Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DASAR KEPENDUDUKAN

UKURAN DASAR PENDUDUKAN,KOMPONEN


KEPENDUDUKAN,SRUKTUR PENDUDUK

Dosen Pengampu:

Dr. Guspianto, S.KM., M.KM.

Disusun Oleh :

BINTANG DWI PUTRA (G1D123082)

M. HABIB YASPA (G1D123117)

NABILA MARSYA (G1D123210)

ARYO PANDU W (G1D123139)

MUHAMMAD GHAZA U.W (G1D123206)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan artikel ini dengan baik. Artikel ini kami
siapkan sebagai latihan mata kuliah kependudukan dasar di Universitas Jambi.
Pada artikel ini kita membahas “ukuran penduduk dasar, komponen penduduk, struktur
penduduk”. Kami berusaha menyajikan materi dengan cara yang mudah dipahami dan menarik.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami tahu bahwa artikel ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami nantikan. Terima Kasih

Jambi, 8 September 2023


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................
1.3 Manfaat Penulisan.............................................................................................

BAB I I PEMBAHASAN.........................................................................................
2.1.Ukuran Dasar penduduk...................................................................................
2.2 Komponen Kependudukan ...............................................................................
2.3 Sruktur Kependudukan ....................................................................................

BAB I I I KESIMPULAN......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Setiap daerah
mempunyai kepadatan penduduk yang berbeda-beda. Di Indonesia, wilayah yang paling padat
penduduknya adalah Pulau Jawa. Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah. untuk
menyeimbangkan jumlah penduduk Indonesia.
metode migrasi. Struktur penduduk suatu wilayah meliputi jumlah, persebaran, dan komposisi
penduduk. Struktur penduduk suatu wilayah berubah seiring berjalannya waktu akibat proses
demografi seperti kelahiran, kematian, dan migrasi.
Oleh karena itu, struktur penduduk sangat dinamis atau terus berubah, maka terkadang perlu
diketahui komposisi penduduk di suatu wilayah, karena komposisi penduduk dapat memberikan
gambaran mengenai kelompok penduduk berdasarkan kriteria pengelompokan tertentu. Melalui
komposisi penduduk akan diperoleh berbagai data penduduk menurut jenis kelamin dan
kelompok umur. Ini akan diketahui nanti.
kelompok umur produktif dan non-produksi. Hal ini akan memudahkan pemerintah suatu negara
untuk memprediksi kebijakan apa yang akan diambil untuk mencapai pembangunan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana cara menghitung ukuran dasar penduduk?


2. Apa saja komponen kependudukan?
3. Bagaimana cara menghitungnya?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan pertama adalah memberikan pemahaman tentang konsep dan definisi dasar
jumlah penduduk, komposisi penduduk, dan struktur penduduk. Tujuan ini penting
karena ukuran dasar penduduk, komposisi penduduk, dan struktur penduduk
merupakan konsep dasar dalam demografi, khususnya studi tentang kependudukan.
Tanpa pemahaman yang jelas mengenai konsep-konsep tersebut, akan sulit untuk
memahami fenomena demografi yang ada.
2. Tujuan kedua adalah menjelaskan tipe dasar jumlah penduduk, komposisi penduduk,
dan struktur penduduk. Tujuan ini penting karena terdapat banyak tipe dasar jumlah
penduduk, komposisi penduduk, dan struktur penduduk, yang masing-masing
mempunyai kelebihan dan fungsinya masing-masing. Dengan memahami berbagai
jenis pengukuran, pengukuran yang tepat dapat digunakan untuk menganalisis suatu
fenomena populasi.

3. Tujuan ketiga adalah menganalisis hubungan antara jumlah penduduk dasar,


komposisi penduduk, dan struktur penduduk. Tujuan ini penting karena ukuran
populasi, komposisi populasi, dan struktur populasi saling berkaitan. Dengan
memahami hubungan ketiga faktor tersebut, maka dapat diperoleh gambaran yang
lebih lengkap mengenai fenomena demografi.

4. Tujuan keempat adalah untuk menilai dampak jumlah penduduk dasar, komposisi
penduduk dan struktur penduduk terhadap pembangunan. Tujuan ini penting karena
jumlah penduduk, komposisi penduduk, dan struktur penduduk dapat memberikan
dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek pembangunan, termasuk ekonomi,
sosial, dan lingkungan. Dengan memahami dampak-dampak tersebut, maka
kebijakan yang tepat dapat dirancang untuk mengatasi permasalahan demografi yang
mungkin menghambat pembangunan.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Seorang mahasiswa yang menulis makalah tentang ukuran demografi dasar dapat
lebih memahami konsep dasar kependudukan, seperti ukuran populasi

2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat. Menulis makalah populasi


akan memberikan informasi komprehensif tentang ukuran, komposisi, dan struktur
populasi. Informasi ini dapat membantu pembaca memahami dinamika
kependudukan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

3. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan analitis. Menulis makalah


memerlukan pemikiran kritis dan keterampilan analitis untuk menganalisis dan
menyajikan informasi yang kompleks. Penting untuk menerapkan keterampilan ini
dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ukuran Fertilitas


Beberapa pengukuran demografi dasar Fakta demografis dapat diukur dengan berbagai cara,
termasuk: rasio , proporsi dan tingkat ( rates ). Untuk mengukurnya, Anda perlu mengetahui hal
berikut: kapan peristiwa tersebut terjadi, kelompok populasi manakah yang beresiko
mengalami peristiwa tersebut Peristiwa manakah yang diukur Pemilihan jenis pengukuran yang
digunakan tergantung pada perbedaan ketiganya faktor yang diketahui di atas.

2.1.1 Proporsi dan proporsi

Rasio adalah angka yang menyatakan nilai relatif antara dua angka.

Misalnya:

Rasio jenis Kehamilan = ( a⁄b ) x 100

Misalnya jumlah siswa laki-laki dilambangkan dengan lambang dan nomor siswa

perempuan dengan lambang , maka perbandingan jenis kelaminnya dapat dituliskan:

a ⁄( a+b )

Apabila pecahan desimal dihilangkan dengan mengalikannya dengan bilangan 100, maka
proporsi tersebut menjadi persentase. Dengan demikian,

Presentase murid laki – laki = ( a ⁄( a+b)) x 100

Beberapa contoh rasio yang dipergunakan dalam demografi:

• Rasio Beban Tanggungan


Perbandingan jumlah penduduk di bawah umur 15 tahun dan di atas 65 tahun dengan jumlah
penduduk umur 15-64 tahun.
dimana:
Po-4 = Jumlah penduduk di bawah umur 15 tahun
P 65+ = Jumlah penduduk di atas umur 65 tahun
P15-64 = Jumlah penduduk umur 15-64 tahun
k = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1.000

• Rasio Jenis Kelamin

Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dalam kelompok umur i dengan jumlah penduduk
perempuan dalam kelompok umur i

dimana:
Pmi = Jumlah penduduk laki-laki dalam kelompok umur i
Pfi = Jumlah penduduk perempuan dalam kelompok umur i
K = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1.000

• Kepadatan Penduduk

Perbandingan jumlah penduduk di wilayah i dengan jumlah luas wilayah i (dalam km2 atau
mil2)

dimana:
Pi = Jumlah penduduk wilayah i
ai = Jumlah luas wilayah i (dalam km2 atau mil2)
k = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1.000
• Rasio Anak-anak dan Wanita

Perbandingan antara jumlah anak-anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-4) dengan jumlah
wanita berumur 15-49 tahun.

P0-4 = Jumlah anak-anak yang berumur di bawah 5 tahun

Pf15-49 = Jumlah wanita berumur 15-49 tahun

k = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1.000

Tingkat (Rates)

Pada umumnya, rasio dan proporsi digunakan untuk menganalisa komposisi demografis dari
kelompok penduduk, sedangkan tingkat (rates) digunakan untuk menganalisa peristiwa-
peristiwa demografis dalam jenjang waktu tertentu (Palmore, 1971 dalam Mantra 1985).

Tingkat (rates) secara umum didefinisikan sebagai berikut:

dalam hal ini membentuk suatu pembagi. Misalnya saja saat menghitung mortalitas (kematian)
dalam kurun waktu satu tahun. Seluruh penduduk yang hidup pada tahun-tahun tersebut
mempunyai risiko kematian, kelompok penduduk inilah yang dijadikan pembagi dalam
penghitungan angka kematian di atas. Bagi warga yang meninggal sebelum akhir tahun, tidak
ada risiko kematian sepanjang tahun, begitu pula bayi yang lahir pertengahan tahun atau
sebelumnya. Bagi penduduk yang pindah ke daerah tersebut beberapa bulan sebelum akhir
tahun, risiko kematian sepanjang tahun tidak mungkin terjadi. Konsep tahun kehidupan sering
digunakan untuk menghitung jumlah orang yang berisiko mengalami suatu peristiwa
demografis. Namun penghitungan dengan cara ini ditujukan untuk populasi yang besar
butuh waktu lama. Oleh karena itu, untuk tujuan ini digunakan perhitungan perkiraan, dengan
asumsi jumlah kelahiran, kematian, imigrasi dan emigrasi terdistribusi secara merata selama
periode perhitungan dalam satu tahun, maka jumlah kumulatif tahun hidup tidak boleh jauh
berbeda dengan pertengahan tahun. penduduk yang disebut penduduk pertengahan tahun (mid-
yearpopulasi atau penduduk pusat). Menghitung jumlah penduduk pertengahan tahun (Pm ),
dilakukan dengan cara membagi jumlah penduduk pada awal tahun (P1 ) dengan jumlah
penduduk pada akhir tahun (P2 ):

Definisi komponen populasi

Secara umum keseluruhan komponen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel proses dan
variabel struktural. Variabel proses berhubungan dengan seluruh variabel yang mempengaruhi
struktur penduduk, khususnya tingkat kesuburan (fertilitas), tingkat kematian (deaths) dan
migrasi (migrasi). Variabel struktural berhubungan dengan kuantitas, distribusi, perkembangan,
dan komposisi. Komposisi penduduk seringkali menggambarkan berbagai dinamika sosial yang
terjadi dalam masyarakat, baik secara sosial maupun budaya. Penurunan angka kesuburan
(fertilitas) dan angka kematian (mortalitas), peningkatan arus antardaerah (migrasi) dan
urbanisasi, termasuk arus kerja dari rumah, akan mempengaruhi kebijakan kependudukan yang
diterapkan. Pembahasan kondisi kependudukan menjadi penting karena permasalahan
kependudukan sangat erat kaitannya dengan dinamika sosial. dinamika ekonomi dan spasial. Di
bawah ini adalah beberapa contoh variabel struktural demografi yang dianggap tepat untuk
menganalisis kondisi sosial. perekonomian suatu daerah tanpa menutup kemungkinan untuk
mengembangkannya dalam aspek yang lebih luas dan kompleks.

1. Jumlah penduduk, asumsi yang digunakan adalah semakin besar jumlah penduduk dan
semakin besarnya segregasi pekerjaan dalam suatu kegiatan pembangunan, maka
perkiraan besaran dampak sosial ekonomi akan semakin rendah, karena dalam proses
pembangunan pembangunan dapat menggunakan tenaga kerja lokal.
2. Kepadatan penduduk. Dengan mengetahui kepadatan penduduk dan komposisi suatu
wilayah, maka besaran dampak dapat diperkirakan Akibat berupa konflik dan
ketegangan terkait kegiatan pembangunan.
3. Karena jarak antara wilayah tersebut dengan pusat regional atau kota, diasumsikan
bahwa kota-kota besar akan lebih mudah menyerap dampak sosio-ekonomi dari suatu
kegiatan. Keberagaman penduduk dalam suatu wilayah. Berangkat dari hipotesis bahwa
semakin beragam penduduk suatu wilayah, maka semakin tidak penting kehadiran
pendatang, sehingga perbedaan antara pendatang dan penduduk asli semakin berkurang.
Dengan kata lain, diasumsikan bahwa semakin besar keberagaman, semakin besar pula
kemampuan untuk menoleransi perubahan.
4. Model perubahan populasi. Dengan mengetahui perkembangan populasi, kita dapat
memperkirakan sumber daya manusia yang tersedia untuk kegiatan pembangunan yang
direncanakan.

Struktur Penduduk

Mantra (2003) menyebutkan bahwa demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di
suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk.
Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses
demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk
(Mantra, 2003).

Komposisi penduduk

Komposisi penduduk menggambarkan komposisi penduduk berdasarkan pengelompokan


penduduk menurut ciri-cirinya serupa, misalnya, dengan asosiasi profesi berdasarkan suku,
agama, kebangsaan, bahasa, tingkat pendidikan selesai, usia, jenis kelamin dan tingkat
pendapatan.

Fungsi pengelompokan pendudukan

a. Pelajari tentang sumber daya manusia yang tersedia


b. Mengenai pertimbangan kebijakan pembangunan
c. berhubungan dengan populasi. Bandingkan situasi populasi dengan
d. penduduk lainnya.
e. Untuk mengetahui proses demografi yang terjadi di suatu penduduk

Sebaran penduduk

Sebaran penduduknya terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Geografi: tergantung pada lokasi geografis, misalnya benua Asia, Afrika, Australia,
Amerika, Eropa, Oseania
b. Administratif dan politik, misalnya Indonesia tersebar di 33 provinsi, kemudian dibagi
menjadi distrik, komune, subdistrik,subdivisi, dll.

Piramida pendudukan

Piramida penduduk adalah bagan komponen mewakili populasi berdasarkan usia dan jenis
kelamin intuitif. Berdasarkan struktur penduduk menurut umur dan gender, karakteristik
penduduk suatu negara mungkin berbeda dibagi menjadi tiga kelompok:
a. ekspanasif
Jika mayoritas penduduk berada dalam satu kelompok anak muda. Jenis ini ditemukan di
negara-negara yang memenuhi syarat jumlah penduduk meningkat pesat karena Angka
kelahiran dan angka kematian mulai menurun. Negara yang masuk dalam kategori ini
adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, India, dan Kosta Rika.

b. Konstruktif
Jika penduduknya termasuk kelompok termuda kuantitasnya kecil. Jenis ini banyak
ditemukan di negara-negara Angka kelahiran menurun dengan cepat dan angka kematian
lemah. Negara-negara yang termasuk dalam kategori ini adalah Jepang dan negara-
negara Eropa Barat, seperti Swedia.

c. Stasioner
Jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama, kecuali pada
kelompok umur tertentu. Tipe ini terdapat pada negara-negara yang memiliki tingkat
kematian dan kelahiran rendah, misalnya Jerman.
BAB III

KESIMPULAN

Komposisi penduduk menegambarkan pengelompokan penduduk atas dasar kriteria tertentu.Ada


bermacam-macam komposisi penduduk di lihat dari berbagai aspek antara lain:aspek
biologis,aspek social,ckonomi,aspek georafis.Pengelompokkan penduduk atau komposisi
penduduk dapat di gunakan untuk dasar pengambilan kebijakan dan pembuatan program dalam
mengatasi masalah-masalah di bidang kepandudukan.

Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan.masih banyak
terdapat kesalahan-kesalahan. baik dalam bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun penulisan
makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Majid, R. (2021). Dasar Kependudukan. Penerbit Nem.

Bidarti, A. (2020). Teori kependudukan. Penerbit Lindan Bestari.

BAB, X., & KEPENDUDUKAN, U. D. D. 1. Tujuan Pembelajaran 1.1. Tujuan Umum.

MODUL II PRAKTIKUM STATISTIK DAN PROYEKSI PENDUDUK, 33.

Faqih, A. (2010). Kependudukan: Teori, fakta dan masalah. Deepublish.

Majid, R. (2021). Dasar Kependudukan. Penerbit Nem.

Anda mungkin juga menyukai