Tugas Etikum
Tugas Etikum
Dosen pengampu
Adila Solida,.S.KM,M.Kes
Disusun Oleh:
Mila Rizki (G1D123165) Kelas A
Eca Cahniawati (G1D123226) Kelas A
Meisa Aulia (G1D123027) Kelas D
Feby muhtia dwi lestari (G1D123081) Kelas D
Beti Dina Jelita Manau(G1D123225) Kelas F
Ida Prida Madai (G1D123224) Kelas F
M. Habib Yaspa (G1D123117) Kelas F
Annisa Humairoh (G1D123221) Kelas F
Aryo Pandu Wicaksono(G1D123139) Kelas F
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami ucapke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “KASUS BAYI TERTUKAR DI RUMAH SAKIT SENTOSA
BOGOR” dapat disusun tepat waktu. Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang berkontribusi dengan memberisumbangan baik pikiran
maupun materinya. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca. Kami juga berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
dapat pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami menyadari bahwa makalahini
jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu kami
sangatmengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I .................................................................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................................
BAB II.................................................................................................................................
BAB III...............................................................................................................................
PENUTUP..........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era reformasi saat ini, hukum memegang peran penting dalam berbagai segi
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.Hukum merupakan seperangkat aturan yang
berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia untuk menciptakan keadaan yang tertib dan
harmonis dalam kehidupan. Salah satu fungsi hukum adalah sebagai alat pengendali sosial
(social control) yang dilengkapi dengan berbagai sanksi sebagai alat pemaksa agar kaidah-
kaidahnya ditaati, karena dengan begitu maka eksistensi negara hanya dapat diwujudkan
ketika hukum diterapkan secara konsisten.1 Salah satu hal yang diatur oleh hukum adalah
tentang kesehatan.Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang, yang
merupakan bagian integral dari kesejahteraan, diperlukan dukungan hukum bagi
penyelenggaraan berbagai kegiatan di bidang kesehatan.2 Kesehatan merupakan suatu hal
yang penting dalam kehidupan, kesehatan sangat dibutuhkan untuk melakukan segala
kegiatan dalam kehidupan. Ketika seseorang dalam kondisi yang tidak sehat, tentu akan
menghambat aktivitas yang akan dilakukannya.
Hukum kesehatan adalah kaidah atau peraturan hukum yang mengatur hak dan
kewajiban tenaga kesehatan, individu dan masyarakat dalam pelaksanaan upaya kesehatan,
aspek organisasi kesehatan dan aspek sarana kesehatan. Selain itu, hukum kesehatan dapat
juga dapat didefinisikan sebagai segala ketentuan atau peraturan hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan dan pelayanan kesehatan. Dalam Ketentuan Umum Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa :
1. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
2. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan merupakan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan amanah konstitusi dan cita-cita
bangsa Indonesia. Oleh karenanya, untuk setiap kegiatan dan atau upaya yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
harus dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan
dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya
manusia Indonesia, peningkatan ketahanan daya saing bangsa serta pembangunan
nasional Indonesia.
Negara juga membuat dan memberlakukan peraturan-peraturan di bidang kesehatan
(hukum kesehatan) sebagai pedoman yuridis dalam pemberian layanan kesehatan kepada
masyarakat. Hukum kesehatan pada pokoknya mengatur tentang hak, kewajiban, fungsi, dan
tanggung jawab para pihak terkait (stakeholders) dalam bidang kesehatan
Hukum mempunyai fungsi penting sesuai dengan tujuan Yang ingin dicapai oleh
hukum itu sendiri, yaitu melindungi, Menjaga ketertiban dan ketentraman masyarakat.
Sejalan dengan Asas hukum, maka fungsi hukum pun ada tiga, yaitu :
a. Fungsi Manfaat,
b. Fungsi Keadilan,
c. Fungsi Kepastian Hukum.
fungsi hukum ini pada prinsipnya adalah ingin memberikan”perlindungan”dari aspek
“hukumnya”kepada setiap Orang atau pihak, dalam berbagai bidang kehidupannya. Dengan
Kata lain, yang ingin diberikan adalah “perlindungan hukum”jika timbul persoalan-persoalan
hukum dalam kehidupan sosial di masyarakat.
Tujuan hukum kesehatan tidak akan banyak menyimpang dari tujuan hukum itu
sendiri. Hal ini dilihat dari bidang kesehatan sendiri yang mencakup aspek sosial dan
kemasyarakatan dimana banyak kepentingan harus dapat diakomodir dengan baik. Hukum
Kesehatan bertujuan untuk meniingkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Menurut
Bredemeier yaitu menertibkan pemecahan konflik -konflik misalnya kelalaian
penyelenggaraan pelayanan bersumber dari kelalaian tenaga kesehatan dalam menjalankan
tugasnya.
Hukum Kesehatan tidak terdapat dalam suatu bentuk peraturan khusus, tetapi tersebar
pada berbagai peraturan dan perundang-undangan. Ada yang terletak di bidang hukum
pidana, Hukum perdata, dan hukum administrasi, yang penerapan, Penafsiran serta penilaian
terhadap faktanya adalah di bidang kesehatan atau pun medis.
Kasus ini terjadi ketika Ibu Siti melahirkan tahun lalu 18 Juli 2022 kemudian di hari
kedua ketika dia hendak memberikan susu, sudah ada perasaan bahwa anak terebut bukanlah
anaknya, karena ada kejanggalan seperti gelang yang dipakai anak tersebut bukalah atas
nama bu Siti, serta bajunya pun juga berbeda, hal ini sudah disampaikan ke pihak rumah
sakit, namun mereka mengatakan bahwa yang tertukar hanya gelang nya saja, bukanlah
bayinya.
Saat bayi tersebut umur 4 bulan, Ibu Siti memastikan kembali dengan cara
mendatangi Ibu Dian (ibu yang satu lagi), namun pada bayi Ibu Dian tetap tertulis nama Ibu
dian sendiri. Dan akhirnya Ibu Siti meminta pertolongan/bantuan dari seorang pengacara
untuk melakukan tes DNA, namun masih tidak disepakati oleh pihak Ibu Dian.
Akhirnya pihak Ibu Siti & Pengacara membuat aduan ke Polres Bogor, dan Pihak
Polres Bogor melakukan pendekatan, kemudian berhasillah melakukan tes DNA, akhirnya
terbukti bahwa bayi tersebut memang TERTUKAR .
PENYEBAB MASALAH
-Perawat maternitas yang bertugas jaga tidak mengikuti prosedur pengecekan ulang data pada
rekam medis dan memperhatikan kecocokan antara isi data dengan gelang pada bayi dan ibu,
melainkan hanya sekedar mengecek kesehatan secara fisik saja.
-Tidak tanggap atau singgap dengan laporan yang datang, sehingga tidak menjadi sebuah
warning bagi mereka.
-Para petugas terkait tidak melaporkannya kepada pihak manajemen Rumah Sakit, sehingga
masalah ini menjadi larut selama 1 tahun.
Pasal 4 UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) tentang hak-hak
konsumen di antaranya mengatur mengenai hak akan kenyamanan, keamanan dan
keselamatan dalam mengkonsumsi barang/jasa,dan hak untuk mendapatkan advokasi,
perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
Peristiwa tertukarnya bayi yang baru lahir juga telah melanggar hak pasien yaitu hak
atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam menggunakan jasa, hak untuk memilih
jasa serta mendapat jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar, hak atas informasi yang benar,
jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan jasa, hak untuk mendapat advokasi,
perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut hak
untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif,hak untuk
mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila jasa yang diterima tidak
sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; hak-hak yang diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya dan juga tidak mengikuti ketentuan standar
pelayanan jasa kesehatan yang berlaku serta peraturan perundang-undangan lain.
Atas dugaan malpraktik, keluarga bayi tertukar di Bogor tersebut dapat melaporkan ke
polisi dengan merujuk bunyi pasal dalam KUHP.
Pasal 277 KUHP Barang siapa dengan salah satu perbuatan sengaja menggelapkan asal-usul
orang, diancam karena penggelapan asal-usul, dengan pidana penjara paling
lama enam tahun.
Pasal 401 UU 1/2023 Setiap orang yang menggelapkan asal-usul orang, dipidana karena
penggelapan asal-usul, dengan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana denda
paling banyak kategori V, sebesar Rp500 juta.
BAB 4
PENUTUP
KESIMPULAN
Mata kuliah etika dan hukum kesehatan memberikan pemahaman kepada mahasiswa
mengenai pentingnya etika profesi (kode etik), ketentuan hukum, peraturan, dan perundang-
undangan yang berlaku. Dalam pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya dalam ranah
Administrasi Pelayanan Kesehatan, perilaku petugas harus tunduk pada kedua hal tersebut.
SARAN
1. Bagi aparat penegak hukum, baik Penyidik, Penuntut Umum, danHakim diharapkan
proaktif dan jeli dalam melihat indikasi-indikasi medis. Penyuluhan tentang keschatan pun
perlu dikuti supaya dapat menambah pengetahuan dan terdapat pandangan yang sama dalam
menegakkan kasus malpraktek, agar tercipta kepastian hukum dan keadilan di masing-masing
pihak.
2. Bagi dokter atau tenaga kesehatan yang lain, diharapkan dapat menjalankan tugasnya lebih
hati-hati dan mematuhi etika atau standar profesinya. Selain itu, penyuluhan hukum pun perlu
diikuti supaya lebih memahami dan mengerti hukum, Peran lembaga pengawasan terhadap
pelanggaran kode etik perlu ditingkatkan dan diharapkan bertindak secara objektif.
3. Bagi pasien, diharapkan dapat mengikuti berbagai penyuluhan hukum dan kesehatan
supaya menambah pengetahuannya dan lebih bisa memahami hak dan kewajibannya.
Masyarakat pun harus aktif dalam membantu aparat penegak hukum, seperti dengan memberi
dukungan kepada pasien yang mengalami tindakan malpraktek supaya penegakan hukum
dapat berjalan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal 1
Juwita Suma
Abstract
realize degree of optimal health for every people continually, required seriously
attention for the implementation of national development which with vision of health.
Basically health law convergent at rights to healthcare as social base rights. Relates to
thing which has been explained before, protection of law to patient and also health
officer shall be arranged in separate law. This special arrangement required for both of
patient and health officer ones.
Jurnal 2
ABSTRAK
ABSTRAK
Medication Error adalah suatu kejadian atau kasus yang menyebabkan ketidak berhasilan dalam
proses pengobatan atau proses terapi yang mempunyai kemampuan mengancam pada pasien
dalam proses pengobatan atau perawatannya. Di Indonesia banyak terjadi kasus Medication Error
terutama pada rawat inap dirumah sakit, Kejadian Fatal yang berhubungan dengan penggunaan
obat atau pemakaian obat (Medication Error) sebanyak dua puluh enam persen insiden (26%) dan
dari seluruh kejadian ini ME yang paling sering terjadi adalah pada fase Administration 81,32%.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sanksi hukum pidana pada kasus Medication Error.
Metode penelitian yang saya gunakan yaitu normatif dengan suatu pendekatan aturan undang-
undang tertulis. Bahan Primer meliputi aturan hukum tertulis yang bahan dasar hukum sekunder
meliputi dari jurnal atau artikel dan Bahan Tersier Terkait dengan Perkembangan kasus yang
dibahas dan digabung dengan perspektif dari sudut pandang peneliti. Kasus ME dapat diselesaikan
dengan UU RI Nomor Tiga Puluh Enam Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Ketentuan Pidana
Pasal 84 Bagian A atau B tergantung dari beratnya kasus.
ABSTRACT
Medication Error described as a sequence of events or cases that cause failure in the treatment
process or therapeutic process that has the ability to threaten the patient in the treatment
process. In Indonesia, there are numerous cases of Medication Errors, particularly in
hospitalization, Fatal Incidences related to the use of drugs (Medication Errors) as many as twenty-
six percent of incidents
24
Jurnal 4 1
Abstract : Effectiveness of Quality of Public Health Services. The purpose of this study is
to determine the effectiveness of the quality of public health services at the Public Health
Center in Palembang with service indicators; tangibles, reliability , responsiveness,
assurance and empathy. The research methodology based quantitative descriptive survey.
The unit of analysis is a clinic in Palembang. Samples use purposive sampling method : 2
main public health centers, four public health centers in a center of Palembang city, and 2
public health centers in suburb of Palembang. Samples are 721 people. Data collection
techniques using a questionnaire with five response categories in Likert Scale . The results
showed that the quality of public health services in Palembang as perceived by the
respondents is lower than what is expected of respondents (patients). The model used to
improve the quality of health care in public health centers are starting strengthen the
chain of variable reliability, followed by empathy, responsiveness, assurance and tangibles.
Kata kunci: kualitas pelayanan, reliabilitas, jaminan, empati, dan daya tanggap.
REFERENSI; Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Volume 7, Nomor 1 (2019)
Jurnal 5
Nopiani1, Cahyo
Sasmito2
12
Universitas Tribhuwana
Tunggadewi
tonang151195@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this study is to find out how Public Health Services in Simpang
Tiga Health Center Banyuke Hulu, Landak District. As well as describing the
implementation of public health services. This type of research uses descriptive
qualitative research methods, and obtained from secondary data taken from official
publications. The results showed that Public Health Services at the Simpang Tiga Health
Center in Banyuke Hulu, Landak District were not optimal in its implementation. Due to
the absence of Rongent tools, the absence of Pharmacy Staff and Health Analysts, less
friendly people, unable to handle patients quickly, unable to make people more
trustworthy, less responsive to serve patients, and Government have to pay more
attention to Simpang Tiga Health Center in order to provide good service and people of
Banyuke Hulu, Porak District, can be proud of it.
Keywords: Service Quality, Public Health, Simpang Tiga Health Center Banyuke Hulu
Subdistrict
ABSTRAK
15 | P a g
e
REFERENSI; Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Volume 7, Nomor 1 (2019)
Dikarenakan belum adanya alat Rongent, belum adanya Tenaga Farmasi dan Tenaga
Analis Kesehatan, masih ada yang kurang ramah, masih kurang mampu untuk
menangani pasien secara cepat, masih kurang mampu untuk membuat masyarakat lebih
percaya, kurang tanggap dan cepat melayani pasien dan bagi pihak Pemerintah harus
lebih memperhatikan Puskesmas Simpang Tiga agar bisa memberikan pelayanan yang
baik dan bisa di banggakan oleh masyarakat Kecamatan Banyuke Hulu Kabupaten
Landak.
Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Kesehatan Masyarakat, Puskesmas Simpang Tiga Kecamatan
Banyuke Hul
16 | P a g
e
REFERENSI; Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Volume 7, Nomor 1 (2019)
17
REFERENSI; Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Volume 7, Nomor 1 (2019)
18
REFERENSI; Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Volume 7, Nomor 1 (2019)
19