Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH KODIFIKASI HADIST DAN ILMU HADIST

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Hadist

Disusun Oleh:

Dwi Suci Octavia (0704232028)

Dosen Pengampu:
Diyan Yusri, M.TH

PRODI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA MEDAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan kemudahan, keselamatan dan hidayah-Nya
Ilmu Tauhid ”, walaupun masih banyaknya kekurangan didalam kepada kami,
sehinga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok untuk mata kuliah tauhid,
yang berjudul “Sejarah Kodifikasi Hadist Dan Ilmu Dalam Islam”.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Imam Rinldi S.Pd.I,
M.Pd yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak hal yang bisa
kami pelajari melalui proses pembuatan makalah ini.

Harapan kami, makalah ini bisa memberikan manfaat besar bagi siapa pun
yang membacanya serta menambah wawasan mengenai “Sejarah Kodifikasi
Hadist Dan Ilmu Dalam Islam”. kami menyadari masih banyak kekuarangan di
dalam makalah ini. Oleh sebab itu, kami harapkan adanya umpan balik berupa
kritik dan saran yang membangun agar di kemudian hari kami sanggup membuat
makalah yang lebih maksimal.

Medan, 25 September 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..............................................................................................................3
LATAR BELAKANG...........................................................................................................3
RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................4
TUJUAN..........................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
PENGERTIAN..................................................................................................................5
FAKTOR-FAKTOR KODIFIKASI HADITS.............................................................................5
SEJARAH KODIFIKASI (PEMBUKUAN) HADITS.................................................................6
Periode pertama........................................................................................................6
Periode kedua............................................................................................................6
Periode ketiga............................................................................................................7
Periode Keempat........................................................................................................7
Periode kelima...........................................................................................................8
Periode keenam.........................................................................................................8
Periode Ketujuh..........................................................................................................9
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU HADIST......................................................................9
BAB III...............................................................................................................................12
PENUTUP......................................................................................................................12
A. KESIMPULAN........................................................................................................12
B. SARAN..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Hadis merupakan salah satu pedoman umat islam dalam menjalankan


agama Islam disamping Al-Qur’an. Maka dari itu, menjaga kemurnian hadis agar
tetap menjadi sumber ajaran Islam yang mampu membawa pada kemaslahatan
menjadi tanggung jawab umat Islam, terutama dari kalangan intelektual Islam.
Salah satu persoalan dalam studi hadis yang senantiasa menjadi perdebatan adalah
masalah kodifikasi hadis.

Dua sumber hukum dalam agama kita ini adalah yang utama karena
bersifat pasti. Segala yang berasal dari Rasulullah baik dari segi perkataan dan
perbuatan adalah asli berasal dari beliau yang mempunyai sifat kemanusiaan
disamping beliau memiliki alam kenabian yang tidak dapat dijangkau oleh
manusia, sehingga apapun yang berasal dari beliau tidak terlepas dari bimbingan
Allah dan bukan atas dasar nafsu belaka. Seiring dengan perkembangan zaman
pun, banyak sekali ilmuan dari berbagai kalangan yang menganalisa hadis
Rasulullah dengan berbagai keilmuan seperti teknologi, sains, ekonomi dan lain
sebagainya

Pada zaman Rasulullah, hadis belum disusun dan dikembangkan seperti


yang kita pelajari sekarang atau yang kita kenal dengan ilmu hadis. Seperti halnya
Al-Quran, hadis juga memiliki sejarah dan kepadatan ilmunya yang sangat
lengkap. Bahkan dalam ilmu hadis ini juga dibahas tentang kepribadian orang-
orang yang membawakan hadis tersebut.

3
RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Kodifikasi Hadist dan Ilmu Hadist?


2. Apa Saja Faktor-faktor Kodifikasi Hadist?
3. Bagaimana Sejarah Kodifikasi Hadist?
4. Bagaimana Sejarah Ilmu Hadist?

TUJUAN

1. Untuk Mengetahui Apa Itu Kodifikasi Hadsit dan Ilmu Hadist.


2. Untuk Mengetahui Apa Saja Faktor-faktor Kodifikasi Hadist.
3. Untuk Mengetahui Sejarah Kodifikasi Hadist.
4. Untuk Mengetahui Sejarah Ilmu Hadist.

4
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN

Kata kodifikasi dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tadwin yang
merupakan bentuk masdar dari dawwana, yudawwinu, tadwiinan yang berarti
pembukuan. Pembukuan adalah mengumpulkan sesuatu yang tertulis dari
lembaran-lembaran dan hafalan yang ada di dalam dada, kemudian menyusunnya
hingga menjadi satu kitab. Jadi kodifikasi berbeda dengan menulis, karena
menulis belum tentu disusun menjadi buku, sedangkan kodifikasi tulisan yang
telah dibukukan.
Ilmu Hadits yaitu Ilmu yang membahas kaidah-kaidah untuk mengetahui
kedudukan sanad dan matan, apakah diterima atau ditolak. Menurut Tengku
Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu Hadits, yakni ilmu yang berpautan
dengan hadits, banyak ragam macamnya. sedangkan Al-Hadits di kalangan ulama
hadits berarti “segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi dari perbuatan,
perkataan, taqir, atau sifat”. Hal ini sejalan dengan pengertian hadits yang
dikemukakan dalam buku Musthalahul hadits yang berarti segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan),
atau sifat.

FAKTOR-FAKTOR KODIFIKASI HADITS

1. Al-Qur’an telah dibukukan dan tersebar luas, sehingga tidak


dikhawatirkan lagi akan bercampur dengan hadits.
2. Para perawi hadits telah banyak yang meninggal. Jika hadits tidak segera
ditulis dan dibukukan, maka lama kelamaan hadits akan hilang bersama
dengan meninggalnya perawi hadits.
3. Daerah kekuasaan Islam semakin luas dan peristiwa-peristiwa umat Islam
semakin kompleks, sehingga memerlukan petunjuk dari hadits sebagai
sumber agama.

5
4. Pemalsuan hadits semakin merajalela. Jika kejadian tersebut dibiarkan,
maka akan mengancam kemurnian dan kelestarian hadits.

SEJARAH KODIFIKASI (PEMBUKUAN) HADITS


Secara resmi, Kodifikasi Hadist dilakukan dan dimulai pada masa
Dinasti Umayyah yang dipimpin oleh Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah
yang terkenal adil dan wara’ hingga beliau disebut sebagai khalifah Rasyidin
yang ke lima. Beliau menetapkan dan memerintah ulama-ulama pada masanya
untuk melakukan kodifikasi hadits disebabkan karena kesadaran beliau atas
banyaknya para perawi hadits semakin lama banyak yang meninggal.
Sehingga beliau khawatir jika hadits tidak segera dibukukan maka akan hilang
dan lenyap. Di bawah ini akan dijelaskan 7 periode sejarah kodifikasi hadits,
sebagai berikut:

Periode pertama.
Periode pada zaman Rasulullah SAW. Pada periode ini dikenal dengan
masa turunnya wahyu dan pembentukan masyarakat Islam. Sehingga pada
awal-awal kemajuan Islam Rasulullah SAW melarang para shahabatnya untuk
menulis hadits, karena disamping akan bercampurnya hadits dengan Al-
Qur’an juga agar umat Islam lebih fokus pada Al-Qur’an. Akan tetapi dengan
berjalannya waktu tidak sedikit di antara para shahabat banyak yang
berinisiatif menulis hadits-hadits Nabi SAW. Hal tersebut dikarenakan selain
melarang, Rasulullah di lain waktu juga membolehkan para shahabatnya untuk
menulis hadits. Sehingga banyak di antara para shahabat yang
memiliki shahifah hadits, di antaranya: Abdullah bin Amr bin ‘Ash, Jabir bin
Abdullah Al-Anshari, Abdullah bin Abi Aufa, Samurah bin Jundab, Ali bin
Abi Thalib, Abdullah bin Abbas, dan Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Periode kedua.
Periode pada zaman Khulafa Ar-Rasyidin. Pada periode ini dikenal
dengan masa pembatasan atau pengurangan dalam periwayatan hadits Nabi
SAW sebagai bentuk kehati-hatian. Usaha para shahabat dalam membatasi
periwayatan hadits dilatar belakangi oleh rasa khawatir akan terjadinya
kekeliruan. Hal ini dikarenakan suasana pada waktu itu tidak kondusif, bahkan

6
terjadi perpecahan dan fitnah di dalam umat Islam itu sendiri, di antaranya
munculnya nabi palsu, terbunuhnya Umar, Usman, dan Ali, banyak shahabat
yang tidak suka kepada Usman, munculnya Syi’ah, dll. Sehingga para
shahabat sangat berhati-hati dalam menerima kegiatan periwayatan hadits.
Para shahabat pada periode ini meriwayatkan hadits melalui dua cara,
yaitu bilafdzi dan bilmakna.

Periode ketiga
Masa penyebaran hadits ke berbagai wilayah. Periode ini berlangsung
pada masa shahabat kecil/ muda dan tabi’in atau pada masa Dinasti
Muawwiyah sampai pada akhir abad 1 Hijriyah. Pada masa ini wilayah Islam
sudah sampai ke Syam (Suriah), Irak, Mesir, Persia, Samarkand, hingga
Spanyol. Bertambahnya wilayah Islam berdampak pada tersebarnya hadits di
dalamnya.

Periode Keempat.
Periode penulisan dan pembukuan hadits secara resmi. Penulisan dan
pembukuan hadits ini dimulai setelah adanya perintah resmi dari Khalifah
Umar bin Abdul Aziz (717 – 720 M). Perintah resmi tersebut sebagai instruksi
langsung dari Umar untuk seorang Ulama yang bernama Abu Bakar
Muhammad Amr bin Hazm (Ibnu Shihab Az-Zuhri) yang menjabat sebagai
Gubernur Madinah agar menuliskan hadits Nabi Muhammad SAW.
Latar belakang Umar bin Abdul Aziz menginstruksikan agar
mengkodifikasi hadist adalah karena kekhawatiran akan hilangnya hadits
seiring meninggalnya para perawi hadits dan khawatir akan bercampurnya
hadits Nabi SAW dengan hadits palsu. Pengkodifikasian hadits ini
berlangsung hingga pemerintahan Bani Abbasiyah tepatnya pada pertengahan
awal abad ke III H. Pada periode ini banyak melahirkan ulama hadits, seperti
Ibnu Juraij (w. 179 H) di Makkah, Ibnu Shihab Az-Zuhri (w. 124 H), Ali
Ishaq (w. 151 H) dan Imam Malik (w. 179 H) di Madinah, Ar-Rabi’ bin
Shihab (w. 160 H) dan Abdurrahman Al-Auza’i (w. 156 H) di Suriah. Selain
itu juga termasuk imam Syafi’i (w. 204 H) di Mesir dan Imam Ahmad bin
Hanbal (w. 241 H) di Baghdad. Pada periode ini juga menghasilkan karya

7
kitab-kitab hadits, di antaranya Al-Musnad Imam Syafi’i, Al-Mushanaf Imam
Al-Auza’i, dan Al-Muwaththa’ Imam Malik, termasuk juga Al-Musnad Imam
Ahmad. Dan kitab hadits pada periode ini masih bercampur dengan fatwa
shahabat, tabi’in, hingga hadits palsu karena belum ada penyeleksian secara
penuh.

Periode kelima.
Periode pemurnian, penyehatan, dan penyempurnaan. Periode ini
berangsung sekitar pertengah awal abad ke III Hijriyah, atau tepatnya pada
masa Dinasti Abbasiyah yang dipimpin oleh Khalifah Al-Ma’mun sampai Al-
Mu’tadir. Periode ini ulama-ulama mengadakan gerakan penyeleksian,
penyaringan, dan pengklasifikasian hadits, yakni memisahkan hadits yang
marfu’ dari hadits mauquf dan maqtu’. Pada periode ini lahirlah kitab induk
hadits (Kutubus Sittah), di antaranya:
1. Al-Jami’ Ash-Shahih karya Imam Al-Bukhari (194 – 252
H)
2. Al-Jami’ Ash-Shahih karya Imam Muslim (204 – 261 H)
3. Sunan Abu Dawud karya Abu Dawud (202 – 261 H)
4. Sunan At-Tirmidzi karya At-Tirmidzi (200 – 279 H)
5. Sunan An-Nasa’i karya An-Nasa’i (215 – 302 H)
6. Sunan Ibnu Majah karya Ibnu Majah (207 – 273 H)

Periode keenam.
masa pemeliharaan, penerbitan, penambahan, dan penghimpunan.
Periode ini berlangsung 2 setengah abad, mulai dari abad IV sampai
pertengahan abad ke VII Hijriyah, tepatnya pada saat Dinasti Abbasiyah jatuh
ke tangan Hulagu Khan pada tahun 656 H. Periode ini tidak jauh berbeda
dengan periode kelima, sehingga periode ini juga melahirkan banyak ulama
dan kitab hadits, di antaranya:
1. Sulaiman bin Ahmad At-Thabari, karyanya Al-Mu’jam Al-
Kabir, Al-Mu’jam Al-Ausath, Al-Mu’jam Ash-Shaghir.
2. Abdul Hasan Ali bin Umar bin Ahmad Ad-Daruquthni,
karyanya Sunan Daruquthni.

8
3. Ibnu Huzaimah Muhammad bin Ishaq, karyanya Shahih
Ibnu Huzaimah.
4. Abu Bakar Ahmad bin Husain Ali Al-Baihaqi,
karyanya Sunan Al-Kubra.
5. Asy-Syaukani, karyanya Nailul Authar.
6. Muhyiddin Abu Zakaria An-Nawawi, karyanya Riyadhush
Shalihin, dll.

Periode Ketujuh.
Periode pensyarahan, penghimpunan, dan pentakhrijan. Pada periode
ini ulama mulai mensistemasi hadits-hadits berdasarkan kehendak penyusun,
memperbaharui kitab-kitab mustkharij dengan cara membagi-bagi hadits
menurut kualitasnya. Para periode ini hanya sedikit ulama hadits yang masih
mampu menyampaikan periwayatan hadits beserta sanadnya secara hapalan
yang sempurna, di antaranya ulama yang masih menyampaikan hadits secara
hapalan sempurna adalah Imam Al-Iraqy (w. 806 H), Ibnu Hajar Al-Asqalani
(w. 852 H), As-Sakhawy (w. 902 H).Ketiganya mempunyai hubungan sebagai
guru dan murid.

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU HADIST


Pada masa nabi Muhammad saw masih hidup , hadis tidak ada persoalan
Karena jika ada masalah mereka langsung bertemu dengan beliau untuk
mengecek kebenaranya atau menemui sahabat lain yang dapat dipercaya untuk
menginformasinya, setelah itu , barulah mereka menerima dan mengamalkan
hadis tersebut. Setelah rosulullah wafat, para sahabat sangat berhati-hati
dalam meriwayatkan hadis mulai mempergunakan kaidah-kaidah metode-
metode tertentu dalam menerima dan meriwayatkan hadis-hadis nabi saw,
terutama apabila mereka meragukan sipembawa atau penyampai riwayat hadis
tersebut ,dengan demikian mulailah lahir pembicaraan isnad dan nilainya
dalam menerima dan menolak suatu riwayat hadis.
Diantara sahabat dan yang saling menegur temanya ketika terjadi kesalah
pahaman terhadap suatu teks hadis , seperti yang dilakukan aisyah R.a

9
terhadap kesalahan ibnu malik dalam hal mayat akan disiksa lantaran
ditangisi oleh keluarganya. Dan juga teguran abu bakar kepada sahabatnya
yaitu umar bin khattab yang teks tulisan haditsnya beliau masih belum tuntas
dan perlu dilengkapi sehingga melahirkan perbedaan dalam memepersipkan
hadis . hasbi ash-shiddiqiey menjelaskan bahwa orang yang mula-mula
meletakan dasar-dasar ilmu hadis ini adalah imam abnnu syihab al-zuhri. (15-
124).
Setelah terjadi kasus pemalsuan terhadap hadist nabi , barulah ada gerakan
yang signifikan dalam proses penerimaan dan perwayatan hadis. Sejak saat itu
perhatian ulma tertuju kepada kredibilitas perawi dan peletakan kaedah-
kaedah yang dapat dijadikan acuan dan penerimaaan hadis dan penolakanya.
Setelah terjadi fitnah didalam kehidupan umat islam ,para sahabat mulai
meminta keterangan tentag orang-orang yag menyampaikan hadis atau khabar
kepada mereka , mereka mengambil atau menerima hadis dari orang- orang
yang tetap berpegang kepada Sunnah rosul , dan sebaliknya mereka tidak
mengambil hadis mereka para ahli bid'ah .
Pada awalnya teori-teori proses penerimaan dan periwayatan hadis serta
kreadibilitas perawi ( ilmu dirayah ) masih tersisip dalam buku-buku yang
belum spesifik , berbaur dengan berbagai Makalah seperti yang dilakukan
imam syafii dan yang lainya dalam karya mereka , tidak ditemukan kepastian
tahun berapa ilmu hadis lahir, tetapi yang jelas bahwa ilmu ini lahir ketika
hadis sudah terkodifikasi pada abad ke -2 H . Dengan demikian , rintisan ilmu
hadis , terjadi pada abad ke 3 H. memang seperti pengetahuan tentang perawi
sudah ada sejak zaman rosulululla saw. Tetapi pada saat itu belum menjadi
disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
Ketika imam syafii (w,204 h) menulis kitab al-risalah, sebenarnya ilmu
hadis telah mengalami perkembangan lebih maju. Karena dalam kitab tersebut
telah dibahas kaidah tentang periwayatan , hanya saja masih bercampur
dengan kaidah ushul fiqih , dan juga dalam kitab al-Umm , disana juga telah
ditulis kaidah yang berkaitan dengan cara menyelesaikan hadis-hadis yang
bertentangan , tetapi masih bercampur juga dengan fiqih artinya ilmu hadis

10
pada saat itu mulai tampak bentuk , tetapi masih belum terpisah dengan ilmu
lain .
Setelah generasi syafii banyak sekali para ulama yang menulis ilmu
hadis ,misalnya, ibnu qutaibah ( w.276 H) menyusun kitab ta'wil mukhtalif al-
hadits, imam muslim dalam muqoddimah kitab sahih --nya at-turmudzi
menulis al-asma 'wa al-kuna ,demikian pula al-bukhori menulis tentang rawi --
rawi yang lemah dalam kitab al-du'afa , dengan banyaknya ulama yang
menulis tentang masalah --masalah yang menyangkut ilmu hadis pada abad
ketiga H. disebut sebagai awal kelahiran ilmu hadis , walaupun tulisan yang
belum membahas ilmu hadis secara sempurna.
Pada abad keempat dan kelima H. ditulis secara khusus kitab-kitab yang
membahas tentang ilmu hadis yang kompeherensif, penulisan ilmu hadis
secara lebih lengkap dimulai ketika al-qadi abu Muhamad al-hasan bin abd .
Rahman al-ramahmuzi (w 360 H/abad IV H) menulis buku a l-muhaddis al-
fasiil bayn al-rawi wa al-wa'I , kemudian disusul al-hakim al-nasayburi ( w
405 H) menulis ma'rifah 'ulum al-hadis , al-khatib abu bakar al-baghdadi
menulis kitab al-jami'li adab al-syaikh wa al-sami'. Al-kifayah fi ilm al-
riwayah dan al-jami 'li akhlaq al-rawi wa adab al-sami'.
Pada abad-abad berikutnya ,bermunculan karya-karya dibidang ilmu
hadits, yang bermunculan karya-karya dibidang ilmu hadis , yang sampai
sekarang menjadi referensi utama dalam membicarakan ilmu hadis .
diantaranya adalah : ulum al-hadis oleh abu utsman ibn abd al-rahman yang
lebih dikenal dengan ibn al-shalah (w . 643 H/1245 M), tadrib al-rawi fi syarh
taqrib al-nawawi oleh jalal al-din abd al-rahman ibn abu bakar al- suyuthi ( w.
911 H / 1505 M).

11
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Sejarah kodifikasi hadis dan perkembangan ilmu hadis mencerminkan
upaya terus-menerus untuk menjaga keaslian ajaran Islam dan mengamankannya
dari penyimpangan. Dari zaman awal Islam hingga era modern, ilmu hadis telah
menjadi landasan penting dalam pemahaman dan pengamalan agama Islam. Ilmu
hadis terus berkembang dengan metode-metode kritik yang lebih canggih dan
penerapan teknologi informasi, tetapi tetap memegang peran sentral dalam
pemeliharaan integritas ajaran Islam.

SARAN
Demikianlah makalah yang saya buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Saya hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan dan saya juga sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari
saya semoga dapat diterima di hati dan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abid, Muhammad Nasikhul. 2020. Kodifikasi Hadist(Sejarah Singkat daan Padat Dalam)
https://dosenmuslim.com/hadits/kodifikasi-hadits-sejarah-singkat-dan-padat-
dalam-pembukuan-hadits/

Hidcom, Admin. 2020. Sejarah Perkembangan Ilmu Hadits


https://hidayatullah.com/kajian/oase-iman/2020/12/09/197174/sejarah-
perkembangan-ilmu-hadits.html

Wajdi, Muhammad Farid i, S.H.I., M.M. 2021. Pengertian Dan Pokok Bahasa Ilmu Hadist
https://immimpangkep.ponpes.id/blogguru/blog/pengertian-dan-pokok-bahasan-
ilmu-hadits/

13

Anda mungkin juga menyukai