Kel 7 Teori Belajar Dan Pembelajaran - Cooperative Learning
Kel 7 Teori Belajar Dan Pembelajaran - Cooperative Learning
Disusun Oleh:
1444 H / 2023 M
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini sebagai bentuk penyelesaian tugas
mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran Fakultas Agama Islam serta dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam membangun khazanah
keilmuan. Penulis berharap makalah ini mampu menjadi sarana pembelajaran
serta pembaca bisa mengerti dan paham tentang pembelajaran kooperatif.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Teori Belajar dan
Pembelajaran, ibu Anis Setiyanti, M.pd dan semua pihak yang bersangkutan
dalam penyusunan makalah ini, karena masih terdapat banyak kekurangan pada
makalah ini, maka kritik dan saran sangat dibutuhkan oleh kami. Pada akhirnya
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, kita hanya bisa berikhtiar dan pasrah
kepada-Nya. Semoga makalah ini dapat berguna terutama bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................... i
A.Kesimpulan ....................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jadi, pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas yang meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh
guru atau diarahkan oleh guru. Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana siswa dapat aktif
membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan
kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada
lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.
Keberhasilan dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan
dengan diri siswa, diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi, keaktifan
belajar dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri
siswa, diantaranya adalah model pembelajaran.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dari empat pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha
memanfaatkan teman sejawat (peserta didik lain) sebagai sumber belajar
yang heterogen dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai
dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara
bersama-sama diantara anggota kelompok akan meningkatkan motivasi dan
hasil belajar.
4
B. Alasan Perlunya Cooperative Learning
5
Jadi, dalam pembelajaran kooperatif peserta didik berperan ganda yaitu
sebagai peserta didik ataupun sebagai guru untuk bekerja secara kolaboratif
dalam mencapai tujuan bersama. Peserta didik akan mengembangkan
keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang sangat bermanfaat
bagi kehidupan di luar sekolah.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-
tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu :
a. Meningkatkan hasil belajar akademik
Peningkatan hasil belajar akademik ini dengan meningkatkan kinerja
peserta didik dalam tugas-tugas akademiknya. Peserta didik yang
lebih mampu akan menjadi narasumber bagi peserta didik yang
kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Dalam pembelajaran kooperatif memberi peluang agar peserta didik
dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai
perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan
suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain: berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk
bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam
kelompok dan sebagainya.[8]
6
Sebagai fasilitator seorang guru harus memiliki sikap-sikap sebagai berikut:
1. Mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan.
2. Membantu dan mendorong siswa untuk mengungkapkan dan
menjelaskan keinginan dan pembicaraannya baik secara individual dan
kelompok.
3. Membantu kegiatan-kegiatan dan menyediakan sumber atau peralatan
serta membantu kelancaran belajar.
4. Membina siswa agar setiap orang merupakan sumber belajar yang
bermanfaat bagi yang lainnya.
5. Menjelaskan tujuan kegiatan pada kelompok dan mengatur penyebaran
dalam pertukaran pendapat.
7
Sebagai evaluator guru berperan dalam menilai kegiatan belajar mengajar
yang sedang berlangsung. Penilaian ini tidak hanya pada hasil, tapi lebih
ditekankan pada proses pembelajarannya. Penilaian dilakukan baik secara
perorangan maupun kelompok. Alat yang digunakan dalam evaluasi selain
bentuk tes sebagai alat pengumpul data juga berbentuk catatan observasi guru
untuk melihat kegiatan siswa di kelas.[9]
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar
dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda
2. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting
pembelajaran kooperatif dapat mengubah pembelajaran dari teacher
center menjadi student centered.
3. Pada intinya konsep dari model pembelajaran kooperatif adalah guru
menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut.
B. Saran Pembaca
Namun, semuanya terpulang kepada guru sebagai aktor utama dalam sebuah
pembelajaran. Kemampuan dan kemauan seorang guru untuk sangat
menentukan efektif atau tidaknya sebuah pendekatan, metode ataupun model
dalam pembelajaran. Harapan yang sangat besar dari penulisan ini, semoga para
guru di tingkat pendidikan dasar terutama SD dan MI dapat mengembangkan
dan mengimplementasikan berbagai strategi, metode dan model pembelajaran
yang sekarang berkembang. Dengan demikian, maka proses pembelajaran
ditingkat dasar (SD/MI) dapat menjadi sebuah pembelajaran yang Aktif,
Inovatif, Kreatif, edukatif dan Menyenangkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10