Anda di halaman 1dari 5

1.

Peran Koordinator kesehatan Reproduksi dalam Siaga yaitu :


1.Memastikan sektor kesehatan menetapkan suatu organisasi untuk
mengkoordinasi pelaksanaan PPAM. Lembaga koordinator kesehatan reproduksi
2.Menominasikan seorang petugas kesehatan reproduksi untuk memberi
dukungan teknis dan operasional untuk semua lembaga yang menyediakan pelayanan
kesehatan
3.Menjadi tuan rumah pertemuan reguler para stakeholders untuk
memfasilitasi pelaksanaan PPAM
4.Melapor kembali kepada pertemuan sektor/cluster kesehatan mengenai isu-
isu yang terkait dengan pelaksanaan PPAM
5.Membagi informasi tentang ketersediaan sumber daya dan supply kesehatan
reproduksi
6.Mencegah dan menangani konsekuensi kekerasan seksual: Adapun tujuan dari
PPAM kesehtan reproduksi dalam situasi bencana yaitu :
a.Melakukan tindakan-tindakan untuk melindungi penduduk yang terdampak,
terutama perempuan dan anak perempuan, dari kekerasan seksual
b.Membuat perawatan klinik tersedia untuk korban/penyintas perkosaan
c.Memastikan masyarakat mengetahui tersedianya layanan klinik
7.Mengurangi penularan HIV:
a.Memastikan praktik
b.Memfasilitasi dan menekankan penerapan standard kewaspadaan universal
c.Menyediakan kondom gratis
8.Mencegah meningkatnya kesakitan dan kematian maternal dan neonatal
9.Di fasilitas kesehatan: bidan-bidan yang terampil dan perlengkapan untuk persalinan
normal dan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatal.
10.Di rumah sakit rujukan: staf medis yang terampil dan perlengkapan untuk penanganan
kedaruratan kebidanan dan neonatal
a . M e m b a n g u n s i s t e m r u j u k a n u n t u k
m e m f a s i l i t a s i transportasi dan komunikasi dari masyarakat ke
puskesmas dan antara puskesmas dan rumah sakit.
b.Menyediakan kit persalinan bersih untuk
wanita hamil yang terlihat dan penolong persalinan untuk persalinan
bersih dirumah jika terpaksa karena akses ke fasilitas kesehatan tidak
memungkinkan.

2. Penyediaan pedoman dan pelatihan untuk implementasi intervensi tertentu dalam siaga
bencana yaitu
1. Memberikan perawatan klinis untuk penyintas kekerasan seksual
2. Memberikan pelayanan ramah remaja untuk penyintas kekerasan seksual di fasilitas
kesehatan
3. Mengidentifikasi jejaring rujukan multi-sektoral untuk penyintas kekerasan berbasis
gender remaja Bersama dengan klaster kesehatan dan sub- klaster kesehatan reproduksi
4. Mendorong remaja berpartisipasi dalam gugus tugas pencegahan kekerasan berbasis
gender multi-sektoral
5. Remaja dapat membantu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah
kekerasan seksual, strategi pencegahan, dan pelayanan yang tersedia untuk penyintas
6. Melibatkan kader untuk memfasilitasi penyintas kekerasan seksual remaja dengan
pelayanan kesehatan Memberikan pelayanan ramah remaja di fasilitas kesehatan
7. Berkoordinasi dengan klaster kesehatan dan sektor lain untuk mengidentifikasi remaja
hamil di masyarakat dan menghubungkannya dengan pelayanan kesehatan
8. Bekerja sama dengan dukun dan kader untuk membawa ibu hamil yang berusia remaja
ke fasilitas pelayanan kesehatan.
9. Mendorong semua ibu hamil berusia remaja untuk bersalin di fasilitas kesehatan

3. Penyediaan berbagai sumber daya termasuk obat – obatan esensial, peralatan dasar dan
kondom
1) obat dan perbekalan kesehatan donasi sering tidak sesuai dengan situasi darurat yang
terjadi, baik dari aspek pola penyakit maupun tingkat pelayanan kesehatan yang tersedia.
Obat tersebut sering tidak dikenal oleh tenaga kesehatan setempat maupun pasien, bahkan
kadang kadang tidak memenuhi standar pengobatan yang berlaku;
2) obat dan perbekalan kesehatan donasi sering tiba tanpa terlebih dahulu disortir dan
diberi label dalam bahasa lokal! inggris, bahkan tanpa ada nama generiknya;
3) kualitas obat dan perbekalan kesehatan donasi kadangkala tidak sesuai dengan standar
yang berlaku di negara donor ;
4) pihak donor kadang tidak menghiraukan prosedur administrasi negara penerima;
5) pihak donor sering menyebutkan nilai obat lebih tinggi dari yang semestinya;
6) obat dan perbekalan kesehatan donasi dalam jumlah yang tidak sesuai kebutuhan,
akibatnya beberapa obat berlebih harus dimusnahkan. Hal ini dapat menimbulkan masalah
pada negara penerima ;
7) Mengurangi penularan HIV:
a.Memastikan praktik
b.Memfasilitasi dan menekankan penerapan standard kewaspadaan universal
c.Menyediakan kondom gratis

Anda mungkin juga menyukai