Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan
masyarakat telah di bangun Puskesmas.Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi
sebagai:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya,
Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari:
1. Perencanaan Tingkat Puskesmas.
2. Lokakarya Mini Puskesmas.
3. Penilaian Kinerja Puskesmas Dan Manajemen Sumber Daya termasuk alat,
obat, keuangan dan tenaga serta didukung dengan manajemen sistem
pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas
(SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan ( antara lain melalui
penerapan quality assurance ).
Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program
unggulan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan dan program spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi
prioritas di suatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri
demikian pula strategi dalam pencapaian tujuannya, yang harus disesuaikan dengan
masalah, kebutuhan serta potensi setempat.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan
kesehatan.Untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas, perlu diadakan Penilaian
Kinerja Puskesmas.

1
B. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA PUSKEMAS
Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian
hasil kerja/prestasi Puskesmas.Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat
Puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan
penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melakukan verifikasi hasilnya.Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian
cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi
Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh
Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III)
sesuai dengan pencapaian kinerjanya.Pada setiap kelompok tersebut, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja puskesmas
berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat
diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus.

C. TUJUAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS


1. Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam
mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/kota.

2. Tujuan Khusus
a) Mendapatkan gambaran tingkat kinerja Puskesmas (hasil cakupan kegiatan,
mutu kegiatan, dan manajemen Puskesmas) pada akhir tahun kegiatan.
b) Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang
akan datang.
c) Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan
latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja (output dan outcome).
d) Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk persyaratan
akreditasi Puskesmas.
e) Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera
pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
D. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
Ruang lingkup kinerja puskesmas meliputi:
1. Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan meliputi:
2
a. UKM esensial yang berupa pelayanan promosi kesehatan, pelayanan
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga
berencana, pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit.
b. UKM pengembangan, dilaksanakan setelah Puskesmas mampu
melaksanakan UKM esensial secara optimal, mengingat keterbatasan
sumber daya dan adanya prioritas masalah kesehatan.
c. UKP, yang berupa rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari
(one day care), home care; dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan.

2. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi:


a. Proses penyusunan perencanaan, penggerakkan pelaksanaan dan
pelaksanaan penilaian kinerja.
b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen sarana, prasarana, alat,
obat, sumber daya manusia dan lain-lain
c. Manajemen keuangan.
d. Manajemen program, termasuk Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga.
e. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi:
1) Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
2) Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya
terhadap standar pelayanan yang telah ditetapkan.
3) Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang
diselenggarakan, dimana masing-masing program/kegiatan mempunyai
indikator mutu sendiri yang disebut Standar Mutu Pelayanan (SMP).
Sebagai contoh: Angka Drop OutPengobatan pada pengobatan TB Paru.
4) Penilaian outcome pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat
kepuasan pengguna jasa pelayanan Puskesmas dan pencapaian target
indikator outcome pelayanan.

3
BAB II
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA

A. BAHAN DAN PEDOMAN


Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja puskesmas adalah hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan.
Sedangkan dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data, pengolahan data,
analisis hasil / masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada
Buku Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas dari Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI Tahun 2006 dan Permenkes RI
No.44 Tahun 2018 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas.

B. TEKNIS PELAKSANAAN
Teknis pelaksanaan penilaian kinerja UPTD. Puskesmas Pangkalbalam
tahun 2022, sebagaimana berikut di bawah ini:
1. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan
Puskesmas tahun 2022 (Januari s.d Desember 2022) dengan variabel dan sub
variabel yang terdapat dalam formulir penilaian kinerja Puskesmas.
2. Pengolahan Data.
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan
sebagaimana berikut di bawah ini :
a. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Adapun indikator penilaian kinerja kegiatan pelayanan kesehatan ini
mengacu pada Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang No.
440/43/DINKES-PPKB/III/2022 tanggal Maret 2022 tentang Penetapan
Target Pencapaian Indikator Kesehatan dan Target Sasaran Bidang
Kesehatan Kota Pangkalpinang (terlampir).

Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H)
dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau SV (%) = H x 100%
T

4
Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel
(ΣSV) kemudian dibagi dengan jumlah variabel (n) atauV (%) = Σ SV
n
Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis
kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu:
1. Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %
2. Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 - 90 %
3. Kelompok III (kinerja kurang):Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %

b. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas


Penilaian kegiatan manajemen puskesmasdikelompokkan menjadi lima
kelompok:
1. Manajemen Umum Puskesmas
2. Manajemen Sumber Daya
3. Manajemen Keuangan
4. Manajemen Program
5. Manajemen Mutu Pelayanan

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala


nilai sebagai berikut:
 Skala 1 nilai 4
 Skala 2 nilai 7
 Skala 3 nilai 10

c. Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan


masing-masing kelompok manajemen.
Cara Penilaian:
1. Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas
dan dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
3. Hasil rata – rata dari penjumlahan nilai variabel dalam manajemen
merupakan nilai akhir manajemen
4. Hasil rata-rata dikelompokkan menjadi :
 Baik : Nilai rata - rata ≥ 8,5
 Cukup : Nilai 5,5 - 8,4

5
 Kurang : Nilai < 5

d. Pengelompokan Puskesmas berdasarkan hasil penilaian kinerjanya


ditetapkan setelah ada verifikasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota,
terhadap hasil penilaian kinerja Puskesmas yang telah disampaikan.
Berdasarkan hasil penilaian kinerjanya, Puskesmas dikelompokkan menjadi 3
(tiga), yaitu:
1. Kelompok I: Puskesmas dengan tingkat kinerja baik
a) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil
> 91%
b) Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil ≥ 8,5
2. Kelompok II: Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup
a) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil
81 - 90%
b) Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil 5,5 – 8,4
3. Kelompok III: Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang
a) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil
≤ 80%
b) Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil < 5,5
Untuk memudahkan dalam melihat pencapaian hasil kinerja pelaksanaan
suatu program atau antar program terkait pada setiap desa/kelurahan di wilayah
kerja Puskesmas, maka hasil cakupan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
program tersebut dapat disajikan dalam bentuk gambaran “grafik sarang laba-
laba atau diagram radar“.Dengan grafik sarang laba-laba atau diagram radar
diharapkan dapat lebih mudah diketahui tingkat kesenjangan pencapaian dan
ketidakserasian antara hasil cakupan kegiatan pada setiap desa/kelurahan di
wilayah kerja Puskesmas.

6
BAB III
HASIL KINERJA

Hasil Kinerja UPTD. Puskesmas Pangkalbalam berdasarkan data tahun 2022


dapat kami sajikan sebagaimana berikut ini:

A. HASIL KINERJA PELAYANAN KESEHATAN

Tabel 1. Hasil Pencapaian Kinerja Pelayanan Kesehatan


Cakupan
Target
No Penca Subvari
Jenis Kegiatan Satuan Sasara Variab
pai-an abel
n el (V)
(SV)
A Upaya Kesehatan Esensial
I PROMOSI KESEHATAN
1 Persentase RT ber-PHBS RT 75 % 74 % 74% 74 %
Persentase Posyandu
2 Posy 75 % 86 % 86%
Purnama
II KESEHATAN LINGKUNGAN
Penduduk yang
1 Penduduk 22384 96,7 % 98,4% 98,4 %
menggunakan jamban sehat
RT yang memiliki akses
2 terhadap air minum Penduduk 22384 100% 100%
berkualitas
Rumah tangga yang
3 memiliki akses terhadap air Rmh 5772 100% 100%
bersih
Tempat Pengelolaan
4 Makanan (TPM) yang TPM 39 100% 100%
memenuhi syarat kesehatan
TPM yang memenuhi syarat
5 Sarana 39 100% 100%
kesehatan

7
Kelurahan yang Stop Buang
Saran
6 Air Besar Sembarangan 5 5 100%
a
(BABS)
Puskesmas yang
melaksanakan pengawasan Saran
7 100 % 100 % 100%
dan pengendalian limbah a
medis
TTU memenuhi syarat
8 TTU 96,6 % 96,6 % 96,6%
kesehatan
III KIA termasuk KB
Angka Kematian Bayi ( 0-11
1 bulan 29 hari) per 1000 Balita 0 0 0
kelahiran hidup
Cakupan Pelayanan anak
2 Balita 80% 95,6 % 95,6%
balita
Angka kematian ibu
3 melahirkan per 100.000 Bulin 100 % 0 100%
kelahiran hidup
Persentase kunjungan
4 Neo 100% 95,7 % 95,7 %
neonatal Pertama (KN 1)
Cakupan Kunjungan ibu
5 Bumil 100 % 94,9 % 94,9 %
hamil K4
6 Cakupan Kunjungan Bayi Bayi 100 % 96,2 % 96,2 %
Cakupan Persalinan oleh
7 Bulin 100 % 91,2 % 91,2 %
nakes di fasilitas kesehatan
8 Cakupan Pelayanan nifas Bufas 91 % 96,15 % 96,15%
IV UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Balita
Persentase Balita dengan gizi
1 Gizi ˂1,9 0 0%
buruk
buruk
Persentase balita dengan gizi
2 Balita ˂13 6 0,39%
kurang
Cakupan Balita gizi buruk
3 ditemukan mendapatkan Balita 100% 0 100 %
perawatan

8
Persentase balita kurus yang
Balita
4 mendapatkan makanan 90 % 100 % 100 %
Kurus
tambahan

Persentase balita ditimbang


5 Balita 70 % 71% 71 %
Berat Badannya (D/S)
Persentase ibu hamil yang
6 Bumil 100 % 100 % 100 %
mendapatkan Fe 90 Tablet
Persentase anak 6-59 bulan
7 Bayi 100 % 91% 91 %
dapat vitamin A
Persentase remaja putri yang
Remaj
8 mendapatkan tablet tambah 70 % 99 % 99 %
a Putri
darah (TTD)
9 Bayi mendapat ASI eksklusif Bayi 70 % 67 % 67 %
V PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
1 Cakupan Kelurahan UCI Bayi 80 % 100% 100%
Persentase anak usia 1 tahun Anak
2 80 % 95,3 % 95,3 %
yang diimunisasi campak 1 th
Persentase anak usia 1 – 11
Anak
3 bulan yang diimunisasi dasar 80 % 95,3 % 95,3 %
1-11 bl
lengkap
Angka kesakitan DBD per
4 Kasus 13 100 % 100 %
100.000 pddk
Kejadian HIV pada penduduk
5 Orang 100% 96 % 96 %
usia 15-49 tahun
Penemuan Kasus TB
6 terkonfirmasi positif (case Kasus 100 % 14,3 % 14,3 %
detection rate/CS)
7 Suspect TB Kasus 100 % 99 % 99 %
TB Paru positif
8 Kasus 100 % 16,1 16,1 %
sembuh/lengkap
Penderita TB Paru di periksa
9 Kasus 100 % 16,1 16,1 %
HIV
10 Persentase penderita diare Kasus 100 % 100 % 100 %
11 Persentase jumlah calon CJH 100% 100 % 100 %

9
Jemaah haji yang
mendapatkan pemeriksaan
kesehatan

Persentase jumlah
perempuan usia 30-50 tahun
12 yang melaksanakan deteksi Pasien 100% 8,7 % 8,7%
dini kanker serviks dan
payudara
Persentase penderita DM
13 mendapatkan pelayanan Pasien 100 % 94,7% 94,7 %
sesuai standar
Pelayanan kesehatan
14 Pasien 100 %
hipertensi sesuai standar 75,5% 75,5%
15 Cakupan pelayanan ODGJ Pasien 100 % 82 % 82 %
VI UKP / Pengobatan
A. Pengobatan
Jumlah kunjungan rawat 95.81
1 Orang 5454 5245 96.16 %
jalan umum (15%) %
Jml kunjungan rawat jalan
2 Orang 733 700 95,47 %
gigi (4 %)
B. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hb pada ibu Spesi
1 93 93 100 %
hamil men
Spesi
2 Pemeriksaan Darah Malaria 30 30 100 %
men
Spesi
3 Pemeriksaan Test Kehamilan 56 56 100%
men
Spesi
4 Pemeriksaan sputum TB 275 275 100 %
men
Pemeriksaan urine protein Spesi
5 83 83 100 %
pada ibu hamil men
82,98
Rata – rata Upaya Kesehatan Esensial
%

10
B Upaya Kesehatan Pengembangan
I PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT GIGI
Pembinaan kesehatan gigi
1 TK 7 7 100 % 100 %
pada TK
2 Penjaringan anak SD SD 100 100% 100 %
Pembinaan dan bimbingan
3 SD 4 4 100 %
sikat gigi pada SD
Perawatan kesehatan gigi
4 SD 4 4 100 %
pada SD
5 Gigi tetap yang dicabut Gigi 244 244 100 %
6 Gigi susu yang dicabut Gigi 123 123 100 %
II PROGRAM KESEHATAN OLAHRAGA
1 Pembinaan klub olahraga Klub 4 4 100 % 100 %
2 Pemeriksaan kesehatan klub Klub 4 4 100 %
III PEMBINAAN KESEHATAN TRADISIONAL
1 Pembinaan HATRA Kel 3 3 100 % 100 %
IV PROGRAM PERKESMAS
Jumlah keluarga rawan yang
1 KK 0 60 100 % 100 %
dibina
PROGRAM PIS-PK
IKS ≤
1 Intervensi PIS-PK IKS 1 2584 1
0,5
V PROGRAM UPAYA KESEHATAN SEKOLAH
Cakupan Penjaringan
1 kesehatan siswa SD dan SD 100 4 100 % 100 %
setingkat
VI PROGRAM KESEHATAN LANJUT USIA
1 Posyandu lansia dibina Posy 3 3 100 % 100 %
Pemeriksaan kesehatan Lansia
2 Posy 3 3 100 %
di Posyandu lansia

VII UPAYA KESEHATAN JIWA


Puskesmas dengan pelayanan
1 Pusk 1 1 100 % 100 %
kesehatan jiwa

11
Rata - rata Upaya Kesehatan Pengembangan 100 %
91.5 %
Rata - rata PELAYANAN KESEHATAN
(BAIK)

Nilai cakupan kinerja pelayanan kesehatan adalah: rata – rata nilai


pelayanan kesehatan esensial dan pelayanan kesehatan pengembangan, atau
dengan kata lain nilai pencapaian upaya kesehatan esensial + pengembangan
dibagi dua.
Dari table diatas dapat dilihat bahwa Nilai Kinerja cakupan pelayanan
kesehatan UPTD. Puskesmas Pangkalbalam tahun 2022 adalah 91.5% (KINERJA
BAIK).

B. HASIL KINERJA MANAJEMEN PUSKESMAS

Tabel 2.Hasil Pencapaian Kinerja Manajemen UPTD. Puskesmas


Pangkalbalam Tahun 2022
Skala
No Jenis Variabel Nilai
Nilai 0 Nilai 4 Nilai 7 Nilai 10
Hasil
A Manajemen Umum Puskesmas
1 Mempunyai Rencana Tidak - - Punya 7
lima tahunan punya
2 Ada RUK, disusun Tidak Ya, bbrp Ya, Ya, 7
berdasarkan rencana menyusu ada sebagian seluruhnya
lima tahunan, dan n analisa ada ada
melalui analisis situasi dan pe– analisa analisa
dan perumusan rumusan dan pe– dan
masalah rumusan perumusan

3 Menyusun RPK secara Tidak Ya, Ya, terinci Ya, terinci 7


terinci dan lengkap menyusu terinci sebagian semuanya
n sebagian besar
kecil
4 Melaksanakan Tidak ˂ 5 kali / 5-8 kali / 9-12 kali / 10
Minilokakarya bulanan melaksa- tahun tahun tahun

12
nakan
5 Melaksanakan Tidak ˂ 2 kali / 2-3 kali / 4 kali /
Minilokakarya melaksa- tahun tahun tahun 10
tribulanan nakan
6 Membuat Penilaian Tidak Membuat Membuat Membuat, 10
Kinerja di tahun membuat tetapi dan mengirim-
sebelumnya, tidak mengirim- kan dan
mengirimkan ke Dinkes mengirim kan tetapi mendapat
Kota, dan mendapatkan -kan tidak -kan
feedback dari dinkes mendapat feedback
Kota kan dari
feedback Dinkes
Kota
Rata – rata 8,5
B Manajemen Sumber Daya
1 Dilakukan inventarisasi Tidak Dilakukan 10
peralatan di Puskesmas dilakukan
2 Ada daftar inventaris Tidak Ada 10
sarana di Puskesmas ada
3 Mencatat penerimaan Tidak Ya, Ya, Ya, 10
dan pengeluaran obat dilakukan beberapa sebagian diseluruh
disetiap unit pelayanan unit besar unit unit
4 Ada struktur organisasi Tidak Ada 10
ada
5 Ada pembagian tugas Tidak Ada 10
dan tanggungjawab ada
tenaga puskesmas

6 Dillakukan evaluasi Tidak Dilaksana- 10


kinerja tenaga dilaksana kan
puskesmas -kan
Rata – rata 10
C Manajemen Keuangan
1 Membuat pencatatan Tidak Ya, tidak Ya, setiap Ya, setiap 10
penerimaan dan ada tentu tiga bulan bulan
pengeluaran uang
13
dalam buku kas
2 Kepala Puskesmas Tidak Ya, tidak Ya, setiap Ya, setiap 10
melakukan pernah tentu tiga bulan bulan
pemeriksaan keuangan
secara berkala
Rata – rata 10
D Manajemen Program
Perencanaan program Ya, bbrp Ya, Ya, 7
disusun berdasarkan ada sebagian seluruhnya
Rencana Lima analisa ada ada
Tahunan, RUK, RPK, dan analisa analisa
dan melalui analisis perumus dan dan
situasi dan perumusan a perumus perumusan
masalah -an
Rata – rata 7
E Manajemen Mutu Pelayanan
Persalinan oleh tenaga
1 197 70 - 79 % 155 7
kesehatan
Penanganan komplikasi
2 ˂ 70 % 70 - 79 % 27 7
obstetri / resiko tinggi
3 Kepatuhan terhadap Tidak
207 165 7
standar ANC patuh
Kepatuhan terhadap Tidak
4 Patuh 10
pemeriksaan TB Paru patuh
Error Rate pemeriksaan
5 >5% 0 10
BTA
Angka Drop Out
6 Pengobatan pada > 50 % 0 10
pengobatan TB Paru
Tingkat kepuasan
50 – 69 70 – 89
7 pasien terhadap ˂ 50 % > 90 % 7
% %
pelayanan puskesmas
Rata – rata 8.2
Rata – rata MANAJEMEN PUSKESMAS 8.7

14
Dari table diatas dapat dilihat bahwa hasil kinerja kegiatan manajemen
Puskesmas Pangkalbalam Tahun 2022 adalah 8.7 (baik).

C. HASIL TOTAL KINERJA KEGIATAN PUSKESMAS

Tabel 3.Rekapitulasi Cakupan Komponen Kegiatan Pelayanan Puskesmas


TOTAL
NO KOMPONEN KEGIATAN
PUSKESMAS
1 Upaya Promosi Kesehatan 90%
2 Upaya Kesehatan Lingkungan 97,6%
3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana 83,3%
4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 63,3%
5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 67,9%
6 Upaya Pengobatan 95,81%

Untuk memudahkan dalam melihat pencapaian hasil kinerja Puskesmas,


maka hasil cakupan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh program tersebut
dapat disajikan dalam bentuk gambaran “grafik sarang laba-laba atau diagram
radar“.

Tabel 4. Hasil Total Kinerja Kegiatan UPTD. Puskesmas Pangkalbalam


Tahun 2022
TINGKAT
NO KOMPONEN KEGIATAN PENCAPAIAN KETERANGAN
KINERJA
KINERJA
1 Pelayanan Kesehatan 91,5% Baik
PUSKESMAS
2 Manajemen Puskesmas 8,7% Baik BAIK

Dari hasil penilaian kinerja yang telah dilakukan pada tahun 2022 dapat
diambil kesimpulan bahwa Kinerja UPTD. Puskesmas Pangkalbalam Tahun 2022
masuk dalam kelompok kategori “BAIK”.

Gbr 1.Grafik Sarang Laba-laba Hasil Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di


PuskesmasPangkalbalam Tahun 2022

15
I II

VI III

V IV

16
BAB IV
ANALISIS HASIL KINERJA

A. ANALISIS KINERJA PELAYANAN KESEHATAN


1. Kegiatan Promosi Kesehatan
Hasil kinerja kegiatan promosi kesehatan pada tahun 2022 dengan nilai total 90
% masuk dalam kategori kinerja cukup, masih ada kegiatan yang mempunyai
nilai dibawah 91 %, yaitu:
a. Persentase RT ber PHBS : 80 %
2. Kegiatan Kesehatan Lingkungan
Hasil kinerja kegiatan kesehatan lingkungan pada tahun 2022 dengan nilai total
97,6 % masuk dalam kategori kinerja baik, dimana seluruh kegiatan sudah
mempunyai nilai diatas 91 %.
3. Kegiatan KIA termasuk KB
Hasil kinerja kegiatan KIA / KB pada tahun 2022 dengan nilai total 83,3 %
masuk dalam kategori kinerja cukup dimana masih ada kegiatan yang
mempunyai nilai dibawah 91 %, yaitu:
a. Angka Kematian Bayi (0-11 Bulan 29 hari) per 1000 KH: ditemukan 1
4. Kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat
Hasil kinerja kegiatan perbaikan gizi masyarakat pada tahun 2021 dengan nilai
total 63,3 % masuk dalam kategori kinerja kurang, tetapi masih ada kegiatan
yang mempunyai nilai dibawah 91 %, yaitu:
a. Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) : 70,6 %
b. Cakupan pemberian vitamin A pada bayi : 89,6 %
c. Persentase remaja putri yang mendapatkan tablet tambah darah (TTD) :
66,3 %
d. Bayi mendapat ASI eksklusif : 48,1 %

5. Kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Hasil kinerja kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit pada tahun
2022 dengan nilai total 67,9 % masuk dalam kategori kinerja kurang, tetapi
masih ada kegiatan yang mempunyai nilai dibawah 91 %, yaitu:
a. Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk : 16,6 %
b. Kejadian HIV pada penduduk usia 15-49 tahun : 27,96 %
c. Penemuan Kasus TB terkonfirmasi pasitif (CS) : 24,4 %
17
d. Persentase penderita diare : 36,3 %
6. Kegiatan pengobatan/UKP
Hasil kinerja kegiatan pengobatan/UKP pada tahun 2022 dengan nilai total
95,81 % masuk dalam kategori kinerja baik
7. Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan
Hasil kinerja kegiatan upaya kesehatan pengembangan pada tahun 2022
dengan nilai total 100 % masuk dalam kategori kinerja baik.

B. ANALISIS KINERJA MANAJEMEN PUSKESMAS


1. Manajemen Umum Puskesmas
Hasil kinerja kegiatan manajemen umum puskesmas pada tahun 2022 dengan
nilai total 8,5 masuk dalam kategori kinerja baik, masih ada kegiatan yang
mempunyai nilai dibawah 10, yaitu:
a. Penyusunan RUK : baru sebagian yang ada analisa dan
perumusannya,dengan nilai 7.
b. Penyusunan RPK : belum disusun secara rinci dan lengkap dengan nilai 7.
c. Minilokakarya tribulanan hanya dilaksanakan 4 kali setahun dengan nilai 7.
d. Penilaian kinerja puskesmas tahun sebelumnya ( tahun 2022), dengan nilai
10.
2. Manajemen Sumber Daya
Hasil kinerja kegiatan manajemen sumber daya pada tahun 2022 dengan nilai
total 10 masuk dalam kategori kinerja baik, dimana seluruh kegiatan mempunyai
nilai 10.
3. Manajemen Keuangan
Hasil kinerja kegiatan manajemen keuangan pada tahun 2022 dengan nilai total
10 masuk dalam kategori kinerja baik, dimana seluruh kegiatan mempunyai nilai
10.
4. Manajemen Program
Manajemen program sudah disusun berdasarkan renstra dan RUK, tetapi hanya
sebagian yang ada analisa dan perumusannya dengan nilai 7 (kategori kinerja
cukup)
5. Manajemen Mutu Pelayanan
Hasil kinerja kegiatan manajemen mutu pelayanan pada tahun 2022 dengan
nilai total 8,2 masuk dalam kategori kinerja cukup, dimana masih ada kegiatan
yang mempunyai nilai di bawah 10, yaitu:
a. Persalinan oleh tenaga kesehatan dengan nilai 7
18
b. Cakupan penanganan komplikasi obsetri / resiko tinggi dengan nilai 7
c. Kepatuhan terhadap standar ANC dengan nilai 7
d. Tingkatkepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas dengan nilai 7

C. IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIFPEMECAHAN MASALAH


Permasalahan yang akan dibahas adalah hasil kegiatan yang masuk dalam kategori
kinerja cukup dan kurang seperti yang dilampirkan pada table dibawah ini.

1. Kegiatan Promosi Kesehatan


Hasil kinerja kegiatan promosi kesehatan masuk dalam kategori kinerja kurang,
dimana masih ada kegiatan yang mempunyai nilai dibawah 91 %, yaitu:

Tabel 5. Tabel Identifikasi Masalah Dan Alternatif Pemecahan Masalah

N PROMOSI
SATUAN REALISASI (%)
O KESEHATAN
1 Persentase
Rumah Tangga RT 80%
ber-PHBS
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia 1. Kurangnya 1.Meningkatkan sosialisasi
pengetahuan tentang PHBS ke masy.
masyarakat mengenai 2. Membentuk dan melatih
PHBS tatanan RT kader PHBS
beserta indikatornya 3. Pendataan rumah PHBS
2. Kebiasaan
masyarakat yang sulit
dihilangkan
b. Metode 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
penyuluhan dan kunjungan rumah
2. Kurangnya koordinasi 2. Meningkatkan koordinasi
lintas program dan lintas program dan lintas
lintas sektor terkait sektor baik dalam komunikasi
maupun dalam kerjasama
3. Penyajian data PHBS
tatanan RT di lintas sector

19
c. Sarana dan 1. Kurangnya media 1. Pemasangan stiker PHBS di
Prasarana informasi tentang RT yg sdh dikunjungi
PHBS tatanan Rumah 2. Menyebarkan pamphlet
Tangga PHBS di masyarakat
3. Menyediakan pamphlet di
ruang tunggu puskesmas

d. Dana 1. Kurangnya dana yg 1. Peningkatan alokasi dana utk


berhubungan dg kegiatan yang berhubungan
kegiatan PHBS dengan PHBS tatanan RT

e. Lingkungan 1. Kurangnya dukungan 1. Meningkatkan penyuluhan


dari masyarakat dan kunjungan rumah
2. Petugas yang masih 2. Meningkatkan koordinasi
kerja rangkap karena lintas program, lintas sektor,
memegang beberapa pemuka masyarakat serta
program PKK, baik dalam komunikasi
maupun dalam kerjasama

2. Kegiatan Kesehatan Lingkungan


Hasil kinerja kegiatan kesehatan lingkugan pada tahun 2022 dengan nilai total
97.6 % masuk dalam kategori kinerja baik, dimana seluruh kegiatan sudah
mempunyai nilai diatas 91 %.

3. Kegiatan Pelayanan KIA, termasuk Keluarga Berencana


Hasil kinerja kegiatan KIA / KB pada tahun 2022 dengan nilai total 83,3 %
masuk dalam kategori kinerja cukup, dimana masih ada kegiatan yang
mempunyai nilai dibawah 91 %, yaitu:

N PELAYANAN
SATUAN REALISASI (%)
O KIA / KB
1 Kematian Bayi bayi 1
(0-11 bulan 29
hari) per 1000
20
kelahiran hidup
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
pengetahuan Ibu tentang kehamilan resiko
hamil tentang tinggi.
kehamilan resiko 2. Meningkatkan pembinaan
tinggi. kelas ibu hamil.
2. Ibu hamil dengan
umur resti (17 th).
b. Metode 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
penyuluhan. dan kunjungan rumah ibu
2. Kurangnya hamil resiko tinggi.
koordinasi lintas 2. Meningkatkan koordinasi
program dan lintas lintas program dan lintas
sektor terkait sektor baik dalam
komunikasi maupun dalam
kerjasama.
3. Pendataan ibu hamil resiko
tinggi.
4. Meningkatkan kerjasama
dengan klinik, bidan dan RS
yang ada di wilayah kerja
c. Sarana dan 1. Kurangnya media 1. Pemasangan stiker Bumil
Prasarana informasi tentang resti dirumah bumil.
kehamilan resiko 2. Memasang poster tentang
tinggi. kehamilan resiko tinggi di
2. Masih kurangnya puskesmas, poskesdes dan
kelas ibu hamil. posyandu.
3. Menambah kelas ibu hamil.
d. Dana - -
e. Lingkungan 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
dukungan dari dan kunjungan rumah.
keluarga dan 2. Melibatkan orang terdekat
masyarakat. bumil seperti suami, ayah,
2. Selama masa ibu dalam pengawasan
pandemic covid-19 terhadap timbulnya
21
semua ibu hamil komplikasi kehamilan.
menunda untuk 3. Meningkatkan koordinasi
memeriksakan lintas program, lintas sektor,
kehamilannya pemuka masyarakat serta
kepuskesmas/faskes PKK, baik dalam
lainnya. komunikasi maupun dalam
3. Ekonomi keluarga kerjasama.
yang kurang Mampu

1. Kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat


Hasil kinerja kegiatan perbaikan gizi masyarakat pada tahun 2022 dengan nilai
total 63,3 % masuk dalam kategori kinerja kurang, tetapi masih ada kegiatan
yang mempunyai nilai dibawah 91 %, yaitu:

PERBAIKAN
N
GIZI SATUAN REALISASI (%)
O
MASYARAKAT
Persentase balita
1 ditimbang Berat Balita 70,6 %
Badannya (D/S)
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia 1. Kurangnya 1. Meningkatkan sosialisasi
kunjungan bayi dan tentang manfaat
balita ke posyandu. penimbangan bayi/balita
2. kurang pedulinya kepada masyarakat,
orang tua/ibu yang khususnya ibu-ibu.
bekerja diluar rumah. 2. Penyegaran dan pembinaan
3. Kurangnya kader posyandu
pengetahuan ibu
tentang manfaat
penimbangan bayi
balita.
4. Kurangnya
kemampuan kader
22
posyandu.
5. Kurangnya
pembinaan oleh
petugas kesehatan

b. Metode 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan


penyuluhan. dan kunjungan rumah bayi
2. Kurangnya balita yang tidak datang
koordinasi lintas menimbang di posyandu.
program dan lintas 2. Meningkatkan koordinasi
sektor terkait. lintas program dan lintas
3. Bagi ibu bekerja sulit sektor baik dalam
untuk menyesuaikan komunikasi maupun dalam
jadwal buka kerjasama.
posyandu yang 3. Meningkatkan kerjasama
hanya satu bulan dengan klinik, bidan dan RS
sekali yang ada di wilayah kerja.
4. Penjaringan kesehatan di
PAUD dan TK
c. Sarana dan Kurangnya media Pemasangan poster di
Prasarana informasi tentang puskesmas, poskesdes dan
manfaat penimbangan posyandu ttg manfaat
Berat badan balita. penimbangan bayi balita.
d. Dana - -
e. Lingkungan 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
dukungan dari dan kunjungan rumah.
masyarakat. 2. Meningkatkan koordinasi
2. Ada yang lintas program, lintas sektor,
menimbang di bidan, pemuka masyarakat serta
klinik. PKK, baik dalam
3. Orangtua komunikasi maupun dalam
menganggap tidak kerjasama.
perlu lagi 3. Mengambil data
menimbang BB penimbangan BB di bidan,

23
balita bila telah klinik yg di koordinir oleh
menyelesaikan Dinkes
imunisasi lengkap

Persentase
remaja putri yang
2 mendapatkan Remaja Putri 66,3 %
tablet tambah
darah (TTD)
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia Kurangnya Meningkatkan sosialisasi
pengetahuan remaja remaja putri tentang manfaat
putri tentang manfaat tablet tambah darah.
tablet tambah darah.
b. Metode 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
penyuluhan. dan kunjungan rumah.
2. Kurangnya 2. Meningkatkan koordinasi
koordinasi lintas lintas program dan lintas
program dan lintas sektor baik dalam
sektor terkait komunikasi maupun dalam
kerjasama.
3. Meningkatkan kerjasama
dengan sekolah-sekolah
yang ada di wilayah kerja
c. Sarana dan Kurangnya media Pemasangan poster di
Prasarana informasi tentang puskesmas, poskesdes dan
manfaat tablet tambah sekolah ttg manfaat tablet
darah tambah darah
d. Dana Kurangnya dana yg Peningkatan alokasi dana utk
berhubungan dg kegiatan yang berhubungan
kegiatan pemberian dengan Pemberian tablet
tablet tambah darah tambah darah

24
e. Lingkungan 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
dukungan dari dan kunjungan rumah.
masyarakat 2. Meningkatkan koordinasi
lintas program, lintas sektor,
pemuka masyarakat serta
PKK, baik dalam
komunikasi maupun dalam
kerjasama.
Bayi mendapat
3 Remaja Putri 66,3 %
ASI eksklusif
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia 1. Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
pentingnya
pemberian ASI
sampai usia 6 bulan.
2. Banyak ibu-ibu yang
bekerja di luar
rumah.
3. Kurangnya rasa
percaya diri para ibu
dalam pemberian
ASI eksklusif (Ibu
takut ASI nya tak
cukup untuk
memenuhi
kebutuhan bayi)

b. Metode 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan


penyuluhan. dan kunjungan rumah/
2. Kurangnya pendampingan ibu
koordinasi lintas menyusui.
program dan lintas 2. Meningkatkan koordinasi

25
sektor terkait lintas program dan lintas
sektor baik dalam
komunikasi maupun dalam
kerjasama.
3. Meningkatkan kerjasama
dengan klinik, bidan dan RS
yang ada di wilayah kerja.
4. Memberikan reward kepada
ibu-ibu menyusui yg dapat
menyelesaikan pemberian
ASI eksklusif, misalnya
dengan pemberian sertifikat
dari Puskesmas
c. Sarana dan 1. Kurang tersedianya 1. Bekerjasama dg Dinkes
Prasarana ruang/pojok ASI di Kota dan Pemerintah Kota
kantor dan tempat – Pangkalpinang agar
tempat umum menginstruksikan
lainnya. tersedianya ruang / pojok
2. Kurangnya media ASI di kantor dan tempat
informasi ttg ASI tempat umum lainnya.
eksklusif 2. Menyiapkan Famlet ttg ASI
eksklusif di ruang tunggu
puskesmas.
3. Menempelkan poster
tentang ASI eksklusif di
puskesmas
d. Dana Kurangnya dana yg Peningkatan alokasi dana utk
berhubungan dg kegiatan yang berhubungan
kegiatan sosialisasi dengan sosialisasi pentingnya
pentingnya ASI eksklusif ASI eksklusif

e. Lingkungan 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan


dukungan dari dan kunjungan rumah /
masyarakat pendampingan ibu
menyusui.

26
2. Meningkatkan koordinasi
lintas program, lintas sektor,
pemuka masyarakat ,
pemuka agama serta PKK,
baik dalam komunikasi
maupun dalam kerjasama.

5. Kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Hasil kinerja kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit pada tahun
2022 dengan nilai total 67,9 % masuk dalam kategori kinerja kurang, yaitu:

N
KEGIATAN P2P SATUAN REALISASI (%)
O
1 Persentase Kasus 24,4 %
kasus baru TB
BTA positif yg
ditemukan (CDR)
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia Kurangnya Meningkatkan penyuluhan
pengetahuan tentang tentang program
cara penularan TB. Paru penanggulangan TB. Paru

b. Metode 1. Kurangnya 1. Meningkatkan active case


penyuluhan tentang finding.
penyakit TB. Paru. 2. Pemeriksaan dahak pada
2. Kurangnya kontak TB. Paru dengan
koordinasi lintas batuk.
program dan lintas 3. Meningkatkan koordinasi
sektor terkait. lintas program dan lintas
3. Penjaringan suspect sektor baik dalam
Tb hanya pada saat komunikasi maupun dalam
pasien datang ke kerjasama
puskesmas (passive
case finding)
c. Sarana dan Masih kurangnya media Pemasangan poster ttg TB.

27
Prasarana informasi tentang Paru di puskesmas, poskesdes
penyakit TB. Paru dan posyandu
d. Dana 1. Kurangnya dana yg 1. Peningkatan alokasi dana
berhubungan dg untuk kegiatan yang
kegiatan penemuan berhubungan dengan
aktif penderita TB. penemuan baru penderita
Paru. TB. Paru
2. Masih kurangnya
insentif bagi petugas
pengelola program
TB. Paru

e. Lingkungan 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan


dukungan dari dan kunjungan rumah
masyarakat( Stigma 2. Meningkatkan koordinasi
di masyarakat lintas program, lintas sektor,
bahwa Penyakit TB. pemuka masyarakat serta
Paru masih PKK, baik dalam
merupakan penyakit komunikasi maupun dalam
yang memalukan kerjasama
sehingga penderita
tidak segera datang
ke puskesmas pada
saat batuk)
2. Kurangnya
penerapan PHBS di
tatanan Rumah
Tangga
2 Persentase 36,3 % 36,3 %
penemuan
penderita Diare
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia 1. Kurangnya 1. Mengadakan penyuluhan
pengetahuan tentang penyakit Diare, cara
masyarakat tentang pencegahan, cara

28
penyakit Diare penularan, dll.
2. Kurangnya 2. Penyegaran dan Pelatihan
kompetensi petugas teknis Penatalaksanaan
kesehatan dalam Diarebagi petugas
mendiagnosa 3. Penyegaran dan Pembinaan
penyakit Diare kader Diare
3. Kurang aktifnya
kader Diaredalam
penemuan kasus
Diare
4. Kurangnya
pembinaan
pengelola program
kepada kader Diare
b. Metode 1. Lemahnya sistem 1. Review dan evaluasi
pencatatan dan capaian program Diare
pelaporan program setiap tribulanan
penanggulangan 2. Pemantauan Wilayah
penyakit Diare Setempat Diare
2. Kurangnya 3. Meningkatkan koordinasi
koordinasi lintas lintas program dan lintas
program dan lintas sektor baik dalam
sektor terkait komunikasi maupun dalam
kerjasama.
4. Mengambil data penyakit di
dokter praktek mandiri, RS
yang di koordinir oleh
Dinkes
c. Sarana dan Kurangnya media Pengadaan media KIE Diare
Prasarana informasi tentang
pneumonia balita
d. Dana Kurangnya dana yg Peningkatan alokasi dana utk
berhubungan dg kegiatan yang berhubungan
kegiatan penemuan dengan penemuan P2P
P2P (surveilans)
e. Lingkungan Belum membudayanya 1. Meningkatkan penyuluhan
29
perilaku hidup bersih dan kunjungan rumah.
dan sehat 2. Pendataan PHBS
3 Persentase 36,3% 36,3%
penderita diare
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia 1. Kurangnya 1. Mengadakan penyuluhan
pengetahuan tentang penyakit diare, cara
masyarakat tentang pencegahan, cara
penyakit diare penularan, dll kepada
2. Menganggap bahwa masyarakat
diare adalah 2. Penyegaran dan Pembinaan
penyakit yang ringan kader Diare
3. Kurang aktifnya
kader Diare dalam
penemuan kasus
diare
4. Kurangnya
pembinaan oleh
pengelola program
kepada kader diare
b. Metode 1. Kurangnya 1. Review dan evaluasi
penyuluhan capaian program P2 diare
2. Kurangnya setiap tribulanan
koordinasi lintas 2. Pemantauan Wilayah
program dan lintas Setempat Diare
sektor terkait 3. Meningkatkan koordinasi
3. Petugas P2 diare lintas program dan lintas
menghadapi kendala sektor baik dalam
dalam pencatatan komunikasi maupun dalam
dan pelaporan kerjasama
penemuan kasus 4. Mengambil data penyakit di
diare yang dilakukan dokter praktek mandiri, klinik
oleh pihak swasta dan RS yang di koordinir
seperti dokter oleh Dinkes
praktek , klinik dan

30
RS
c. Sarana dan Kurangnya media KIE Pengadaan media KIE tentang
Prasarana tentang penyakit diare penyakit Diare
d. Dana Kurangnya dana yg Peningkatan alokasi dana utk
berhubungan dg kegiatan yang berhubungan
kegiatan surveilans dengan surveilans diare
diare
e. Lingkungan 1. Kurangnya 1. Meningkatkan penyuluhan
dukungan dari dan kunjungan rumah
masyarakat 2. Pendataan PHBS

Angka kesakitan DBD per


4 Kasus 16,6 %
100.000 pddk
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia 1. Kurangnya 1. Meningkatkan
pengetahuan penyuluhan tentang
masyarakat penyakit DBD
tentang penyakit 2. Membentuk dan
DBD. melatih jumantik
2. Kurangnya
kepedulian dan
kesadaran
masyarakat
terhadap
kebersihan
lingkungannya
b. Metode 1. Penjaringan kasus 1. Petugas kesehatan
yang terlalu ketat lebih jeli dalam
2. Kurangnya menjaring pasien
penyuluhan DBD agar tidak ada
3. Kurangnya yang terlewat.
koordinasi lintas 2. Meningkatkan
program dan lintas koordinasi lintas
sektor terkait program, lintas sektor,

31
4. Tidak terjadwalnya pemuka masyarakat
pemeriksaan ABJ serta PKK, baik
dalam komunikasi
maupun dalam
kerjasama
3. Memeriksa jentik
secara berkala
c. Sarana dan Prasarana 1. Belum adanya 1. Menyediakan senter
senter untuk para untuk memeriksa
jumantik jentik untuk para
2. Kurangnya stok jumantik
abate 2. Menyediakan abate

d. Dana Kurangnya dana yg Peningkatan alokasi


berhubungan dg dana utk kegiatan yang
kegiatan PSN berhubungan dengan
kegiatan PSN
e. Lingkungan 1. Kurangnya 1. Meningkatkan
dukungan dari penyuluhan dan
masyarakat, kunjungan rumah
Gerakan PSN 2. Meningkatkan
hanya terlaksana koordinasi lintas
situasional bila ada program, lintas sektor,
kasus pemuka masyarakat
serta PKK, baik
dalam komunikasi
maupun dalam
kerjasama dalam hal
pemberantasan
sarang nyamuk DBD

6. Kegiatan pengobatan/UKP
Hasil kinerja kegiatan pengobatan / UKP pada tahun 2022 dengan nilai total
95,81% masuk dalam kategori kinerja baik
32
7. Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan
Hasil kinerja kegiatan upaya kesehatan pengembangan pada tahun 2022
dengan nilai total 100 % masuk dalam kategori kinerja baik

8. Manajemen Puskesmas
Dari uraian sebelumnya diatas dapat dilihat bahwa hasil kinerja kegiatan
Manajemen Puskesmas Pangkalbalam Tahun 2022 dengan nilai total 8,5
masuk kedalam kategori kinerja cukup. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa
kegiatan khususnya kegiatan manajemen umum puskesmas yang
mendapatkan nilai dibawah target yang sudah ditentukan, yaitu:
SKALA
NO JENIS KEGIATAN MANAJEMEN
NILAI
A MANAJEMEN UMUM
1 Rencana Lima Tahun ada tetapi masih punya Dinas Keehatan 7
2 Penyusunan RUK baru sebagian yang ada analisa dan 7
perumusannya
3 Penyusunan RPK belum disusun secara rinci dan lengkap 7
4 Penilaian Kinerja Puskesmas Tahun 2022 7
B MANAJEMEN PROGRAM
1 Manajemen program sudah disusun berdasarkan renstra dan 7
RUK, tetapi hanya sebagian yang ada analisa dan
perumusannya
C MANAJEMEN MUTU PELAYANAN
1 Persalinan oleh tenaga kesehatan masih kurang 7
2 Cakupan penanganan komplikasi obstetric/resiko tinggi masih 7
kurang
3 Kepatuhan terhadap ANC masih kurang 7
2 Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas 7
masih kurang
Aspek Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
a. Manusia Kurangnya Mengikut sertakan
pengetahuan petugas tenaga fungsional
kesehatan tentang kesehatan dalam
manajerial puskesmas pelatihan-pelatihan

33
manajerial puskesmas
b. Metode 1. Kurangnya 1. Meningkatkan
koordinasi lintas koordinasi lintas
program dan lintas program dan lintas
sektor terkait sektor baik dalam
2. Kurangnya komunikasi maupun
pengawasan, dalam kerjasama
evaluasi dan 2. Penyajian data hasil
pembinaan dari kinerja puskesmas
Dinas Kesehatan minimal 4 kali dalam
Kota setahun di lintas
sector

3. Peningkatan peran
Dinkes Kota dalam
fungsi pengawasan
dan pembinaan
puskesmas

Sedangkan kinerja kegiatanManajemen Sumber Daya dan Manajemen


Keuangan Puskesmas pada tahun 2022 sudah mendapatkan nilai yang memuaskan,
yaitu dengan total nilai 10 masuk dalam kategori kinerja baik, dimana seluruh kegiatan
mempunyai nilai 10.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


34
A. KESIMPULAN
UPTD. Puskesmas Pangkalbalam telah melaksanakan penilaian kinerja tahun 2022
dengan hasil sebagai berikut:
1. Kinerja Pelayanan Kesehatan dengan nilai 91,5 % dengan tingkat kinerja baik
2. Kinerja Manajemen Puskesmas dengan skala nilai 8,7 dengan tingkat kinerja
baik
Dengan demikian kinerja UPTD. Puskesmas Pangkalbalam dapat dikelompokkan
dalam Kelompok I, yaitu puskesmas dengan tingkat kinerja “baik”.

B. SARAN
1. Perlu ditingkatkan kerjasama lintas sektor, lintas program, swasta, tokoh
masyarakat dan tokoh Agama agar menghasilkan kinerja yang optimal dan dapat
menunjang keberhasilan tiap program.
2. Meningkatkan penyuluhan terhadap masyarakat dengan memanfaatkan
pertemuan formal maupun informal seperti rapat di kecamatan, kelurahan, arisan
ibu-ibu PKK, pengajian, dan sebagainya.
3. Penambahan sarana dan prasarana untuk penanganan dan perawatan dari hasil
diagnostik, guna meningkatkan mutu pelayanan.
4. Meningkatkan komunikasi petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya) dengan masyarakat agar lebih baik dan terbuka untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan kerjasama, juga antar sarana kesehatan
pemerintah dan swasta.
5. Meningkatkan kemampuan manajerial petugas kesehatan dengan cara
mengikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan manajemen puskesmas.
6. Perlu ditingkatkan pengawasan, evaluasi dan pembinaan kinerja oleh Dinas
Kesehatan Kota Pangkalpinang keseluruh UPTD. Puskesmas diwilayah Kota
Pangkalpinang

35

Anda mungkin juga menyukai