Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KASUS BAYI TERTUKAR DI RUMAH SAKIT SENTOSA BOGOR

Dosen pengampu
Adila Solida,.S.KM,M.Kes

Disusun Oleh:
Mila Rizki (G1D123165) Kelas A
Eca Cahniawati (G1D123226) Kelas A
Meisa Aulia (G1D123027) Kelas D
Feby muhtia dwi lestari (G1D123081) Kelas D
Beti Dina Jelita Manau(G1D123225) Kelas F
Ida Prida Madai (G1D123224) Kelas F
M. Habib Yaspa (G1D123117) Kelas F
Annisa Humairoh (G1D123221) Kelas F
Aryo Pandu Wicaksono(G1D123139) Kelas F

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “KASUS BAYI TERTUKAR DI RUMAH SAKIT SENTOSA
BOGOR” dapat disusun tepat waktu. Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang berkontribusi dengan memberisumbangan baik pikiran
maupun materinya. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca. Kami juga berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
dapat pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami menyadari bahwa makalahini
jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu kami
sangatmengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.

Jambi, September 2023

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I .................................................................................................................................

PENDAHULUAN..............................................................................................................

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................

1.3 Tujuan Kusus .........................................................................................................

1.4 Tujuan Umum........................................................................................................

BAB II.................................................................................................................................

2.1 Konsep Etika Dan Hukum Kesehatan..................................................................

2.1.2 Pengertian Etika dan Hukum Kesehatan................................................

2.1.2 Tujuan Dan Fungsi Hukum kesehatan......................................................

2.2 Peraturan Perundang-undangan Etika Dan Hukum Kesehatan di Bidang


Administrasi Kesehatan....................................................................................

BAB III...............................................................................................................................
PENUTUP..........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era reformasi saat ini, hukum memegang peran penting dalam berbagai segi
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.Hukum merupakan seperangkat aturan yang
berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia untuk menciptakan keadaan yang tertib dan
harmonis dalam kehidupan. Salah satu fungsi hukum adalah sebagai alat pengendali sosial
(social control) yang dilengkapi dengan berbagai sanksi sebagai alat pemaksa agar kaidah-
kaidahnya ditaati, karena dengan begitu maka eksistensi negara hanya dapat diwujudkan
ketika hukum diterapkan secara konsisten.1 Salah satu hal yang diatur oleh hukum adalah
tentang kesehatan.Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang, yang
merupakan bagian integral dari kesejahteraan, diperlukan dukungan hukum bagi
penyelenggaraan berbagai kegiatan di bidang kesehatan.2 Kesehatan merupakan suatu hal
yang penting dalam kehidupan, kesehatan sangat dibutuhkan untuk melakukan segala
kegiatan dalam kehidupan. Ketika seseorang dalam kondisi yang tidak sehat, tentu akan
menghambat aktivitas yang akan dilakukannya.

Di indonesia, kesehatan telah diatur dalam berbagai peraturan,seperti


Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) hingga Undang-Undang hall-hal yang diatur
dalam peraturan tersebut mulai dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemberi layanan
kesehatan hingga terjadinya kesalahan dalam kegiatan medis. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Kansil (1989) yang menyatakan bahwa: Hukum kesehatan adalah rangkaian
peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan yang mengatur pelayanan medik dan
sarana medik.3 Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan (preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif) memerlukan perangkat hukum kesehatan yang memadai.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana permasalahan yang terjadi di rumah sakit sentosa bogor
terkait bayi yang tertukar?
1.2.2 Bagaimana bentuk pelanggaran hukum kesehatam yang terjadi pada
permasalahan tersebut?

1.3 Tujuan umum


Menganalisis pelanggaran etika dan hukum kesehatan yang terjadi di rumah
sakit sentosa Bogor.

1.4 Tujuan Khusus

1.4.1 Menggambarkan permasalahan yang terjadi di rumah sakit sentosa


Bogor terkait bayi yang tertukar.
1.4.2 Mengidentifikasi penyebab masalah bayi tertukar di rumah sakit Sentosa Bogor.
1.4.3 Menganalisis pelanggaran etika hukum kesehatan yang terjadi pada
masalah bayi tertukar terutama di bidang administrasi kebijakan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Etika dan Hukum Kesehatan

2.1.1 Pengertian Etika dan Hukum Kesehatan

Hukum kesehatan adalah kaidah atau peraturan hukum yang mengatur hak dan
kewajiban tenaga kesehatan, individu dan masyarakat dalam pelaksanaan upaya kesehatan,
aspek organisasi kesehatan dan aspek sarana kesehatan. Selain itu, hukum kesehatan dapat
juga dapat didefinisikan sebagai segala ketentuan atau peraturan hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan dan pelayanan kesehatan. Dalam Ketentuan Umum Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa :

1. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
2. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan merupakan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan amanah konstitusi dan cita-cita
bangsa Indonesia. Oleh karenanya, untuk setiap kegiatan dan atau upaya yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
harus dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan
dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya
manusia Indonesia, peningkatan ketahanan daya saing bangsa serta pembangunan
nasional Indonesia.
Negara juga membuat dan memberlakukan peraturan-peraturan di bidang kesehatan
(hukum kesehatan) sebagai pedoman yuridis dalam pemberian layanan kesehatan kepada
masyarakat. Hukum kesehatan pada pokoknya mengatur tentang hak, kewajiban, fungsi, dan
tanggung jawab para pihak terkait (stakeholders) dalam bidang kesehatan

2.1.2 Tujuan Dan Fungsi Hukum kesehatan

Hukum mempunyai fungsi penting sesuai dengan tujuan Yang ingin dicapai oleh
hukum itu sendiri, yaitu melindungi, Menjaga ketertiban dan ketentraman masyarakat.
Sejalan dengan Asas hukum, maka fungsi hukum pun ada tiga, yaitu :
a. Fungsi Manfaat,
b. Fungsi Keadilan,
c. Fungsi Kepastian Hukum.
fungsi hukum ini pada prinsipnya adalah ingin memberikan”perlindungan”dari aspek
“hukumnya”kepada setiap Orang atau pihak, dalam berbagai bidang kehidupannya. Dengan
Kata lain, yang ingin diberikan adalah “perlindungan hukum”jika timbul persoalan-persoalan
hukum dalam kehidupan sosial di masyarakat.
Tujuan hukum kesehatan tidak akan banyak menyimpang dari tujuan hukum itu
sendiri. Hal ini dilihat dari bidang kesehatan sendiri yang mencakup aspek sosial dan
kemasyarakatan dimana banyak kepentingan harus dapat diakomodir dengan baik. Hukum
Kesehatan bertujuan untuk meniingkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Menurut
Bredemeier yaitu menertibkan pemecahan konflik -konflik misalnya kelalaian
penyelenggaraan pelayanan bersumber dari kelalaian tenaga kesehatan dalam menjalankan
tugasnya.

2.2 Peraturan Perundang-undangan Etika Dan Hukum Kesehatan di Bidang


Administrasi Kesehatan

Hukum Kesehatan tidak terdapat dalam suatu bentuk peraturan khusus, tetapi tersebar
pada berbagai peraturan dan perundang-undangan. Ada yang terletak di bidang hukum
pidana, Hukum perdata, dan hukum administrasi, yang penerapan, Penafsiran serta penilaian
terhadap faktanya adalah di bidang kesehatan atau pun medis.

Ruang lingkup Hukum Kesehatan meliputi antara lain

1. Hukum Kedokteran/Hukum Medis (Medical Law)


2. Hukum Keperawatan (Nurse Law)
3. Hukum Rumah Sakit (Hospital Law)
4. Hukum Pencemaran Lingkungan (Environmental Law)
5. Hukum Limbah ( tentang Industri; Rumah Tangga; dsb.)
6. Hukum Polusi (Polution Law tentang Bising; Asap; Debu; Bau; Gas yang
mengandung racun; dsb)
7. Hukum Peralatan yang menggunakan X-Ray seperti Cobalt; Nuclear, dsb.
8. Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja Berbagai peraturan yang berkaitan
langsung dengan hal-hal Yang mempengaruhi kesehatan manusia.
BAB 3
PEMBAHASAN
MASALAH YANG TERJADI

Kasus ini terjadi ketika Ibu Siti melahirkan tahun lalu 18 Juli 2022 kemudian di hari
kedua ketika dia hendak memberikan susu, sudah ada perasaan bahwa anak terebut bukanlah
anaknya, karena ada kejanggalan seperti gelang yang dipakai anak tersebut bukalah atas
nama bu Siti, serta bajunya pun juga berbeda, hal ini sudah disampaikan ke pihak rumah
sakit, namun mereka mengatakan bahwa yang tertukar hanya gelang nya saja, bukanlah
bayinya.

Saat bayi tersebut umur 4 bulan, Ibu Siti memastikan kembali dengan cara
mendatangi Ibu Dian (ibu yang satu lagi), namun pada bayi Ibu Dian tetap tertulis nama Ibu
dian sendiri. Dan akhirnya Ibu Siti meminta pertolongan/bantuan dari seorang pengacara
untuk melakukan tes DNA, namun masih tidak disepakati oleh pihak Ibu Dian.

Akhirnya pihak Ibu Siti & Pengacara membuat aduan ke Polres Bogor, dan Pihak
Polres Bogor melakukan pendekatan, kemudian berhasillah melakukan tes DNA, akhirnya
terbukti bahwa bayi tersebut memang TERTUKAR .

PENYEBAB MASALAH

-Adanya ke-tidak hatitidak-hatian/Kelalaian dari perawat dalam menjalankan tugas yang


tidak sesuai dengan prosedur dan SOP yang berlaku, sehingga 2 bayi tersebut dapat tertukar.

-Perawat maternitas yang bertugas jaga tidak mengikuti prosedur pengecekan ulang data pada
rekam medis dan memperhatikan kecocokan antara isi data dengan gelang pada bayi dan ibu,
melainkan hanya sekedar mengecek kesehatan secara fisik saja.

-Tidak tanggap atau singgap dengan laporan yang datang, sehingga tidak menjadi sebuah
warning bagi mereka.

-Para petugas terkait tidak melaporkannya kepada pihak manajemen Rumah Sakit, sehingga
masalah ini menjadi larut selama 1 tahun.

ETIKA DAN HUKUM BERLAKU

Pasal 4 UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) tentang hak-hak
konsumen di antaranya mengatur mengenai hak akan kenyamanan, keamanan dan
keselamatan dalam mengkonsumsi barang/jasa,dan hak untuk mendapatkan advokasi,
perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) memberikan kepastian


hukum terhadap konsumen, termasuk konsumen pengguna jasa kesehatan atau pasien.
Kepastian hukum tersebut merupakan bentuk perlindungan hukum yang menjamin dapat
terpenuhinya hak-hak konsumen dalam menggunakan jasa kesehatan dengan rumah sakit
sebagai pelaku usaha dan memberikan kesetaraan status antara pasien dan rumah sakit

Peristiwa tertukarnya bayi yang baru lahir juga telah melanggar hak pasien yaitu hak
atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam menggunakan jasa, hak untuk memilih
jasa serta mendapat jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar, hak atas informasi yang benar,
jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan jasa, hak untuk mendapat advokasi,
perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut hak
untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif,hak untuk
mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila jasa yang diterima tidak
sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; hak-hak yang diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya dan juga tidak mengikuti ketentuan standar
pelayanan jasa kesehatan yang berlaku serta peraturan perundang-undangan lain.

Atas dugaan malpraktik, keluarga bayi tertukar di Bogor tersebut dapat melaporkan ke
polisi dengan merujuk bunyi pasal dalam KUHP.

Pasal 277 KUHP Barang siapa dengan salah satu perbuatan sengaja menggelapkan asal-usul
orang, diancam karena penggelapan asal-usul, dengan pidana penjara paling
lama enam tahun.

Pasal 401 UU 1/2023 Setiap orang yang menggelapkan asal-usul orang, dipidana karena
penggelapan asal-usul, dengan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana denda
paling banyak kategori V, sebesar Rp500 juta.
BAB 4

PENUTUP

KESIMPULAN

Mata kuliah etika dan hukum kesehatan memberikan pemahaman kepada mahasiswa
mengenai pentingnya etika profesi (kode etik), ketentuan hukum, peraturan, dan perundang-
undangan yang berlaku. Dalam pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya dalam ranah
Administrasi Pelayanan Kesehatan, perilaku petugas harus tunduk pada kedua hal tersebut.

SARAN

1. Bagi aparat penegak hukum, baik Penyidik, Penuntut Umum, danHakim diharapkan
proaktif dan jeli dalam melihat indikasi-indikasi medis. Penyuluhan tentang keschatan pun
perlu dikuti supaya dapat menambah pengetahuan dan terdapat pandangan yang sama dalam
menegakkan kasus malpraktek, agar tercipta kepastian hukum dan keadilan di masing-masing
pihak.

2. Bagi dokter atau tenaga kesehatan yang lain, diharapkan dapat menjalankan tugasnya lebih
hati-hati dan mematuhi etika atau standar profesinya. Selain itu, penyuluhan hukum pun perlu
diikuti supaya lebih memahami dan mengerti hukum, Peran lembaga pengawasan terhadap
pelanggaran kode etik perlu ditingkatkan dan diharapkan bertindak secara objektif.

3. Bagi pasien, diharapkan dapat mengikuti berbagai penyuluhan hukum dan kesehatan
supaya menambah pengetahuannya dan lebih bisa memahami hak dan kewajibannya.
Masyarakat pun harus aktif dalam membantu aparat penegak hukum, seperti dengan memberi
dukungan kepada pasien yang mengalami tindakan malpraktek supaya penegakan hukum
dapat berjalan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal 1

Tanggung Jawab Hukum Dan Etika Kesehatan

Juwita Suma

Abstract

Health is one of main yardstick of national development and prosperity a nation.


Unhappily knowledge about health has not is national policy that have been involve
public and decision maker. To realize degree of optimal health for every people,
required low support for implementation of various activities in health area. Shortly to

realize degree of optimal health for every people continually, required seriously
attention for the implementation of national development which with vision of health.
Basically health law convergent at rights to healthcare as social base rights. Relates to
thing which has been explained before, protection of law to patient and also health
officer shall be arranged in separate law. This special arrangement required for both of
patient and health officer ones.
Jurnal 2

Vol. 1, No. 1 Januari 2 Vol. 1, No. 3 September 2018

pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151

Telp. +62 853-3520-4999, Email:


jurnalmakes@gmail.com Online Jurnal:
http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes

ANALISIS PENERAPAN ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN PADA


PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT NENE
MALLOMO KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Analyze of the Application of Ethics and Health Law on the


Provision of Health Services at Nene Mallomo Hospital Sidrap
Regency

Anggie Septie Aningrum AN1, Syarifuddin Yusuf2, Usman3


Mahasiswa
1
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Parepare
2
Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Parepare 3 Dosen Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Parepare
(anggie.an26@yahoo.com)

ABSTRAK

Dalam pelayanan kesehatan perilaku petugas kesehatan harus tunduk pada


etika profesi (kode etik profesi) dan juga tunduk pada ketentun hukum, aturan, dan
perundang-undangan.. Penelitian ini merumuskan masalah yaitu bagaimana pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kab.Sidrap, bagaimana penerapan etika
dalam pemberian pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kab.Sidrap, dan
bagaimana penerapan hukum kesehatan dalam pemberian pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Nene Mallomo Kab.Sidrap. tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kab.Sidrap, penerapan
etika dalam pemberian pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kab.Sidrap,
dan mengetahui penerapan hukum kesehatan dalam pemberian pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit Nene Mallomo Kab.Sidrap.
Penelitian ini dengan metode survei deskriptif yang dilakukan di Rumah Sakit
Nene Mallomo Kab. Sidrap menggunakan kuesioner yang diberikan ke sampel yaitu 99
pasien rawat inap yang ditentukan dengan teknik Accidental Sampling. Data diolah
dengan bantuan aplikasi SPSS 24 dan di analisis secara univariate sehingga
menghasilkan frekuensi distribusi setiap variabel.
Jurnal 3

JURNAL HUKUM KESEHATAN INDONESIA


Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, h. 97-105
p-ISSN 2776-4753 e-ISSN 2776-477X
Available Online at https: https://jurnal-mhki.or.id/jhki

ANALISIS PELANGGARAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT PADA KASUS


ADMINISTRASI ERROR BERUJUNG PIDANA

I Gusti Ayu Dhea Arlitadelina1, Anggraeni Endah Kusumaningrum2 1Program


Magister Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Semarang 2Program Magister
Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
1
E-Mail: igustiayudheaarlitadelina@gmail.com
2
E-Mail: anggraeniwijayanto@yahoo.com

Masuk : 01-08-2021 Penerimaan : 30-09-2021 Publikasi : 31-10-2021

ABSTRAK

Medication Error adalah suatu kejadian atau kasus yang menyebabkan ketidak berhasilan dalam
proses pengobatan atau proses terapi yang mempunyai kemampuan mengancam pada pasien
dalam proses pengobatan atau perawatannya. Di Indonesia banyak terjadi kasus Medication Error
terutama pada rawat inap dirumah sakit, Kejadian Fatal yang berhubungan dengan penggunaan
obat atau pemakaian obat (Medication Error) sebanyak dua puluh enam persen insiden (26%) dan
dari seluruh kejadian ini ME yang paling sering terjadi adalah pada fase Administration 81,32%.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sanksi hukum pidana pada kasus Medication Error.
Metode penelitian yang saya gunakan yaitu normatif dengan suatu pendekatan aturan undang-
undang tertulis. Bahan Primer meliputi aturan hukum tertulis yang bahan dasar hukum sekunder
meliputi dari jurnal atau artikel dan Bahan Tersier Terkait dengan Perkembangan kasus yang
dibahas dan digabung dengan perspektif dari sudut pandang peneliti. Kasus ME dapat diselesaikan
dengan UU RI Nomor Tiga Puluh Enam Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Ketentuan Pidana
Pasal 84 Bagian A atau B tergantung dari beratnya kasus.

Kata Kunci: Administrasi; Apoteker; Hospital; Pelaggaran; Pidana.

ABSTRACT

Medication Error described as a sequence of events or cases that cause failure in the treatment
process or therapeutic process that has the ability to threaten the patient in the treatment
process. In Indonesia, there are numerous cases of Medication Errors, particularly in
hospitalization, Fatal Incidences related to the use of drugs (Medication Errors) as many as twenty-
six percent of incidents

24
Jurnal 4 1

EFEKTIVITAS KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

Ardiyan Saptawan dan Nengyanti


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya, JL Raya Palembang-Prabumulih,
km 33, Ogan ilir, 30662. Tlp/Fax, 0711-580572. Email: ardiyansaptawan@yahoo.com

Abstract : Effectiveness of Quality of Public Health Services. The purpose of this study is
to determine the effectiveness of the quality of public health services at the Public Health
Center in Palembang with service indicators; tangibles, reliability , responsiveness,
assurance and empathy. The research methodology based quantitative descriptive survey.
The unit of analysis is a clinic in Palembang. Samples use purposive sampling method : 2
main public health centers, four public health centers in a center of Palembang city, and 2
public health centers in suburb of Palembang. Samples are 721 people. Data collection
techniques using a questionnaire with five response categories in Likert Scale . The results
showed that the quality of public health services in Palembang as perceived by the
respondents is lower than what is expected of respondents (patients). The model used to
improve the quality of health care in public health centers are starting strengthen the
chain of variable reliability, followed by empathy, responsiveness, assurance and tangibles.

Keywords: quality of service, reliability, assurance, empathy, responsiveness

Abstrak: Efektivitas Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Tujuan penelitian ini


adalah untuk mengetahui efektivitas kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di
Puskesmas Kota Palembang dengan indikator pelayanan, tangibles, reliability,
responsiveness, assurance dan empathty. Metode penelitian didasarkan pada survey
dengan mengunakan deskriptif kuantitatif. Unit analisis adalah sebuah klinik di Kota
Palembang. Sampel diambil dengan mengunakan metode purposive sampling yaitu: 2
puskesmas utama, 4 pusat kesehatan masyarakat di pusat Kota dan 2 pusat kesehatan
masyarakat di pinggiran Kota dengan sampel sebanyak 721 orang. Teknik pengumpulan
data mengunakan kuesioner dengan 5 kategori respon dalam skala likert. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Palembang menurut
persepsi responden lebih rendah dari apa yang diharapkan responden (pasien). Model
yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di pusat- pusat
kesehatan masyarakat adalah dimulai dari memperkuat mata rantai variabel reliability,
kemudian dilanjutkan dengan empathty, responsiveness, assurance dan tangibles.

Kata kunci: kualitas pelayanan, reliabilitas, jaminan, empati, dan daya tanggap.
REFERENSI; Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Volume 7, Nomor 1 (2019)

Jurnal 5

ISSN: 2089-0532, e-ISSN: 2548-6152

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS


SIMPANG TIGA KECAMATAN BANYUKE HULU KABUPATEN
LANDAK

Nopiani1, Cahyo
Sasmito2
12
Universitas Tribhuwana
Tunggadewi
tonang151195@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to find out how Public Health Services in Simpang
Tiga Health Center Banyuke Hulu, Landak District. As well as describing the
implementation of public health services. This type of research uses descriptive
qualitative research methods, and obtained from secondary data taken from official
publications. The results showed that Public Health Services at the Simpang Tiga Health
Center in Banyuke Hulu, Landak District were not optimal in its implementation. Due to
the absence of Rongent tools, the absence of Pharmacy Staff and Health Analysts, less
friendly people, unable to handle patients quickly, unable to make people more
trustworthy, less responsive to serve patients, and Government have to pay more
attention to Simpang Tiga Health Center in order to provide good service and people of
Banyuke Hulu, Porak District, can be proud of it.

Keywords: Service Quality, Public Health, Simpang Tiga Health Center Banyuke Hulu
Subdistrict

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Pelayanan Kesehatan


Masyarakat Di Puskesmas Simpang Tiga Kecamatan Banyuke Hulu Kabupaten Landak.
Serta mengambarkan dan mendeskrifsikan pelaksanaan pelayanan kesehatan
masyarakat. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif,
dan diperoleh dari data sekunder yang di ambil dari publikasi resmi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Simpang Tiga
Kecamatan Banyuke Hulu Kabupaten Landak belum optimal dalam pelaksanaannya.

15 | P a g
e
REFERENSI; Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Volume 7, Nomor 1 (2019)

Dikarenakan belum adanya alat Rongent, belum adanya Tenaga Farmasi dan Tenaga
Analis Kesehatan, masih ada yang kurang ramah, masih kurang mampu untuk
menangani pasien secara cepat, masih kurang mampu untuk membuat masyarakat lebih
percaya, kurang tanggap dan cepat melayani pasien dan bagi pihak Pemerintah harus
lebih memperhatikan Puskesmas Simpang Tiga agar bisa memberikan pelayanan yang
baik dan bisa di banggakan oleh masyarakat Kecamatan Banyuke Hulu Kabupaten
Landak.

Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Kesehatan Masyarakat, Puskesmas Simpang Tiga Kecamatan
Banyuke Hul

16 | P a g
e
REFERENSI; Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Volume 7, Nomor 1 (2019)

17
REFERENSI; Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Volume 7, Nomor 1 (2019)

18
REFERENSI; Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Volume 7, Nomor 1 (2019)

19

Anda mungkin juga menyukai