Anda di halaman 1dari 24

Viscosity

Subtitle
› Sifat-sifat densitas dan berat jenis adalah ukuran dari berat suatu fluida.
› Namun jelas, bahwa sifat-sifat ini tidak cukup mengkarakterisasi secara khas bagaimana
fluida berperilaku karena dua fluida (misalnya air dan minyak) yang memiliki nilai densitas
hampir sama memiliki perilaku yang berbeda ketika mengalir.
› Tampaknya ada sifat tambahan yang diperlukan untuk menggambarkan fluiditas dari
fluida.
› Untuk menentukan sifat tambahan, ditinjau suatu eksperimen hipotesis dimana sebuah
bahan diletakkan di antara dua pelat sejajar yang sangat lebar, seperti pada gambar
berikut;

› Pelat bawah dipasang tetap, tetapi pelat atas dapat bergerak bebas.
› Jika sebuah benda padat, seperti baja, ditempatkan di antara kedua pelat dan
dibebani dengan gaya P seperti pada gambar, pelat atas akan sedikit berpindah
sejauh da, (dengan mengasumsikan bahwa benda padat tersebut secara mekanik
diletakkan pada pelat-pelat).
– Garis vertikal AB akan berotasi dengan sudut kecil db, ke posisi baru AB’
› Perlu dicatat bahwa untuk melawan gaya yang bekerja, P, sebuah tegangan geser
(shearing stress), t, akan timbul pada pertemuan permukaan (antar muka) antar
pelat-bahan, dan untuk kesetimbangan terjadi P=tA, dimana A adalah luas efektif
pelat atas.
› Telah diketahui dengan baik, bahwa untuk zat padat elastis, seperti baja,
perpindahan sudut kecil, db (disebut regangan geser (the shearing strain), adalah
sebanding dengan tegangan geser (the shearing stress), t, yang timbul pada
bahan.
› Apa yang terjadi jika bahn padat tersebut diganti dengan fluida
seperti air?
– Terlihat perbedaan besar.
› Ketika gaya P dberikan ke pelat atas, pelat tersebut akan bergerak secara kontinu dengan
kecepatan, U (setelah gerakan transien awal hilang), seperti yang diilustrasikan pada gambar 1.3
berikut;

› Perilaku ini konsisten dengan definisi suatu fluida- bahwa, jika tegangan geser diberikan
pada fluida, maka fluida itu akan berdeformasi secara kontinyu.
› Pengematan lebih dalam tentang pergerakan fluida antara dua pelat tersebut akan
menunjukkan bahwa fluida yang bersentuhan dengan pelat atas bergerak dengan kecepatan
pelat U, fluida yang bersentuhan dengan pelat bawah akan memiliki kecepatan nol.
› Fluida di antara kedua pelat bergerak dengan kecepatan u = u(y) yang akan terlihat berubah
secaera linier, u = Uy/b, seperti yang diilustrasikan pada gambar 1.3.
› Jadi sebuah gradien kecepatan du/dy, terbentuk dalam fluida antara pelat-pelat tersebut.
› Pada kasus khusus, gradien kecepatan adalah konstan karena du/dy = U/b, tetapi dalam situasi
aliran yang lebih rumit, persoalannya tidak selalu demikian.
› Pengamatan eksperimental bahwa fluida melekat pada batas padat sangat penting dalam
mekanika fluida dan biasanya disebut sebagai kondisi tanpa slip (NO-SLIP CONDITION).
› Seluruh fluida, baik cairan maupun gas memenuhi kondisi ini.
› Pada pertambahan waktu yang kecil, dt, garis vertical semu AB pada fluida akan berotasi
sebesar sudut, db, sehingga;
𝛿𝑎
tan 𝛿𝛽 ≈ 𝛿𝛽 =
𝑏
Karena da = U dt, maka;
𝑈𝛿𝑡
𝛿𝛽 =
𝑏
› Dalam hal ini, db, adalah fungsi dari bukan hanya P (yang mengatur U), tetapi juga waktu,
jadi perlu menghubungkan regangan geser t dengan db seperti yang dilakukan pada benda
padat.
› Namun akan mempertimbangkan laju perubahan db dan mendefinisikan laju regangan
geser (rate of shearing strain), g, sebagai;
𝛿𝛽
𝛾 = lim
𝛿𝑡→0 𝛿𝑡

Yang dalam hal ini sama dengan;


𝑈 𝑑𝑢
𝛾= =
𝑏 𝑑𝑦
› Kelanjutan eksperimen ini akan menunjukkan bahwa jika tegangan geser t, meningkat
dengan meningkatkan P (ingat bahwa t = P/A), maka laju regangan geser akan meningkat
dengan berbanding langsung-artinya;
𝜏∞ 𝛾
› Atau
𝑑𝑢
𝜏∞
𝑑𝑦
› Hasil ini menunjukkan bahwa untuk fluida-fluida biasa seperti air, minyak, bensin, dan
udara, tegangan dan laju regangan (gradien kecepatan) dapat dikaitkan dengan suatu
hubungan dalam bentuk;
𝑑𝑢
𝜏=𝜇 (1.9)
𝑑𝑦
› Dimana konstanta kesebandingannya disimbolkan dengan huruf Yunani m (mu) dan
disebut sebagai viskositas mutlak, viskositas dinamik atau viskositas saja.
› Berhubungan dengan persamaan 1.9 grafik antara t terhadap du/dy harus linier dengan
kemiringan sama dengan viskositas tersebut, seperti yang diilustrasikan pada gambar 1.4
› Nilai viskositas yang sebenarnya tergantung dari
fluida tertentu, dan untuk setiap fluida tertentu pula
viskositasnya sangat tergantung pada temperature
seperti pada gambar 1.4. dengan kurva untuk air.
› Fluida-fluida yang tegangan gesernya berhubungan
secara linier terhadap laju regangan geser (laju
deformasi angular) digolongkan sebagai Fluida
Newtonian. Kebanyakan fluida biasa, baik cair
maupun gas adalah fluida Newtonian.
› Fluida-fluida yang tegangan gesernya tidak
berhubungan secara linier terhadap laju regangan
geser digolongkan sebagai Fluida Non-Newtonian.
Ada berbagai jenis Fluida non-Newtonian, yang
paling sederhana seperti yang ditunjukkan pada
gambar 1.5.
› Kemiringan dari grafik tegangan geser terhadap laju
regangan geser dinyatakan sebagai viskositas nyata
(apparent viscosity), map.
› Untuk fluida Newtonian, viskositas nyatanya sama
dengan viskositasnya dan tidak tergantung pada laju
geseran.
› Untuk fluida yang mengencer akibat geseran (shear thinning fluids) viskositas nyatanya
berkurang dengan meningkatnya laju geseran – semakin kuat fluida mengalami geseran,
maka fluida tersebut semakin encer (viskositasnya berkurang).
▪ Kebanyakan suspense koloid dan larutan polimer adalah fluida yang termasuk golongan ini.
▪ Misalnya, cat lateks tidak menetes dari kuas karena laju geserannya kecil dan viskositas nyatanya besar.
▪ Cat tersebut mengalir dengan mulus pada dinding karena lapisan tipis cat antara dinding dengan kuas
mengakibatkan laju geseran yang besar (du/dy yang besar) dan viskositas nyata yang kecil.

› Untuk fluida yang mengental akibat geseran (shear thickening fluids), viskositas nyatanya
meningkat dengan peningkatan laju geseran – semakin kuat fluida mengalami geseran,
maka semakin kental fluida tersebut (viskositasnya bertambah).
▪ Contoh; campuran air – tepung jagung (maizena) dan campuran air-pasir (quicksand).
▪ Jadi sulitnya memisahkan sebuah benda dari campuran air-pasir akan semakin meningkat tajam jika
kecepatan pemisahan meningkat

› Jenis perilaku yang lain yang ditunjukkan pada gambar 1.5 adalah plastic Bingham, yang
bukan merupakan fluida namun juga bukan zat padat.
– Bahan seperti itu dapat menahan tegangan geser tertentu tanpa gerakan (oleh karena itu bahan ini bukan
fluida), namun bila tegangan luluhnya terlewati, bahan tersebut akan mengalir seperti sebuah fluida (oleh
karena itu bahan ini bukan zat padat)
– Odol dan mayonnaise adalah contoh dari bahan plastic Bingham.
› Dari Persamaan. 1.9 dapat dengan mudah disimpulkan bahwa dimensi viskositas adalah FTL-2
› Jadi, dalam satuan BG, viskositas diberikan sebagai lb.s/ft2 dan dalam satuan SI sebagai
N.s/m2
› Nilai viskositas untuk beberapa zat cair dan gas umum tercantum dalam Tabel 1.5 hingga 1.8.
› Sekilas tabel ini mengungkapkan variasi yang besar dalam viskositas di antara berbagai fluida.
› Viskositas hanya sedikit bergantung pada tekanan dan efek tekanan biasanya diabaikan.
› Namun, seperti yang disebutkan sebelumnya, dan seperti yang diilustrasikan pada Gambar
1.6, viskositas sangat sensitif terhadap suhu.
– Misalnya, ketika suhu air berubah dari 60 OF ke 100 OF, kerapatan berkurang kurang dari 1% tetapi viskositasnya
berkurang sekitar 40%.
– Dengan demikian jelas bahwa perhatian khusus harus diberikan pada suhu ketika menentukan viskositas.
› Gambar 1.6 menunjukkan secara lebih rinci bagaimana viskositas bervariasi dari fluida ke fluida dan
bagaimana untuk fluida tertentu itu bervariasi dengan suhu.
› Perlu dicatat dari gambar ini bahwa viskositas cairan berkurang dengan peningkatan suhu, sedangkan
untuk gas peningkatan suhu menyebabkan peningkatan viskositas.
› Perbedaan pengaruh suhu pada viskositas cairan dan gas ini dapat ditelusuri kembali ke perbedaan
struktur molekul.
› Molekul-molekul cairan berjarak dekat, dengan gaya kohesif yang kuat antar molekul, dan resistensi
terhadap gerakan relatif antara lapisan-lapisan fluida yang berdekatan terkait dengan gaya antarmolekul
ini.
› Saat suhu meningkat, gaya kohesif ini berkurang dengan pengurangan yang sesuai dalam resistensi
terhadap gerakan.
› Karena viskositas adalah indeks dari resistansi ini, maka viskositas berkurang dengan peningkatan suhu.
› Namun, dalam gas, molekul-molekulnya memiliki jarak yang luas dan gaya antarmolekul dapat diabaikan.
› Dalam hal ini resistensi terhadap gerak relatif timbul karena adanya pertukaran momentum molekul-
molekul gas antara lapisan-lapisan yang berdekatan.
› Karena molekul diangkut dengan gerakan acak dari daerah dengan kecepatan curah rendah untuk
bercampur dengan molekul di daerah dengan kecepatan curah yang lebih tinggi 1 dan sebaliknya 2, ada
pertukaran momentum efektif yang menahan gerakan relatif antara lapisan.
› Ketika suhu gas meningkat, aktivitas molekul acak meningkat dengan peningkatan viskositas yang sesuai.
› Pengaruh suhu pada viskositas dapat
didekati dengan menggunakan dua rumus
empiris.
› Untuk gas persamaan Sutherland dapat
dinyatakan sebagai;
𝐶𝑇 3/2
𝜇= (1.10)
𝑇+𝑆

di mana C dan S adalah konstanta empiris,


dan T adalah suhu absolut.
› Jadi, jika viskositas diketahui pada dua
temperatur, C dan S dapat ditentukan.
› Atau, jika lebih dari dua viskositas
diketahui, data dapat dikorelasikan dengan
Persamaan. 1.10 dengan menggunakan
beberapa jenis skema pencocokan kurva.
› Untuk zat cair persamaan empiris yang digunakan adalah ;
𝜇 = 𝐷𝑒 𝐵/𝑇 (1.11)
dimana D dan B adalah konstanta dan T adalah suhu mutlak.
› Persamaan ini sering disebut sebagai persamaan Andrade.
› Seperti halnya gas, viskositas harus diketahui setidaknya untuk dua suhu sehingga kedua
konstanta dapat ditentukan.
› Cukup sering viskositas muncul dalam masalah aliran fluida yang dikombinasikan dengan
densitas sebagai;
𝜇
𝑣=
𝜌
› Perbandaingan ini disebut viskositas kinematik dan dilambangkan dengan u(nu).
› Dimensi viskositas kinematik adalah L2/T dan satuan BG adalah ft2/s dan satuan SI adalah m2/s.
› Nilai viskositas kinematik untuk beberapa cairan dan gas umum diberikan pada Tabel 1.5
sampai 1.8.
› Tabel yang lebih luas memberikan viskositas dinamis dan kinematik untuk air dan udara dapat
ditemukan di Lampiran B 1Tabel B.1 hingga B.42, dan grafik yang menunjukkan variasi
viskositas dinamis dan kinematik dengan suhu untuk berbagai cairan juga disediakan dalam
Lampiran B 1 Gambar. B.1 dan B.22.
Meskipun dalam teks ini kita terutama menggunakan satuan BG dan SI, viskositas dinamis
sering dinyatakan dalam sistem metrik CGS (sentimeter-gram-sekon) dengan satuan
dyne.s/cm2.

Kombinasi ini disebut poise, disingkat P.

Dalam sistem CGS, viskositas kinematik memiliki satuan cm2/sec dan kombinasi ini disebut
stoke, disingkat St.
Contoh SOAL: Kombinasi variabel tak berdimensi dari variable penting dalam studi aliran
viskos melalui pipa disebut bilangan Reynolds, Re, yang didefinisikan sebagai rVD/m, dimana
r adalah densitas fluida, V kecepatan fluida rata-rata, D diameter pipa, dan m viskositas
fluida. Sebuah fluida Newtonian yang memiliki viskositas 0,38 N.s/m2 dan gravitasi jenis 0,91
mengalir melalui pipa berdiameter 25 mm dengan kecepatan 2,6 m/det. Tentukan nilai
bilangan Reynolds menggunakan (a) satuan SI, dan (b) satuan BG
Kemampu-mampatan Fluida
(Compressibility of Fluids)
Subtitle
Bulk Modulus (Modulus Borongan)
› Suatu sifat untuk mengakarakterisasi kemampu-mampatan fluida adalah
Bulk Modulus;
𝑑𝑝
𝐸𝑣 = −
𝑑𝑉/𝑉
› Dimana; p=perubahan differensial tekanan yang diperlukan untuk
membuat perubahan differensial volume dV dari sebuah volume V.
› Karena perubahan volume dari sebuah massa, m = rV, akan menyebabkan
peningkatan densitas, maka persamaan di atas dapat juga ditulis;
𝑑𝑝
𝐸𝑣 =
𝑑𝜌/𝜌
› Dimensinya adalah FL-2 (lb/in2 atau N/m2 (Pa))
› Nilai Bulk Modulus fluida yang besar menunjukkan bahwa fluida relative
tidak mampu mampat
Pemanpaatan dan Pengembangan Gas
› Apabila gas dimanpatkan (atau dikembangkan) hubungan antara tekanan dan
densitas tergantung pada sifat dasar dan prosesnya.
› Jika berlangsung dalam kondisi temperature konstan (proses isothermal), maka;
𝑝
= konstan
𝜌
› Jika berlangsung tanpa gesekan atau tanpa pertukaran kalor dengan lingkungan
(Proses Isentropik), maka;
𝑝
𝑘
= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝜌
› Dimana k = rasio dari kalor jenis pada tekanan konstan, cp, terhadap kalor jenis
pada volume konstan, cv (jadi k=cp/cv). Nilai k untuk beberapa gas dituliskan pada
tabel 1.7 dan tabel 1.8.
› Subtitusi ke persamaan Bulk Modulus, maka dapat ditulis;
– Proses isothermal; Ev = p
– Proses isentropic; Ev = kp
Kecepatan Suara
› Lihat referensi
Tekanan Uap
› Lihat referensi
Tegangan Permukaan
› Lihat referensi
› 1.20
› 1.28
SOAL

Anda mungkin juga menyukai