Anda di halaman 1dari 13

TUGAS STATISTIKA

NAMA : CHAERUDIN PURNAMA


NIM : 352210217
KELAS : IE.22.C4

MEMBUAT SUMMARY JOURNAL

Jurnal Teknik Industri, Vol. X (X) 20XX, page XX-XX


JURNAL TEKNIK INDUSTRI
Homepage jurnal: jurnal.pelitabangsa.ac.id e-ISSN : 2809-1329 p-ISSN : xxxx-
xxxx

Pengendalian Kualitas Pada Produk V-Belt RCVS Dengan Metode


Taguchi di PT. XYZ

Chaerudin Purnama

Program Studi Teknik Industri, Universitas Pelita Bangsa, Indonesia

Korespondensi email: irulchaerudin17@gmail.com

Abstraksi

PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dibidang produksi V-belt. V-belt
tersebut merupakan tali pembangkit tenaga yang digunakan di bidang otomotif
roda dua untuk transmisi automatic. Peneliti melakukan penelitian terhadap afkir
atau cacat yang terjadi pada v-belt model RCVS. Produk V-belt yang dihasilkan
oleh Perusahaan ini sering mengalami kecacatan bahkan jumlah produk cacat
melebihi toleransi yang diberikan oleh Perusahaan. Tingkat afkir model RCVS
mencapai ratarata per bulan 1905 pcs dengan total produksi rata-rata per bulan
112.820 pcs atau sekitar 1,68%. Afkir yang terjadi adalah pinhole. Afkir pinhole
terjadi karena belum didapatkan setting optimum terhadap building machine,
kemudian kondisi lingkungan serta udara yang berdebu. Tujuan dari penelitian
ini mengetahui faktor-faktor yang dapat dikendalikan, kemudian menentukan
faktor-faktor optimal dan menentukan setting optimal untuk building machine.
Untuk mendapatkan hasil optimal terhadap faktornya, maka penelitian ini
menggunakan metode Taguchi. Metode taguchi digunakan untuk meminimalkan
pengaruh dari penyebabpenyebab perubahan (faktor tidak terkontrol) dengan
tanpa menghilangkan penyebab-penyebab (faktor terkontrol) sehingga didapat
rancangan yang optimal. Rancangan yang optimal setting building machine yang
didapat dari penelitian ini yaitu, afkir pinhole turun dari 21% menjadi 2,9%,
atau kondisi v-belt yang tidak terjadi afkir pinhole naik dari 79% menjadi
97,1% .

Kata Kunci: V-Belt, Afkir, Taguchi, Building


I. Pendahuluan yang memperhatikan kualitas akan
Menjaga kualitas dapat dilakukan menghasilkan produk yang bebas dari
dengan system pengendalian kualitas kerusakan. Hal ini dapat
keseluruhan yang terintegrasi, dimana menghindarkan pemborosan dan
semua aktivitas berinteraksi untuk inefisensi sehingga biaya produksi per
memproduksi dengan deviasi minimum unit dapat ditekan dan harga produk
dari nilai targetnya sehingga tercapai dapat menjadi lebih kompetitif[2].

P a g e 2 | Jurnal Teknik Industri


produksi yang terkendali dengan Taguchi melihat definisi kualitas dari
kualitas yang baik [1]. Proses produksi sisi yang berbeda yaitu dengan melihat
hubungan antara
P a g e 1 | Jurnal Teknik Industri

kualitas dengan biaya dankerugian melewati beberapa proses yaitu,


(/oss) dalam satuar moneter.[3] Salah pencampuran bahan baku karet alami
satu cara mempertahankan dan dan sintesis, preparation dan
meningkatkan mutu produk adalah pembentukan V-Belt. Pada proses
dengan memperbaiki proses produksi pembentukan V-Belt tersebut
tersebut. Adapun usaha perbaikan digunakan Building Machine. Building
proses ini antara lain perbaikan tenaga Machine merupakan mesin proses
kerja, perubahan sistem kerja, pembentuk VBelt dimana mesin
penggantian mesin yang rusak. Bahkan tersebut menggabungkan beberapa
mencari faktor-faktor yang coumpound (karet lembaran) hasil dari
menimbulkan kerusakan atau proses preparation, namun karena
kecacatan dari produk tersebut, baik itu belum adanya setting optimum yang
faktor luar ataupun faktor dari diberikan oleh perusahaan, setting
dalam[4] Apabila faktorfaktor tersebut seperti hardness stecher roll, sudut
tidak optimal maka biaya yang terjadi cutting bar, silinder stecher roll,
seperti biaya bahanbaku maupun biaya ukuran cutting bar dan keadaan
akibat kerugian mutu akan menjadi lingkungan atau udara yang kotor serta
lebih besar.[5] Tujuan dari system coumpound yang bergelombang,
pengendalian kualitas menyeluruh sehingga menyebabkan beberapa hasil
adalah untuk memproduksi suatu produk yang tidak diinginkan atau
produk yang kokoh atau tangguh cacat yang disebut afkir, mesin
(robust). Adapun salah satu metode merupakan sarana penting dalam
perbaikan mutu pada tahap desain suatu proses produksi dalam
adalah robust design yang perusahaan. Mesin yang rusak secara
diperkenalkan oleh Genichi Taguchi. mendadak dapat mengganggu rencana
[6] Kegiatan pengendalian kualitas produksi yang telah ditetapkan[9] juga
pada dasarnya akan merupakan dalam rangka mempertahankan mutu
keseluruhan kumpulan aktifitas dan meningkatkan produktivitas, salah
dimana berusaha untuk mencapai satu faktor penting yang harus
kondisi “fitness for use” tidak peduli diperhatikan adalah masalah
dimana aktifitas tersebut akan perawatan mesin (maintenance) dan
dilaksanakan yaitu mulai pada saat fasilitas produksi.[10] Produk cacat
produk dirancang, diproses, sampai merupakan produk yang dihasilkan
selesai dan didistribusikan ke tidak sesuai dengan standar kualitas
konsumen.[7] Kecacatan (defect) tidak yang sudah ditentukan. Pengendalian
dapat diperbaiki secara ekonomis yang kualitas berusaha untuk menekan
berarti kecacatan (defect) berdampak produk yang cacat, menjaga agar
pada profit yang tentu saja akan produk yang dihasilkan memenuhi
menurun dan menimbulkan kerugian standar kualitas dari perusahaan dan
bagi perusahaan.[8]. Produk tersebut menghindari produk yang cacat lolos
P a g e 3 | Jurnal Teknik Industri
ke tangan konsumen secara terus (faktor terkontrol) itu sendiri, Metode
menerus[11]. Standar kualitas yang tersebut ialah metode Taguchi.
baik menurut konsumen adalah produk Pendekatan penelitian yang lebih jauh
tersebut dapat digunakan sesuai dengan dan dalam diarahkan untuk memahami
kebutuhan dan keinginan mereka, lebih dekat kompleksitas spesifikasi
apabila konsumen sudah merasa bahwa toleransi, yaitu tentang bagaimana
produk tersebut tidak dapat digunakam analisis variasi mendukung spesifikasi
sesuai kebutuhan dan keinginan toleransi selama pengembangan
mereka maka produk tersebut akan produk. [16]
dikatakan sebagai produk cacat.[12]. Sedangkan, faktor terkontrol ialah
faktor yang dapat dikendalikan atau
II. Metodologi faktor yang dapat ditentukan secara
bebas, dalam hal ini dapat berupa
Ada beberapa metode yang dapat setting mesin, komposisi material dan
digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagainya yang dapat dikontrol dan
diagram Pareto untuk mengetahui mempengaruhi variansi terhadap
kecacatan (defect) dominan yang produk, sehingga menghasilkan
terjadi, peta kendali untuk rancangan yang kokoh (robust). Kokoh
memonitor apakah kecacatan atau tangguh (robust) berarti
(defect) tersebut masih terkendali karakteristik produk tidak sensitive
secara statistik atau tidak[13], terhadap variansi yang disebabkan oleh
diagram fishbone untuk mengetahui faktor tidak terkontrol. Taguchi
faktor-faktor yang menyebabkan mengembangkan filosofi dan
kecacatan (defect) tersebut terjadi, metode perancangan eksperimen
dan metode Taguchi dan ANOVA berdasarkan Orthogonal Arrays (OA).
untuk mengoptimalkan kualitas dan [17] Taguchi memiliki pandangan
proses produk serta menekan biaya yang berbeda mengenai kualitas,
seminimal mungkin.[14] Langkah- tidak hanya menghubungkan biaya dan
langkah dalam metode taguchi ini kerugian dari suatu produk saat proses
dibagi menjadi tiga fase utama yang pembuatan produk tersebut, tetapi juga
meliputi keseluruhan pendekatan dihubungkan pada konsumen dan
eksperimen. Tiga fase tersebut adalah masyarakat.[18] Pemilihan Orthogonal
fase perencanaan, fase pelaksanaan Array setelah diketahui jumlah faktor
dan fase analisis.[15] Untuk mengatasi yang berpengaruh beserta levelnya.[19]
masalah tersebut ada suatu metode Taguchi menekankan bahwa produk
perancangan yang berprinsip pada akan menyebabkan kerugian ketika
perbaikan mutu dengan produk tersebut menyimpang dari
meminimalkan pengaruh dari target.[20] Matriks perencanaan part
penyebab-penyebab perubahan (factor berisi tentang faktor-faktor teknis
tidak terkontrol) yaitu dengan yang penting dalam pengembangan
mengidentifikasi pengaruh faktor yang produk.[21] Tahap pertama penelitian
tidak dapat dikontrol terhadap proses adalah melakukan tahap- tahap taguchi
pembentukan produk. Faktor yang analysis yaitu menetukan variabel tak
tidak dapat dikontrol tersebut adalah bebas, identifikasi faktor-faktor,
seperti halnya lingkungan, udara dan penentuan jumlah level, perhitungan
cuaca yang dapat mempengaruhi derajat kebebasan, pemilihan matriks
proses dan menyebabkan variansi orthogonal, penempatan kolom untuk
terhadap produk dengan tanpa faktor-faktor dan interaksi ke dalam
menghilangkan penyebab-penyebab matriks ortogonal, perhitungan efek

P a g e 4 | Jurnal Teknik Industri


faktor utama, perhitungan dengan GambarPinhole
1. Diagram Sebab Akibat Penyebab Afkir

signal noise to ratio, perhitungan


varians, pooling up faktor,
2. Identifikasi Faktor-faktor penyebab
perhitungan persen kontribusi,dan
afkir pinhole pada proses
perhitungan interval kepercayaan
produksivbeltdibagian Dept.
mengidentifikasi faktorfaktor yang
Variabel Speed disebabkan oleh
mempengaruhi kualitas produk dalam
settingan Building Machine(BM).
pencapaian target.[22] Taguchi G.
Oleh sebab itu,settingan mesin
1949, mencetuskan metode Taguchi
tersebut yang mempengaruhi afkir
yang bertujuan untuk memperbaiki
pinhole dianggap sebagai faktor
kualitas produk dan proses. Bukan
kontrol, yaitu faktor yang nilainya
hanya itu, metode tersebut juga
dapat diatur atau dikendalikan.
bertujuan untuk menekan biaya dan
resources seminimal mungkin.[23]
3. Identifikasi Kemungkinan Interaksi
Penelitian dilakukan di PT. XYZ
antar FaktorDari faktor-faktor yang
terhadap produkv-belt type KZL,
diterapkan dalam
beberapa hal yang diperlukan dalam
percobaan,diketahui adanya
penelitian ini yaitu :
interaksi antaraHardness
StecherRoll(A) denganSilinder
Material: Compound atau Karet
StecherRoll(C), Hardness Stecher
Lembaran (UCR GZ50, GM 832 dan
Roll(A) dengan Sudut
ADR GZ56); Cord231T; Canvas
CuttingBar(B).Hardness Stecher
NNW2W; Paper; Label.
Roll(A) dengan BahanCutting
Mesin: Building machine; Curring; Bar(D).
Cooling; Demolding; Mold; Cutting
4. Penentuan Orthogonal ArrayDerajat
Machine.
kebebasan (Faktor) = 4 derajat
III. Hasil dan Pembahasan kebebasanDerajatkebebasan
(Interaksi) = 3 derajat
1. Diagram sebab akibat afkir pinhole. kebebasanTotal derajat kebebasan
= jumlah db faktor +jumlah db
Diagram sebab akibat digunakan interaksi= 4 + 3 = 7 derajat
untuk mengidentifikasi penyebab- kebebasan.
penyebab atau faktor- faktor yang
berpengaruh terhadap afkir pinhole Analisa dan Pembahasan

Penentuan Faktor dan Level

Afkir pinhole terjadi pada saat


pembentukan v-belt dimana proses
tersebut dilakukan di building
machine. Building machine belum
memiliki setting optimum yaitu
seperti kurangnya hardness stecher
roll pada saat ply up, stecher roll
P a g e 5 | Jurnal Teknik Industri
hanya menggunakan 1 silinder C dengan setting level 2, faktor D
sehingga saat menekan coumpund dengan setting level 2, dan faktor
tidak rata, ukuran cutting bar yang interaksi AxC dengan penyelesaian
tipis sehingga mudah bengkok dan pengaruh interaksi digunakan faktor A
akibatnya pada saat pemotongan dengan setting level 2 dan faktor C
coumpond tidak rata, dan cutting bar dengan setting level 2.
menggunakan sudut 90o
menyebabkan terdapatnya ketidak Analysis of Variance (ANOVA)
rataan antara perpotongan coumpond. untuk Rasio SN dan Pemilihan Level
Namun selain dari setting building Faktor
machine kondisi coumpond yang
terbakar dan bergaris serta coumpond Metode Taguchi menggunakan
yang kotor akibat debu yang Analysis of Variance (ANOVA) data
menempel dapat menyebabkan afkir variabel bertujuan untukmencari
pinhole. faktor–faktor yang mempengaruhi
nilai respon.[24] Faktor C, interaksi
Faktor-faktor terkendali di dapat AxC dan faktor D dilakukan pooled
berdasarkan setting building machine karena memiliki nilai Fo (F hitung)
yaitu Hardness stecher roll (A), Sudut yang lebih kecil dari F tabel atau F
cutting bar (B), Silinder stecher roll (C) hitung < F tabel. Hal tersebut berarti
dan Ukuran cutting bar (D). pengaruh faktor tidak signifikan
terhadap rasio S/N afkir pinhole.
Pengaruh Faktor Rasio S/N
Tabel 1. ANOVA Rasio SN

Rank (peringkat) dari faktor yang


paling berpengaruh, yaitu faktor
interaksi AxD (Hardness Stecher Roll
(A) dengan Bahan Cutting Bar (D)),
faktor interaksi AxB (Hardness
Stecher Roll (A) dengan Sudut Cutting
Bar (B)), faktor B (Sudut Cutting Bar),
faktor A (Hardness Stecher
Roll), faktor C (Silinder Stecher Roll),
faktor D (Cutting Bar), dan faktor
interaksi AxC (Hardness Stecher Roll
(A) dengan Silinder Stecher Roll (C)).
Perbaikan kualitas diperoleh dengan
menyesuaikan karakteristik yang
Nilai Fo yang lebih kecil dari Ftabel
digunakan yaitu nominal is the best,
F(α,DoF1,DoF2), F(0,05,1,3) = 10,128, maka di
maka faktor interaksi AxD dengan
lakukan Pooled. Faktor yang di Pooled
penyelesaian pengaruh interaksi
tersebut ialah Faktor C, AxC dan D
digunakan faktor A dengan setting
level 2 dan faktor D dengan setting
1. Faktor A ( Hardness Strecher Roll)
level 2, faktor interaksi AxB dengan
penyelesaian pengaruh interaksi
Untuk pemilihan level faktor A
digunakan faktor A dengan setting
mengacu pada perhitungan rata-rata
level 1 dan faktor B dengan setting
pengaruh faktor atau main effect,
level 1, faktor B dengan setting level 1,
dimana faktor A pada level 2
faktor A dengan setting level 2, faktor

P a g e 6 | Jurnal Teknik Industri


memberikan rata-rata hasil respon yang Cutting Bar yang digunakan adalah
lebih besar dari pada level 1 terhadap faktor A level 1 dengan nilai 40-50 kgf
produk yang tidak afkir. Maka setting dan Faktor B dengan nilai 45o memiliki
optimal Hardness Strecher Roll yang nilai kontribusi sebesar 26,123%.
digunakan adalah level 2 dengan nilai
40-50 kgf dan memiliki nilai kontribusi 4. Faktor Interaksi A dan D
sebesar 17,525%.
Untuk pemilihan level faktor AxD
2. Faktor B ( Sudut Cutting Bar) mengacu pada perhitungan pengaruh
interaksi, dimana faktor A pada level
Tabel 2. Pengaruh Faktor Terhadap Rasio SN 2 dan faktor D pada level 2
memberikan rata-rata hasil respon
yang lebih besar dari pada pengaruh
interaksi level lainnya terhadap
produk yang tidak afkir. Maka setting
optimal interaksi Hardness Strecher
Roll dengan Ukuran Cutting Bar yang
digunakan adalah faktor A level 2
dengan nilai 40-50 kgf dan faktor D
level 2 ukuran tebal memiliki nilai
kontribusi sebesar 25,104%.
penyelesaian pengaruh interaksi
Untuk pemilihan level faktor B digunakan faktor A dengan setting
mengacu pada perhitungan rata-rata level 2 dan faktor D dengan setting
pengaruh faktor atau main effect, level 2, faktor interaksi AxB dengan
dimana faktor B pada level 1 penyelesaian pengaruh interaksi
memberikan rata-rata hasil respon yang digunakan faktor A dengan setting
lebih besar dari pada level 2 terhadap level 1 dan faktor B dengan setting
produk yang tidak afkir. Maka setting level 1, faktor B dengan setting level
optimal Sudut Cutting Bar yang 1, faktor A dengan setting level 2,
digunakan adalah level 1 dengan nilai faktor C dengan setting level 2, faktor
45o dan memiliki nilai kontribusi D dengan setting level 2, dan faktor
sebesar 18,329%. interaksi AxC dengan penyelesaian
pengaruh interaksi digunakan faktor
3. Faktor Interaksi A dan B A dengan setting level 2 dan faktor C
dengan setting level 2.
Untuk pemilihan level faktor AxB
mengacu pada perhitungan pengaruh Penentuan Setting Optimum
interaksi, dimana faktor A pada level 1
Faktor-faktor yang berpengaruh
dan faktor B pada level 1 memberikan secara signifikan terhadap rasio S/N
rata-rata hasil respon yang lebih besar dan direct analysis data 0/1 terhadap
dari pada pengaruh interaksi level peningkatan kualitas v-belt type KZL
lainnya terhadap produk yang tidak dan mengurangi tingkat afkir pinhole
afkir. Maka setting optimal interaksi adalah faktor A (Hardness Stecher
Hardness Strecher Roll dengan Sudut Roll), faktor B (Sudut Cutting Bar),
P a g e 7 | Jurnal Teknik Industri
faktor interaksi AxB (Hardness sebesar 2,9 persen. Maka kualitas v-
Stecher Roll (A) dengan Sudut belt untuk yang tidak afkir pinhole
Cutting Bar (B)) dan interaksi AxD meningkat dan afkir pinhole
(Hardness Stecher Roll (A) dengan berkurang sebesar 18,1 persen.
Bahan
Cutting Bar (D)). Dari hasil tersebut Berdasarkan perhitungan direct
dapat diketahui setting optimal pada analysis data 0/1 didapat sett ing
faktor A di level 2 dengan nilai 40-50 optimum dan dengan menggunakan
kgf, faktor B di level 1 dengan nilai metode OMEGA didapat nilai
45o, faktor interaksi A dan B dengan optimum berdasarkan nilai dB
faktor A level 1 dengan nilai 30-40 (decible value) sebesar 16,468 dB
kgf dan Faktor B dengan nilai 45o dan kemudian di konfersikan dengan tabel
faktor interaksi A dan D dengan OMEGA menjadi 97,8 persen. Maka
faktor A level 2 dengan nilai 40-50 kualitas vbelt untuk yang tidak afkir
kgf dan faktor D level 2 ukuran tebal. meningkat mencapai 97,8 persen
Maka, setting optimal untuk dengan tingkat afkir sebesar 2,2
menurunkan tingkat afkir pinhole persen.
yang terjadi adalah Hardness Stecher
Roll 40-50 kgf (A2), Sudut Cutting IV. Kesimpulan
Bar 45o (B1),interaksi Hardness
stecher Roll 30-40 kgf dengan Sudut Faktor–faktor terkendali beserta nilai
Cutting Bar levelnya dari building machine yang
45o (A1xB1), dan interkasi Hardness berpengaruh terhadap kualitas produk
Stecher Roll 40-50 kgf dengan v-belt type KZL adalah Hardness
Ukuran Cutting Bar Tebal (A2xD2) . Stecher Roll(A) yang terdiri dari 2
level, Sudut Cutting Bar(B) yang
Prediksi rasio S/N dan Direct terdiri dari 2 level, Silinder
Analysis Data 0/1 StecherRoll(C) yang terdiri dari 2
level, Ukuran Cutting Bar(D) yang
Pada penelitian ini faktor terkontrol terdiri dari 2 level. Kemudian, faktor
yang diamati adalah sejumlah 3 faktor optimal beserta levelnya yang
dengan masing-masing faktor terdiri berpengaruh terhadap kualitas
dari 3 level. Dengan adanya faktor produkv-belt type KZLyaitu (A) pada
A, B, serta interaksi AxB (karena level 2 dengan nilai 40–50
faktor A dapat mempengaruhi Kgf;(B) pada level 1 dengan nilai
faktor B, dan sebaliknya),[25] 45o; Interaksi (AxB) pada masing-
Berdasarkan perhitungan prediksi masing level 1 dengannilai Faktor
rasio S/N diketahui bahwa sebelum A 30–40 Kgf dan Faktor B 45o;
dilakukan perbaikan atau menggukan Interaksi(AxD) pada masing-masing
setting awal perusahaan tingkat level 2 dengan nilai faktorA 40–50
produk v- belt type KZL yang tidak Kgf dan faktor D Tebal. Sehingga,
afkir pinhole memiliki persentase 79 faktor danlevel yang optimal dan
persen dengan afkir pinhole sebesar berpengaruh signifikan yang
21 persen, sedangkan setelah digunakan untuk menentukan setting
dilakukan perbaikan berdasarkan building machine yaitu Hardness
perhitungan didapat setting optimum Stecher Roll 40-50 kgf (A2), Sudut
diketahui bahwa tingkat produk yang Cutting Bar 45o(B1), interaksi
tidak afkir pinhole menjadi 97,1 Hardness stecher Roll 30-40 kgf
persen dengan tingkat afkir pinhole dengan Sudut Cutting Bar

P a g e 8 | Jurnal Teknik Industri


45o(A1xB1), dan interkasi Hardness “Pengaruh Biaya Pencegahan dan
Stecher Roll 40-50 kgf dengan Biaya Penilaian terhadap Kuantitas
Ukuran Cutting Bar Tebal (A2xD2) . Produk Cacat,” 2016.

DAFTAR PUSTAKA [9] R. A. Kurniawan and H. Mujayin,


“Usulan Perawatan Mesin Stitching
[1] R. Amdila, F. Arina, R. Ekawati, J. Dengan Metode Reliability
Teknik, I. Universitas, and A. Centered Maintenance,” Jurnal
Tirtayasa, “Usulan Setting Building Teknik Industri, vol. 16, no. 2, pp.
Machine Terhadap Produk V-Belt 83–91, 2015.
Type KZL Menggunakan Metode
[10] D. Pujotomo and R. Kartha,
Taguchi,” 2013. “ANALISA SISTEM PERAWATAN
[2] T. Windarti, “PENGENDALIAN KOMPONEN BEARING BOTTOM
KUALITAS UNTUK MEMINIMASI ROLLER DAN V BELT MESIN RING
PRODUK CACAT PADA PROSES FRAME RY-5 PADA DEPARTEMEN
PRODUKSI BESI BETON,” 2014. SPINNING II A (DI PT DANLIRIS
SURAKARTA),” 2007.
[3] “dani,+Moh.+Hartono.PDF”.
[11] A. Pengendalian et al., “Analisis
[4] J. Susetyo, M. Yusuf, and A. Pengendalian Kualitas Produk
Saputro, “METODE CONTROL Dengan Metode Taguchi Di PT.
CHART DAN METODE TAGUCHI”. XYZ”.
[5] P. FRACTIONAL FACTORIAL
DENGAN METODE TAGUCHI Jani [12] A. Irawan and M. Mualif, “ANALISIS
Rahardjo, J. Rahardjo Dosen PENGENDALIAN KUALITAS PROSES
Fakultas Teknologi Industri, and J. STAMPING PART 16334SF DENGAN
Teknik Industri -Unversitas Kristen PENERAPAN METODE TAGUCHI DI
Petra Suryanata Rahardja, PT. SURYA TOTO INDONESIA, Tbk,”
“PERBANDINGAN METODE 2 2018.
KPERBANDINGAN METODE 2 K-P
[13] V. Devani and F. Wahyuni,
FRACTIONAL FACTORIAL DENGAN
“Pengendalian Kualitas Kertas
METODE TAGUCHI PADA PROSES
Dengan Menggunakan Statistical
PEMBUATAN FIBER GLASS.”
Process Control di Paper Machine
[Online]. Available:
3.”
http://puslit.petra.ac.id/journals/in
dustrial [14] D. Lintang Trenggonowati and aini
Minati Arafiany, “PENGENDALIAN
[6] M. Hartono, “MENINGKATKAN
KUALITAS PRODUK BAJA
MUTU PRODUK PLASTIK DENGAN
TULANGAN SIRIP 25 DENGAN
METODE TAGUCHI.”
MENGGUNAKAN METODE SPC DI
[7] J. Rekayasa, “JURNAL REKAVASI,” PT. KRAKATAU WAJATAMA Tbk,”
Jurnal REKAVASI, vol. 1, no. 1, 2013. 2018.

[8] R. Putra and D. A. Hasyir, [15] Y. Delvika, “Analisa Pengendalian


Kualitas Refined Bleached

P a g e 9 | Jurnal Teknik Industri


Deodorized Palm Oil Dengan (FMEA) UNTUK PERBAIKAN
Menggunakan Metode Taguchi KUALITAS PRODUK DI PT. XYZ,”
Pada PT. XYZ.” 2013.

[16] D. L. Trenggonowati, M. Ulfah, F. [23] D. Anggraini, S. Kusuma Dewi, and


Arina, and A. M. Wardhani, T. Eko Saputro, “Aplikasi Metode
“Pengendalian kualitas continuous Taguchi Untuk Menurunkan Tingkat
tandem cold mill (CTCM) Kecacatan Pada Produk Paving,”
menggunakan metode Taguchi Jurnal Teknik Industri, vol. 16, no. 1,
pada divisi cold rolling mill di PT. pp. 1–9, 2015.
XYZ,” Teknika: Jurnal Sains dan
Teknologi, vol. 16, no. 2, p. 293,
Nov. 2020, doi:
10.36055/tjst.v16i2.9242.

[17] “16025-Article Text-16023-1-


1020080718”.
[18] J. Rekayasa, “JURNAL REKAVASI,”
Jurnal REKAVASI, vol. 1, no. 1, 2013.

[19] A. S. Kekerasan Baja, D. Perlakuan


Panas, M. Firman, F. Herlina, M.
Hatif Martadinata, and I.
Kalimantan Muhammad Arsyad Al
Banjari Jln Adhyaksa No,
“MENGGUNAKAN METODE
TAGUCHI,” 2016.

[20] D. Anne Yang Aysia and D.


Soegianto, “PENENTUAN
KOMPOSISI BAHAN BAKU OPTIMAL
PRODUK KECAP X DENGAN
METODE TAGUCHI.” [Online].
Available:
http://puslit.petra.ac.id/journals/in
dustrial

[21] E. B. Leksono, “PERBAIKAN


KUALITAS BERKESINAMBUNGAN
DENGAN MENGINTEGRASIKAN
PENGEMBANGAN FUNGSI-FUNGSI
KUALITAS DAN METODE TAGUCHI
KE MODEL SIX SIGMA UNTUK
KAPUR OLAHAN (C KAPUR OLAHAN
(CaO).”

[22] A. Iswanto, A. Jabbar, M. Rambe,


and E. Ginting, “APLIKASI METODE
TAGUCHI ANALYSIS DAN FAILURE
MODE AND EFFECT ANALYSIS

P a g e 10 | Jurnal Teknik Industri


[24] G. Ayu Pratiwi, N. Widha Setyanto, Bricks at Cemorokandang,
and L. Tri Wijaya Nata Kusuma, Kedungkandang, Malang).”
“IMPLEMENTATION OF DMAIC
[25]
CYCLE WITH TAGUCHI METHOD TO
“Menentukan_Kombinasi_Optimal
IMPROVE QUALITY OF BRICK WITH
_Parameter_C”.
THE ADDITION OF SAWDUST (The
Case Study : Industrial Centers of

11 | Jurnal Teknik Industri


SUMMARY JOURNAL

1. TOPIK
Topik pada penelitian diatas adalah tentang bagaimana cara melakukan
pengendalian kualitas yang terjadi di PT XYZ dengan metode Taguchi yang terjadi
karena banyaknya tingkat kecacatan suatu produk.
2. SUMBER DATA
Sumber data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada melalui berbagai
macam analisis. Sedangkan jenis data penelitiannya adalah Data Kuantitatif dan Data
Analisis yang berbentuk angka, data statistik dan data yang didapatkan dari analisis.
3. HIPOTESIS
Hipotesis yang dikemukakan pada penelitian tersebut adalah mengkoreksi
keakuratan pengukuran terhadap suatu data yang telah dianalisa terkait dengan laporan
yang ada di lapangan. Data yang diambil dari hasil laporan laporan terkait.
4. METODE PENGOLAHAN DATA
Metode pengolahan data pada penelitian tersebut menggunakan metode
Pengolahan Data Manual. Dimana Seluruh proses pengumpulan data, pemfilteran,
penyortiran, perhitungan, dan operasi logis lainnya semuanya dilakukan dengan
campur tangan manusia dan tanpa menggunakan perangkat elektronik atau perangkat
lunak otomasi lainnya.
5. SISTEMATIKA PENGOLAHAN DATA
- Penyusunan Data yakni data dalam susunan yang teratur agar dapat mudah
dibaca dan dilihat secara visual.
-Klasifikasi Data yakni menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah data
berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan oleh
peneliti.
- Pengolahan Data yakni untuk menguji Hipotesis yang telah dirumuskan.
- Interpretasi Data yakni menerangkan setelah peneliti menyelesaikan analisiS
datanya dengan cermat.
6. HASIL DARI PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini mengetahui faktor-faktor yang dapat dikendalikan,
kemudian menentukan faktor-faktor optimal dan menentukan setting optimal
untuk building machine. Untuk mendapatkan hasil optimal terhadap faktornya,
maka penelitian ini menggunakan metode Taguchi. Metode taguchi digunakan
untuk meminimalkan pengaruh dari penyebabpenyebab perubahan (faktor tidak
terkontrol) dengan tanpa menghilangkan penyebab-penyebab (faktor terkontrol)
sehingga didapat rancangan yang optimal. Rancangan yang optimal setting
building machine yang didapat dari penelitian ini yaitu, afkir pinhole turun dari
21% menjadi 2,9%, atau kondisi v-belt yang tidak terjadi afkir pinhole naik dari
79% menjadi 97,1% .

12 | Jurnal Teknik Industri


7. KESIMPULAN
Faktor–faktor terkendali beserta nilai levelnya dari building machine yang
berpengaruh terhadap kualitas produk v-belt type KZL adalah Hardness
Stecher Roll(A) yang terdiri dari 2 level, Sudut Cutting Bar(B) yang terdiri dari 2
level, Silinder StecherRoll(C) yang terdiri dari 2 level, Ukuran Cutting Bar(D)
yang terdiri dari 2 level. Kemudian, faktor optimal beserta levelnya yang
berpengaruh terhadap kualitas produkv-belt type KZLyaitu (A) pada level 2
dengan nilai 40–50
Kgf;(B) pada level 1 dengan nilai 45o; Interaksi (AxB) pada masing-masing
level 1 dengannilai Faktor A 30–40 Kgf dan Faktor B 45o; Interaksi(AxD)
pada masing-masing level 2 dengan nilai faktorA 40–50 Kgf dan faktor D
Tebal. Sehingga, faktor danlevel yang optimal dan berpengaruh signifikan
yang digunakan untuk menentukan setting building machine yaitu Hardness
Stecher Roll 40-50 kgf (A2), Sudut Cutting Bar 45o(B1), interaksi Hardness
stecher Roll 30-40 kgf dengan Sudut Cutting Bar 45o(A1xB1), dan interkasi
Hardness Stecher Roll 40-50 kgf dengan Ukuran Cutting Bar Tebal
(A2xD2) .

13 | Jurnal Teknik Industri

Anda mungkin juga menyukai