PKP PKM-PKL Balam 2022 Oke 1
PKP PKM-PKL Balam 2022 Oke 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan
masyarakat telah di bangun Puskesmas.Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi
sebagai:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya,
Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari:
1. Perencanaan Tingkat Puskesmas.
2. Lokakarya Mini Puskesmas.
3. Penilaian Kinerja Puskesmas Dan Manajemen Sumber Daya termasuk alat,
obat, keuangan dan tenaga serta didukung dengan manajemen sistem
pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas
(SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan ( antara lain melalui
penerapan quality assurance ).
Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program
unggulan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan dan program spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi
prioritas di suatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri
demikian pula strategi dalam pencapaian tujuannya, yang harus disesuaikan dengan
masalah, kebutuhan serta potensi setempat.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan
kesehatan.Untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas, perlu diadakan Penilaian
Kinerja Puskesmas.
1
B. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA PUSKEMAS
Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian
hasil kerja/prestasi Puskesmas.Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat
Puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan
penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melakukan verifikasi hasilnya.Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian
cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi
Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh
Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III)
sesuai dengan pencapaian kinerjanya.Pada setiap kelompok tersebut, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja puskesmas
berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat
diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus.
2. Tujuan Khusus
a) Mendapatkan gambaran tingkat kinerja Puskesmas (hasil cakupan kegiatan,
mutu kegiatan, dan manajemen Puskesmas) pada akhir tahun kegiatan.
b) Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang
akan datang.
c) Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan
latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja (output dan outcome).
d) Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk persyaratan
akreditasi Puskesmas.
e) Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera
pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
D. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
Ruang lingkup kinerja puskesmas meliputi:
1. Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan meliputi:
2
a. UKM esensial yang berupa pelayanan promosi kesehatan, pelayanan
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga
berencana, pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit.
b. UKM pengembangan, dilaksanakan setelah Puskesmas mampu
melaksanakan UKM esensial secara optimal, mengingat keterbatasan
sumber daya dan adanya prioritas masalah kesehatan.
c. UKP, yang berupa rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari
(one day care), home care; dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan.
3
BAB II
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA
B. TEKNIS PELAKSANAAN
Teknis pelaksanaan penilaian kinerja UPTD. Puskesmas Pangkalbalam
tahun 2022, sebagaimana berikut di bawah ini:
1. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan
Puskesmas tahun 2022 (Januari s.d Desember 2022) dengan variabel dan sub
variabel yang terdapat dalam formulir penilaian kinerja Puskesmas.
2. Pengolahan Data.
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan
sebagaimana berikut di bawah ini :
a. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Adapun indikator penilaian kinerja kegiatan pelayanan kesehatan ini
mengacu pada Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang No.
440/43/DINKES-PPKB/III/2022 tanggal Maret 2022 tentang Penetapan
Target Pencapaian Indikator Kesehatan dan Target Sasaran Bidang
Kesehatan Kota Pangkalpinang (terlampir).
Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H)
dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau SV (%) = H x 100%
T
4
Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel
(ΣSV) kemudian dibagi dengan jumlah variabel (n) atauV (%) = Σ SV
n
Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis
kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu:
1. Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %
2. Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 - 90 %
3. Kelompok III (kinerja kurang):Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %
5
Kurang : Nilai < 5
6
BAB III
HASIL KINERJA
7
Kelurahan yang Stop Buang
Saran
6 Air Besar Sembarangan 5 5 100%
a
(BABS)
Puskesmas yang
melaksanakan pengawasan Saran
7 100 % 100 % 100%
dan pengendalian limbah a
medis
TTU memenuhi syarat
8 TTU 96,6 % 96,6 % 96,6%
kesehatan
III KIA termasuk KB
Angka Kematian Bayi ( 0-11
1 bulan 29 hari) per 1000 Balita 0 0 0
kelahiran hidup
Cakupan Pelayanan anak
2 Balita 80% 95,6 % 95,6%
balita
Angka kematian ibu
3 melahirkan per 100.000 Bulin 100 % 0 100%
kelahiran hidup
Persentase kunjungan
4 Neo 100% 95,7 % 95,7 %
neonatal Pertama (KN 1)
Cakupan Kunjungan ibu
5 Bumil 100 % 94,9 % 94,9 %
hamil K4
6 Cakupan Kunjungan Bayi Bayi 100 % 96,2 % 96,2 %
Cakupan Persalinan oleh
7 Bulin 100 % 91,2 % 91,2 %
nakes di fasilitas kesehatan
8 Cakupan Pelayanan nifas Bufas 91 % 96,15 % 96,15%
IV UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Balita
Persentase Balita dengan gizi
1 Gizi ˂1,9 0 0%
buruk
buruk
Persentase balita dengan gizi
2 Balita ˂13 6 0,39%
kurang
Cakupan Balita gizi buruk
3 ditemukan mendapatkan Balita 100% 0 100 %
perawatan
8
Persentase balita kurus yang
Balita
4 mendapatkan makanan 90 % 100 % 100 %
Kurus
tambahan
9
Jemaah haji yang
mendapatkan pemeriksaan
kesehatan
Persentase jumlah
perempuan usia 30-50 tahun
12 yang melaksanakan deteksi Pasien 100% 8,7 % 8,7%
dini kanker serviks dan
payudara
Persentase penderita DM
13 mendapatkan pelayanan Pasien 100 % 94,7% 94,7 %
sesuai standar
Pelayanan kesehatan
14 Pasien 100 %
hipertensi sesuai standar 75,5% 75,5%
15 Cakupan pelayanan ODGJ Pasien 100 % 82 % 82 %
VI UKP / Pengobatan
A. Pengobatan
Jumlah kunjungan rawat 95.81
1 Orang 5454 5245 96.16 %
jalan umum (15%) %
Jml kunjungan rawat jalan
2 Orang 733 700 95,47 %
gigi (4 %)
B. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hb pada ibu Spesi
1 93 93 100 %
hamil men
Spesi
2 Pemeriksaan Darah Malaria 30 30 100 %
men
Spesi
3 Pemeriksaan Test Kehamilan 56 56 100%
men
Spesi
4 Pemeriksaan sputum TB 275 275 100 %
men
Pemeriksaan urine protein Spesi
5 83 83 100 %
pada ibu hamil men
82,98
Rata – rata Upaya Kesehatan Esensial
%
10
B Upaya Kesehatan Pengembangan
I PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT GIGI
Pembinaan kesehatan gigi
1 TK 7 7 100 % 100 %
pada TK
2 Penjaringan anak SD SD 100 100% 100 %
Pembinaan dan bimbingan
3 SD 4 4 100 %
sikat gigi pada SD
Perawatan kesehatan gigi
4 SD 4 4 100 %
pada SD
5 Gigi tetap yang dicabut Gigi 244 244 100 %
6 Gigi susu yang dicabut Gigi 123 123 100 %
II PROGRAM KESEHATAN OLAHRAGA
1 Pembinaan klub olahraga Klub 4 4 100 % 100 %
2 Pemeriksaan kesehatan klub Klub 4 4 100 %
III PEMBINAAN KESEHATAN TRADISIONAL
1 Pembinaan HATRA Kel 3 3 100 % 100 %
IV PROGRAM PERKESMAS
Jumlah keluarga rawan yang
1 KK 0 60 100 % 100 %
dibina
PROGRAM PIS-PK
IKS ≤
1 Intervensi PIS-PK IKS 1 2584 1
0,5
V PROGRAM UPAYA KESEHATAN SEKOLAH
Cakupan Penjaringan
1 kesehatan siswa SD dan SD 100 4 100 % 100 %
setingkat
VI PROGRAM KESEHATAN LANJUT USIA
1 Posyandu lansia dibina Posy 3 3 100 % 100 %
Pemeriksaan kesehatan Lansia
2 Posy 3 3 100 %
di Posyandu lansia
11
Rata - rata Upaya Kesehatan Pengembangan 100 %
91.5 %
Rata - rata PELAYANAN KESEHATAN
(BAIK)
12
nakan
5 Melaksanakan Tidak ˂ 2 kali / 2-3 kali / 4 kali /
Minilokakarya melaksa- tahun tahun tahun 10
tribulanan nakan
6 Membuat Penilaian Tidak Membuat Membuat Membuat, 10
Kinerja di tahun membuat tetapi dan mengirim-
sebelumnya, tidak mengirim- kan dan
mengirimkan ke Dinkes mengirim kan tetapi mendapat
Kota, dan mendapatkan -kan tidak -kan
feedback dari dinkes mendapat feedback
Kota kan dari
feedback Dinkes
Kota
Rata – rata 8,5
B Manajemen Sumber Daya
1 Dilakukan inventarisasi Tidak Dilakukan 10
peralatan di Puskesmas dilakukan
2 Ada daftar inventaris Tidak Ada 10
sarana di Puskesmas ada
3 Mencatat penerimaan Tidak Ya, Ya, Ya, 10
dan pengeluaran obat dilakukan beberapa sebagian diseluruh
disetiap unit pelayanan unit besar unit unit
4 Ada struktur organisasi Tidak Ada 10
ada
5 Ada pembagian tugas Tidak Ada 10
dan tanggungjawab ada
tenaga puskesmas
14
Dari table diatas dapat dilihat bahwa hasil kinerja kegiatan manajemen
Puskesmas Pangkalbalam Tahun 2022 adalah 8.7 (baik).
Dari hasil penilaian kinerja yang telah dilakukan pada tahun 2022 dapat
diambil kesimpulan bahwa Kinerja UPTD. Puskesmas Pangkalbalam Tahun 2022
masuk dalam kelompok kategori “BAIK”.
15
I II
VI III
V IV
16
BAB IV
ANALISIS HASIL KINERJA
N PROMOSI
SATUAN REALISASI (%)
O KESEHATAN
1 Persentase
Rumah Tangga RT 80%
ber-PHBS
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia 1. Kurangnya 1.Meningkatkan sosialisasi
pengetahuan tentang PHBS ke masy.
masyarakat mengenai 2. Membentuk dan melatih
PHBS tatanan RT kader PHBS
beserta indikatornya 3. Pendataan rumah PHBS
2. Kebiasaan
masyarakat yang sulit
dihilangkan
b. Metode 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
penyuluhan dan kunjungan rumah
2. Kurangnya koordinasi 2. Meningkatkan koordinasi
lintas program dan lintas program dan lintas
lintas sektor terkait sektor baik dalam komunikasi
maupun dalam kerjasama
3. Penyajian data PHBS
tatanan RT di lintas sector
19
c. Sarana dan 1. Kurangnya media 1. Pemasangan stiker PHBS di
Prasarana informasi tentang RT yg sdh dikunjungi
PHBS tatanan Rumah 2. Menyebarkan pamphlet
Tangga PHBS di masyarakat
3. Menyediakan pamphlet di
ruang tunggu puskesmas
N PELAYANAN
SATUAN REALISASI (%)
O KIA / KB
1 Kematian Bayi bayi 1
(0-11 bulan 29
hari) per 1000
20
kelahiran hidup
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
pengetahuan Ibu tentang kehamilan resiko
hamil tentang tinggi.
kehamilan resiko 2. Meningkatkan pembinaan
tinggi. kelas ibu hamil.
2. Ibu hamil dengan
umur resti (17 th).
b. Metode 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
penyuluhan. dan kunjungan rumah ibu
2. Kurangnya hamil resiko tinggi.
koordinasi lintas 2. Meningkatkan koordinasi
program dan lintas lintas program dan lintas
sektor terkait sektor baik dalam
komunikasi maupun dalam
kerjasama.
3. Pendataan ibu hamil resiko
tinggi.
4. Meningkatkan kerjasama
dengan klinik, bidan dan RS
yang ada di wilayah kerja
c. Sarana dan 1. Kurangnya media 1. Pemasangan stiker Bumil
Prasarana informasi tentang resti dirumah bumil.
kehamilan resiko 2. Memasang poster tentang
tinggi. kehamilan resiko tinggi di
2. Masih kurangnya puskesmas, poskesdes dan
kelas ibu hamil. posyandu.
3. Menambah kelas ibu hamil.
d. Dana - -
e. Lingkungan 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
dukungan dari dan kunjungan rumah.
keluarga dan 2. Melibatkan orang terdekat
masyarakat. bumil seperti suami, ayah,
2. Selama masa ibu dalam pengawasan
pandemic covid-19 terhadap timbulnya
21
semua ibu hamil komplikasi kehamilan.
menunda untuk 3. Meningkatkan koordinasi
memeriksakan lintas program, lintas sektor,
kehamilannya pemuka masyarakat serta
kepuskesmas/faskes PKK, baik dalam
lainnya. komunikasi maupun dalam
3. Ekonomi keluarga kerjasama.
yang kurang Mampu
PERBAIKAN
N
GIZI SATUAN REALISASI (%)
O
MASYARAKAT
Persentase balita
1 ditimbang Berat Balita 70,6 %
Badannya (D/S)
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia 1. Kurangnya 1. Meningkatkan sosialisasi
kunjungan bayi dan tentang manfaat
balita ke posyandu. penimbangan bayi/balita
2. kurang pedulinya kepada masyarakat,
orang tua/ibu yang khususnya ibu-ibu.
bekerja diluar rumah. 2. Penyegaran dan pembinaan
3. Kurangnya kader posyandu
pengetahuan ibu
tentang manfaat
penimbangan bayi
balita.
4. Kurangnya
kemampuan kader
22
posyandu.
5. Kurangnya
pembinaan oleh
petugas kesehatan
23
balita bila telah klinik yg di koordinir oleh
menyelesaikan Dinkes
imunisasi lengkap
Persentase
remaja putri yang
2 mendapatkan Remaja Putri 66,3 %
tablet tambah
darah (TTD)
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia Kurangnya Meningkatkan sosialisasi
pengetahuan remaja remaja putri tentang manfaat
putri tentang manfaat tablet tambah darah.
tablet tambah darah.
b. Metode 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
penyuluhan. dan kunjungan rumah.
2. Kurangnya 2. Meningkatkan koordinasi
koordinasi lintas lintas program dan lintas
program dan lintas sektor baik dalam
sektor terkait komunikasi maupun dalam
kerjasama.
3. Meningkatkan kerjasama
dengan sekolah-sekolah
yang ada di wilayah kerja
c. Sarana dan Kurangnya media Pemasangan poster di
Prasarana informasi tentang puskesmas, poskesdes dan
manfaat tablet tambah sekolah ttg manfaat tablet
darah tambah darah
d. Dana Kurangnya dana yg Peningkatan alokasi dana utk
berhubungan dg kegiatan yang berhubungan
kegiatan pemberian dengan Pemberian tablet
tablet tambah darah tambah darah
24
e. Lingkungan 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
dukungan dari dan kunjungan rumah.
masyarakat 2. Meningkatkan koordinasi
lintas program, lintas sektor,
pemuka masyarakat serta
PKK, baik dalam
komunikasi maupun dalam
kerjasama.
Bayi mendapat
3 Remaja Putri 66,3 %
ASI eksklusif
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia 1. Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
pentingnya
pemberian ASI
sampai usia 6 bulan.
2. Banyak ibu-ibu yang
bekerja di luar
rumah.
3. Kurangnya rasa
percaya diri para ibu
dalam pemberian
ASI eksklusif (Ibu
takut ASI nya tak
cukup untuk
memenuhi
kebutuhan bayi)
25
sektor terkait lintas program dan lintas
sektor baik dalam
komunikasi maupun dalam
kerjasama.
3. Meningkatkan kerjasama
dengan klinik, bidan dan RS
yang ada di wilayah kerja.
4. Memberikan reward kepada
ibu-ibu menyusui yg dapat
menyelesaikan pemberian
ASI eksklusif, misalnya
dengan pemberian sertifikat
dari Puskesmas
c. Sarana dan 1. Kurang tersedianya 1. Bekerjasama dg Dinkes
Prasarana ruang/pojok ASI di Kota dan Pemerintah Kota
kantor dan tempat – Pangkalpinang agar
tempat umum menginstruksikan
lainnya. tersedianya ruang / pojok
2. Kurangnya media ASI di kantor dan tempat
informasi ttg ASI tempat umum lainnya.
eksklusif 2. Menyiapkan Famlet ttg ASI
eksklusif di ruang tunggu
puskesmas.
3. Menempelkan poster
tentang ASI eksklusif di
puskesmas
d. Dana Kurangnya dana yg Peningkatan alokasi dana utk
berhubungan dg kegiatan yang berhubungan
kegiatan sosialisasi dengan sosialisasi pentingnya
pentingnya ASI eksklusif ASI eksklusif
26
2. Meningkatkan koordinasi
lintas program, lintas sektor,
pemuka masyarakat ,
pemuka agama serta PKK,
baik dalam komunikasi
maupun dalam kerjasama.
N
KEGIATAN P2P SATUAN REALISASI (%)
O
1 Persentase Kasus 24,4 %
kasus baru TB
BTA positif yg
ditemukan (CDR)
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia Kurangnya Meningkatkan penyuluhan
pengetahuan tentang tentang program
cara penularan TB. Paru penanggulangan TB. Paru
27
Prasarana informasi tentang Paru di puskesmas, poskesdes
penyakit TB. Paru dan posyandu
d. Dana 1. Kurangnya dana yg 1. Peningkatan alokasi dana
berhubungan dg untuk kegiatan yang
kegiatan penemuan berhubungan dengan
aktif penderita TB. penemuan baru penderita
Paru. TB. Paru
2. Masih kurangnya
insentif bagi petugas
pengelola program
TB. Paru
28
penyakit Diare penularan, dll.
2. Kurangnya 2. Penyegaran dan Pelatihan
kompetensi petugas teknis Penatalaksanaan
kesehatan dalam Diarebagi petugas
mendiagnosa 3. Penyegaran dan Pembinaan
penyakit Diare kader Diare
3. Kurang aktifnya
kader Diaredalam
penemuan kasus
Diare
4. Kurangnya
pembinaan
pengelola program
kepada kader Diare
b. Metode 1. Lemahnya sistem 1. Review dan evaluasi
pencatatan dan capaian program Diare
pelaporan program setiap tribulanan
penanggulangan 2. Pemantauan Wilayah
penyakit Diare Setempat Diare
2. Kurangnya 3. Meningkatkan koordinasi
koordinasi lintas lintas program dan lintas
program dan lintas sektor baik dalam
sektor terkait komunikasi maupun dalam
kerjasama.
4. Mengambil data penyakit di
dokter praktek mandiri, RS
yang di koordinir oleh
Dinkes
c. Sarana dan Kurangnya media Pengadaan media KIE Diare
Prasarana informasi tentang
pneumonia balita
d. Dana Kurangnya dana yg Peningkatan alokasi dana utk
berhubungan dg kegiatan yang berhubungan
kegiatan penemuan dengan penemuan P2P
P2P (surveilans)
e. Lingkungan Belum membudayanya 1. Meningkatkan penyuluhan
29
perilaku hidup bersih dan kunjungan rumah.
dan sehat 2. Pendataan PHBS
3 Persentase 36,3% 36,3%
penderita diare
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia 1. Kurangnya 1. Mengadakan penyuluhan
pengetahuan tentang penyakit diare, cara
masyarakat tentang pencegahan, cara
penyakit diare penularan, dll kepada
2. Menganggap bahwa masyarakat
diare adalah 2. Penyegaran dan Pembinaan
penyakit yang ringan kader Diare
3. Kurang aktifnya
kader Diare dalam
penemuan kasus
diare
4. Kurangnya
pembinaan oleh
pengelola program
kepada kader diare
b. Metode 1. Kurangnya 1. Review dan evaluasi
penyuluhan capaian program P2 diare
2. Kurangnya setiap tribulanan
koordinasi lintas 2. Pemantauan Wilayah
program dan lintas Setempat Diare
sektor terkait 3. Meningkatkan koordinasi
3. Petugas P2 diare lintas program dan lintas
menghadapi kendala sektor baik dalam
dalam pencatatan komunikasi maupun dalam
dan pelaporan kerjasama
penemuan kasus 4. Mengambil data penyakit di
diare yang dilakukan dokter praktek mandiri, klinik
oleh pihak swasta dan RS yang di koordinir
seperti dokter oleh Dinkes
praktek , klinik dan
30
RS
c. Sarana dan Kurangnya media KIE Pengadaan media KIE tentang
Prasarana tentang penyakit diare penyakit Diare
d. Dana Kurangnya dana yg Peningkatan alokasi dana utk
berhubungan dg kegiatan yang berhubungan
kegiatan surveilans dengan surveilans diare
diare
e. Lingkungan 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
dukungan dari dan kunjungan rumah
masyarakat 2. Pendataan PHBS
31
4. Tidak terjadwalnya pemuka masyarakat
pemeriksaan ABJ serta PKK, baik
dalam komunikasi
maupun dalam
kerjasama
3. Memeriksa jentik
secara berkala
c. Sarana dan Prasarana 1. Belum adanya 1. Menyediakan senter
senter untuk para untuk memeriksa
jumantik jentik untuk para
2. Kurangnya stok jumantik
abate 2. Menyediakan abate
6. Kegiatan pengobatan/UKP
Hasil kinerja kegiatan pengobatan / UKP pada tahun 2022 dengan nilai total
95,81% masuk dalam kategori kinerja baik
32
7. Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan
Hasil kinerja kegiatan upaya kesehatan pengembangan pada tahun 2022
dengan nilai total 100 % masuk dalam kategori kinerja baik
8. Manajemen Puskesmas
Dari uraian sebelumnya diatas dapat dilihat bahwa hasil kinerja kegiatan
Manajemen Puskesmas Pangkalbalam Tahun 2022 dengan nilai total 8,5
masuk kedalam kategori kinerja cukup. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa
kegiatan khususnya kegiatan manajemen umum puskesmas yang
mendapatkan nilai dibawah target yang sudah ditentukan, yaitu:
SKALA
NO JENIS KEGIATAN MANAJEMEN
NILAI
A MANAJEMEN UMUM
1 Rencana Lima Tahun ada tetapi masih punya Dinas Keehatan 7
2 Penyusunan RUK baru sebagian yang ada analisa dan 7
perumusannya
3 Penyusunan RPK belum disusun secara rinci dan lengkap 7
4 Penilaian Kinerja Puskesmas Tahun 2022 7
B MANAJEMEN PROGRAM
1 Manajemen program sudah disusun berdasarkan renstra dan 7
RUK, tetapi hanya sebagian yang ada analisa dan
perumusannya
C MANAJEMEN MUTU PELAYANAN
1 Persalinan oleh tenaga kesehatan masih kurang 7
2 Cakupan penanganan komplikasi obstetric/resiko tinggi masih 7
kurang
3 Kepatuhan terhadap ANC masih kurang 7
2 Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas 7
masih kurang
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia Kurangnya Mengikut sertakan
pengetahuan petugas tenaga fungsional
kesehatan tentang kesehatan dalam
manajerial puskesmas pelatihan-pelatihan
33
manajerial puskesmas
b. Metode 1. Kurangnya 1. Meningkatkan
koordinasi lintas koordinasi lintas
program dan lintas program dan lintas
sektor terkait sektor baik dalam
2. Kurangnya komunikasi maupun
pengawasan, dalam kerjasama
evaluasi dan 2. Penyajian data hasil
pembinaan dari kinerja puskesmas
Dinas Kesehatan minimal 4 kali dalam
Kota setahun di lintas
sector
3. Peningkatan peran
Dinkes Kota dalam
fungsi pengawasan
dan pembinaan
puskesmas
BAB V
B. SARAN
1. Perlu ditingkatkan kerjasama lintas sektor, lintas program, swasta, tokoh
masyarakat dan tokoh Agama agar menghasilkan kinerja yang optimal dan dapat
menunjang keberhasilan tiap program.
2. Meningkatkan penyuluhan terhadap masyarakat dengan memanfaatkan
pertemuan formal maupun informal seperti rapat di kecamatan, kelurahan, arisan
ibu-ibu PKK, pengajian, dan sebagainya.
3. Penambahan sarana dan prasarana untuk penanganan dan perawatan dari hasil
diagnostik, guna meningkatkan mutu pelayanan.
4. Meningkatkan komunikasi petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya) dengan masyarakat agar lebih baik dan terbuka untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan kerjasama, juga antar sarana kesehatan
pemerintah dan swasta.
5. Meningkatkan kemampuan manajerial petugas kesehatan dengan cara
mengikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan manajemen puskesmas.
6. Perlu ditingkatkan pengawasan, evaluasi dan pembinaan kinerja oleh Dinas
Kesehatan Kota Pangkalpinang keseluruh UPTD. Puskesmas diwilayah Kota
Pangkalpinang
35