Anda di halaman 1dari 5

Tugas Analisis Data Output

Nama : Bintang Dwi Kurnia Putra


NIM : 13420097
Kelas : K01

1. Jelaskan perbedaan dan persamaan simulasi henti dan tak henti, serta mekanisme untuk simulasi
henti dan tak henti.
Jawaban:
Simulasi henti (discrete-event simulation) dan simulasi tak henti (continuous simulation)
merupakan dua jenis metode simulasi yang digunakan untuk memodelkan sistem atau proses
dalam berbagai bidang, seperti teknik, ekonomi, dan ilmu sosial. Berikut ini perbedaan dan
persamaan antara keduanya:

Perbedaan:
- Waktu: Simulasi henti menggunakan langkah waktu diskrit, yang berarti waktu dipandang
sebagai rangkaian titik-titik yang terpisah. Di sisi lain, simulasi tak henti menggunakan langkah
waktu kontinu, di mana waktu dianggap sebagai rentang yang tidak terputus dan berkelanjutan.
- Jenis variabel: Variabel dalam simulasi henti berubah secara diskrit sepanjang waktu, biasanya
seiring dengan perubahan status sistem. Sementara itu, variabel dalam simulasi tak henti
berubah secara kontinu sepanjang waktu, sesuai dengan persamaan diferensial atau algoritma
numerik.
- Kejadian: Dalam simulasi henti, sistem diubah melalui serangkaian kejadian diskrit, seperti
kedatangan pelanggan, selesainya suatu tugas, atau kerusakan peralatan. Dalam simulasi tak
henti, perubahan sistem terjadi secara kontinu dan sering kali dipandu oleh persamaan
diferensial yang menggambarkan perilaku sistem.

Persamaan:
- Tujuan: Kedua jenis simulasi ini bertujuan untuk memodelkan sistem atau proses yang
kompleks untuk memahami perilaku mereka, melakukan analisis sensitivitas, atau
mengoptimalkan kinerja sistem.
- Representasi sistem: Baik simulasi henti maupun tak henti menggunakan representasi
matematis atau logis dari sistem yang sedang dipelajari untuk memprediksi perilaku sistem
dalam berbagai skenario.

Mekanisme
Simulasi henti: Dalam simulasi henti, langkah-langkah berikut umumnya diikuti:
a. Inisialisasi: Mengatur keadaan awal sistem, waktu simulasi, dan agenda kejadian.
b. Penjadwalan: Menjadwalkan kejadian yang akan terjadi di masa depan berdasarkan keadaan
sistem saat ini.
c. Pelaksanaan: Menjalankan kejadian yang dijadwalkan, memperbarui keadaan sistem, dan
menyesuaikan waktu simulasi.
d. Iterasi: Mengulangi langkah b dan c hingga kondisi berhenti terpenuhi, seperti mencapai
waktu akhir simulasi atau jumlah kejadian tertentu.

Simulasi tak henti: Dalam simulasi tak henti, langkah-langkah berikut umumnya diikuti:
a. Inisialisasi: Mengatur keadaan awal sistem dan waktu simulasi.
b. Model matematis: Menggambarkan sistem menggunakan persamaan diferensial atau
algoritma numerik yang relevan.
c. Solusi: Menyelesaikan persamaan diferensial atau algoritma numerik secara iteratif untuk
menghasilkan solusi sepanjang rentang waktu yang diinginkan.
d. Analisis: Menginterpretasikan hasil solusi untuk memahami perilaku sistem dan
mengidentifikasi area perbaikan atau optimasi.

Contoh Kasus

Contoh kasus yang termasuk simulasi henti:

Simulasi antrian di bank: Dalam simulasi ini, langkah waktu mungkin mewakili satu menit atau
beberapa detik. Keadaan sistem akan diperbarui pada setiap langkah waktu, seperti jumlah
pelanggan yang datang dan pergi atau berapa lama mereka mengantri.

Simulasi manajemen inventori: Dalam kasus ini, langkah waktu mungkin mewakili satu hari atau
satu minggu. Sistem akan diperbarui pada setiap langkah waktu, menggabungkan penjualan,
pengiriman, dan perubahan stok lainnya.

Contoh kasus yang termasuk simulasi tak henti:

Simulasi dinamika fluida: Dalam simulasi ini, keadaan fluida (seperti kecepatan, tekanan, dan
temperatur) diperbarui secara kontinu sepanjang waktu. Simulasi ini digunakan untuk mempelajari
aliran udara di sekitar sayap pesawat atau pergerakan air dalam saluran.
Simulasi pertumbuhan populasi predator dan mangsa: Dalam kasus ini, populasi predator dan
mangsa diperbarui secara kontinu berdasarkan persamaan diferensial yang menjelaskan laju
pertumbuhan dan interaksi antara mereka. Simulasi ini dapat digunakan untuk memahami
dinamika ekosistem dan dampak intervensi seperti pengendalian hama.

2. Peneliti A ingin melakukan penelitian mengenai sistem antrian dan sebuah kantin. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan sistem antrian yang dapat meminimumkan waktu antrian konsumen
dengan melakukan pengambilan data terlebih dahulu. Sebelum membuat simulasi usulan, terlebih
dahulu peneliti membuat simulasi untuk sistem eksisting. Hasil dari eksperimen pada simulasi
sistem eksisting dan hasil pengamatan sistem aktual dapat dilihat pada tabel di bawah.
Model (menit) Sistem Aktual (menit)
10.8 10.1
9.9 8.4
12.5 9.5
10 11.3
7.7 10.9
9.7
13.3
10.2
9.8
11.3

Pertanyaan:
a. Tentukan jumlah replikasi yang dibutuhkan untuk melakukan eksperimen. Gunakan
tingkat kesalahan relatif sebesar 1%.
Jawaban:
Terdapat 895 replikasi dengan perhitungan sebagai berikut. Berikut perhitungan detail dari
soal di atas.
Untuk mencari nilai n di atas, digunakan rumus berikut karena penentuan jumlah replikasi
pada soal berdasarkan tingkat kesalahan relatif.

Dari perhitungan, didapatkan replikasi sebesar 874.8579981 atau bisa dibulatkan ke atas
menjadi 8975 replikasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa diperlukan 865 replikasi
karena sudah terdapat 10 replikasi. Jumlah replikasi yang relatif banyak ini disebabkan
oleh tingkat kesalahan relatif yang sangat kecil, yaitu 1%. Makin kecil tingkat kesalahan
relatif yang digunakan, makin besar jumlah replikasi minimum yang dibutuhkan,
begitupun sebaliknya.

b. Apakah jumlah replikasi dianggap cukup lakukan pemeriksaan apakah model simulasi
yang dikembangkan valid.
Kemudian, untuk memvalidasi nilai replikasi di atas, digunakan statistik uji menggunakan
rumus berikut. Pengujian dilakukan pada tingkat signifikansi 5%.
Pertama, dilakukan uji hipotesis yaitu 𝜎12 = 𝜎22 yang masing-masing menyatakan variansi
populasi dari suatu ukuran kinerja untuk model dan sistem aktual. Struktur hipotesis
pengujian adalah:
𝐻0 : 𝜎12 = 𝜎22
𝐻1 : 𝜎12 ≠ 𝜎22
Kemudian, mencari f hitung dengan formulasi berikut.

Lalu, pengujian dilakukan pada tingkat signifikasi 𝛼 = 0.05. Nilai-nilai kritis adalah

Didapatkan f(0.05, v1=9, v2=7) = 1.86 (Menggunakan distribusi f)


Lalu, bandingkan dengan f tabel. Karena nilai tersebut termasuk rentang f tabel atau berada
pada rentang 0.112 dan 8.904, replikasi dianggap cukup.

Kesimpulan, jumlah replikasi dianggap cukup karena nilai f hitung berada di antara f tabel
sehingga hipotesis nol ditolak.

Anda mungkin juga menyukai