Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERAN DAKWAH DALAM PEMBENTUKAN PRIBADI

MUSLIM YANG KHAIRU UMMAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas UTS Struktur Mata Kuliah Psikologi Dakwah

Oleh:

ACHMAD ARDHI FATONI NIM 213105500010

DOSEN PENGAMPU:
Drs. ZULYANES, M.Si

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


UNIVERSITAS IBNU CHALDUN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat, nikmat sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tidak lupa kita hadiahkan kepada sang
junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW Tidak lupa pula penyusun ucapakan terimakasih
kepada bapakDrs.Zulyanes M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Dakwah.
Penyusun berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan makalah ini dengan judul “Peran Dakwah Dalam Pembentukan Pribadi
Muslim Yang Khairu Ummah”. Penyusun menyadari walaupun makalah ini telah disusun
semaksimal mungkin, tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak disengaja.
Maka dari itu penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta 13 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………2

Daftar Isi………………………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………..4


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………….5
C. Tujuan Masalah …………………………………………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Dakwah…… .….……………………………………………………………… .6


B. Arti Peran Dakwah……………. …..……………………………………………………….7
C. Peran Dakwah Membentuk Muslim khairu Umma…… ………...………………………….7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan …………………………………………………………………………………8
B. Saran ……………...…………………………………………………………………………8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai rahmat bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan umat manusia. Ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu
dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan sebagai pedoman hidup dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh oleh umat manusia.
Usaha untuk menyebar luaskan Islam, untuk merealisir ajarannya ditengah-tengah
kehidupan umat manusia merupakan suatu usaha dakwah, yang dalam keadalan
bagaimana pun dia harus dilaksanakan oleh umat Islam.
Dakwah sudah mulai di jalankan dari ketika masa Rasulullah SAW, yang memulai debut
dakwah nya secara sembungi-sembungi hingga terang-terangan, dan dakwah masih
dijalankan hingga saat ini.
Seiring bergantinya zaman, maka lahirlah Ilmu manajemen yang memili tujuan mengatur
dan memimpin, maka pengabungan dua ilmu ini lahirlah suatu ilmu positif yang sangat
berguna bagi para da’i.
Penyelenggaraan usaha dakwah Islam, terutama dimasa depan akan semakin bertambah
dan kompleks. Hal ini disebabkan karena masalah-masalah yang dihadapi oleh dakwah
semakin berkembang dan kompleks pula.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi misalnya, telah banyak membawa banyak
perubahan bagi masyarakat. Baik dalam cara berfikir, sikap dan tingkah laku. Dari
dimensi yang satu kemajuan ilmu kemajuan ilmu pengetahuan dan ilmu teologi memang
telah membuat umat manusia lebih sempurna dalam meguasai, mengelola alam untuk
kepentingan kesejahteraan hidup mereka.
B. Rumusan Masalah
Kaidah penulisan Makalah tentu memiliki rumusan masalah. Adapun rumusan masalah
dalam penulisan pada Makalah ini adalah :
1. Pengertian Dakwah ?
2. Pengertian Dakwah secara Etimologis dan Terminologis ?
3. Arti Islam Sebagai Kahiru Umma ?
4. Peran Dakwah Membentuk Muslim Khairu Ummah ?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, penulis kiranya dapat memberikan kontribusi yang
terangkai pada tujuan penulisan berikut :
1. Mengetahui arti Dakwah
2. Mengetahui pengetian dakwah secara
3. Mengetahui arti umat islam sebagai khairu ummah.
4. Mengetahui peran dakwah dalam membentuk pribadi muslim khairu ummah
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dakwah

1. Pengertian Dakwah Secara Etimologis

Kata dakwah adalah berasal dari bahasa Arab ''Da'wah'' yang berarti memanggil, mengundang,
dan mengajak. Di dalam AL-Qur;an Kata Dakwah ditemukan kuraqng lebih sekitar 198 kali
dengan makna yang berbeda-beda, yaitu :

1. Mengajak adalah memanggil seseorang untuk mengikuti kita.

2. Berdoa adalah memohon kepada tuhan agar mendengarkan dan mengabulkan keinginan
kita.

3. Mendakwa adalah memanggil orang dengan anggapan tidak baik.

4. Mengadu adalah memanggil untuk menyampaikan keluh kesah.

5. Meminta memiliki makna yang hampir sama dengan berdoa, hanya saja lebih umum.

6. Mengundang adalah memanggil seseorang untuk mengahadiri acara.

7. Malaikat Israfil adalah malaikat yang mengundang manusia untuk berkumpul di padang
masyhar pada hari kiamat.

8. Gelar adalah panggilan atau sebutan bagi seseorang .

9. Anak angkat adalah orang yang dipanggil sebagai anak kita walaupun bukan anak kita.

Kata memanggil pun dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai beberapa makna yang
diberikan AL'Qur'an yaitu mengajak, meminta, menyeru, mengundang, menyebut, dan
memakan. Maka bila kita simpulkan , makna Dakwah Adalah MEMANGGIL.
b. Pengertian Dakwah Secara Terminologis

Definisi dakwah dari literatur yang ditulis oleh pakar-pakar dakwah adalah:

1. Dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan
hidup sepanjang ajaran ALLAH SWT yang benar dengan penuh kebijaksanaan dan
nasihat yang baik (Aboebakar Atjeh.)

2. Dakwah adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk, serta menyuruh kepada
kebaikan dan melarang pada kemunkaran agar mendapat kebahagian dunia dan akhirat.
(Syekh Muhammad Al-Khadir Husaini)

3. Dakwah adalah menyampaikan dan mengajarkan agama islam kepada seluruh umat
manusia dan mempraktekkannya dalam kehidupan nyata, (M. Abdul Fath Al-Bayanuni)

4. Dakwah adalah suatu aktifitas yang mendorong manusia agar memeluk agama islam
melaui cara yang bijaksana. dengan materi ajaran Islam, agar mereka mendapatkan
kesejahteraan di dunia dan di akhirat. (A. Masykur Amin)

Dari definisi para ahli tersebut bisa kita simpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan atau usaha
memanggil orang muslim maupun non muslim. dengan cara yang bijaksana, ,melalui
penyampaian ajaran islam, untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata agar bisa hidup damai di
dunia dan bahagia di akhirat.

Dakwah menurut Sayyid Qutub memberi batasan dengan mengajak atau menyeru kepada orang
lain masuk ke dalam jalan Allah Swt.bukan untuk mengikuti dai atau sekelompok orang.

Menurut paradigma konterporer dakwah, merupakan upaya rekonstruksi masyarakat dengan misi
penyebaran dan pemurnian Islam sepanjang sejarah dan sepanjang zaman. Artinya dakwah
menjadi misi abadi untuk sosialisasi nilai-nilai Islam dan upaya rekonstruksi masyarakat sesuai
adagium rahmatan lil alamin yaitu rahmat bagi seluruh alam.
Adapun model manusia yang ingin diwujudkan adalah sebagai umat terbaik atau istilah al qur‟an
Khoirul ummah di mana aktifitas amar makhruf nahi mungkar berjalan dan terjalin secara
berkelanjutan. Pandangan tersebut menempatkan dakwah sebagai tugas besar, tugas penting dan
mulia.

Tugas tersebut pada mulanya telah diemban oleh para nabi, sejak nabi Adam as hingga Nabi
Muhammad Saw. Para Nabi telah melaksanakan tugas mulia itu dengan sukses, namun tetap
menghadapiberbagai tantangan dan rintangan. Hal yang sama juga dialami oleh mujahid dan
rijalud dakwah sejak masa sahabat hingga dewasa ini.

Berdakwah merupakan salah satu fenomena yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita,
khususnya berkenaan dengan tugas dan kewajibannya untuk kemanusiaan yaitu amar ma‟ruf
nahi munkar sebagaimana disebutkan tadi di atas. Untuk melaksanakan amar ma‟ruf nahi
munkar, dakwah memerlukan media dan sarana penunjang baik lisan ,tulisan. Sehingga melalui
media ini dakwah tersebar lebih luas bahkan dapat menjelaskan prilaku kehidupan masyarakat.

Hakekat Dakwah Islam itu sendiri, adalah aktifitas terencana untuk mentransformasi individu
dan masyarakat dari kehidupan jahiliyyah ke arah kehidupan yang mencerminkan semangat dari
ajaran Islam. Proses transformasi individu yakni pembentukan pribadi muslim sejati(syakhsiyah
Islamiyah) dilakukan dalam kerangka transformasi sosial. Oleh karena itu pribadi-pribadi sejati
bukanlah tujuan akhir. pribadi-pribadi itu harus memperkaya kualitas dirinya untuk mengemban
amanah dakwah(syakhsiyyah daiyah), sehingga mampu berperan aktif dalam melakukan
transformasi sosial.

Dalam perspektif Islam, segala usaha untuk membela dan menyebarkan Islam dapat disebut
dengan kategori aktivitas dakwah. Dakwah adalah mengajak umat manusia supaya masuk ke
jalan Allah secara menyeluruh baik dengan secara lisan, tulisan maupun perbuatan sebagai
ikhtiar muslim dalam mewujudkan Islam menjadi kenyataan dalam kehidupan pribadi
(syakhsiyah), keluarga(usroh), kelompok(jamaah) dan masyarakat(ummat).
c. Peranan Dakwah

Dalam era modern sekarang ini, dirunjukkan dengan berkembangnya pengetahhuan dan
teknologi. Pada masa ini penuh dengan problema yang kompleks, problema tersebut menyangkut
politik, sosial, ekonomi, budaya dan kenegaraan. Untuk mengetasi problema tersebut perlu
adanya ilmu manajemen. Sementara itu, Christher J. Barnard mengemukakan “ Tidak ada suatu
hal untuk akal modern seperti sekarng ini yang lebih penting dari administrasi dan manajemen”.
Ajaran islam adalah konsepsi yang sempurna dan komperhensgip. Karena meliputi aspek
kehidupan manusia, betapa pun garis besarnya saja, baik yang bersifat duniawi dan ukhrawi.
Sebagaiman diterangkan dalam surat Al Maidah ayat 3 yang artinya “Pada hari ini telah aku
sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadaMu nikmatKu, dan telah
kuridhai islam sebagai agamamu”.

Menurut Mitzbererg peranan manajerial dapat diklasifikasikan dalam berbagai kegiatan yaitu;

a) Berkaitan dengan hubungan antar pribadi.

b) Berkaitan dengan informasi.

c) Berakaitan dengan pengambilan keputusan.


d. Umat Islam khairu Ummah

Kenyataan sperti apa yang dipaparkan diatas berbeda dengan ajaran al-Qur‟an QS Al- Imran
3:.110 “ kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah..”

Berdasarkan QS Al-Imran 3: 110 ini kita ketahui bahwa kaum muslimin dahulu dalam ilmu
Allah adalah sebaik-baik ummat yang pernah ada di muka bumi ini. sebagaimana sebaik-baik
umat juga pada masa Rasulullulah. Karena Nabi pernah bersabda :” sebaik baik generasi adalah
generasiku..... namun al-Quran maupun Hadis ttidak menyebutkan tentang nasib ummat-ummat
sesudahnya Oleh sebab itu surah Ali Imran ayat 110 ini mengajarkan kepada kita beberapa asas
pembangunan umat seperti berikut. Pertama, bahwa tujuan pembangunan adalah mencapai
keunggulan umat khaira ummah (the best umah). Filosfof Muslim al-Farabi menyebutnya
dengan term al- Madinah al-fadhilah (negara utama), yaitu masyarakat yang memiliki
keunggulan secara ilmu, pemikiran budaya, dan peradaban atau yang dalam bahasa sekarang
dinamakan masyarakat yang berkeadaban (civilized society). Kedua, pembangunan dilakukan
dengan pengembangan SDM melalui pendidikan dan dakwah atau humanisasi (al-amr bi al
ma‟ruf). Pendidikan tersebut tidak sama dengan persekolahan, tetapi sebuah proses
meningkatkan apa yang oleh sementara pakar dinamakan human capability. Ketiga, dalam
pembangunan ini, yang menjadi panglima bukan uang atau kekayaan material, melainkan moral
atau akhlak bangsa (purifikasi) alias al-nahyu „an al-munkar yaitu, suatu proses membebaskan
masyarakat dari kejahatan dan keburukan, seperti korupsi, penyalahgunaan wewenang dan
berbagai tindak kejahatan lainnya. Keempat, pembangunan bangsa harus diletakkan dalam
kerangka iman kepada Allah SWT. atau transendensi (wa tu‟minuna billahi), sehingga
pembangunan bangsa yang kita lakukan bermakna spiritual.

Ayat ini merupakan petunjuk Al-Quran tentang misi hidup seorang mukmin yang harus
membangun diri sendiri dan membangun umat terbaik, memakmurkan bumi,
mengabdi kepada Allah dan kepada sesama seperti (QS. Al-Mu‟minun (23): 115).”Maka Apakah
kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan
bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?”

e. Peran Dakwah Membentuk Manusia Khairu Ummah

Dakwah dipahami sebagai proses transformasi sosial dan kultural menuju generasi terbaik umat.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma‟ruf, dan mencegah dari ynag mungkar, dan beriman kepada Allah” (QS Ali Imran [3]: 110).
Dakwah pada mulanya adalah tugas Rasul untuk menyampaikan pesan-pesan Ilahi kepada umat
manusia. SepeninggalRasul, tugas dakwah dilimpahkan kepada para ulama sebagai pewaris nabi
‫ ورثت العلماء األوبياء‬Oleh sebab itu dakwah dan peran sebagai da‟iah merupakan tugas mulia seorang
muslim. Kalau kita simak firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 104: “ dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. merekalah orang- orang yang beruntung.” Maka
menurut ayat ini, peran da‟iah dapat diartikan sebagai penyeru ke jalan kebaikan, pemberi arah
kehidupan, pembimbing, pembetul kekeliruan, pelurus ketimpangan sehingga orang Islam benar-
benar khairu ummah yang bisa hidup bahagia di dunia dan akhirat

Penutup

Dakwah sesuai dengan fungsi utamanya diharapkan bisa menjadi penyuluh baik dalam fungsinya
sebagai pengimbang, filter atau sebagai pemberi arah kehidupan. Sebagai pengimbang, para
da‟iah diharapkan dapat membantu menyadarkan umat bahwa kehidupan yang kian dimeriahkan
oleh berbagai nilai yang berbau materialistis harus diimbangi dengan hal-hal yang bersifat
rohaniah keagamaan. Sebagai filter dakwah diharapkan dapat membantu umat membentengi diri
mempertahankan nilai- nilai Islam yang pernah dimiliki dari pengaruh berbagai perubahan dan
nilai-nilai asing. Sebagai pembimbing atau pengarah kehidupan para da‟iah diharapkan mampu
membimbing umat untuk lebih memahami makna arti hidup yang sesungguhnya, sehingga umat
tidak mengalami kebingungan (disoriented) atau kehilangan jati diri dan keterasingan di tengah-
tengah hiruk pikuk modernisasi peradaban yang penuh dinamika dan pergolakan serta perubahan
nilai-nilai hidup emosional dan spiritual.

Dengan demikian dakwah sebagai proses pembentukan pribadi yang baik dan telah mengedukasi
dan mengarahkan untuk berperan besar dalam proses pembangunan umat, sehingga dengan
dakwah, manusia bisa menjadi pribadi guna untuk mencapai visi besarnya sebagai khairu umah.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir M.A. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.

H. Zainal Muchtarom. 1996. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: Al-Amin Press.

Illahi, Wahyu dan Harjani Efendi. 2007. Sejarah Dakwah. Jakarta : Prenada Media Group.

Iqbaal Ramazhaan. 2014. “Sejarah Dakwah Pada Masa Khulafaur Rasyidin”. Dikutip
dari http://humamiqbalazizi.blogspot.co.id/2014/06/sejarah-dakwah-pada-masa-khulafaur.html.
Pada tanggal 28 Februari 2018 pukul 08.13.

Irfan Taufik. 2016. “Sejarah Manajemen Dakwah”. Dikutip


dari http://irfantaufik26.blogspot.co.id/2016/03/manajemen-dakwa-pembahasan-arti-
sejarah.html. Pada tanggal 28 Februari 2018 pukul 08.12.

Munir dan Wahyu Illahi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Rahmat Semesta.

Munir, Muhammad dan Wahyu Ilaihi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta : Kencana Prenada
Media.

Niezam Uchiha. 2016. “Manajemen Dakwah Rosulullah saw.”. Dikutip


dari http://sains39.blogspot.co.id/2016/01/manajemen-dakwah-rosulullah-saw.html. Pada tanggal
28 Februari 2018 pukul 08.03

Sahrul Taufik. 2013. “Sejarah Manajemen Dakwah”. Dikutip


dari http://arulyuy.blogspot.co.id/2013/05/sejarah-manajemen-dakwah.html. Pada tanggal 28
Februari 2018 pukul 08.00.

Anda mungkin juga menyukai