Anda di halaman 1dari 5

1.

Keunggulan tata letak berorientasi pada proses dalam menangani pelanggan, pasien, atau
klien dengan kebutuhan yang berbeda adalah sebagai berikut:
- Fleksibilitas: Tata letak ini memungkinkan penyesuaian yang lebih mudah terhadap
kebutuhan yang berbeda, karena peralatan dan tenaga kerja dapat dialokasikan ulang sesuai
dengan kebutuhan saat ini.
- Efisiensi operasional: Dengan mendekatkan departemen yang memiliki interaksi tinggi,
tata letak ini meminimalkan biaya penanganan material dan mempercepat aliran proses, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, pasien, atau klien.
- Kemampuan menangani variasi tinggi: Tata letak ini cocok untuk produk atau jasa yang
memiliki persyaratan yang berbeda, karena memungkinkan penyesuaian yang fleksibel
terhadap variasi tersebut.

2. Taktik umum dalam tata letak berorientasi pada proses untuk meminimalkan biaya
penanganan material meliputi:
- Mendekatkan departemen yang memiliki interaksi tinggi: Dengan menempatkan
departemen yang sering berinteraksi dekat satu sama lain, biaya penanganan material dapat
diminimalkan karena jarak perpindahan material yang lebih pendek.
- Mengoptimalkan urutan departemen: Menempatkan departemen dalam urutan yang
optimal berdasarkan aliran material dapat mengurangi biaya penanganan dan mempercepat
proses produksi.
- Menerapkan teknologi dan sistem otomatisasi: Penggunaan teknologi dan sistem
otomatisasi dalam tata letak berorientasi pada proses dapat mengurangi biaya penanganan
material, seperti penggunaan conveyor atau robot untuk memindahkan material antar
departemen.

3. Kelebihan tata letak berorientasi pada proses dalam mendukung strategi diferensiasi
produk adalah:
- Fleksibilitas dalam memproduksi beragam produk: Tata letak ini memungkinkan produksi
batch yang kecil dan beragam komponen dengan ukuran dan bentuk yang berbeda, sehingga
perusahaan dapat memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan dengan lebih baik.
- Efisiensi penggunaan tenaga kerja: Dalam tata letak berorientasi pada proses, penugasan
tenaga kerja dapat disesuaikan dengan kebutuhan saat ini, sehingga tenaga kerja dapat
dioptimalkan secara efisien.

Kelemahan tata letak berorientasi pada proses dalam mendukung strategi diferensiasi
produk adalah:
- Waktu pindah yang lebih lama: Peralatan dengan kegunaan umum dan perubahan
penyetelan mesin yang sering dapat mengakibatkan waktu pindah yang lebih lama antara
produk atau komponen yang berbeda.
- Persediaan barang setengah jadi yang lebih tinggi: Karena perubahan yang sering dalam
produksi dan penyesuaian mesin, persediaan barang setengah jadi cenderung menjadi lebih
tinggi, yang dapat memengaruhi modal dan biaya produksi.

4. Untuk menghitung biaya aliran material antar departemen dalam tata let

ak berorientasi pada proses, digunakan rumus matematika sebagai berikut:


Z = Σ(Cij * Fij * Dij)

Dalam rumus tersebut:


- Z adalah biaya total aliran material antar departemen.
- Cij adalah biaya memindahkan satu material dari departemen i ke departemen j.
- Fij adalah aliran material dari departemen i ke departemen j.
- Dij adalah jarak antara departemen i dan departemen j.

Dengan menggunakan rumus di atas, biaya aliran material antar departemen dapat dihitung
dengan mengganti nilai Cij, Fij, dan Dij sesuai dengan data spesifik dari tata letak yang
sedang dianalisis.

5. Tata letak berorientasi pada proses dapat menangani produk dengan persyaratan yang
berbeda melalui fleksibilitasnya dalam mengalokasikan peralatan dan tenaga kerja. Beberapa
cara tata letak ini dapat menangani produk dengan persyaratan yang berbeda adalah:
- Penyesuaian peralatan: Dalam tata letak berorientasi pada proses, peralatan dapat diatur
ulang dan disesuaikan untuk memenuhi persyaratan produk yang berbeda. Misalnya, mesin
dapat diatur ulang untuk memproduksi komponen dengan ukuran atau bentuk yang berbeda.
- Penugasan tenaga kerja: Tenaga kerja dapat dialokasikan ulang sesuai dengan persyaratan
produk yang berbeda. Pekerja dapat dilatih untuk mengoperasikan berbagai jenis peralatan
atau mengerjakan tugas yang berbeda sesuai dengan produk yang sedang diproduksi.
- Pengaturan departemen: Departemen-departemen dengan persyaratan produk yang serupa
dapat dikelompokkan bersama agar proses produksi yang spesifik dapat dilakukan secara
efisien tanpa mengganggu proses di departemen lain.
6. Sel kerja (work cell) dalam konteks lingkungan manufaktur mengacu pada pengaturan
ulang orang dan mesin yang biasanya tersebar di departemen proses yang berbeda, namun
dikelompokkan dalam sebuah kelompok kecil. Tujuan sel kerja adalah memusatkan perhatian
pada pembuatan satu produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan. Dalam sel kerja,
elemen-elemen produksi yang diperlukan disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan
aliran yang efisien dan fokus pada proses produksi yang spesifik.

7. Sel kerja dapat mengurangi ruang yang dibutuhkan dalam lingkungan manufaktur karena
mengurangi persediaan bahan setengah jadi yang diperlukan di antara mesin. Dalam sel kerja,
bahan setengah jadi dapat mengalir secara langsung dari satu mesin ke mesin lainnya, tanpa
memerlukan penyimpanan yang besar di antara tahapan produksi. Hal ini mengurangi
kebutuhan akan ruang penyimpanan yang besar dan memungkinkan penggunaan ruang yang
lebih efisien.

8. Adanya sel kerja memiliki dampak terhadap persediaan bahan baku dan barang jadi. Dalam
sel kerja, persediaan bahan setengah jadi dapat dikurangi karena aliran bahan yang lebih
cepat melalui sel kerja. Dengan mengurangi waktu dan persediaan bahan setengah jadi,
persediaan bahan baku yang dibutuhkan juga dapat dikurangi. Selain itu, dengan fokus pada
satu produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan, sel kerja memungkinkan
pengendalian persediaan barang jadi yang lebih baik, mengurangi kelebihan persediaan yang
tidak perlu.

9. Penggunaan sel kerja dapat mengurangi modal yang diperlukan untuk mesin dan peralatan.
Dalam sel kerja, mesin dan peralatan dapat lebih efisien digunakan karena penjadwalan yang
lebih baik dan aliran bahan yang lebih cepat. Dengan mengurangi waktu tunggu dan idle time
mesin, jumlah mesin dan peralatan yang diperlukan dapat dikurangi. Hal ini mengurangi
investasi modal yang diperlukan untuk membeli dan memelihara mesin serta peralatan.

10. Manfaat dari partisipasi karyawan dalam sel kerja terkait erat dengan organisasi dan
produk. Dalam sel kerja, karyawan memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap hasil
produksi. Dengan melibatkan karyawan secara langsung dalam seluruh proses produksi,
partisipasi karyawan meningkat. Karyawan merasa memiliki peran yang lebih signifikan
dalam organisasi dan produk yang dihasilkan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi, kepuasan
kerja, dan rasa memiliki terhadap produk. Partisipasi karyawan juga dapat mendorong
identifikasi masalah dan inovasi, sehingga meningkatkan kualitas produk dan efisiensi
produksi.
Penggunaan sel kerja memungkinkan peningkatan penggunaan yang lebih efisien dari
fasilitas produksi yang ada. Dalam pengaturan tradisional, mesin dan peralatan seringkali
digunakan secara terpisah dalam departemen proses yang berbeda, mengakibatkan waktu
tunggu dan idle time yang tidak produktif. Namun, dalam sel kerja, mesin dan peralatan yang
relevan untuk pembuatan produk atau kelompok produk yang serupa dikelompokkan bersama
dalam satu lokasi yang terintegrasi.
Dengan adanya kelompok mesin dan peralatan yang bekerja secara berdekatan, waktu tunggu
dapat dikurangi secara signifikan. Bahan dapat mengalir secara langsung dari satu mesin ke
mesin lainnya tanpa adanya penundaan yang tidak perlu. Pekerja juga dapat beralih secara
efisien antara mesin-mesin yang berdekatan untuk melanjutkan proses produksi tanpa harus
melakukan perpindahan jauh.
Selain itu, penjadwalan produksi dapat dioptimalkan dengan mempertimbangkan aliran bahan
dan kerja yang efisien antar mesin dan peralatan dalam sel kerja. Dengan merencanakan
urutan kerja yang terkoordinasi dengan baik, mesin dan peralatan dapat dimanfaatkan secara
optimal tanpa adanya waktu henti yang tidak perlu. Ini menghasilkan peningkatan kapasitas
produksi dan efisiensi penggunaan fasilitas, yang pada gilirannya mengurangi kebutuhan
akan mesin dan peralatan tambahan.
Dengan penggunaan yang lebih efisien dari fasilitas produksi, perusahaan dapat mengurangi
biaya modal yang diperlukan untuk membeli, memasang, dan memelihara mesin dan
peralatan. Pengelolaan fasilitas yang lebih efisien juga berkontribusi pada peningkatan
produktivitas keseluruhan perusahaan dan kemampuan untuk merespons permintaan pasar
dengan lebih cepat dan fleksibel.

Partisipasi karyawan dalam sel kerja memiliki beberapa manfaat yang signifikan terkait
dengan organisasi dan produk. Berikut adalah beberapa manfaatnya:

1. Keterlibatan dan Kepemilikan: Melalui partisipasi karyawan merasa lebih terlibat dalam
proses produksi dan memiliki rasa kepemilikan terhadap hasil yang dihasilkan. Hal Ini dapat
meningkatkan motivasi, loyalitas, dan tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaan mereka.

2. Peningkatan Kreativitas dan Inovasi: Dengan memberikan kesempatan bagi karyawan


untuk berpartisipasi secara aktif, organisasi dapat memanfaatkan kreativitas dan pengetahuan
mereka untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan proses produksi secara keseluruhan.

3. Identifikasi Masalah dan Peningkatan Kontinu: Karyawan dapat dengan cepat


mengidentifikasi masalah dan mengusulkan perbaikan atau solusi yang tepat sehingga
meningkatkan efisiensi dan kualitas produk seiring berjalannya waktu.

4. Peningkatan Komunikasi dan Kolaborasi: Karyawan dapat bekerja bersama sebagai tim
yang kooperatif untuk mencapai tujuan produksi yang ditetapkan. Hal ini dapat memperkuat
hubungan antara karyawan dan meningkatkan efisiensi kerja secara keseluruhan.

5. Peningkatan Kualitas dan Kecepatan Respons: Dengan partisipasi karyawan dapat


meningkatkan pengawasan terhadap kualitas produk. Mereka memiliki kesempatan untuk
memeriksa dan memastikan kualitas produk saat proses produksi berlangsung. Hal ini akan
mengurangi risiko cacat dan memungkinkan perbaikan segera jika ditemukan masalah.

Anda mungkin juga menyukai