SK Penerapan Manrisk Revisi
SK Penerapan Manrisk Revisi
DINAS KESEHATAN
UPTPUSKESMASPONDOKPUCUNG
Jalan Santunan Jaya RT 001 RW 003 Kelurahan Pondok Pucung Kecamatan Pondok Aren 15429
Telepon 08119927976 email:puskes.pucung@gmail.com
KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUKESMAS PONDOK PUCUNG
NOMOR : 445.4/012 / TU
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO
DI UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO UPT PUSKESMAS
PONDOK PUCUNG
Kesatu : Menetapkan Penerapan Manajemen Resiko tingkat Puskesmas
sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian tidak
terpisahkan dari keputusan ini;
Kedua : Menyusun program kerja manajemen resiko untuk dilaksanakan
oleh tim Manajemen Resiko
Ketiga : Menyusun prosedur dan kerangka acuan kegiatan penyusunan
register resiko
Keempat : Dengan berlakunya Keputusan ini maka Surat Keputusan Kepala
UPT Puskesmas Pondok Pucung Nomor
45.4/043/PKMPDPC/2018 Tentang Manajemen Resiko tahun 2018
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi;
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari ada kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Manajemen risiko adalah proses untuk menciptakan dan menginmplementasikan
strategi untuk meminimalkan kerugian akibat kecelakaan pada manusia, sarana
prasaranafasilitas dan keuangan puskesmas melalui identifikasi dan penilaian potensi
kehilangan asset puskesmas, dan melakukan seleksi sesuai asumsi kerugian, transfer,
mekanisme pengendalian dan pencegahan.
Pendekatan manajemen risiko difokuskan pada kejadian yang telah terjadi (reaktif) dan
potensial terjadi (proaktif) dengan menerapkan manajemen risiko terintegrasi yang
memprioritaskan keselamatn pasien melalui revisi pengembangan proses, fungsi dan layanan.
C. RUANG LINGKUP
BAB II
KOORDINASI DAN TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN RISIKO
A. KEWENANGAN
1. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan selaku pemilik puskesmas, memiliki
tanggung jawab utama menjaminpenyediaan lingkungan yang aman untuk memberikan
pelayanan kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan mendelegasikan
kewenangan kepada Kepala UPT Puskesmas Pondok Pucung untuk membentuk
organisasi manajemen risiko yang komprehensif dan berperan secara luas.
2. Tim manajemen resiko bertanggung jawab mengkoordinasikan kegiatan manajemen
risiko dengan Kepala Puskesmas, semua anggota staf medis, semua pegawai dan
dengan pihak luar Puskesmas.
B. KOORDINASI
Karena fungsi manajemen risiko sangat luas dan kegiatanPuskesmas yang sangat
beragam, maka untuk keberhasilan program manajemen risiko, Puskesmas harus
menetapkan mekanisme koordinasi baik secara formal maupun informal antara manajemen
risiko profesional dengan semua unit layanan struktural dan fungsional Puskesmas serta
fungsi lain di dalam dan di luar Puskesmas. Manajemen risiko profesional perlu menetapkan
mekanisme komunikasi dengan orang - orang kunci dalam organisasi.
1.Kepala dan para pimpinan unit layanan di Puskesmas berfungsi sebagai pembuat
keputusan untuk berbagai kegiatan penting dalam program manajemen risiko.
2.Penanggung jawab Unit pelayanan/ program sebagai pemilik resiko.
3.Bagian Keuangan bertanggung jawab dalam pembiayaan dan memberikan informasi yang
berharga untuk program manajemen risiko, mengawasi operasi keuangan sesuai dengan
dana yang ada dan mengawasi kinerja analisis keuangan Puskesmas.
4.Bagian Umum dan Kepegawaian, bertanggung jawab untuk mengembangkan efektifitas
uraian tugas dan proses penilaian kinerja, pemeriksaan latar belakang pegawai dan uji
kompetensi, verifikasi izin dan sertifikasi,pemberian cuti pegawai dan pemeriksaan
kesehatanpegawai secara berkala yang semuanya penting untuk mencegah serta
melindungi staf medis yang melakukan tindakan/pelayanan.
5.Koordinator K3 Puskesmas memiliki tanggung jawab utamamembantu manajemen risiko
dalam melakukan fire safety, manajemen bahan berbahaya, kesiap siagaan darurat dan
keselamatan staf.
6.Koordinator Keselamatan Pasien memiliki tanggung jawab utama membantu manajemen
risiko dalam upaya keselamatan pasien.
C. TANGGUNG JAWAB
Satuan tugas manajemen resiko adalah bagian dari struktur manajemen puncak di
bawah Kepala UPT Puskesmas Pondok Pucung. Tugas satuan tugas manajemen risiko
adalah mencegah kerugian misalnya dengan inspeksi keamanan, pendidikan karyawan,
analisa statistik tentang sumber potensial klaim dan mengendalikan kerugian (loss control),
dengan cara mengidentifikasi, investigasi, mengevaluasi, memonitor, mengukur, menangani
klaim dan mengatasi risiko yang terkait dengan sumber daya manusia, sistem prosedur,
pengawasan internal maupun gabungannya.
Mencegah dan mengurangi kerugian dilakukan dengan cara :
1. Mengembangkan mekanisme identifikasi risiko seperti laporan insiden,
rujukan staf, tinjauan rekam medik, tinjauan keluhan pasien.
2. Mengembangkan dan memelihara hubungan kolaborasi dengan unit
layanan terkait seperti manajemen mutu, kepelayanan, staf medis dan
kontrol infeksi.
3. Mengembangkan statistik dan laporan kualitatif, trend dan pola
manajemen risiko.
4. Mengembangkan aturan dan prosedur di area yang rentan terjadi risiko
seperti informed consent, kerahasiaan dan penanganan kejadian sentinel.
5. Tanggung jawab satuan tugas manajemen risiko dibagi dalam enam
bagian :
6. Pengurangan dan pencegahan kehilangan
7. Manajemen
8. Pembiayaan risiko
9. Pelaksanaan akreditasi dan kebijakan
10. Pelaksanaan manajemen risiko
11. Etika
D. KEBIJAKAN
3. Setiap unit pelayanan di UPT Puskesmas Pondok Pucung harus membuat dan
menetapkan daftar risiko dan menyusun rencana perlakuan risiko.
4. Daftar risiko yang telah ditetapkan harus disampaikan kepada Koordinator Tim
Manajemen Risiko.
BAB III
PROSES MANAJEMEN RESIKO
1. Tetapkan konteks
b. Tetapkan parameter organisasi dan lingkungan di mana proses manajemen risiko harus
ditempatkan, tujuan dari aktivitas risiko dan konsekuensi potensial yang dapat timbul
dari pengaruh internal dan eksternal.
c. Tujuan, sasaran, strategi, ruang lingkup, dan parameter kegiatan, atau bagian dari
organisasi Puskesmas dimana proses manajemen risiko sedang diterapkan, harus
ditetapkan.
f. manajemen risiko mencakup pelayanan yang banyak masalah, atau terbatas pada area
praktik klinis spesifik, unit pelayanan, fungsi, atau area proyek.
2. Identifikasi risiko
a. Identifikasi risiko internal dan eksternal yang dapat menimbulkan ancaman sistem
kesehatan, organisasi Puskesmas , unit pelayanan Puskesmas , atau pasien.
b. dentifikasi risiko komprehensif sangat penting dan harus dikelola menggunakan proses
sistematis yang terstruktur dengan baik, karena potensi risiko yang tidak diidentifikasi
pada tahap ini akan dikecualikan dari analisis dan pelayanan lebih lanjut.
c. Semua materi risiko harus diidentifikasi, apakah mereka berada di bawah kontrol
organisasi manajemen risiko.Dari waktu ke waktu, semua risiko yang signifikan di
tingkat nasional (sistem kesehatan), tingkat Puskesmas , unit pelayanan atau tingkat tim
harus diidentifikasi, dinilai, dikelola dan dipantau.
e. Identifikasi risiko memerlukan pemahaman yang mendalam dari para eksekutif layanan
kesehatan terhadap komponen- komponen berikut:
4. Faktor kontributor (apa dan mengapa) terhadap terjadinya risiko klinis atau bahaya
daninsiden yang terjadi;
3. Analisis risiko
4. Berat yaitu cedera luas, kehilangan fungsi utama permanen (motorik, sensorik,
psikologis, intelektual), permanen /irreversible/ tidak berhubungan dengan penyakit,
kerugian besar.
Frekuensi Dampak
1 2 3 4 5
Tidak Signifikan Ringan Sedang Berat Katastropik
Sangat sering Sedang Sedang Tinggi Ekstrim Ekstrim
(Tiapminggu)
5
3. Kelola risiko.
a. Bila memungkinkan paparan risiko perlu dieliminasi. Contohnya
memperbaiki alat yang rusak, memberikan pendidikan pada staf medis
yang belum mendapatkanedukasi pengoperasian alat.
b. Bila risiko tidak dapat dieliminasi, maka perlu dicari teknik lain untuk
menurunkan risiko kerugian.
c. Setelah dilakukan identifikasi dan analisa risiko, maka satuantugas
manajemen resiko harus menangani dan mengendalikan risiko tersebut.
Program manajemen risiko dan kemajuan untuk mencapai tujuan yang telah
disusun dalam rencana, ditinjau minimal setiap tahun oleh Dinas Kesehatan Kota
Tangerang selatan.
BAB III
PENUTUP