artikelSW1publish - Analisis Program Sanitasi
artikelSW1publish - Analisis Program Sanitasi
14775
Research Article
Abstract
Community understanding of clean and healthy living behavior is still lacking, especially
in the use of latrines. The research objective was to analyze rural sanitation programs in the
use of latrines in Simpang Lancang Village, Bener Meriah Regency. This typeof research is
descriptive qualitative with a case study design. There were 9 research informants. Data
collection techniques with interviews, observation, and visual images. The research results
obtained are the community's seriousness in planning the construction of quality, sustainable,
and environmentally sound sanitation infrastructure and facilities as wellas increasing public
awareness of Clean and Healthy Behavior (PHBS). The conclusion of the research is that the
rural sanitation program has succeeded in making use of latrines in the village through several
important stages of activity starting from the preparation stage, the construction
implementation stage, and the post-construction stage. The recommendationof this research is
that it is hoped that there will be continuity of programs in the same or other similar forms that
are community-based in order to improve public health status.
Kurangnya akses sanitasi yang menimbulkan dengan Reje Kampung. Kampung Simpang
masalah kesehatan seperti diare (Wolf, et Lancang terdiri dari 3 dusun yaitu dusun Uteun
al.,2019). Badak, dusun Bener Tengah dan dusun Simpang
Permasalahan penyakit seperti Diare masih Lancang. Luas wilayah desa 5000m2 dengan
menjadi penyakit utama di perdesaan, sebanyak jumlah penduduk sebanyak579 jiwa yang terdiri
4.017.861 kasus tersebut telah didataoleh fasilitas dari penduduk laki- laki sebanyak 305 jiwa dan
kesehatan pada tahun 2015 (Yulyani, et al.,2019). penduduk perempuan sebanyak 274 jiwa. Jumlah
Ketersediaan air bersihserta kondisi hygiene dan kepala keluarga di kampung Simpang Lancang
sanitasi yang memadai berkontribusi dalam sebanyak 170 KK.
peningkatan kerentanan kasus diare (Ikua, et al., Desa Simpang Lancang sangat mengharapkan
(2021). Penduduk yang tidak memiliki jamban bantuan dari program pembangunan sanitasi padat
berpeluang 7,000 kali lebih besar untuk terserang karya terkait pembangunan fasilitas jamban dan
diare (Endawati, et al., 2021). tangki septik individu. Hal ini karena sebagian
Program Sanitasi Perdesaan Padat Karya besar warga Simpang Lancang belum memiliki
merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat akses sarana sanitasi yang layak. Sebagian
marginal / miskin yang bersifat produktif masyarakat memiliki bilik jamban namun tidak
berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam, memiliki tangki septik dan selebihnya masih
tenaga kerja, dan teknologi lokal dalam rangka melakukan kebiasaanBABS ke sungai dan kebun.
mengurangi kemiskinan, meningkatkan Sebagian kecil masyarakat yang peduli dengan
pendapatan dan menurunkan angka stunting. kesehatan ada yang membiasakan diri
Tujuan pemberdayaan desa yang berorientasi pada menumpang ke rumah warga yang memiliki
pembangunan manusia dan kebudayaan yaitu jamban apabilahendak buang air besar.
mewujudkan desa sebagai tempat yang dapat Beberapa rumah warga ada yang memiliki
mengakomodasi berbagai pilihan dan kesempatan jamban atau bilik dan toilet namuntidak memiliki
bagi masyarakat dengan eksistensinya masing- tangki septik sehingga tetap membuangnya ke
masing secara mandiri dan inklusif, serta sungai dan kebun. Pada saat kami melakukan
mengembangkan berbagai aktivitas berbasis survey kunjungan rumah di beberapa dusun,
kearifan lokal yang produktif dan bernilai terdapat pemandangan aliran air sungai yang
ekonomis. jernih namun ternyata tidak menjamin bahwa air
Pola penyelenggaraan Program Sanitasi tersebut steril oleh kotoran atau hasil buangan
Perdesaan Padat Karya dilakukan oleh Kelompok kamar mandi dan WC warga setempat.
Swadaya Masyarakat (KSM) dengan didampingi Masyarakat mengeluh terhadap permasalahan
oleh fasilitator Kabupaten dan Tenaga Fasilitator tersebut, namun karenamasyarakat yang tinggal
Lapangan (TFL) yang memiliki kemampuan adalah sebagian besar merupakan MBR
teknis dan sosial kemasyarakatan, mulai kegiatan (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) maka
perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan, mereka tidak mempunyai biaya untuk
monitoring dan evaluasi. Dalam melaksanakan memperbaiki sarana sanitasi yang layak dan
tugas, TFL akan bekerja secara tim. Setiap tim berkualitas. Studi ini bertujuan untuk
Fasilitator terdiri dari 2 (dua) orang yang terdiri mengevaluasi pelaksanaan program sanitasi
dari 1 (satu) orang fasilitator pemberdayaan perdesaan dalam pemanfaatan jamban di Desa.
masyarakat dan 1 (satu) orang fasilitator teknik
untuk mendampingi 2 (dua) lokasi, disesuaikan Metode
dengan jumlah lokasi sasaran dengan Jenis penelitian ini adalah penelitiandeskriptif
mempertimbangkan aksesibilitas pendampingan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi
dan kondisi lapangan. Kasus merupakan penelitian mengenai manusia
Desa Simpang Lancang KecamatanPintu Rime (dapat suatu kelompok, organisasi maupun
Gayo Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh individu), peristiwa, latar secara mendalam.
dikepalai oleh seorang kepala desa yang disebut Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi dan visual image. Peneliti dikumpulkan kemudian dianalisis secara
melakukan wawancara tentang input, proses, dan deskriptif. Penelitian kualitatif menggunakan
output dari program sanitasi perdesaan dalam pendekatan naturalistik yang berusaha untuk
pemanfaatan jamban di Desa. Observasi memahami fenomena dalam kontekstertentu, dan
dilakukan dengan melakukan pengamatan non peneliti tidak memanipulasi fenomena yang
partisipasi menggunakan panduan observasi. hendak diteliti. Pada penelitian kualitatif, peneliti
Sedangkan visual image yang dimaksud adalah adalah instrumennya. Sebuah penelitian yang
peneliti mengumpulkan berbagai foto/gambar kredibel dalam penelitian kualitatif tergantung
terkait pemanfaatan jamban di Desa. pada kemampuan dan usaha dari peneliti
Subjek penelitian ditentukan secara purposif, (Ustman, 2017).
yaitu peneliti menetapkan kriteria khusus subjek
untuk menjawab tujuanpenelitian. Kriteria subjek Hasil
adalah pihak yang ikut merintis dan mengetahui Hasil penelitian ini terdiri dari hasil evaluasi
proses pelaksanaan pemanfaatan jamban di Desa. dari indikator input, proses, dan output dari
Peneliti dibantu oleh informan kunci yang program sanitasi perdesaan dalam pemanfaatan
mengetahui proses pemanfaatan jamban di Desa jamban di Desa Simpang Lancang Kabupaten
dalam menentukan siapa saja yang ikut merintis Bener Meriah. Wawancara mendalam yang telah
dan mengetahui proses pelaksanaan program dilakukan melibatkan 9 orang informan yang
sanitasi perdesaaan dalam pemanfaatan jamban di merupakan pelaku program yang berkontribusi
Desa. Jumlah informan dalam penelitian ini dalam kegiatan pelaksanaan program sanitasi
berjumlah 9 orang. Teknik keabsahan data jenis perdesaan. Karakteristik informan tersebut
penelitian kualitatif yang digunakan adalah dijelaskan pada Tabel 1.
triangulasi sumber dan metode. Data yang
No Komponen Keterangan/Satuan
7. Akses Jalan Aspal
8. Sumber Air Sungai
Kondisi fasilitas BAB yang dimiliki oleh langsung ke tanah. Sebagian lagi yang belum
masyarakat, sebagian masyarakat mempunyai punya jamban/ WC di rumah mereka BAB ke WC
jamban di masing-masing rumah yang saluran umum yang ada di lingkungan mereka. Hasil dari
pembuangannya berupa jamban dengan pipa survey pemetaan sosial dan sanitasi di jelaskan
pembuangan langsung ke alur atau cubluk dalam tabel berikut:
Tabel 3. Perkembangan Sarana dan Prasarana Kesehatan Masyarakat
No Jenis Sarana / Tempat BAB Jumlah Pengguna/Pemilik
1. Jamban Pribadi Dengan Leher angsa dengan Tangki Septik 118 KK
2. Jamban Pribadi Dengan Leher angsa Tanpa Septik tank 14 KK
3. Jamban Pribadi – Cubluk 38 KK
4. MCK Umum 2
5. Sungai/ Mata Air 170 KK
Tabel di atas dapat digambarkan bahwa kegiatan sanitasi perdesaan padat karya tahun
kegiatan pelaksanaan ProgramSanitasi Perdesaan 2021 dilaksanakan di Desa/Kampung Simpang
Padat Karya memiliki tahapan kegiatan yang Lancang Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten
dilaksanakan di Desa Simpang Lancang Bener Meriah, titik sebaran pembangunannya
Kabupaten Bener Meriah tahun 2021. Lokasi sebagai tabel dibawah ini:
Tabel 5. Lokasi Kegiatan Sanitasi Perdesaan Padat Karya di Desa Simpang Lancang
Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah
No Dusun Jenis Kegiatan Jumlah Unit
1. Bener Tengah Pembangunan Bilik Toilet +Tangki Septik 13
2. Uten Badak Pembangunan Bilik Toilet +Tangki Septik 16
3. Simpang Lancang Pembangunan Bilik Toilet +Tangki Septik 11
Menurut Wahyudin (2016), salah satu yang acuan untuk mengetahui dampak program
dapat dilakukan untuk mencegah berbagai terhadap masyarakat
penyakit yang kerap muncul adalah melalui
kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kesimpulan
(PHBS). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Adanya program Sanitasi Perdesaan dalam
Manika (2022), keberhasilan penerapan PHBS pemanfaatan jamban di Desa Simpang Lancang
ditunjukkan dengan pola perilaku masyarakat mulai dari tahapan persiapan yaitu kegiatan
yang mulai sadar akan pentingnya penerapan sosiaslisasi awal memberikan pemahaman kepada
PHBSdi kehidupan sehari-hari. masyarakat tentang tujuan program yakni
Tahap Pelaksanaan Konstruksi membangun 40 unit jamban sehat, serta
Berdasarkan hasil penelitian kegiatan masyarakat difasilitasi untuk siap menerima dan
pelaksanaan konstruksi pada Program Sanitasi melaksanakan setiap kegiatan selama program
Perdesaan melibatkan partisipasi masyarakat berjalan di desa Simpang Lancang. Pada Tahap
terutama warga penerima bantuan jamban, yaitu Persiapan dalam kegiatan kampanye PHBS,
mereka bergotong royong untuk mempercepat masyarakat juga telah paham tentang kesehatan
pelaksanaan pembangunan. Hal ini dan berkomitmen untuk menerapkan Perilaku
memperlihatkan pentingnya pemanfaatan jamban Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat.
dalam program sanitasi perdesaan. Hasil Tahap Pelaksanaan Konstruksi, masyarakat
Penelitian menunjukkanbahwa kontruksi jamban ikut berpartisipasi bekerja sama membangun
yang dibangun sudah berkualitas dan sesuai jamban dan mengawasi pelaksanaan
dengan harapan warga, hal tersebut juga pembangunan dan menyadari pentingnya
disebabkan karena warga juga ikut melakukan pemanfaatan jamban yang dibangun. Pada Tahap
pengawasan terkait dengan pentingnya Paska Konstruksi, secara berkesinambungan
pemanfaatan jamban sehatdan berkualitas di desa masyarakat memanfaatkan jamban yang telah
Simpang Lancang. Menurut Slamet (2003), dibangun, menjaga kebersihan dan memelihara
adanya partisipasi masyarakat dalam proses kualitas sarana dan prasarana serta meninggalkan
pembangunan merupakan hal penting bagi kebiasaanBABs.
keberhasilan pembangunan itu sendiri. Program sanitasi perdesaan berhasil
Tahap Paska Konstruksi, mengupayakan pemanfaatan jamban di desa
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan melalui beberapa tahapan kegiatan penting mulai
bahwa kegiatan paska konstruksi merupakan dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan
tahap yang menentukan dalam menjamin konstruksi dan tahap paska konstruksi. Dengan
keberlanjutan fungsi sarana sanitasi terbangun, adanya program sanitasi perdesaan melalui
hal ini dapat diketahui dari warga masyarakat pembangunan dan pemanfaatan jamban di
yang masih menggunakan dan memanfaat 40 unit masyarakat, maka untuk mendukung upaya
jamban yang telah dibangun dalam program pemerintah dalam meningkatkan derajat
sanitasi perdesaan dan memelihara kebersihan kesehatan masyarakat dan menurunkan prevalensi
sarana jamban yang telah dibangun. Peran aktif stunting, diharapkan ada kesinambungan program
masyarakatpemanfaat kegiatan sanitasi perdesaan dalam bentuk yang sama maupun sejenis lainnya
yang didukung dengan kemauan dan kemampuan yang berbasis masyarakat.
masyarakat menjadi faktor yang sangat penting
dalam menjamin terpeliharanya sarana dan Daftar Pustaka
prasarana sanitasi yang ada. Aspek penting yang Apriyanti L, Widjanarko B, and Laksono, B
harus diperhatikan dalam keberlanjutan atau (2018) Faktor-faktor yang Mempengaruhi
kesinambungan adalah pengelolaan sarana dan Pemanfaatan Jamban Keluarga di
prasarana, penyuluhan dan pedoman Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes.
pemeliharaan. Menurut Sagala (2012) Kegiatan Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 14
kesinambungan paska konstruksi merupakan (No. 1): 1-14.