Askep Pasien Koma Revisi
Askep Pasien Koma Revisi
Askep Pasien Koma Revisi
OLEH :
NIK. 813/337/436.8.7/1/2020
RUANG ICU
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KOMA
1. Pengkajian
Data fokus yang perlu dikaji:
a) Riwayat kesehatan, meliputi:
1) Penyakit yang diderita sebelumnya ( DM, Hipertensi, ginjal, hepar, epilepsi, penyakit
darah )
2) Keluhan sebelum jatuh koma ( nyeri kepala, pusing, kejang )
3) Terjadinya koma mendadak atau perlahan-lahan
b) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
2) Pemeriksaan persistem
Sistem persepsi dan sensori: pemeriksaan panca indera
Sistem persyarafan : pemeriksaan neurologi koma
Tujuan: menentukan letak proses patologi Hemicerebral/ hemisperium, ataukah
di batang otak, dan etiologinya ( vaskuler, neoplasma, radang, trauma,
metabolik ), Meliputi:
o Status kesadaran: nilai GCS ( Glasgow Coma Scale )
o Pemeriksaan menentukan letak lesi: kortek, sub kortek, atau batang otak
Umum
Perhatikan automatisasi, berarti fungsi batang otak masih baik ( menelan,
membasahi bibir, menguap ), maka prognosenya baik.
o Myoclonic jerk multifokal berulang kali berarti terjadi gangguan metabolik
o Perhatikan letak lengan dan tungkai
Bila fleksi, maka terjadi kelainan pada hemisperium, fungsi batang
otak baik
Bila ekstensi, maka terjadi kelainan pada batang otak
Khusus
Pengamatan pola pernafasan, dapat menunjukkan letak dari proses
o Cheyne stokes : proses di hemicerebral dan batang otak atas
o Kusmaul : proses di batas mesencpl dan pons
o Apnoutic breathing : proses di pons
o Ataxing breathing : pernafasan cepat-dangkal dan tidak teratur, proses
diformato reticule batang otak
Kelainan pupil dan bola mata
( Penampang pupil, perbandingan pupil kanan dan kiri, bentuk, reflek )
o Defiasi conjugate
Kedua bola mata kesamping kearah hemicerebral yang terganggu.
Besar, penampang pupil dan reaksi reflek cahaya normal, menunjukkan
kerusakan di pontamen
o Kelainan thalamus
Kedua bola mata melihat ke hidung, dan tak dapat melihat ke atas,
pupil kecil, reflek cahaya lambat.
o Kelainan pons
Kedua bola mata di tengah, bila dilakukan gerakan, Doll Eye M, pupil
sebesar titik (pin point pupil), reflek cahaya positif(+)
o Kelainan di cerebellum
Kedua bola mata ditengah, pupil lebar, bentuk normal, reflek cahaya
positif(+)
o Kelainan di nervus III
Pupil di daerah terganggu melebar, reflek cahaya positif (+), pupil
pada sisi sehat normal. Sering terlihat pada herniasi tentorium, nervus III
tertekan.
Reflek chepalik dari batang otak
Batang otak mempunyai banyak nucleas dan mempunyai reflek
tertentu. Melalui reflek tersebut dapat menilai bagian batang otak mana yang
terganggu.
o Reflek pupil (mesencpl) : reflek cahaya, reflek konsensual, felek
convergensi
Bila reflek cahaya tergangu atau negative maka terdapat gangguan di
mesencpl (bagian atas batang otak).
o Gerakan mata boneka (occulochepalic reflek), maka terjadi gangguan di
pons
o Occulo vestibuler reflek, terjadi gangguan di pons ( caloric test )
o Reflek kornea, terjadi gangguan di pons
o Occulo auditorik reflek, terjadi ganguan di MD
o Reaksi rangsang nyeri pada supra orbita, jaringan bawah kuku
Gerak abduksi : high level function, hemicerebral masih baik
Abduksi dan fleksi/ ekstensi : low level function, hemicerebral
masih baik
Hanya melakukan fleksi di lengan dan tungkai, berarti ada
gangguan di hemicerebral
Kedua lengan dan tungkai posisi posisi ekstensi ( DCR ), maka ada
gangguan di batang otak
3) Sistem pernafasan : nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, bau nafas dan
kepatenan jalan nafas
4) Sistem kardiovaskuler : nilai tekanan darah, nadi dan irama, kualitas dan
frekuensi
5) Sistem gastrointestinal : nilai kemampaun menelan, peristaltik, adakah stress
ulcer, eliminasi (BAB, adakah retensi alvi)
6) Sistem integumen : nilai warna, turgor, tektur kulit, adakah luka/ lesi
7) Sistem reproduksi
8) Sistem perkemihan : nilai frekuensi BAK, volume BAK, adakah retensio urine
c) Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, termasuk adakah kebiasaan merokok,
minum alkohol, dan penggunaan obat-obatan sebelum terjadi koma.
2) Pola aktivitas dan latihan : adakah keluhan lemas, pusing, kelelahan dan
kelemahan otot sebelum klien koma.
3) Pola nutrisi dan metabolisme : adakah keluhan mual, muntah.
4) Pola eliminasi : BAK dan BAB
5) Pola tidur dan istirahat
6) Pola kognitif dan perceptual
7) Pola persepsi diri dan konsep diri
8) Pola toleransi dan koping stress
9) Pola seksual dan reproduksi
10) Pola hubungan dan peran
11) Pola nilai dan keyakinan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan koma adalah sebagai
berikut:
a) Bersihan jalan nafas tidak efektif (SDKI D.0001)
b) Deficit perawatan diri (SDKI D.0109)
c) Resiko perfusi jaringan serebral tidak efektif (SDKI D.0017)
d) Pola nafas tak efektif (SDKI D.0005)
e) Resiko aspirasi (SDKI D.0006)
f) Resiko konstipasi (SDKI D.0052)
g) Resiko gangguan integritas kulit/jaringan (SDKI D.0139)
h) Resiko ketidakseimbangan cairan (SDKI D.0036)
i) Deficit nutrisi (SDKI D.0019)
j) Resiko infeksi (SDKI D.0142)
Rencana Perawatan
Diagnosa keperawatan/
No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
masalah kolaborasi
1. bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen jalan nafas
efektif keperawatan selama X Buka jalan nafas, gunakan
(disfungsi neuromuskuler), 24 jam, diharapkan klien teknik chin lift atau jaw trust
dengan batasan menunjukkan jalan nafas bila perlu
karakteristik: yang paten. Posisikan klien untuk
Dyspnea, penurunan memaksimalkan ventilasi
suara nafas NOC: respiratory status: Identifikasi klien perlunya
Kelainan suara nafas airway patency (0410) pemasangan alat jalan nafas
(ronchi) Indikator: buatan
Batuk tak efektif/ tak ada Tak ada kecemasan / Pasang mayo bila perlu
Produksi sputum banyak gelisah Lakukan fisioterapi dada
Klien gelisah Frekuensi nafas 16- bila perlu
Perubahan frekuensi dan 24x/menit Keluarkan sekret dengan
irama nafas Irama nafas teratur batuk atau suction
Sputum dapat Auskultasi suara nafas, catat
dikeluarkan dari jalan adanya suara berlebihan
nafas Lakukan suction pada mayo
Tak ada suara nafas Berikan bronchodilator bila
tambahan perlu
Berikan pelembab udara
Atur intake cairan utuk
mengoptimalkan
keseimbangan
Monitor respirasi dan status
oksigen
4. Monitor Respirasi
Monitor rata rata,
kedalaman, irama, dan usaha
respirasi
Catat pergerakan dada,
amati kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan,
retraksi otot supraventrikuler
dan intercostals
Monitor suara nafas, seperti
dengkur
Monitor pola nafas:
bradipnea, takipnea, kusmaul,
hiperbentilasi, cheyne stokes,
biot
Palpasi kesamaan ekspansi
paru
Perkusi thoraks anterior dan
posterior dari apeks sampai
basis bilateral
Monitor kelelahan otot
diafragma (gerakan paradoks)
Auskultasi suara nafas, catat
area penurunan atau tidak
adanya ventilasi dan suara
tambahan
Tentukan kebutuhan suction
dengan mengauskultasi
crakles dan ronchi pada jalan
nafas utama
Auskultasi suara paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya
Monitor kekuatan inspirasi
maksimal, volume ekspirasi,
dan kapasitas vital
Monitor hasil ventilasi
mekanik, catat peningkatan
tekanan inspirasi dan
penurunan tidal volume (jika
klien memakai ventilator)
Monitor peningkatan
kelelahan, cemas, dan lapar
udara
Catat perubahan SaO2,
SvO2 dan tidal Co2 (jika
klien memakai ventilator)
Monitor kemampuan klien
untuk batuk efektif
Monitor sekret respirasi
klien
Catat onset, karakteristik,
dan durasi batuk
Monitor dyspnea dan
kejadian yang meningkatkan
atau memperburuk respirasi
Buka jalan nafas dengan
chin lift atau jaw trust k/p
Posisikan klien pada satu
sisi untuk mencegah aspirasi
Lakukan resusitasi k/p
Lakukan tindakan terapi
respiratori