Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk
memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk miskin pada Maret 2020 mencapai 9,78 %. Jumlah ini meningkat 0,56 % poin terhadap September 2019 dan meningkat 0,37 % poin terhadap Maret 2019. Kemiskinan di negara ini muncul sebagai akibat dari model pembangunan di Indonesia yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi secara berlebihan (economic overtone) dan mengabaikan perhatian pada aspek budaya kehidupan bangsa. Kemiskinan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi persoalan kemanusiaan lainnya, seperti keterbelakangan, kebodohan, ketelantaran, kematian dini. Problema buta huruf, putus sekolah, anak jalanan, pekerja anak, perdagangan manusia (human trafficking) tidak bisa dipisahkan dari masalah kemiskinan. KEMISKINAN DITINJAU DARI ASPEK SOSIAL :
Kemiskinan meliputi kelompok warga yang menyandang ketidakmampuan
sosial ekonomi atau warga yang rentan menjadi miskin seperti: a. keluarga fakir miskin b. keluarga rawan sosial ekonomi c. warga masyarakat yang berdomisili di lingkungan kumuh. Keterlantaran meliputi warga masyarakat yang karena sesuatu hal mengalami keterlantaran fisik, mental dan sosial, seperti: a. balita terlantar, b. anak dan remaja terlantar, termasuk anak jalanan dan pekerja anak, c. orang dewasa terlantar d. keluarga bermasalah sosial psikologis e. lansia terlantar Kecacatan meliputi warga masyarakat yang mengalami kecacatan fisik dan mental sehingga terganggu fungsi sosialnya, seperti: a. cacat veteran, b. cacat tubuh, c. cacat mental (retardasi, cacat mental psychotik), d. tuna netra, e. tuna rungu wicara f. cacat bekas penderita penyakit kronis Ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku meliputi warga masyarakat yang mengalami gangguan fungsi-fungsi sosialnya akibat ketidakmampuannya mengadakan penyesuaian (social adjusment) secara normatif, seperti: a. tuna susila b. anak konflik dengan hukum/ nakal, c. bekas narapidana, d. korban narkotika, e. gelandangan; f. pengemis g. korban HIV/AIDS
Adapun faktor-faktor sehingga timbulnya kemiskinan adalah :
1. Pendidikan yang terlalu rendah 2. Malas bekerja 3. Masalah ketenagakerjaan 4. Keterbatasan modal 5. Beban keluarga 6. Terbatasnya sumber daya alam 7. Terbatasnya sumber daya manusia 8. Rendahnya prokdutifitas
DAMPAK DARI KEMISKINAN :
1. Kesejahteraan masyarakat sangat jauh dan sangat rendah
2. Tingkat kematian meningkat, 3. Banyak penduduk Indonesia yang kelaparan 4. Tidak bersekolah (tingkat pendidikan yang rendah) 5. Tingkat kejahatan meningkat
Beberapa program yang dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi
kemiskinan antara lain dengan memfokuskan arah pembangunan pada tahun 2018 pada pengentasan kemiskinan. Dengan dilaksanakan Program pemerintah Berikut ini, diharapkan jumlah rakyat miskin yang ada dapat tertanggulangi sedikit demi sedikit.
Beberapa langkah teknis yang dilakukan pemerintah terkait lima program
tersebut antara lain:
1) Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok.
2) Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin. 3) Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat. 4) Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. 5) Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. B.ANAK BANYAK
Indonesia merupakan negara yang memiliki masalah kependudukan dan
kemiskinan. Hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363 orang, terdiri atas 119.507.600 laki- laki dan 118.048.783 perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun.Pertumbuhan penduduk dikategorikan rendah, jika kurang dari 1%, sedangkan pertumbuhan penduduk antara 1-2% dinyatakan sedang, dan dinyatakan tinggi, jika lebih dari 2%. Banyaknya jumlah anak yang dimiliki suatu keluarga, biasanya dilandasi oleh masih kuatnya ikatan sosial budaya terkait dengan nilai anak bagi keluarga yang kini masih menjadi pedoman dan tradisi kehidupan setiap keluarga. Seperti masih adanya pandangan anak sebagai karunia tuhan yang tidak bisa ditolak, jaminan hari tua, anak sebagai pelanjut keturunan, penerus sejarah keluarga, pewaris nama, kepuasan batin, anak sebagai tanda keberhasilan perkawinan, yang semua ini merupakan warisan nilai-nilai budaya leluhurnya yang kini tetap dipedomani setiap keluarga dalam kehidupannya sehari-hari.
Adapu faktor-faktor penyebab anak banyak adalah :
1. Usia menikah pertama yang relatif muda
2. Lamanya status perkawinan wanita PUS 3. Ketidak ikut sertaan wanita PUS dalam program KB 4. Jumlah anak yang diinginkan wanita PUS 5. Pandangan wanita PUS terhadap nilai anak
Pemerintah Indonesia telah melaksanakan suatu program untuk menekan
pertambahan jumlah penduduk melalui gerakan KB yang diprakarsai BKKBN, dengan tujuan ganda yaitu selain untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, juga untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dua anak lebih baik, sebagai dasar untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, dengan melaksanakan pengendalian kelahiran setiap keluarga pasangan usia subur.