Anda di halaman 1dari 1

AWAL BEDIRINYA

Kerajaan Banten berawal sekitar tahun 1526, ketika kerajaan demak memperluas pengaruhnya ke
kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukkan beberapa kawasan pelabuhan kemudian
menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kwasan perdagangan. Maulana hassanuddin, putera
Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut. Setelah penaklukan tersebut, Maulana
Hassanuddin atau fatahilla, mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang
kemudian hari menjadi pusat pemerintahan. Pada awalnya, kawasan Banten dikenal dengan nama
Banten Girang yang merupakan bagian dari Kerajaan Sunda. Kedatangan pasukan kerajaan dibawah
pimpinan Maulana Hassanuddin ke kawasan tersebut selain untuk perluasan wilayah juga sekaligus
penyebaran dakwah islam. Kemudian dipicu oleh adanya kerja sama Sunda-Portugis dalam bidang
ekonomi dan politik, hal ini dianggap dapat membahayakan kedudukan Kerajaan Demak selepas
kekalahn mereka mengusir Portugis dari Malaka tahun 1513.

KEHIDUPAN SOSIAL
1. Letak Kerajaan Banten yang stategis menjadikan Banten sebagai pusat perdagangan
internasional, terutama sejak Malaka dikuasai Portugis. Banyak kapal dagang local dan asing
yang memilih berdagang di Banten.
2. Masyarakat banten terkenal sangat ramah dan terbuka terhadap pedagang asing. Banyak
pedagang asing yang memilih menetap di Banten. Permukiman permukiman asing banyak
ditemui, seperti kampung Arab( Pekojan) dan kampung Tionghoa(pecinan). Toleransi umat
beragama di Banten juga berlangsung baik. Hal ini terlihat dari berdirinya tempat beribadatan
dari komunitas agama tertentu, sebagai contoh, sekitar tahun 1673, telah berdiri berbagai
klenteng di kawasan sekitar Pelabuhan Banten.
3. Komoditas export utama Banten adalah lada dan beras. Pada masa Sultan Ageng berkuasa,
dilakukan pekerjaan pengairan untuk menunjang pertanian.

Anda mungkin juga menyukai