Anda di halaman 1dari 18

ARTIKEL ILMIAH

PERENCANAAN BENDUNG KARET UNTUK PENGENDALI


BANJIR DI SUNGAI ANCAR KOTA MATARAM

Design of rubber dam for flood control in Ancar River Mataram City
Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh :
LALU SYAMSUL MIA HARTADI
F1A112035

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ARTIKEL ILMIAH
PERENCANAAN BENDUNG KARET UNTUK PENGENDALI
BANJIR DI SUNGAI ANCAR KOTA MATARAM

Oleh:

LALU SYAMSUL MIA HARTADI


F1A112035

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

1. Pembimbing Utama

Dr. Ery Setiawan, S.T., M.T. Tanggal Y\ Januari 2019


NIP.197112271999031003

2. Pembimbing Pendamping

-- '
Humairo Saidah, S.T., M.T. Tanggal : ft Januari 2019
NIP. 19720609 1997032001

Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Sipil
ik Universitas Mataram

ii
ARTIKEL ILMIAH
PERENCANAAN BENDUNG KARET UNTUK PENGENDALI BANJIR DI
SUNGAI ANCAR KOTA MATARAM

Oleh:
Lalu Syamsul Mi.a Hartadi
F1A112035

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada Tanggal 10 Januari 2019
dan dinyatakan telah memenuhi syarat :

Susunan Tim Penguji

r. Heri Sulistiyono, M.Eng,Ph.D. Tanggal :l2.Januari, 2019


NIP. 196511131994031001

2.

Ir. An Supriyadt,MT.' Tanggal :�Januari, 2019


NIP. 19660813 1?94031001

3.Pe�

Ir. Lilik Hanifah, MT. Tanggal :11_ Januari, 2019


NIP.195906101988032001

Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik

iii
PERENCANAAN BENDUNG KARET UNTUK PENGENDALI BANJIR DI SUNGAI ANCAR
KOTA MATARAM

, ,
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

INTISARI

Sungai Ancar merupakan salah satu sungai yang melintasi Kota Mataram memiliki beberapa bangunan
melintang sungai seperti bendung, cekdam, dan jembatan. Bendung Gerisak berada di aliran sungai Ancar
adalah bendung tetap yang terletak di wilayah Kelurahan Kekalik Jaya. Namum saat terjadi debit besar pada
sungai Ancar di hulu Bendung Gerisak terjadi banjir yang mengakibatkan penggenangan di pemukiman. Untuk
mengatasi hal tersebut kiranya diperlukan perencanaan bendung karet yang tubuh bendungnya bisa dikempiskan
untuk menurunkan muka air saat debit besar dan elevasi mercunya dapat diatur sesuai kebutuhan pertanian
sekaligus pengendali banjir.
Perencanaan ini menganalisis besar debit sungai Ancar, bagaimana kapasitas pengaliran dan reduksi
banjir dengan adanya bendung karet di sungai Ancar menggunakan program Hecras 5.0.3. Selanjutnya
menganlisis stabilitas bendung karet terhadap penggulingan, penggeseran, gaya angkat, dan stabilitas tanah
dasar.
Berdasarkan hasil analisis tersebut didapatkan nilai debit banjir rancangan Q25th = 54,953 m3/dtk.
Kapasitas pengaliran sungai Ancar pada river station 32, 29, dan 28 (antara jembatan Jln. Majapahit dengan
jembatan Jln. Seruni) tidak mampu mengalirkan debit banjir rancangan pada kala ulang Q1,001th sebesar 3,71
m3/dtk. Reduksi banjir dengan rencana penggantian bendung tetap menjadi bendung karet dan normalisasi
mampu mereduksi banjir hingga 82,81% pada kala ulang Q25th. Bendung karet pada kondisi banjir dan gempa
aman terhadap penggulingan dengan angka keamanan = 10,95 > 1,20, penggeseran = 5,88 > 1,20, gaya angkat
air = 2,38 > 1,20, dan stabilitas tanah dasar = 0,47 < 2,00.
Kata Kunci : Pengendali Banjir, Bendung Karet.

PENDAHULUAN Kecamatan Sekarbela Kota Mataram ±1300


meter dari muara. Hulu bendung merupakan
A. Latar Belakang daerah padat penduduk. Bendung tersebut
Sungai selain berfungsi sebagai penyedia difungsikan untuk meninggikan muka air
air bagi kebutuhan domestik maupun non mengairi areal irigasi 30,09 Ha (Hasil evaluasi
domestik, juga berfungsi sebagai prasarana luas areal irigasi berbasis google earth 2018),
transportasi, penyedia tenaga, penyediaan namun saat terjadi debit besar pada sungai
material, sistem drainase alam, dan sarana Ancar di hulu Bendung Gerisak terjadi banjir
rekreasi. Fungsi sungai pada hakekatnya yang mengakibatkan penggenangan di
memang sangat luas, namun demikian di pemukiman. Untuk mengatasi hal tersebut
waktu tertentu sungai dapat menimbulkan kiranya diperlukan bendung karet yang tubuh
malapetaka bagi masyarakat di sekitarnya bendungnya bisa dikempiskan untuk
dalam bentuk bencana banjir.. menurunkan muka air saat debit besar dan
elevasi mercunya dapat diatur sesuai kebutuhan
Bendung Gerisak terletak di Daerah pertanian sekaligus pengendali banjir .
Aliran Sungai Ancar Kelurahan Kekalik Jaya

1
B. Rumusan Masalah yang direncanakan adalah 3 meter, dengan
1. Bagaimana kapasitas pengaliran Sungai elevasi dasar bendung EL+ 0,00 dan elevasi
Ancar pada kondisi eksisting menggunakan mercu bendung berada pada EL+3,00.
program HEC-RAS 5.0.3?
2. Bagaimana perencanaan bendung karet B. Landasan Teori
untuk penanggulangan banjir di Sungai 1) Analisa Hidrologi
Ancar? Hidrologi adalah Ilmu yang berkaitan dengan
3. Berapa besar presentase reduksi banjir air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan
dengan adanya bendung karet di Sungai peyebarannya, sifat-sifatnya dan hubungan dengan
Ancar? lingkungannya terutama dengan makhluk hidup
(Triatmodjo, 2010).
C. Tujuan perencanaan a. Analisa Frekuensi
1. Menentukan kapasitas pengaliran Sungai
- Parameter Statistik
Ancar pada kondisi eksisting
Parameter yang digunakan dalam menganalisa
menggunakan program HEC-RAS 5.0.3.
frekuensi meliputi parameter nilai rata-rata (x ̅),
2. Mendapatkan perencanaan bendung karet standar deviasi (S), koefisien variasi (Cv), koefisien
untuk Sungai Ancar kemiringan (Cs), dan koefisien kurtosis (Ck).
3. Menentukan besar presentase reduksi
banjir dengan adanya bendung karet
- Pemilihan Jenis Distribusi
 Distribusi Gumbel
D. Manfaat Perencanaan  Distribusi Log Pearson Tipe III
 Distribusi Normal
Manfaat yang diharapkan peneliti pada
penelitian ini adalah dapat memberikan  Distribusi Log Normal
gambaran mengenai potensi terjadinya banjir - Uji Kecocokan Distribusi
pada Sungai Ancar pada tahun mendatang serta  Uji Chi-Kuadrat
alternatif upaya penanggulangannya dengan  Uji Smirnov Kolmogorov
kontruksi bendung karet. - Analisa Debit Banjir
Penentuan kala ulang untuk desain bangunan
E. Batasan Masalah sungai dapat dilihat pada Tabel 1.
1. Data yang digunakan adalah data AWLR Tabel 1. Kala Ulang Banjir Rancangan untuk
Ancar dengan panjang data 10 tahun Bangunan Sungai
(2008-2017).
2. Panjang sungai yang diteliti adalah 3000
m.
3. Analisa hidrologi secara manual
menggunakan Analisa Frekuensi.
4. Analisa hidrolika menggunakan program
HEC-RAS 5.0.3.
5. Tidak menganalisa jaringan irigasinya,
karena elevasi mercu bendung tidak
dirubah. 2) Bendung Karet
6. Tidak menganalisa saluran drainase.
7. Tidak membahas teknik pelaksanaan di Bendung karet pertama kali dirancang tahun 1957
lapangan. oleh ahli teknik Amerika dan dibangun di Sungai
8. Tidak memperhitungkan RAB. Los Angeles, California. Bendung karet dapat
diumpamakan sebagai kantong karet yang dipasang
DASAR TEORI melintang sungai. Dengan memompakan udara atau
air kedalamnya, bendung karet akan mengembung
A. Tinjauan Pustaka
sehingga akan menahan aliran serta dapat
menaikkan elevasi muka air di sungai. Sebaliknya
Bramantyo (2002) dalam tugas akhirnya
dengan mengempiskan secara manual atau otomatis
yang berjudul “Perencanaan Bendung Karet
tubuh bendung karet bisa rata dengan pondasi. Dan
Sungai Bangkaderes, Cirebon”, didapatkan hasil
apabila diinginkan dikempiskan sebagian sesuai
debit banjir pada kala ulang Q25th yaitu sebesar
dengan kebutuhan (Anonim, 2011)
231,49 m3/det. Dalam perencanaan hidraulik
bendung dilakukan terlebih dahulu pengamatan a. Keuntungan / Kelebihan
topografi dan lokasi untuk menentukan as 1. Biaya Rendah
bendung karet. Letak as bendung karet dipilih 2. Menghemat Bahan
pada potongan melintang (cross section) BD-07.
Untuk desain kemudian dipilih bendung karet 3. Bangunan Sederhana dan Pemasangan yang
dengan jenis yang diisi udara. Tinggi bendung mudah

2
4. Peralatan yang mudah untuk mengisi dan
mengempiskan tubuh bendung karet
5. Tidak Ada Pengaruh Banjir
6. Tahan Gempa
b. Keterbatasan / Kelemahan
1. Daya Tahan,
2. Operasional
3) Perencanaan Bendung Karet
a. Dasar Penerapan
b. Persyaratan
c. Dasar Perencanaan
d. Perencanaan Tata Letak
e. Perencanaan Hidraulik
f. Perencanaan Tubuh Bendung
g. Cara Kerja Bendung Karet
h. Perencanaan Stabilitas
i. Gaya-gaya yang bekerja pada pondasi
MULAI

METODE PENELITIAN
DATA HASIL PERHITUNGAN HIDRAULIK BENDUNG KARET

A. Lokasi Penelitian PENENTUAN PANJANG PONDASI DAN LANTAI HILIR

Lokasi yang dijadikan objek dalam penelitian PERHITUNGAN PANJANG LANTAI HULU DAN GARIS REMBESAN

ini adalah Sungai Ancar yang terletak pada DAS


TAKSIR TEBAL PONDASI
Ancar Wilayah Sungai (WS) Pulau Lombok.
Panjang sungai yang diteliti adalah 3000 m dari PERHITUNGAN GAYA-GAYA YANG BEKERJA

total panjang sungai yang ada. PENGHITUNGAN SF TERHADAP GULING DAN GESER

TIDAK SF YA
MEMENUHI
SYARAT

PENGHITUNGAN SF DAYA DUKUNG TANAH

TIDAK SF YA
MEMENUHI
SYARAT

PERENCANAAN PONDASI DALAM

PENGHITUNGAN GAYA-GAYA TERMASUK


KEKUATAN GESER & TARIK TIANG PANCANG

Gambar.1. Lokasi Penelitian MODIFIKASI


STRUKTUR
PENGHITUNGAN SF TERHADAP GULING, THD
GESER DAN DAYA DUKUNG TANAH
TIANG

B. Tahap Penelitian TIDAK SF YA


MEMENUHI PEMBUATAN
1. Tahap persiapan SYARAT
LAPORAN

2. Tahap Pengumpulan data SELESAI


3. Tahap analisa data Gambar.2. Bagan alir penelitian
C. Bagan Alir Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hidrologi
Adapun data yang tersedia dan digunakan
dalam penelitian ini adalah data-data debit banjir
puncak tahunan yang tercatat dari pos pengamatan
debit di AWLR Ancar dari tahun 2008 s/d 2017.
Data debit yang pernah terjadi pada Sungai Ancar
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 2. Data debit banjir maksimum Sungai Ancar.

3
Dari tabel 5 nilai parameter statistik tidak termasuk
dalam kategori tipe distribusi Gumbel, sehingga
perhitungan selanjutnya tidak dilanjutkan.
2. Distribusi Log Pearson Tipe III
Tabel 5. Perhitungan parameter statistik Distribusi
Log Pearson Tipe III.

1. Distribusi Gumbel
Tabel 3. Perhitungan parameter statistik Distribusi
Gumbel.

1. Rata-rata debit banjir log x



log x =
.
log x =
log x = 1,23 m /detik
2. Deviasi standar (S)
∑( )
S=
1. Rata-rata debit banjir (x) ,
S=

x=
,
S = 0,29
x= 3. Koefisien varian (Cv)
x = 20,66 m /detik Cv =
2. Deviasi standar (S) ,
Cv =
∑( ) ,
S= Cv = 0,23
, 4. Koefisien kemencengan (Cs)
S= ∑ ( )
Cs = ( )( )
S = 13,26 ,
3. Koefisien varian (Cv) Cs = ( )( ) ,
Cv = Cs = 0,04
, 5. Koefisien kurtosis (Ck)
Cv = ∑ ( )
,
Ck =
Cv = 0,64 ( )( )( )
,
4. Koefisien kemencengan (Cs) Ck = ( )( )( ) ,
∑ ( )
Cs = ( )( ) Ck = −1,19
, Tabel 6. Kriteria distribusi Log Pearson Tipe III
Cs = ( )( ) ,
Cs = 0,81
5. Koefisien kurtosis (Ck)
∑ ( )
Ck = ( )( )( )
Dari tabel 6, nilai parameter statistik untuk
, kategori tipe distribusi Log Pearson Tipe III tidak
Ck = ( )( )( ) memilik batasan, sehingga perhitungan selanjutnya
,
Ck = −0,68 dapat dilakukan.
Tabel 4. Kriteria distribusi Gumbel Dengan didapatkannya nilai Cs = 0,04, maka
akan dapat dicari nilai k untuk masing-masing
periode ulang dengan cara diplot ke dalam Tabel
4
Nilai k untuk Distribusi Log Pearson Tipe III Pearson Tipe III, maka nilai tersebut tidak perlu
(Lampiran I). dicari kembali.
a. Periode ulang 1,001 tahun Tabel 9. Kriteria distribusi Log Normal
 Mencari nilai k Log Pearson Tipe III
- Cs1 = 0,0 k1 = - 2,326
- Cs2 = 0,04 k2 = …?
- Cs3 = 0,1 k3 = - 2,252
Dari tabel 11, nilai parameter statistik untuk
k = k + x (k − k )
kategori tipe distribusi Log Normal memenuhi
, ,
k = (−2,326) + x (−2,252) − kriteria, sehingga perhitungan selanjutnya dapat
, ,
dilanjutkan.
(−2,326)
k = −2,298 Kemudian untuk masing-masing debit
 Mencari nilai debit Log Pearson Tipe III rancangan periode ulang dapat dihitung langsung
dengan nilai Faktor frekuensi/faktor probabilitas (k).
log X = log x + S . k
a. Periode ulang 1,001 tahun
log X = 1,23 + 0,29 . (−2,298)
 Mencari nilai k Log Normal
log X = 0,570 m /detik
k = −3,05
X = 3,712 m /detik
Untuk debit selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 9  Mencari nilai debit Log Normal
berikut ini : log X = log x + S . k
Tabel 7. Analisa debit banjir rencana Distribusi Log log X = 1,23 + 0,29 . (−3,05)
Pearson Tipe III. log X = 0,353 m /detik
X = 2,254 m /detik
Untuk debit selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 12
berikut ini :
Tabel 10. Analisa debit banjir rencana Distribusi
Log Normal.

5. Rekapitulasi Debit Banjir Rencana


3. Distribusi Normal Beberapa Metode Perhitungan
Berikut ini adalah rekapitulasi debit banjir rencana
Karena nilai debit rata-rata (x), deviasi standar (S),
beberapa periode ulang untuk Distribusi Log
koefisien varian (Cv), koefisien kemencengan (Cs)
Pearson Tipe III dan Distribusi Log Normal yang
serta koefisien kurtosis (Ck) pada Distribusi Normal
merupakan hasil dari perhitungan sebelumnya.
sama dengan Distribusi Gumbel, maka nilai tersebut
tidak perlu dicari kembali. Tabel 11. Rekapitulasi debit banjir rencana.
Tabel 8. Kriteria distribusi Normal

Dari tabel 10, nilai parameter statistik tidak


termasuk dalam kategori tipe distribusi Normal,
sehingga perhitungan selanjutnya tidak dilanjutkan.
4. Distribusi Log Normal
Karena nilai debit rata-rata (x), deviasi Dari Tabel 13 di atas, dapat dilihat beberapa periode
standar (S), koefisien varian (Cv), koefisien ulang yang telah dihitung dan antara metode Log
kemencengan (Cs) serta koefisien kurtosis (Ck) pada Pearson Tipe III dan Log Normal hampir memiliki
Distribusi Log Normal sama dengan Distribusi Log hasil perhitungan yang mendekati, namun untuk
perhitungan lebih lanjut digunakan debit banjir
5
rencana periode ulang 25 tahun (Q25 tahun) metode =1
Log Pearson Tipe III yang memiliki angka lebih α = 2, untuk Chi-Kuadrat
besar dari hasil perhitungan metode Log Normal, Dengan menggunakan derajat kepercayaan
pada umumnya sering digunakan untuk perhitungan (α) = 5% dan nilai DK = 1 sehingga berdasarkan
dalam menetapkan nilai yang paling ekstrim Tabel nilai kritis untuk Uji Chi - Kuadrat (uji satu
(Nugroho, 2011). sisi) diperoleh nilai derajat kepercayaan sebesar
3,841.
6. Uji Kecocokan Distribusi
a. Uji Chi Kuadrat 2. Uji kecocokan
1. Penentuan jumlah kelas (K) : Untuk derajat kebebasan (α) = 5%
K = 1 + 3,322 log N X2 hitungan < X2 tabel
K = 1 + 3,322 log 10
∑( )
K = 1 + 3,322 ∑ < 3,841
K = 4,322 ≅ 4
2. Penentuan range atau jumlah kelas 3,60 < 3,841
R = nilai data terbesar – nilai data
terkecil Jadi, dari hasil pengujian Chi-Kuadrat, maka
= 43,24 – 6,80 persamaan Log Pearson Tipe III yang digunakan
= 36,44 m³/detik untuk cara analitis dianggap benar dan dapat
diterima.
3. Penentuan interval kelas b. Uji Smirnov Kolmogorov
I=
,
Pemeriksaan uji kesesuaian cara Smirnov
I= Kolmogorov ini dimaksudkan untuk mengetahui
I = 9,11 suatu kebenaran hipotesa frekuensi sebaran. Karena
4. Pembagian Interval nilai debit log x, rata-rata (x), deviasi standar (S)
P1 = Nilai data terkecil + Interval sama dengan perhitungan sebelumnya maka nilai
kelas tersebut tidak perlu dicari kembali.
 Mencari nilai G
= 6,80 + 9,11 log x − log xrt
G=
= 15,91 m³/detik deviasi
1.64 − 1.23
G=
P2 = 15,91+ 9,11 0.29
G = 1.402
= 25,02 m³/detik  Mencari nilai kemungkinan terjadi P
(%)
P3 = 25,02 + 9,11
P(%) = x100%
= 34,13 m³/detik 1
P(%) = x100%
P4 = 34,13 + 9,11 10 + 1
P(%) = 9.091
= 43,24 m³/detik
Mencari nilai kemungkinan teoritis (%)
5. Menentukan E b. Probabilitas dengan nilai G= 1,402
E = - G1 = 1,288 P(%)1 = 10
- G2 = 1,402 P(%)2 = …?
E = - G3 = 1,605 P(%)3 = 5
E = 2,5 P(%) = P(%) + x (P(%) − P(%) )
Tabel 12. Analisa sebaran.
, ,
P(%) = (10) + x (5) − (10)
, ,
P(%) = 8,19
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 13
Tabel 13. Perhitungan uji Smirnov-Kolmogorov

1. Mencari derajat kebebasan


DK = K – (α + 1)
=4–(2+1)

6
Debit P (%) Kemungkinan D Maks
No. Tahun log x log xrt deviasi G
(m3/dtk) m/(n+1)x100% Teoritis (%) (%)
(1) (2) (3) (4)=log(3) (5)=rata-rata(4) (6) (7)=(4)-(5)/(6) (8) (9) (10)
1 2016 43.24 1.64 1.23 0.29 1.402 9.091 8.19 0.90
2 2013 40.84 1.61 1.23 0.29 1.316 18.182 9.55 8.63
3 2015 29.37 1.47 1.23 0.29 0.819 27.273 20.73 6.54
4 2017 23.68 1.37 1.23 0.29 0.495 36.364 32.42 3.95
5 2014 16.44 1.22 1.23 0.29 -0.055 45.455 53.28 7.83
6 2008 15.00 1.18 1.23 0.29 -0.193 54.545 60.64 6.09
7 2009 13.83 1.14 1.23 0.29 -0.316 63.636 67.16 3.52
8 2010 10.27 1.01 1.23 0.29 -0.764 72.727 82.88 10.15
9 2012 7.11 0.85 1.23 0.29 -1.319 81.818 90.58 8.76
10 2011 6.80 0.83 1.23 0.29 -1.386 90.909 91.52 0.61

Delta peluang maksimum (D maks) (%) = 10.15


Derajat signifikan (%) = 5
Tingkat kepercayaan (%) = 95
Banyak data (%) = 10
Delta ( ∆ ) kritis (%) = 41 (Nilai ∆kritik Uji Smirnov Kolmogorov)
Delta peluang maksimum (D maks) (%) = 10.15 < Delta ( ∆ ) kritis = 41
maka hipotesa diterima
Gambar.4. Long section hasil pemodelan
B. Analisis Hidrolika dengan kondisi eksisting (Q25th)
Hasil rekapitulasi analisa hidrolika kondisi eksisting
Analisa Hidrolika yang digunakan dalam
sungai Ancar dapat di lihat pada tabel 15.
perhitungan ini menggunakan program bantuan
Tabel 14. Analisa hidrolika kondisi eksisting sungai
berupa Program HEC-RAS, dimana pada program ini
Ancar
terdapat dua jenis aliran, yaitu steady flow (aliran
mantap) dan unsteady flow (aliran tak mantap).
Steady flow (aliran mantap) terjadi jika
variabel dari aliran seperti kecepatan (v), tekanan
(P), rapat massa (ρ), tampang aliran (A), debit (Q)
dan sebagainya di sebarang titik pada zat cair tidak
berubah dengan waktu. Sedangkan unsteady flow
(aliran tak mantap tejadi jika variabel aliran pada
setiap titik berubah dengan waktu (Triatmodjo,
b. Analisa hidrolika kondisi rencana bendung
1996).
karet mengempis total
Asumsi yang digunakan dalam melakukan
analisa dengan Program HEC-RAS ini adalah :
1. Kondisi sungai yang diamati sama
dengan kondisi dari data yang ada,
dimana data yang dimaksud adalah data
hasil dari pengukuran topografi.
2. Analisa menggunakan Steady flow.
3. Angka koefisien manning yang
digunakan sesuai dengan kondisi
eksisting sungai.
4. Debit yang digunakan adalah debit kala Gambar.5. Fokus lokasi di hulu bendung
ulang Q1,001th, Q2th, Q5th, Q10th, dan Gerisak dengan kondisi bendung karet
Q25th yang dihasilkan dari analisa (Q1,001th)
frekuensi metode Log Pearson Tipe III. Hasil simulasi pada kala ulang debit banjir
5. Kondisi batas hilir adalah elevasi rencana Q1,001th bahwa terjadi penurunan muka
tertinggi muka air laut (Higher High air banjir di hulu bendung Gerisak sepanjang L=410
Water Level) meter dari river station 17 sampai dengan 26 dengan
a. Analisa hidrolika kondisi eksisting tinggi rata-rata penurunan muka air banjir pada
setiap penampangnya adalah 0,90 meter.
Tabel 15. Rekapitulasi perubahan muka air banjir
dengan adanya bendung karet debit kala ulang
Q1,001th
W.S. Elev eksisting W.S. Elev Rencana bendung karet Penurunan MAB Peninggian MAB
River Sta
(m) (m) (m) (m)
1 2 3 (2-3) (3-2)
26 5.81 5.81 0
25 5.73 5.45 0.28
24 0
23 5.71 5.4 0.31
22 5.69 5.36 0.33
Gambar.3. Long section hasil pemodelan 21 5.69 5.36 0.33
20 5.68 4.77 0.91
dengan kondisi eksisting (Q1,001th) 19 5.68 3.22 2.46
Terjadi limpasan disebelah kanan river station 28, 18.1 4.88 3.19 1.69
17 3.05 3.05 0
29, 32 tinggi limpasan rata-rata = 0,37 m pada kala Rata-rata 0.90 -
ulang Q1,001th.

7
Gambar.8. Long section hasil pemodelan
Gambar.6. Fokus lokasi di hulu bendung dengan kondisi rencana bendung karet dan
Gerisak dengan kondisi bendung karet normalisasi (Q25th)
(Q25th)
Tabel 16. Rekapitulasi perubahan muka air banjir
dengan adanya bendung karet debit kala ulang
Q25th
W.S. Elev eksisting W.S. Elev Rencana bendung karet Penurunan MAB Peninggian MAB
River Sta
(m) (m) (m) (m)
1 2 3 (2-3) (3-2)
20 6.96 6.72 0.24
19 7.12 6.93 0.19
18.1 6.95 6.94 0.01
17 6.95 6.95 0
Rata-rata 0.15 -
Gambar.9. Cross section di hilir bendung
Hasil simulasi pada kala ulang debit banjir Gerisak hasil pemodelan kondisi rencana
rencana Q25th bahwa terjadi penurunan muka air bendung karet dan normalisasi (Q25th)
banjir di hulu bendung Gerisak sepanjang L=110
meter dari river station 17 sampai dengan 20 dengan
tinggi rata-rata penurunan muka air banjir pada
setiap penampangnya adalah 0,15 meter.
Dari analisa kondisi rencana menggunakan
bendung karet, tidak cukup untuk mengatasi banjir,
sehingga direncanakan normalisasi secara sporadis
pada penampang sungai Ancar yang mengalami
penyempitan dan sedimentasi pada daerah hulu dan
Gambar.10. Cross section bendung Gerisak
hilir bendung Gerisak.
hasil pemodelan kondisi rencana bendung
c. Analisa hidrolika kondisi rencana dengan
karet dan normalisasi (Q25th)
bendung karet dan normalisasi
Pada perencanaan normalisasi ini
direncakanan di hulu dan hilir bendung Gerisak yang
kondisi penampangnya mengalami penyempitan dan
sedimentasi. Adapaun lebar rencana normalisasi
meninjau pada lebar rata-rata sungai, lebar bendung,
dan lebar jembatan eksisting.
Tabel 17. Slope rencana normalisasi

Gambar.11. Cross section di hulu bendung


Gerisak hasil pemodelan kondisi rencana
bendung karet dan normalisasi (Q25th)
d. Menghitung persentase reduksi banjir
Menghitung persentase reduksi banjir.
Berikut perhitungan besar persentase reduksi banjir
rencana dengan bendung karet dan normalisasi
terhadap kondisi eksisting pada kala ulang Q25th.
( )
( )
= 100%
, ,
= 100%
,
= 82,81 %
Untuk hasil perhitungan yang lain, dapat di lihat
pada tabel 18.
Gambar.7. Penampang rencana normalisasi
sungai Ancar
8
hingga 100% dengan debit kala ulang
Tabel 18. Rekapitulasi hasil perencanaan hidrolika Q25th=54,95 m3/dtk maka diperlukan tanggul
Sungai Ancar pada river station 33, 32, 30, 29, 28, 13, dan 7
Tinggi
Tinggi limpasan Persentase dengan tinggi 1,5 m dengan jagaan 0,6 m.
rata-rata (m) reduksi banjir
No. Kondisi Kala Ulang
muka air
terhadap C. Perencanaan Bendung Karet
rata-rata
kondisi
(m)
kiri kanan
eksisting
1. Perencanaan Hidraulik
Q1,001th 1.60 0.00 0.37 a. Elevasi Mercu Bendung
Q2th 2.61 0.20 1.30 -
1 Eksisting Q5th 2.98 0.39 1.46 -
Q10th 3.32 0.76 1.83 -
Sebagaimana maksud dan tujuan dari
Q25th 3.86 1.31 2.35 - penempatan bendung karet ini adalah untuk
Q1,001th 1.41 0.00 0.22 40.00% mengendalikan banjir dan tetap memanfaatkan
Q2th 2.35 0.00 0.88 32.72%
2
Rencana dengan
Q5th 3.03 0.40 1.48 0.00% sungai Ancar sebagai sumber penyediaan air irigasi,
bendung karet
Q10th 3.53 0.89 1.96 0.00% maka kebutuhan tinggi mercu bendung karet tetap
Q25th 3.92 1.31 2.35 0.00%
Q1,001th 1.92 0.00 0.00 100.00% dengan menggunakan elevasi mercu bendung
Rencana dengan
Q2th 2.51 0.22 0.37 71.58% Gerisak eksisting yaitu pada ketinggian +5,00 mdpl
3 Q5th 3.09 0.82 1.02 30.23%
normalisasi
Q10th 3.39 1.08 1.34 26.94% dan elevasi pondasi +3,00 mdpl.
Q25th 3.76 1.37 1.71 27.23%
Q1,001th 0.92 0.00 0.00 100.00% Bendung Karet ini direncanakan dengan
Rencana dengan Q2th 1.59 0.00 0.00 100.00%
4 bendung karet dan Q5th 2.45 0.00 0.23 84.50%
menggunakan standar pabrikasi :
normalisasi Q10th 2.66 0.10 0.29 84.37%
Q25th 3.10 0.24 0.40 82.81% » Tinggi Bendung Karet = 2,00 m
Sumber : Hasil Perhitungan
Dari hasil analisa hidrolika dengan menggunakan » Panjang Bentang = 10,00 m
program Hecras dapat disimpulkan : b. Pembendungan
1. Kapasitas penampang sungai Ancar pada river Tinggi pembendungan maksimum ditetapkan
station 32, 29, dan 28 (antara jembatan Jln. tidak melebihi 0,3 H, dengan H adalah tinggi
Majapahit dengan jembatan Jln. Seruni) tidak bendung.
mampu mengalirkan debit banjir rancangan
» Tinggi Bendung Karet = 2,00 m
pada kala ulang Q1,001th sebesar 3,71 m3/dtk
sehingga terjadi limpasan. Penyebabnya adalah » Pembendungan maksimum = 0,3 H
penyempitan dan pendangkalan penampang = 0,6 m
pada river station 33 sampai dengan 14 dengan c. Penampungan dan pelepasan
penyempitan paling ekstrim b± 2.5 meter pada
Direncanakan panjang bentang bendung
river station 26 dan 14.
karet = 10 m, menyesuaikan dengan kondisi
2. Elevasi mercu bendung berada di +5,0 mdpl
eksisting. Sehingga cukup menggunakan
dan fondasi bendung di +3,0 mdpl, dan tinggi
hanya 1 panel.
bendung 2,0 m.
d. Kapasitas pengaliran di hilir bendung
3. Pada kondisi rencana normalisasi dan bendung
karet
karet mengembang total (elevasi mercu
 Kemiringan dasar sungai rata-rata
bendung sama saat kondisi eksisting) dengan
Kemiringan dasar sungai rata-rata di hitung
debit banjir rancangan kala ulang Q2th=17,13
500 meter ke arah hulu dan 500 m ke arah
m3/dtk terjadi limpasan pada river station 32
hilir dari site bendung. berikut adalah tabel
sebelah kanan sungai tinggi limpasan = 0,37
kemiringan rata-rata dasar sungai Ancar dari
meter dan pada river station 21, 20, dan 19
river station 28 sampai dengan 12, dengan
sebelah kiri sungai rata-rata tinggi limpasan =
jarak 1.147 meter diperoleh rata-rata dasar
0,21 m, sehingga kondisi inilah yang dijadikan
kemiringan sungai Ancar i = 0,000201.
kontrol muka air maksimum yang melewati
mercu bendung karet yaitu h= 0,6 m.
Untuk mengetahui kapasitas pengaliran
4. Reduksi banjir dengan rencana penggantian
penampang dihilir bendung karet digunakan
bendung tetap Gerisak menjadi bendung karet
pendekatan aliran permanen beraturan dari
pada kala ulang Q25th tidak memiliki
persamaan Manning :
pengaruh, namun cukup mereduksi banjir pada 2 1
kala ulang Q1,001th sebesar 40,00% dan 1
sebesar 32,72% pada kala ulang Q2th. V .R3 .S 2
n
Sementara untuk rencana dengan normalisasi
mampu mereduksi banjir sebesar 27,23% pada Q  A xV
kala ulang Q25th, dan untuk rencana
penggantian bendung karet+normalisasi Diketahui :
mampu mereduksi banjir hingga 82,81% pada bdasar = 10 m; h = 2 m;
kala ulang Q25th. Untuk mereduksi banjir m = 1 m; S = 0,000201;
n = 0,03;
9
 Menghitung A, P, R, V, dan Q Mencari angka Froude
Luas Penampang Basah (A) =
A = (b + (m*h))*h
A = (10 + (1*2))*2 0,629
A = 24 m2 =
√9,81 0,40
Keliling Basah (P) = 0,317
b + 2*h m  1
2
P = Karena angka Fr <1,7, maka kolam olak tidak
direncanakan.
P = 10 + 2*2 √1 + 1
P = 15,657 m
g. Perencanaan tubuh bendung
Jari-jari Hidrolis (R)
 Tekanan udara dalam tabung karet
R = A/P
Pb = a x gair x H
R = 24 / 15,657
Pb =1x1x2
R = 1,533 m
Pb = 2000 Pa
Kecepatan (V)
 Kekuatan karet
V = *R2/3* S1/2
T = 0,5 H pb
V = *1,5332/3* 0,00021/2 T = 0,50 x 2 x 2000
,
V = 0,629 m/dtk T = 2000 N/m
Debit Sungai (Q)
Q = AxV Fw = 0,5 γw [Y2 – (h1+v2/2g)2]
Q = 24 x 0,629 = 15,092 m3/dtk Fw = 0,5 x 1 x [ 6,758 ]
Fw = 3,379 N/m
e. Debit limpasan Ti = T + 0,5 Fw
 Debit aliran saat bendung karet
Ti = 2000 x 0,5 x 3,379
mengembang
Dalam pengoperasian bendung karet perlu diketahui Ti = 2002 N/m
debit yang melimpas di atas tubuh bendung, dapat di Tu = T – 0,5 Fw
hitung dengan rumus : Tu = 2000 – 0,5 x 3,379
Qi = Ci x Beff x h3/2 Tu = 1998 N/m
Untuk = 1,77 + 1,05 KT = n Ti 
n adalah angka
0,6 keamanan, diambil 8
= 1,77 + 1,05 KT = 8 x 2002
2 KT = 16014 N/m
= 1,58
Kekuatan tarik searah as bendung ditentukan
Beff = b + ( 2 x H )
sebesar 60% KT
= 10 + ( 2 x 2 )
= 9608 N/m
= 14 m.
Qi = 1,58 x 14 x 0,63/2
Qi = 10,29 m3/dtk

f. Peredam energi
 Energi terjunan
ET = ρw g qv HE
Massa jenis air (ρw), diambil =1000 kg/m3
Gravitasi bumi (g), diambil = 9,81 m/s2
Debit per satuan lebar (qv) = Cv x (H + h1)3/2
= 1,38 x (2 + 0,60) 3/2 Gambar.12. Gaya tarik pada tabung karet
= 12,13 m3/dtk/m  Sistem penjepitan
Tinggi terjunan (HE) = H + h1-H1 Perletakan tabung karet pada fondasi berupa
= 2 + 0,6 – 0,40 penjepitan yang menggunakan baja yang
diangker. Karena tinggi bendung H> 1,00 m
= 2,20 m maka digunakan angker ganda.
Energi terjunan spesifik (ET) = ρw g qv HE  Kebutuhan luasan karet
= 1 x 9,81 x 12,13 x 2,2 L = L0 + 2 Ls + 2 a’
= 261,7 N/s L = 1,10 √1 +
 Peredam energi L = 1,10 2 x √1 + 1
Ls = 3,11 m
10
Dari tabel 2.6 dimensi lembaran diperoleh : Sudut geser dalam gempa (Ø)= (f)- Arc tan (kh) =
a = 198 mm  0,20 m 24,470 0-9,090 =15,380
Bo = 3505 mm  3,51 m Tan f’ = tan (Ø) = tan 15,380 =
fin = 90  0,09 m 0,28
2a ( ) ( , )
a '
= ( B0 ⁄2 ) +Ls2
2 Ka = = = 0,41
( ) ( , )
B0 ( Ø′) ( , )
2 x 0,2 Kae = = = 0,58
( Ø′) ( , )
a' = ( 3,51⁄2 )2 +3,112
3,51
a' =0,21 m b. Tinjauan terhadap Seepage (rembesan)
Lebar untuk penjepitan = 0,21 m. pada pondasi bendung karet
W = 2 B0 + 2 a Direncanakan dimensi pondasi :
W = 2 x 3,51 + 2 x 0,2 Lebar b1= 1,00 m b2=3,00 m b3= 1,00 m
W = 7,406 m b4=2,50 m b5= 1,00 m b6=5,00 m
Lebar lembaran karet = 7,41 m b7=1,00 m b8=3,00 m b9=1,00 m
L = L0 + 2 Ls + 2 a’ b10=4,00 m b11=0,50 m
L0 = 10 Tinggi h1=1,00 m h2=0,70m
L = 10 + 2 x 3,11 + 2 x 0,21 h3=0,80 m h4=2,00m
L = 16,64 m h5=0,60 m h6=0,50m
Panjang total lembaran karet = 16,64 m h7=0,80 m h8=0,60 m
Panjang AB=2,50 m BC=1,00m
CD=1,70 m DE=3,00m
EF=1,70 m
FG=1,00 m GH=1,70m
HI=2,50 m IJ=0,70m
JK=1,00 m
KL=0,70 m LM=5,00m
MN=0,70 m NO=1,00m
OP=0,70 m
PQ=3,00 m QR=0,70m
RS=1,00 m ST=0,70m
TU=4,00 m
UV=0,50 m VW=0,50m
WX=1,30 m
Elevasi A=5,60 m B=5,00m C=3,60m
D=3,00 m
Perencanaan apron didasarkan dengan
Gambar.13. Bentuk dan dimensi lembaran
mempertimbangkan aliran dasar sungai. Dalam hal
karet
ini harus mampu mengantisipasi seepage atau
2. Perencanaan Stabilitas
rembesan dan stabil terhadap gaya eksternal yang
Dari hasil penyelidikan mekanika tanah pada sungai bekerja. Pada analisa ini diasumsikan kondisi yang
Ancar, diperoleh data: paling kritis terjadi pada saat bendung karet
Berat volume kering (γd) = 1,20 t/m3 menggembung dengan tampungan penuh. Cara yang
Berat volume basah (γb) = 1,72 t/m3 digunakan untuk menganalisa rembesan pada
pondasi lantai ini dengan metode “Lane”.
Berat jenis (Gs) = 2,640 (∑ / ∑ )
Lx = > CL . H
Berat volume jenuh (γsat) = 1,75 t/m3 ∆
Dimana :
Sudut gesek (f) = 24,470 0
CL = Lane koefisien (sesuai jenis tanah)
Kohesi (c) = 0,070 t/m3
∆H = beda tinggi muka air hulu dan hilir (m)
Berat jenis beton (γc) = 2,20 t/m3
Lv = panjang aliran seepage kearah vertikal
Berat jenis air (γw) = 1,00 t/m3
(m)
(γsub) = (γsat) - (γw) =
Lh = panjang aliran seepage kearah horizontal
0,75 t/m3
(m)
Berat jenis karet (γkaret) = 1,20 t/m3
Koefisien Lane = 5,00 (pasir kasar)
Koefisien gempa (kh) = 0,16
Lv = AB+CD+EF+GH+IJ+KL+MN+OP+...+WX =
Sudut gesekan dalam tanah
13,60 m
= tan (f) = tan (24,470 0) = 0,46
Lh = BC+DE+FG+HI+JK+LM+...+VW = 23,00 m
a. Menghitung Koefisien tekanan tanah aktif ∆H = 2,00 m
LL = CL . H = 5 x 2,00 = 10,00 m
Arc tan (kh) = Arc tan (0,16) = 9,090 ( , / ∑ , )
Lx = = 10,63 m
,
11
Maka Lx > CL.H = 10,63 > 10,00 H = El.A – El.C = 5,60 – 3,60 = 2,00 m
(36,60 − 2,50)
U = . 2,00.1 = 2,05 / 2
36,60
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 22
Tabel 20. Perhitungan up lift (kondisi banjir)
Titik Lx Lt H Ux

1 2.5 36.60 2 2.05

2 17.5 36.60 2 1.15

3 24.9 36.60 2 0.70


Gambar.14. Rencana pondasi bendung karet
4 30.3 36.60 2 0.38
c. Analisa perhitungan up lift (gaya angkat)
pada pondasi bendung karet 5 35.3 36.60 2 0.08
besaran up lift dihitung dengan menggunakan rumus Sumber: Perhitungan
:
( − )
U = . .
Dimana :
U = berat up lift (t/m2)
Lt = panjang keseluruhan lintasan
rembesan (m)
Lx = panjang lintasan rembesan pada
titik yang ditinjau (m)
H = beda muka air di hulu dan di
hilir (m)
= unit berat air (1 t/m2)
 Perhitungan up lift (kondisi normal)
Mencari nilai :
Gambar.16. Up lift kondisi banjir
Lx = panjang AB = 2,50 m
Lt = Lv + Lh = 13,60 + 23,00 = 36,60 m
d. Analisa stabilitas bendung karet
H = El.B – El.C = 5,00 – 3,40 = 1,60 m
Kondisi penuh (tidak gempa)
(36,60 − 2,50)
U = . 1,60.1 = 1,49 / 2 Perhitungan tekanan
36,60 - Tekanan Up lift
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 21. PU1 = 0,5.(U1 + U2).(b1+b2+b3+b4+b5)
Tabel 19. Perhitungan up lift (kondisi normal) = 0,5.(1,49 + 0,83).(1+3+1+2,50+1)
Titik Lx Lt H Ux
= 9,88 t/m
1 2.5 36.60 1.60 1.49 PU2 = 0,5.(U2 + U3).(b6+b7)
2 17.5 36.60 1.60 0.83 = 0,5.(0,83 + 0,51).(5+1)
= 4,04 t/m
3 24.9 36.60 1.60 0.51
PU3 = 0,5.(U3 + U4).(b8+b9)
4 30.3 36.60 1.60 0.28 = 0,5.(0,51 + 0,28).(3+1)
5 35.3 36.60 1.60 0.06 = 1,57 t/m
PU4 = 0,5.(U4 + U5).(b10+b11)
Sumber: Perhitungan
= 0,5.(0,28 + 0,06).(4+0,50)
= 0,75 t/m
- Tekanan air statis (hidrostatis)
pw1 = γw.h4 = 1 . 2 = 2 t/m
Pw1 = 0,5 . pw1 . h4 = 0,5 . 2 . 2 = 2 t/m
- Tekanan tanah
pa1 = γsat.Ka.(h1+h2+h3)
= 1,75 . 0,41 .(1,00+0,70+0,80)
= 1,81 t/m
Pa1 = 0,5 . pa1 . (h1+h2+h3)
= 0,5 . 1,81 . (1,00+0,70+0,80)
Gambar.15. Up lift kondisi normal
= 2,26 t/m
 Perhitungan up lift (kondisi banjir) pa2 = γc.Ka = 2,2 . 0,41 = 0,91 t/m
Mencari nilai : Pa2 = pa2 . (h1+h2+h3)
Lx = panjang AB = 2,50 m = 0,91 . (1,00+0,70+0,80) = 2,28 t/m
Lt = Lv + Lh = 13,60 + 23,00 = 36,60
m
12
Tabel 21. Perhitungan stabilitas kondisi penuh
(tanpa gempa)
Item Uraian Beban (ton) Lengan momen (m) Mv = V.x Mh = H.y
V H x y (ton.m) (ton.m)

Wc1 (h1+h2)*b1*γc 3.74 22.50 84.15


Wc2 (h1+h2)*b3*γc 3.74 18.50 69.19
Wc3 h3*(b1+b2+b3+b4+b5)*γc 14.96 18.75 280.50
Wc4 h2*b5*γc 1.54 15.00 23.10
Wc5 h3*b6*γc 8.80 12.00 105.60
Wc6 h2*b7*γc 1.54 9.00 13.86
Wc7 h3*(b7+b8+b9+b10+b11)*γc 16.72 4.75 79.42
Wc8 h2*b9*γc 1.54 5.00 7.70
Wc9 h6*b11*γc 0.55 0.25 0.14
Wk h4*2.5*g karet 6.00 12.00 72.00
Ww1
Ww2
h4*(b1+b2+b3+b4+b5+1.5)*γw
h8*(1.1+b7+b8+b9+b10+b11)*γw
20.00
6.36
18.00
5.30
360.00
33.71
Gambar.17. Struktur geometri dan
Pa1
Pa2
0,5* pa1*(h1+h2+h3)
pa2*(h1+h2+h3)
2.26
2.28
1.25
0.83
2.83
1.90
pembebanan secara umum kondisi penuh
PU1
PU2
0,5*(U1 + U2)*(b1+b2+b3+b4+b5)
0,5*(U2 + U3)*(b6+b7)
9.88
4.04
18.75
11.50
185.33
46.45
(tanpa gempa)
PU3 0,5*(U3 + U4)*(b8+b9) 1.57 6.50 10.23
PU4 0,5*(U4 + U5)*(b10+b11) 0.75 2.50 1.87
Pw1 0,5*pw1*h4 2.00 2.63 5.27
Tabel 22. Rekap analisa stabilitas bendung karet
Σ V(-) = 85.49 t Σh = 6.54 t Σ MV(-) = 1129.37 tm
Σ V(+) = 16.24 t Σ FG = 53.13 t Σ MV(+) = 243.88 tm
Sungai Ancar
ΣV = 69.25 t Σ FU = 16.24 t Σ MV = 1373.24 tm Angka Keamanan
No Kondisi Keterangan
Σ MH = 9.99 tm Hitung SF
Sumber: Perhitungan 1 Penuh tanpa gempa
a. Stabilitas terhadap penggulingan 4.45 > 1.50 AMAN
∑MT = ∑MV (-) b. Stabilitas terhadap penggeseran 10.59 > 1.50 AMAN
c. Stabilitas terhadap gaya angkat 3.27 > 1.50 AMAN
∑MT = 1129,37 d. Stabilitas tanah dasar 0.96 < 3.00 AMAN
2 Penuh + gempa
∑MR = ∑MV (+) + ∑MH a. Stabilitas terhadap penggulingan 11.61 > 1.20 AMAN
= 243,88+ 9,99 b. Stabilitas terhadap penggeseran
c. Stabilitas terhadap gaya angkat
5.58
3.27
>
>
1.20
1.20
AMAN
AMAN
= 253,87 tm d. Stabilitas tanah dasar 0.36 < 2.00 AMAN
3 Banjir tanpa gempa
- Stabilitas terhadap penggulingan a. Stabilitas terhadap penggulingan 3.73 > 1.50 AMAN
∑ b. Stabilitas terhadap penggeseran 9.55 > 1.50 AMAN
SFR = ≥ 1,5 c. Stabilitas terhadap gaya angkat 2.38 > 1.50 AMAN
∑ d. Stabilitas tanah dasar 1.20 < 3.00 AMAN
, 4 Banjir + gempa
= ≥ 1,5
, a. Stabilitas terhadap penggulingan 10.95 > 1.20 AMAN
b. Stabilitas terhadap penggeseran 5.88 > 1.20 AMAN
= 4,4 ≥ 1,5 c. Stabilitas terhadap gaya angkat 2.38 > 1.20 AMAN
- Stabilitas terhadap penggeseran d. Stabilitas tanah dasar
Sumber : Hasil Perhitungan
0.47 < 2.00 AMAN


SFS = ≥ 1,5

, e. Perencanaan Instalasi
= ≥ 1,5 1. Lubang angin
,
= 10,59 ≥ 1,5 Jumlah lubang minimum 2 lokasi, menggunakan
- Stabilitas terhadap gaya angkat pipa baja dalam tabung. Lubang angin boleh lebih
∑ dari dua yang diletakkan merata di sepanjang pipa
SFU = ≥ 1,5

,
baja dalam tabung karet.
= ≥ 1,5 2. Pompa dan saluran udara
,
= 3,3 ≥ 1,5 Kapasitas pompa untuk mengembangkan bendung
- Kapasitas daya dukung ditentukan dengan rumus berikut :
.
qu = a.c.Nc + b.g.B.Ng + g.Df.Nq Kp =
qu = 1.0,07.9,69 + 0,5.1,75.23.3,16 + Kp = kapasitas pompa (m3/menit)
1,75.2,5.5,42 C = rasio tekanan udara dalam
qu = 88,03 t/m2 tabung karet dan udara luar
Daya dukung yang diijinkan diambil 0,5
qall = qu/FS Vb = volume tabung karet (m3)
qall = 88,03/3 ti = waktu pengisian diambil dalam
qall = 29,34 t/m2 kisaran antara 10 menit sampai
Evaluasi kapasitas daya dukung pondasi langsung : dengan 30 menit
L = 10 m
B = 23,00 m Diameter pipa saluran udara ditentukan berdasarkan
e = [B/2 - ∑M/∑V] < B/6 waktu pengempisan dengan persamaan berikut :
e = [23/2 – 1373,24/69,25] < 23/6
t0 =
e = -8,33 < 3,83 . . .
qmaks = (∑V/L*B) (1-(6*e/B)) < 3,00 . .
v0 =
= (69,25/10*23) (1-(6*-8,33/23)) <3,00 . .
= 0,96 < 3,00 ρr = 0,5 . ( . + + .ℎ )
dengan :
t0 = waktu pengempisan (menit)
= volume tabung karet (m3)
D = diameter pipa (m)
v0 = kecepatan rata-rata udara keluar
(m/s)

13
= gravitasi (m/s2) 2. Dari hasil analisa hidrolika dapat ditarik
ρr = tekanan rata-rata udara dalam kesimpulan sebagai berikut :
tabung selama pengempisan (Pa),  Kapasitas penampang sungai Ancar pada
f = koefisien kekasaran pipa, river station 32, 29, dan 28 (antara
diambil 0,003 jembatan Jln. Majapahit dengan jembatan
L = panjang pipa (m) Jln. Seruni) tidak mampu mengalirkan
ρa = rapat massa udara = 0,0012 debit banjir rancangan pada kala ulang
ton/m3 Q1,001th sebesar 3,71 m3/dtk sehingga
ρb = tekanan udara dalam tabung terjadi limpasan. Penyebabnya adalah
karet (Pa) penyempitan dan pendangkalan
ρw = rapat massa air = 1 ton/m3 penampang pada river station 33 sampai
h1 = tinggi pembendungan dengan 14 dengan penyempitan paling
maksimum (m) ekstrim b± 2.5 meter pada river station 26
h3 = kedalaman air banjir pada saat dan 14.
bendung kempis total (m)  Elevasi mercu bendung berada di +5,0
Dengan t0 diambil sekitar 10 menit sampai dengan mdpl dan fondasi bendung di +3,0 mdpl,
20 menit bisa dihitung besarnya diameter pipa D. dan tinggi bendung 2,0 m.
- Tekanan rata-rata udara dalam tabung  Pada kondisi rencana normalisasi dan
selama pengempisan (Pa) bendung karet mengembang total (elevasi
ρr = 0,5 . ( . + + .ℎ ) mercu bendung sama saat kondisi
ρr = 0,5 . (1 . 0,6 + 2000 + 1 . 0,95) eksisting) dengan debit banjir rancangan
ρr = 1000,775 Pa kala ulang Q2th=17,13 m3/dtk terjadi
- Kecepatan rata-rata udara keluar m/s limpasan pada river station 32 sebelah
. , . , kanan sungai tinggi limpasan = 0,37
v0 =
, . . , meter dan pada river station 21, 20, dan
, 19 sebelah kiri sungai rata-rata tinggi
v0 = limpasan = 0,21 m, sehingga kondisi
,
v0 = √16009786,2 inilah yang dijadikan kontrol muka air
v0 = 4001,223 / maksimum yang melewati mercu bendung
- Waktu pengempisan, diambil waktu karet yaitu h= 0,60 m.
pengempisan = 10 menit  Reduksi banjir dengan rencana
penggantian bendung tetap Gerisak
t0 =
. . . menjadi bendung karet pada kala ulang
vb = π x r2 x t = 3,14 . 12 . 14 = 43,96 m3 Q25th tidak memiliki pengaruh, namun
,
10 = cukup mereduksi banjir pada kala ulang
. , . . ,
Q1,001th sebesar 40,00% dan sebesar
Dengan cara trial and error diperloleh nilai D =
32,72% pada kala ulang Q2th. Sementara
0,0289 m = 1,138 inch.
untuk rencana dengan normalisasi mampu
- Kapasitas pompa untuk mengembangkan
mereduksi banjir sebesar 27,23% pada
bendung :
, . , kala ulang Q25th, dan untuk rencana
Kp = penggantian bendung karet+normalisasi
Kp = 1,10 m3/menit mampu mereduksi banjir hingga 82,81%
Jadi lama waktu yang dibutuhkan untuk pada kala ulang Q25th. Untuk mereduksi
mengembangkan bendung karet adalah volume banjir hingga 100% dengan debit kala
tabung karet/kapasitas pompa ulang Q25th=54,95 m3/dtk maka
tk = diperlukan tanggul pada river station 33,
,
32, 30, 29, 28, 13, dan 7 dengan tinggi 1,5
tk = m dengan jagaan 0,6 m.
,
tk = menit 3. Dari hasil perhitungan stabilitas bendung karet,
KESIMPULAN DAN SARAN dapat di simpulkan :
 Aman pada kondisi penuh
A. Kesimpulan Stabilitas terhadap penggulingan =
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa 4,45 > 1,50
yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat Stabilitas terhadap penggeseran =
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 10,59 > 1,50
1. Dari hasil analisa hidrologi debit banjir Stabilitas terhadap gaya angkat =
rancangan dengan menggunakan Analisa 3,27 > 1,50
Frekuensi pada sungai Ancar didapatkan debit Stabilitas tanah dasar =
banjir rancangan Q25th sebesar 54,953 m3/det. 0,96 < 3,00
 Aman pada kondisi penuh dan gempa
14
Stabilitas terhadap penggulingan = Anonim, 2009, Detail Desain Bendung Gerak dan
11,61 > 1,20 Waduk Pengendali/Retensi Banjir di DAS
Stabilitas terhadap penggeseran = Laju, Mataram.
5,58 > 1,20 Anonim, 2010, Pembuatan Peta Rawan Banjir di
Stabilitas terhadap gaya angkat = Kota Mataram, Mataram.
3,27 > 1,20 Anonim, 2011, Kegiatan Penyusunan Katalog
Stabilitas tanah dasar = 4(empat) Sungai di Kota Mataram,
0,36 < 2,00 Mataram.
 Aman pada kondisi banjir Anonim, 2011, Survey Identifikasi dan Desain
Stabilitas terhadap penggulingan = Bendung Karet di Provinsi NTB, Mataram.
3,73 > 1,50 Anonim, 2014, Pedoman Pelaksanaan Tugas Akhir
Stabilitas terhadap penggeseran = Fakultas Teknik Universitas Mataram,
9,55 > 1,50 Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram,
Stabilitas terhadap gaya angkat = Mataram.
2,38 > 1,50 Anonim, 2012, Rehabilitasi Bendung Jejeruk untuk
Stabilitas tanah dasar = Irigasi, Semarang.
1,20 < 3,00 Anonim, 2016, SNI 2415:2016 Tata Cara
 Aman pada kondisi banjir dan gempa Perhitungan Debit Banjir Rencana, Standar
Stabilitas terhadap penggulingan = Nasional Indonesia, Jakarta.
10,95 > 1,20 Anonim, 2018, Data Debit Harian Stasiun Ancar,
Stabilitas terhadap penggeseran = Balai Informasi Infrastruktur Wilayah,
5,88 > 1,20 Mataram.
Stabilitas terhadap gaya angkat = Bramantyo, 2002, Perencanaan Bendung Karet
2,38 > 1,20 Sungai Bangkaderes, Cirebon, Institut
Stabilitas tanah dasar = Teknologi Bandung, Bandung.
0,47 < 2,00 Chow, V.T., 1992, Open Channel Hydraulics, Mc
4. Dari hasil perhitungan instalasi bendung karet Graw Hill Book Company, New York.
diperoleh besar volume tabung karet adalah Istiarto, 2014, Modul Pelatihan Simulasi Aliran 1-
43,96 m3, kapasitas pompa untuk Dimensi dengan Bantuan Paket Program
mengembangkan bendung karet adalah 1,10 Hidrodinamika Hec-ras, Yogyakarta.
m3/menit, dan waktu yang dibutuhkan untuk Luknanto, 2002, Model Matematik Numeris
mengembangkan bendung karet adalah 40 Bendung Karet Pencegah Intrusi Air Laut
menit. di Sungai Wonokromo, Surabaya,
B. Saran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Selain beberapa kesimpulan di atas, beberapa Nugroho, 2010, Aplikasi hidrologi, Jogja
saran yang dikemukakan antara lain : Mediautama, Malang.
1. Pada studi lanjutannya nanti perlu Soemarto, CD., 1987, Hidrologi Teknik, Usaha
dipertimbangkan adanya saluran irigasi Nasional, Surabaya.
alternatif untuk memenuhi daerah layanan Soewarno, 1995, Hidrlogi Aplikasi Metode Statistik
irigasi bendung Gerisak, jika nantinya bendung untuk Analisa Data, Jilid 1, Nova,
karet tidak di bangun dan bendung eksisting Bandung.
Gerisak di hancurkan. Suhudi, 2008, Kajian Hidrolis Penurunan Elevasi
2. Perlu di sosialisasikan kepada masyarakat agar Dasar Sungai Terhadap Bendung Karet
jangan membuang sampah ke sungai Ancar, Jatimlerek Kabupaten Jombang,
karna dapat menimbulkan dampak sedimentasi. Universitas Tribhuwana Tunggadewi,
Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Sukma, Nita, 2017, Evaluasi Kapasitas Penampang
Sungai Menggunakan HEC-RAS dan
Anonim, 1989, SNI 03-1724-1989 Pedoman Perencanaan Tanggul guna
Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik Penanggulangan Banjir di Sungai Sulin,
untuk Bangunan di Sungai, Standar Universitas Mataram, Mataram.
Nasional Indonesia, Jakarta. Susanto, 2008, Analisis Hidrologi, Hidrolika, dan
Anonim, 2004, Pd T-09-2004A Perencanaan Stabilitas Bendung Karet Wonokerto
Bendung Karet Isi Udara, Pedoman Kabupaten Demak, Universitas Islam
Kontruksi dan Bangunan, Jakarta. Sultan Agung, Semarang.
Anonim, 2005, Pd T-05-2005-A Operasi dan Triatmodjo, Bambang, 2008, Hidrologi Terapan,
Pemeliharaan Bendung Karet Isi Udara Cetakan Pertama, Beta Offset, Yogyakarta.
(Tabung Karet), Pedoman Kontruksi dan
Bangunan, Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai