Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MEMAHAMI COOPERATIVE LEARNING

Dosen Pengampu: Anis Setiyanti, M.pd

Disusun Oleh:

Azka Putra Prawira 22050100018

Didi Ageng Saputra 22050100070

Sahiyatul Maskuro 22050100130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

1444 H / 2023 M
ABSTRAK

Salah satu strategi dan model pembelajaran adalah strategi


pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi pembelajaran yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan
dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Ada dua alasan mengapa
kooperatif learning menjadi pilihan, pertama, beberapa hasil penelitian
membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan
kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri
dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran
kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir,
memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan. Dan dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif
merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem
pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai harapan dengan judul “Memahami Cooperative
Learning”. Sholawat serta salam kita haturkan kepada Nabi besar kita, Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya dan sahabatnya yang telah menuntun
kita menuju jalan yang terang, jalan yang diridhai-Nya. Semoga kita selalu
dalam syafa’atnya, Aamiin ya robbal ‘alamiin.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini sebagai bentuk penyelesaian tugas
mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran Fakultas Agama Islam serta dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam membangun khazanah
keilmuan. Penulis berharap makalah ini mampu menjadi sarana pembelajaran
serta pembaca bisa mengerti dan paham tentang pembelajaran kooperatif.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Teori Belajar dan
Pembelajaran, ibu Anis Setiyanti, M.pd dan semua pihak yang bersangkutan
dalam penyusunan makalah ini, karena masih terdapat banyak kekurangan pada
makalah ini, maka kritik dan saran sangat dibutuhkan oleh kami. Pada akhirnya
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, kita hanya bisa berikhtiar dan pasrah
kepada-Nya. Semoga makalah ini dapat berguna terutama bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.

Jakarta, 6 Mei 2023

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A.Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3

A.Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................................ 3

B. Alasan Perlunya Cooperative Learning ............................................ 5

C. Tujuan Pembelajaran Kooperative .................................................... 5

D.Tugas Guru dalam Cooperative Learning ......................................... 6

BAB III PENUTUP................................................................................ 9

A.Kesimpulan ....................................................................................... 9

B. Saran Pembaca .................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam


pembelajaran dikelas maupun tutorial. Model pembelajaran harus mengacu
pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk tujuan-tujuan pembelajaran,
lingkungan dan pengelolahan kelas. Melalui pembelajaran guru dapat
membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara
berfikir dan mengekpresikan ide. Juga berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran.

Menurut beberapa ahli bahwa pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul


dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, akan tetapi sangat
berguna untuk menumbuhkan berfikir kritis.

Jadi, pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas yang meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh
guru atau diarahkan oleh guru. Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana siswa dapat aktif
membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan
kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada
lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.
Keberhasilan dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan
dengan diri siswa, diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi, keaktifan
belajar dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri
siswa, diantaranya adalah model pembelajaran.

1
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif


2. Alasan Perlunya Cooperative Learning
3. Tujuan Pembelajaran Kooperative
4. Tugas Guru dalam Cooperative Learning

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian Pembelajaran Kooperatif


2. Untuk mengetahui Alasan Perlunya Cooperative Learning
3. Untuk mengetahui Tujuan Pembelajran Kooperatif
4. Untuk mengetahui Tugas Guru dalam Cooperative Learning

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai


tujuan bersama.[1] Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori kontruktivis.
Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa peserta didik akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi
dengan temannya. Peserta didik secara rutin bekerja dalam kelompok untuk
saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.[2] Pengertian
pembelajaran kooperatif menurut beberapa ahli adalah:
a. Lie (2002) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sistem
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja bersama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas yang
terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.[3]
b. Slavin mendefinisikan pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat
heterogen.
c. Sunal dan Hans mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan
suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang
untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama
proses pembelajaran.[4]
d. Abdurrahman dan Bintoro mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan
interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar peserta didik
sebagai latihan hidup didalam masyarakat nyata.

3
Dari empat pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha
memanfaatkan teman sejawat (peserta didik lain) sebagai sumber belajar
yang heterogen dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai
dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara
bersama-sama diantara anggota kelompok akan meningkatkan motivasi dan
hasil belajar.

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua


jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh
guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif
dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang
dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang
dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir
tugas.[5] Model belajar kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi
peserta didik dalam keberanian mengungkapkan pendapatnya, menghargai
pendapat orang lain, dan saling memberikan pendapat. Selain itu dalam
belajar biasanya peserta didik dihadapkan pada latihan-latihan soal. Oleh
sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan karena
peserta didik dapat bekerja sama dan saling tolong menolong mengatasi
tugas yang dihadapinya.

4
B. Alasan Perlunya Cooperative Learning

Alasan penggunaan metode cooperative learning dalam pembelajaran


antara lain karena :
a. Pembelajaran cooperative learning dapat memicu semangat siswa
dalam belajar.
b. Pembelajaran cooperative learning dapat melatih siswa
bekerjasama dalam kelompok tanpa membeda-bedakan ras,
budaya, kelas sosial, dan kemampuan.
c. Pembelajaran kooperatif akan memberikan keuntungan bagi semua
siswa, baik siswa yang pandai maupun siswa yang kurang pandai.
d. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan perilaku gotong
royong dan saling membantu satu sama lain.
e. Pembelajaran kooperatif melatih siswa bersikap sportif dan
bersaing secara sehat.[6]

C. Tujuan Pembelajaran Kooperative

Eggen dan Kauchak sebagaimana dikutip oleh Trianto, menjelaskan bahwa


pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang
melibatkan peserta didik bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama.[7] Pembelajaran kooperatif disusun sebuah usaha untuk
mengungkapkan partisipasi peserta didik, memfasilitasi peserta didik dengan
pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan kelompok, serta
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berinteraksi dan belajar
bersama dengan peserta didik yang berbeda latar belakangnya.

5
Jadi, dalam pembelajaran kooperatif peserta didik berperan ganda yaitu
sebagai peserta didik ataupun sebagai guru untuk bekerja secara kolaboratif
dalam mencapai tujuan bersama. Peserta didik akan mengembangkan
keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang sangat bermanfaat
bagi kehidupan di luar sekolah.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-
tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu :
a. Meningkatkan hasil belajar akademik
Peningkatan hasil belajar akademik ini dengan meningkatkan kinerja
peserta didik dalam tugas-tugas akademiknya. Peserta didik yang
lebih mampu akan menjadi narasumber bagi peserta didik yang
kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Dalam pembelajaran kooperatif memberi peluang agar peserta didik
dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai
perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan
suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain: berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk
bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam
kelompok dan sebagainya.[8]

D. Tugas Guru dalam Cooperative Learning

Peran guru dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah


sebagai fasilitator, mediator, director-motivator, dan evaluator.

6
Sebagai fasilitator seorang guru harus memiliki sikap-sikap sebagai berikut:
1. Mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan.
2. Membantu dan mendorong siswa untuk mengungkapkan dan
menjelaskan keinginan dan pembicaraannya baik secara individual dan
kelompok.
3. Membantu kegiatan-kegiatan dan menyediakan sumber atau peralatan
serta membantu kelancaran belajar.
4. Membina siswa agar setiap orang merupakan sumber belajar yang
bermanfaat bagi yang lainnya.
5. Menjelaskan tujuan kegiatan pada kelompok dan mengatur penyebaran
dalam pertukaran pendapat.

Sebagai mediator guru berperan sebagai penghubung dalam menjembatani


mengaitkan materi pembelajaran yang sedang dibahas melalui pembelajaran
kooperatif dengan permasalahan yang nyata ditemukan di lapangan. Peran ini
sangat penting dalam menciptakan pembelajaran bermakna (meaningful
learning), yaitu istilah yang dikemukakan Ausubel untuk menunjukkan bahan
yang dipelajari memiliki kaitan makna dan wawasan dengan apa yang sudah
dimiliki siswa sehingga mengubah apa yang menjadi milik siswa.

Sebagai director-motivator guru berperan dalam membimbing serta


mengerahkan jalannya diskusi, membantu kelancaran diskusi tapi tidak
memberikan jawaban. Selain itu juga menjadi pemberi semangat pada siswa
untuk aktif berpartisipasi. Peran ini sangat penting dalam rangka memberikan
semangat dan mendorong belajar kepada siswa dalam mengembangkan
keberanian siswa baik dalam mengembangkan keahlian dalam bekerjasama
yang meliputi mendengarkan dengan seksama, mengembangkan rasa empati,
maupun berkomunikasi saat bertanya, mengemukakan pendapat atau
menyampaikan permasalahannya.

7
Sebagai evaluator guru berperan dalam menilai kegiatan belajar mengajar
yang sedang berlangsung. Penilaian ini tidak hanya pada hasil, tapi lebih
ditekankan pada proses pembelajarannya. Penilaian dilakukan baik secara
perorangan maupun kelompok. Alat yang digunakan dalam evaluasi selain
bentuk tes sebagai alat pengumpul data juga berbentuk catatan observasi guru
untuk melihat kegiatan siswa di kelas.[9]

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar
dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda
2. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting
pembelajaran kooperatif dapat mengubah pembelajaran dari teacher
center menjadi student centered.
3. Pada intinya konsep dari model pembelajaran kooperatif adalah guru
menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut.
B. Saran Pembaca

Dari pembahasan tentang pembelajaran kooperatif yang telah dijelaskan di


atas, dari berbagai alasan, tujuan, dan peran guru, yang terdapat dalam
pembelajaran kooperatif, maka jika dikaitkan dengan kebutuhan pendekatan
serta metode pembelajaran bagi anak yang berada di pendidikan dasar,
pendekatan atau model pembelajaran kooperatif ini sangat dibutuhkan.

Namun, semuanya terpulang kepada guru sebagai aktor utama dalam sebuah
pembelajaran. Kemampuan dan kemauan seorang guru untuk sangat
menentukan efektif atau tidaknya sebuah pendekatan, metode ataupun model
dalam pembelajaran. Harapan yang sangat besar dari penulisan ini, semoga para
guru di tingkat pendidikan dasar terutama SD dan MI dapat mengembangkan
dan mengimplementasikan berbagai strategi, metode dan model pembelajaran
yang sekarang berkembang. Dengan demikian, maka proses pembelajaran
ditingkat dasar (SD/MI) dapat menjadi sebuah pembelajaran yang Aktif,
Inovatif, Kreatif, edukatif dan Menyenangkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

[1] Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning Analisis


Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

[2] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif: Konsep


Landasan dan Implementasinya pada KTSP. Jakarta: Kencana, 2010.

[3] Made Wina, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta:


PT Bumi Aksara, 2009.

[4] Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan


Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

[5] Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

[6] FA Sri Handayani, ‘Tujuan Alasan Penggunaan Metode Cooperative


Learning’, UPAYA MENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DEVISION (STAD) BAGI SISWA, p. 85, 2012.

[7] Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi


Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

[8] Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan


Komunikasi Antar Peserta Didik.

[9] Isjoni, Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok.


Bandung: Alfabeta, 2011.

10

Anda mungkin juga menyukai