianggap
sebagai satu unit informasi sehingga setiap unit kata menempati satu slot STM. Dengan
demikian, meningkatnya kapasitas penyimpanan STM (dalam kasus diatas, jumlah total
huruf) dicapai melalui proses chunking, yakni mengubah huruf-huruf mrnjadi unit-unit
yang bermakna. Proses chunking adalah suatu proses yang penting karena menjelaskan
fenomena STM yang mampu memproses sejumlah besar informasi tanpa menyebabkan
“kemacetan” (bottleneck) dalam rangkaian pemrosesan informasi.
Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Storage) -LTM
Seberapa banyak informasi yang bisa kita simpan didalam memori jangka-panjang?
Seberapa lama informasi tersebut bisa bertahan? Pertanyaan mengenai kapasitas
penyimpanan bisa digeser cepat karena jawabnya mudah. Kita tidak tahu. Tidak juga
kita bisa tahu bagaimana kita dapat menemukannya. Kita bisa merancang berbagai
eksperimen untuk menentukan batas-batas memori jangka-pendek. Namun, kita tidak
tahu cara mengetes batas-batas memori jangka-panjang apalagi menentukan
kapasitasnya. Sulit bagi kita untuk membayangkan kapasitas dan durasi informasi yang
ditampung dalam Long-term memory. Hal ini disebabkan oleh kapasitas Long-term
memory yang sangat luas dan durasinya seolah tanpa akhir. Beberapa teoritisi
menyarankan bahwa kapasitas memori jangka-panjang tidak terbatas, minimal dalam
sudut-sudut praktis tertentu (Bahrick, 1948a, 1928b, 2000; Bahrick & Hall,
1991;Hintman, 1978). Hal ini membuat pertanyaan tentang seberapa lama informasi
bertaham dalam memori jangka-panjang menjadi tidah mudah dijawab. Saat ini pun
kita masih tidak memiliki bukti apakah memang ada batas yang absolut bagi seberapa
lama informasi bisa disimpan.
Beberapa peneliti mengetes memori partisipan tentang nama-nama dan foto-foto dari
teman-teman mereka dikelas menengah keatas (Bahrick, Bahrick & wittlinger, 1975).
Bahkan setelah 25 tahun, masih sedikit saja aspek-aspek memori yang terlupakan.
Partisipan cenderung lebih mengenali nama-nama dengan foto wajah juga cukup tinggi.
Seperti yang anda tahu, upaya mengingat nama seringkali menunjukkan tingkat
kelupaan paling tinggi. Istilah permastore mengacu pada informasi yang sangat lama
simpanannya, seperti pengetahuan tentang bahasa asing (Bahrick, 1984a, 1984b;
Bahrick dkk, 1993) dan matematika (Bahrick & Hall, 1991).
17
Kemampuan manusia untuk memahami masa lalu dan menggunakan informasi tersebut
untuk “masa kini” adalah fungsi dari Long-term memory. Karakteristik utama yang
paling menonjol dari Long-term memory adalah keberanekaragamannya (penyandian,
abstraksi informasi, struktur, kapasitas dan permanensinya). Long-term memory tidak
pasif, dalam arti bahwa informasi yang diambilnya tinggal di dalam memori menunggu
untuk dipanggil kapan saja ia diperlukan. Dalam Long-term memory informasi
dikumpulkan kembali, disusun, diperiksa, dan ditahan sebentar sebelum ia dapat
disimpan. Informasi yang hilang atau tidak lengkap harus dilengkapi dan ditambahkan
sehingga memori menjadi sangat koheren.
Lokasi tempat memori disimpan adalah diseluruh bagian otak, meskipun juga terpusat
dibagian-bagian tertentu. Beberapa region otak berfungsi penting dalam pembentukan
memori. Region-region tersebut meliputi hipokampus dan korteks (yang berbatasan
dengan hipokampus), serta thalamus. Hippocampus itu sendiri tidaklah menjadi
penyimpanan memori jangka panjang yang permanen, maka hipokampus tidak akan
memiliki akses memorinya sebelum operasi. Informasi sensorik dikirimkan ke region-
region otak yang spesifik. Info dari mata dan telinga, diberikan kepada korteks visual
dan korteks auditorik secara berturut-turut. Ada kemungkinan bahwa memori jangka
panjang terkait pengalaman-pengalaman sensorik tersebut juga disimpan di dalam, atau
didekat lokasi ini.
b. Transfer Informasi dari Memori Jangka Pendek ke Memori Jangka Panjang
Bagaimana kita memindahkan informasi dari memori jangka pendek ke
memori jangka panjang? Cara memindahkan informasi bergantung pada apakah
informasi tersebut melibatkan memori deklaratif atau nondeklaratif. Memori
deklaratif adalah ingatan tentang informasi faktual: nama, wajah, tanggal, dan fakta,
seperti “sebuah sepeda memiliki dua roda.” Memori prosedural (atau memori
nondeklaratif) adalah ingatan tentang kebiasaan, seperti bagaimana cara mengendarai
sebuah sepeda atau memukul bola pada permainan bisbol.
Pintu masuk ke dalam memori deklaratif jangka panjang dapat terjadi melalui
berbagai proses. Salah satu metode untuk mencapai tujuan ini adalah dengan dengan
sengaja memperhatikan informasi untuk memahaminya. Cara lain adalah dengan
membuat koneksi atau asosiasi antara informasi baru dan apa yang sudah kita ketahui
dan pahami. Kita membuat koneksi dengan mengintegrasikan data baru ke dalam
skema informasi yang sudah tersimpan. Proses mengintegrasikan informasi baru ke
dalam informasi yang tersimpan ini disebut konsolidasi.
18
Pada manusia, proses konsolidasi informasi deklaratif ke dalam memori dapat
berlanjut selama bertahun-tahun setelah pengalaman awal (Squire, 1986). Ketika
Anda belajar tentang seseorang atau sesuatu, misalnya, Anda sering mengintegrasikan
informasi baru ke dalam pengetahuan Anda jauh setelah Anda mendapatkan
pengetahuan itu. Misalnya, Anda mungkin telah bertemu seorang teman bertahun-
tahun yang lalu dan mulai mengorganisir pengetahuan tersebut pada saat itu. Namun,
Anda masih memperoleh informasi baru tentang teman tersebut—kadang-kadang
informasi yang mengejutkan—dan terus mengintegrasikan informasi baru ini ke
dalam basis pengetahuan Anda.
Kita dapat menggunakan berbagai strategi metamemori untuk menjaga atau
meningkatkan integritas ingatan selama proses konsolidasi (Metcalfe, 2000; Waters &
Schneider, 2010). Strategi-strategi metamemori melibatkan refleksi pada proses
ingatan kita sendiri dengan tujuan meningkatkan ingatan kita. Strategi-strategi
semacam itu sangat penting ketika kita mentransfer informasi baru ke dalam memori
jangka panjang dengan mengulangi. Strategi-strategi metamemori hanya satu
komponen dari metakognisi, kemampuan kita untuk berpikir tentang dan mengontrol
proses berpikir kita sendiri dan cara meningkatkan pemikiran kita.
Rehearsal
Salah satu teknik yang digunakan orang untuk menjaga agar informasi tetap
aktif adalah latihan, yaitu pembacaan berulang-ulang suatu item. Efek dari latihan
tersebut disebut efek latihan.
Latihan mungkin dilakukan secara terang-terangan, dalam hal ini biasanya
dilakukan dengan suara keras dan jelas bagi siapa pun yang menonton. Atau mungkin
terselubung, dalam hal ini diam dan tersembunyi.
Repetisi dan Pengembangan
Dalam untuk memindahkan informasi ke dalam memori jangka panjang, seseorang
harus terlibat dalam pengembangan informasi. Dalam pengembangan informasi,
individu tersebut dengan cara tertentu mengembangkan benda-benda yang harus
diingat. Rehearsal semacam ini membuat benda-benda tersebut lebih terintegrasi
dengan makna ke dalam apa yang sudah diketahui individu atau lebih terhubung
secara berarti satu sama lain dan oleh karena itu lebih mudah diingat.
The Spacing Effect
Prinsip efek penjadwalan ini penting untuk diingat saat belajar. Anda akan mengingat
informasi lebih lama, rata-rata, jika Anda mendistribusikan pembelajaran materi dan
19
mengubah konteks untuk pengkodean. Jangan mencoba menghabiskannya dalam
waktu singkat. Bayangkan belajar untuk ujian dalam beberapa sesi pendek selama
periode 2 minggu. Anda akan mengingat sebagian besar materi. Namun, jika Anda
mencoba mempelajari semua materi hanya dalam satu malam, Anda akan mengingat
sangat sedikit dan ingatan untuk materi ini akan cepat memudar.
Konsolidasi Tidur dan Memori
Salah satu hal yang penting dalam hal memori adalah jumlah tidur gerak mata cepat
(REM), tahap tidur tertentu (lihat Gambar 6.1) yang ditandai oleh mimpis dan
peningkatan aktivitas gelombang otak (Karni dkk., 1994), yang diterima seseorang.
Secara khusus, gangguan pola tidur REM pada malam setelah pembelajaran
mengurangi jumlah perbaikan dalam tugas diskriminasi visual yang terjadi
dibandingkan dengan tidur normal. Selain itu, ketiadaan peningkatan ini tidak teramati
pada pola tidur tahap tiga atau tahap empat yang terganggu (Karni dkk., 1994).
Penelitian lain juga menunjukkan pembelajaran yang lebih baik dengan peningkatan
proporsi tidur tahap REM setelah terpapar situasi pembelajaran (Ellenbogen, Payne, &
Stickgold, 2006; Smith, 1996).
Pengelompokan Informasi
a. Teknik-teknik Mnemonik
Mnemonik berasal dari kata Mnemosyne (bahasa Yunani).
Teknikini merupakan teknik untuk meningkatkan penyimpanan atau
20
penyandian dan pengambilan-kembali (recall) informasi dalam
memori. Strategi dalam teknik mnemonik:
⚫ Imagery dan mediasi (misalnya: metode loci & sistem kata
bergantung),
⚫ Karakteristik-karakteristik fonemik & ortografik
(misalnya:mengingat kata &
mengingat angka),
⚫ Isyarat atau pemicu fonemik (fonemic cues) dan imagery
mediation(misalnya: mengingat nama & metode kata kunci,
serta
⚫ Pengorganisasian semantik.
b. Metode Loci
Mislanya, Simonides mampu mengingat tempat duduk tamunya
dalam pesta. Metode loci adalah metode yang meng-asosiasikan objek
tertentu dengan tempat/lokasi (loci) tertentu.
Contoh:
Roti depan garasi
Tomat pintu depan
Pisang rak lemari pakaian
c. Sistem Kata Bergantung
Sistem kata bergantung adalah mempelajari serangkaian kata yg
berfungsi sebagai ‘gantungan’ untuk ‘menggantungkan’ item-item
yang dihapalkan.
Contoh
: One is
a bun
Two is a
shoe
Three is a
tree Four
is a door
Five is a
hive
21
d. Metode Kata Kunci
Metode kata kunci untuk mempelajari kosakata bahasa asing.
Atkinson & Raugh (1975) yang berdasarkan penelitian: menyediakan kata
kunci pada akan memberikan hasil lebih baik daripada membiarkan
partisipan membentuk kata kunci sendiri
e. Teknik-Teknik Verbal
⚫ Akronim, kata yang dibentuk berdasarkan huruf-huruf
pertamadalam sebuah frasa/kumpulan kata. Huruf pertama
sebagai isyaratatau pemicu didukung oleh eksperimen Solso &
Biersdorff (1975) Contoh: Local Area Network LAN
⚫ Akrostik, huruf pertama sebuah frasa atau kalimat yang
diasosiasikandengan kata-kata yang harus diingat.
Contoh:
Kings play Chess Kingdom, phylum, class
f. Mengingat nama
Lorayne & Lucas (1974) menjelaskan proses mempelajari nama:
⚫ Mengingat nama itu sendiri: memerhatikan detail pelafalan
nama membentuk suatu nama/frasa pengganti.
⚫ Pencarian karakteristik menonjol di wajah (kumis, jerawat, dll)
⚫ Menghubungkan kata pengganti dengan karakteristik menonjol tsb.
B. Pengambilan
Setelah kita mengkodekan dan menyimpan informasi dalam memori jangka pendek,
bagaimana kita mengambilnya kembali? Jika kita mengalami masalah dalam mengambil
informasi, apakah informasi tersebut disimpan terlebih dahulu?
22
a. Pengambilan dari Memori Jangka Pendek
Gambar ini menunjukkan empat kemungkinan prediksi yang dapat diambil dari ingatan
jangka pendek Saul Sternberg
percobaan. Panel (a) mengilustrasikan temuan yang menunjukkan adanya pemrosesan
paralel; (b) mengilustrasikan pemrosesan serial; (c) pertunjukan
pemrosesan serial yang menyeluruh; dan (d) menunjukkan pemrosesan serial yang
berakhir sendiri
Pemrosesan Paralel atau Serial?
Pemrosesan paralel mengacu pada penanganan beberapa operasi secara bersamaan.
Ketika diterapkan pada memori jangka pendek, item yang disimpan dalam memori
jangka pendek akan diambil semuanya sekaligus, tidak satu per satu. Prediksi pada
Gambar 6.2(a) menunjukkan apa yang akan terjadi jika pemrosesan paralel dilakukan
dalam tugas pemindaian memori Sternberg: Waktu respons harus sama, berapa pun
ukuran himpunan positifnya.
Hal ini karena semua perbandingan akan dilakukan sekaligus.
Pemrosesan serial mengacu pada operasi yang dilakukan satu demi satu. Dengan kata
lain, pada tugas pemanggilan kembali digit, digit-digit tersebut akan diambil secara
berurutan, bukan sekaligus (seperti pada model paralel). Menurut model serial,
dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengambil empat digit dibandingkan mengambil
dua digit [seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.2(b)].
23
Pemrosesan yang Menyeluruh atau Berakhir Sendiri?
Jika pemrosesan informasi dilakukan secara serial, ada dua cara untuk mendapatkan
akses terhadap rangsangan: pemrosesan menyeluruh atau pemrosesan yang berhenti
sendiri. Proses serial yang menyeluruh menyiratkan bahwa peserta selalu memeriksa
digit tes terhadap semua digit dalam himpunan positif, bahkan jika kecocokan
ditemukan di tengah-tengah daftar.
Pemrosesan menyeluruh akan memprediksi pola data yang ditunjukkan pada Gambar
6.2(c).
Perhatikan bahwa semua respons positif memerlukan waktu yang sama, terlepas dari
posisi serial probe tes positif. Dengan kata lain, dalam pencarian menyeluruh, Anda
memerlukan waktu yang sama untuk menemukan digit apa pun. Di mana lokasinya
dalam daftar tidak menjadi masalah.
Pemrosesan serial yang berakhir sendiri menyiratkan bahwa peserta akan memeriksa
digit tes hanya dengan digit yang diperlukan untuk membuat respons. Perhatikan
Gambar 6.2(d). Hal ini menunjukkan bahwa waktu respon sekarang akan meningkat
secara linier sebagai fungsi dimana digit uji ditempatkan pada himpunan positif.
Semakin belakangan posisi serialnya, semakin panjang pula
waktu merespon.
25
Gambar 6.3. Dalam percobaan Khader dan rekannya (2005), peserta disajikan dengan
kata-kata abstrak seperti “konsep”, yang dipasangkan dengan satu atau dua posisi
spasial atau wajah.
c. Kecerdasan dan Pengambilan (Intelligence and Retrieval)
Kecepatan pemrosesan informasi dapat mempengaruhi kinerja awal pada tugas
mengingat dan waktu inspeksi, namun kecepatan tidak berhubungan dengan
pembelajaran jangka panjang. Mungkin pemrosesan informasi yang lebih cepat
membantu peserta dalam aspek kinerja tugas tes kecerdasan, dibandingkan
berkontribusi pada pembelajaran dan kecerdasan sebenarnya.
C. Proses Lupa dan Distorsi Memori
Dua teori mengenai melupakan informasi yang disimpan dalam memori kerja yang paling
terkenal adalah teori interferensi dan teori peluruhan.
a. Teori Interferensi
Teori interferensi mengacu pada pandangan bahwa lupa terjadi karena ingatan akan
kata-kata tertentu mengganggu ingatan akan kata-kata lain. Dua jenis interferensi yang
menonjol dalam teori dan penelitian psikologi yaitu interferensi retroaktif dan
interferensi proaktif. Interferensi retroaktif (atau penghambatan retroaktif) terjadi
ketika pengetahuan yang baru diperoleh menghalangi ingatan materi lama. Gangguan
semacam ini disebabkan oleh aktivitas yang terjadi setelah kita mempelajari sesuatu
namun sebelum kita diminta mengingatnya. Interferensi proaktif (atau penghambatan
proaktif) terjadi ketika materi yang dipelajari di masa lalu menghambat pembelajaran
materi baru. Jumlah interferensi proaktif umumnya meningkat seiring bertambahnya
lamanya waktu antara saat informasi disajikan (dan dikodekan) dan saat informasi
diambil (Underwood, 1957). Seperti yang mungkin Anda perkirakan, interferensi
proaktif meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pembelajaran sebelumnya—
dan berpotensi mengganggu—(Greenberg & Underwood, 1950). Intervensi proaktif
26
umumnya memiliki efek yang lebih kuat pada orang dewasa yang lebih tua
dibandingkan pada orang yang lebih muda (Ebert & Anderson, 2009).
b. Teori Peluruhan
Teori peluruhan menegaskan bahwa informasi dilupakan karena hilangnya jejak
memori secara bertahap, bukan karena perpindahan. Dengan demikian, teori peluruhan
memandang informasi asli akan menghilang secara bertahap kecuali ada tindakan yang
dilakukan untuk menjaganya tetap utuh. Pandangan ini kontras dengan teori
interferensi, yang menyatakan bahwa satu atau lebih informasi menghalangi ingatan
informasi lainnya.
29
Memori yang Ditekan
Kenangan yang ditekan adalah kenangan yang diduga telah didorong ke dalam
ketidaksadaran karena tekanan yang ditimbulkannya. Kenangan seperti itu, menurut
pandangan para psikolog, sangat tidak dapat diakses, namun dapat dikeruk (Briere &
Conte, 1993). Ada banyak alasan munculnya sikap skeptis terhadap memori yang
ditekan. Pertama, beberapa terapis mungkin secara tidak sengaja menanamkan ide di
kepala kliennya. Dengan cara ini, mereka mungkin secara tidak sengaja menciptakan
kenangan palsu tentang peristiwa yang tidak pernah terjadi. Kedua, menunjukkan
bahwa ingatan yang ditanamkan itu salah, seringkali sangat sulit dilakukan.
Mengapa manusia begitu lemah dalam membedakan apa yang mereka dengar dan apa
yang belum mereka dengar? Salah satu kemungkinannya adalah kesalahan
pemantauan sumber, yang terjadi ketika seseorang mengatribusikan memori yang
berasal dari satu sumber ke sumber lain. Orang sering kali mengalami kesulitan dalam
memantau sumber, atau mencari tahu asal usul suatu memori.
Penjelasan lain yang mungkin mengenai peningkatan pengenalan yang salah ini adalah
penyebaran aktivasi. Dalam aktivasi penyebaran, setiap kali suatu item dipelajari,
Anda memikirkan item yang terkait dengan item tersebut. tih. Misalnya, ketika Anda
membaca kata tidur siang, kata-kata seperti tidur, tempat tidur, dan kucing mungkin
teraktifkan di pikiran Anda. Dengan cara ini, aktivasi bercabang dari kata aslinya tidur
siang.
c. Pengaruh dari Konteks pada Memori
Sejumlah faktor, seperti emosi, suasana hati, keadaan kesadaran, skema, dan fitur lain
dari konteks internal kita, jelas mempengaruhi pengambilan memori. Penggunaan
skema membuat integrasi dan pengorganisasian menjadi relatif mudah. Mereka mengisi
kekosongan ketika diberikan informasi parsial atau bahkan terdistorsi dan
memvisualisasikan aspek konkret dari informasi verbal. Mereka juga dapat menerapkan
strategi metakognitif yang tepat untuk mengatur dan melatih informasi baru.
Suasana hati dan keadaan kesadaran kita juga dapat memberikan konteks untuk
pengkodean yang mempengaruhi pengambilan kembali ingatan semantik di kemudian
hari. Jadi, ketika kita mengkodekan informasi semantik selama suasana hati atau
keadaan kesadaran tertentu, kita mungkin lebih mudah mengambil informasi tersebut
ketika berada dalam keadaan yang sama lagi (Baddeley, 1989; Bower, 1983). Beberapa
peneliti berpendapat bahwa orang yang berada dalam suasana hati yang tertekan dapat
30
lebih mudah mengingat kembali pengalaman sedih sebelumnya, yang mungkin akan
melanjutkan depresinya (Baddeley, 1989; lihat juga Wisco & Nolen-Hoeksema, 2009).
Bahkan konteks eksternal kita dapat mempengaruhi kemampuan kita mengingat
informasi. Kita tampak lebih mampu mengingat informasi ketika kita berada dalam
konteks fisik yang sama dengan konteks di mana kita mempelajari materi tersebut
(Godden & Baddeley, 1975). Semua efek konteks sebelumnya dapat dilihat sebagai
interaksi antara konteks pengkodean dan konteks pengambilan informasi yang
dikodekan. Hasil dari berbagai percobaan pengambilan menunjukkan bahwa cara item
dikodekan memiliki pengaruh yang kuat terhadap cara dan seberapa baik item diambil.
Hubungan ini disebut kekhususan pengkodean—apa yang diingat bergantung pada apa
yang dikodekan (Tulving & Thomson, 1973).
Hubungan antara pengkodean dan pengambilan juga dapat menjelaskan efek referensi
diri (Greenwald & Banaji, 1989). Secara khusus, penyebab utama efek referensi diri
bukan karena sifat unik dari isyarat referensi diri. Sebaliknya, hal ini disebabkan oleh
prinsip pengkodean dan pengambilan yang lebih umum: Ketika individu menghasilkan
isyarat mereka sendiri untuk pengambilan, isyarat tersebut jauh lebih kuat
dibandingkan ketika individu lain melakukannya. Peneliti lain telah mengkonfirmasi
pentingnya membuat isyarat bermakna bagi individu untuk meningkatkan daya ingat.
31
DAFTAR RUJUKAN
Sternberg, Robert J dan Sternberg, Karin. 2009. Cognitive Psikology Sixth Edition. United
State: Wadsword Cengage Learnin
32