Anda di halaman 1dari 6

Dideng

Domain : Tradisi dan Ekspresi Lisan


Lokasi Pesebaran : Kab. Bungo
Maestro : Jariah
Kondisi : Terancam Punah

Dideng adalah sastra lisan atau tutur yang berasal dari desa Rantau Pandan Kabupaten
Bungo. Dideng dibawakan oleh seorang penutur yaitu ibu Jariah (87 tahun). Sebagai penutur
sekaligus maestro atau guru budaya.
Dideng adalah sebuah cerita yang menggambarkan kesedihan hati (merajuk) seorang wanita
yaitu Putri Dayang Ayu. Dikisahkan bahhwa pada zaman dahulu ada 2 orang bersaudara,
yang 1 perempuan dan saudaranya laki laki. Saudara perempuan mempunyai anak laki laki
bernama Megat dan saudara laki lakinya memiliki anak perempuan Putri Dayang Ayu.
Dikisahkan setelah dewasa, Megat menikah dengan putri anak raja yang bernama Putri
Dayang Emas. Pernikahan tersebut membuat sedih hati Putri Dayang Ayu yang ternyata
mencintai Megat. Putri dayang ayu melarikan diri dalam hutan (rimbo) sambil berjalan dan
menangis.
Dzikir Berdah Muaro Jambi
Domain : Seni Pertunjukan
Lokasi Persebaran : Kab. Muaro Jambi
Maestro : Sumbawi Haji Bakar
Kondisi : Sudah Berkurang

Dzikir Berdah merupakan salah satu bentuk kesenian bernuansa religius yang masih dapat
ditemukan di desa Muaro Jambi Kabupaten Muaro Jambi.
Dahulunya masyarakat setempat menyebut dengan sebutan Bareno (bermain rebana). Dzikir
Berdah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap peristiwa adat perkawinan,
khitanan, cukuran bahkan beselang nugal. Bahkan masyarakat mempercayai bahwa ketika
akan memasuki musim tanam (beselang nugal) maka bila dimainkan Dzikir Berdah akan
menjauhkan bala dan bencana. Termasuk menjauhkan tanaman dari hama ataupun banjir
besar.
Dzikir Berdah diiringi oleh gendang yang disebut gendang redap(rebano siam/rebana besak),
Gendang dua muko(gendang dua sisi), gong (tetawak).
Malam Tari Inai
Domain : Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan perayaan-perayaan
Lokasi Pesebaran : Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Maestro : Hasim
Kondisi : Masih Bertahan

Malam Tari Inai adalah sebuah upacara tradisional yang berkaitan dengan adat istiadat pada
saat perkawinan yang hidup dalam masyarakat Melayu Timur di Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
Malam Tari Inai adalah suatu malam dimana dilaksanakan kegiatan yang dihadiri oleh dua
keluarga yang akan menikah. Selain itu juga dihadiri oleh undangan lainnya.
Malam Tari Inai memiliki pengertian dimana pada saat seorang menikah maka dua keluarga
besarpun ikut menyatu dalam satu kekerabatan dan saling mengenal satu dengan yang
lainnya.
Nek Pung
Domain : Seni Pertunjukan
Lokasi Pesebaran : Kab. Tebo
Maestro : Nyai Jau
Kondisi : Masih Bertahan

Nek Pung adaalah sebuah tari tradisi dari desa Sungai Keruh Kab. Tebo. Nek Pung
menceritakan tentang seorang ibu yang bernama Nek Pung sedang menghibur anaknya yang
bernama Pinang Gading, karena bersedih hati disebabkan percintaannya dengan seorang
pemuda pujaannya. Sang ibu berusaha menghibur dan menasehatinya.
Tari Nek Pung biasanya ditampilkan sebagai hiburan pada saat acara perkawinan serta acara
lainnya di desa setempat.
Tari Nek Pung memiliki nilai dan makna yang berisi tentang ajaran kehidupan tentang
bagaimana menghadapi sebuah persoalan dalam kehidupan tanpa berlarut larut.
Sungku
Domain : Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Lokasi Persebaran : Kabupaten Merangin
Maestro : Yushar dan Siti Aminah
Kondisi : Masih Bertahan

Sungku adalah aksesoris tradisional(mahkota) yang tebuat dari emas. Selain sebagai hiasan
yang diletakkan, juga berfungsi untuk menutup kepala khusus dipakai wanita dan biasanya
selalu dipakai bersama dengan pakaian kebesaran atau baju adat.
Sungku berbentuk bulat yang disebut Leka dengan aksesoris melengkung yang ujungnya
lancip arah hadap kebawah serta ada rumbai rumbainya yang disebut Sayap Anai Anai.
Dadung
Domain : Tradisi dan Ekspresi Lisan
Lokasi Persebaran : Kab. Batang Hari
Maestro : Datuk Yunus
Kondisi : Sudah Berkurang

Dadung diperkirakan sudah ada di desa Lubuk Ruso sejak tahun 1870-an, selain itu juga
menyebar di desa Kuap, Senaning, Olak Rambahan, Teluk semuanya termasuk ke dalam
kecamatan Pemayung Kab. Batanghari
Dadung sendiri adalah nama seorang pemuda yang memiliki suara merdu serta enak untuk
didengar. Tetutama bila si Dadung menyanyikan syair-syair yang ada di desa tersebut.
Bahkan banyak penduduk desa yang ingin menjadi si Dadung, sehingga mereka sering
melantunkan syair-syair yang biasanya dinyanyikan oleh Dadung dan siapapun yang
menirukan lantunan si Dadung maka mereka menyebut nyanyian tersebut dengan Dadung
atau Bedadung.
Dadung biasanya dimainkan pada malam hari hingga menjelang shubuh pada masyarakat
menggelar acara seperti upacara mandi ke aek (turun mandi), cukuran, sunatan, pernikahan
serta acara acara lainnya. Dadung berfungsi sebagai hiburan pada saat kegiatan tersebut.
Dadung dapat ditampilkan di Balairung Sari ataupun di Pasanggrahan, bisa didalam rumah
ataupun diluar rumah

Anda mungkin juga menyukai