Anda di halaman 1dari 9

DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.

14775

Research Article

Analisis Program Sanitasi Pedesaan dalam Pemanfaatan Jamban di Desa Simpang


Lancang Kabupaten Bener Meriah

Sri Wahyuni1*, Eliska2


1
Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh
2
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Abstract
Community understanding of clean and healthy living behavior is still lacking, especially
in the use of latrines. The research objective was to analyze rural sanitation programs in the
use of latrines in Simpang Lancang Village, Bener Meriah Regency. This typeof research is
descriptive qualitative with a case study design. There were 9 research informants. Data
collection techniques with interviews, observation, and visual images. The research results
obtained are the community's seriousness in planning the construction of quality, sustainable,
and environmentally sound sanitation infrastructure and facilities as wellas increasing public
awareness of Clean and Healthy Behavior (PHBS). The conclusion of the research is that the
rural sanitation program has succeeded in making use of latrines in the village through several
important stages of activity starting from the preparation stage, the construction
implementation stage, and the post-construction stage. The recommendationof this research is
that it is hoped that there will be continuity of programs in the same or other similar forms that
are community-based in order to improve public health status.

Keywords: community, latrine, program,rural, sanitation

Pendahuluan tinja, merupakan masalah kesehatan prioritas dan


Akses penduduk terhadap sarana air limbah harus segera diselesaikan. Pengelolaan jamban
domestik dikawasan desa tertinggal berkaitan yang tidak memenuhi syarat kesehatan menjadi
dengan aspek kesehatan, lingkungan hidup, salah satu penyebab pencemaran lingkungan yang
Pendidikan, sosial budaya serta kemiskinan. dapat mempengaruhi kualitas kesehatan
Dengan adanya atau tersedianya sarana air limbah masyarakat (Sutrisno, et al., 2020). Salah satu
domestik serta adanya pemahaman masyarakat dasar dari strategi sanitasi yang efektif yaitu
tentang perilaku hidup bersih dan sehat maka memastikan cakupan yang tinggi terhadap
semakin kecil kasus terhadap gizi buruk dan penggunaan jamban sehat (Garn, et al., 2017).
stunting. Jamban merupakan fasilitaspembuangan tinja
Indonesia masih menjadi negara dengan yang efektif untuk memutus mata rantai penularan
wilayah daerahnya memiliki permasalahan penyakit: tinja ditampung dalam tangki septik
kesehatan lingkungan dan sanitasi, yang ditandai pribadi atau komunal (Improving Lifestyle and
tingginya angka kesakitan dan angka kematian Health: A Guide To Urban SanitationPromotion,
penyakit. Hal ini banyak ditemukan di daerah 2015). World Health Organization (WHO) dan
pedesaan dengan sanitasi yang buruk. Masalah United Nations Children’s Emergency Fund
kesehatan lingkungan, khususnya pembuangan (UNICEF) menyatakan, diperkirakan 1,1 milyar
(17%) penduduk di dunia pada tahun 2013 masih
*corresponding author: Sri Wahyuni melakukan Buang Air Besar (BAB) di tempat
Kesehatan Masyarakat, Universitas terbuka, 81% penduduk yang melakukan BABs
Muhammadiyah Mahakarya Aceh berada di 10 negara. Indonesia menjadi negara
Email: ayoeni82@gmail.com
kedua setelah India sebagai negara dengan kasus
Summited: 15-02-2023 Revised: 15-05-2023
Accepted: 25-05-2023 Published: 29-05-2023 BABS terbanyak, sebesar 12,9% (WHO, 2014).

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 189


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14775

Kurangnya akses sanitasi yang menimbulkan dengan Reje Kampung. Kampung Simpang
masalah kesehatan seperti diare (Wolf, et Lancang terdiri dari 3 dusun yaitu dusun Uteun
al.,2019). Badak, dusun Bener Tengah dan dusun Simpang
Permasalahan penyakit seperti Diare masih Lancang. Luas wilayah desa 5000m2 dengan
menjadi penyakit utama di perdesaan, sebanyak jumlah penduduk sebanyak579 jiwa yang terdiri
4.017.861 kasus tersebut telah didataoleh fasilitas dari penduduk laki- laki sebanyak 305 jiwa dan
kesehatan pada tahun 2015 (Yulyani, et al.,2019). penduduk perempuan sebanyak 274 jiwa. Jumlah
Ketersediaan air bersihserta kondisi hygiene dan kepala keluarga di kampung Simpang Lancang
sanitasi yang memadai berkontribusi dalam sebanyak 170 KK.
peningkatan kerentanan kasus diare (Ikua, et al., Desa Simpang Lancang sangat mengharapkan
(2021). Penduduk yang tidak memiliki jamban bantuan dari program pembangunan sanitasi padat
berpeluang 7,000 kali lebih besar untuk terserang karya terkait pembangunan fasilitas jamban dan
diare (Endawati, et al., 2021). tangki septik individu. Hal ini karena sebagian
Program Sanitasi Perdesaan Padat Karya besar warga Simpang Lancang belum memiliki
merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat akses sarana sanitasi yang layak. Sebagian
marginal / miskin yang bersifat produktif masyarakat memiliki bilik jamban namun tidak
berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam, memiliki tangki septik dan selebihnya masih
tenaga kerja, dan teknologi lokal dalam rangka melakukan kebiasaanBABS ke sungai dan kebun.
mengurangi kemiskinan, meningkatkan Sebagian kecil masyarakat yang peduli dengan
pendapatan dan menurunkan angka stunting. kesehatan ada yang membiasakan diri
Tujuan pemberdayaan desa yang berorientasi pada menumpang ke rumah warga yang memiliki
pembangunan manusia dan kebudayaan yaitu jamban apabilahendak buang air besar.
mewujudkan desa sebagai tempat yang dapat Beberapa rumah warga ada yang memiliki
mengakomodasi berbagai pilihan dan kesempatan jamban atau bilik dan toilet namuntidak memiliki
bagi masyarakat dengan eksistensinya masing- tangki septik sehingga tetap membuangnya ke
masing secara mandiri dan inklusif, serta sungai dan kebun. Pada saat kami melakukan
mengembangkan berbagai aktivitas berbasis survey kunjungan rumah di beberapa dusun,
kearifan lokal yang produktif dan bernilai terdapat pemandangan aliran air sungai yang
ekonomis. jernih namun ternyata tidak menjamin bahwa air
Pola penyelenggaraan Program Sanitasi tersebut steril oleh kotoran atau hasil buangan
Perdesaan Padat Karya dilakukan oleh Kelompok kamar mandi dan WC warga setempat.
Swadaya Masyarakat (KSM) dengan didampingi Masyarakat mengeluh terhadap permasalahan
oleh fasilitator Kabupaten dan Tenaga Fasilitator tersebut, namun karenamasyarakat yang tinggal
Lapangan (TFL) yang memiliki kemampuan adalah sebagian besar merupakan MBR
teknis dan sosial kemasyarakatan, mulai kegiatan (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) maka
perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan, mereka tidak mempunyai biaya untuk
monitoring dan evaluasi. Dalam melaksanakan memperbaiki sarana sanitasi yang layak dan
tugas, TFL akan bekerja secara tim. Setiap tim berkualitas. Studi ini bertujuan untuk
Fasilitator terdiri dari 2 (dua) orang yang terdiri mengevaluasi pelaksanaan program sanitasi
dari 1 (satu) orang fasilitator pemberdayaan perdesaan dalam pemanfaatan jamban di Desa.
masyarakat dan 1 (satu) orang fasilitator teknik
untuk mendampingi 2 (dua) lokasi, disesuaikan Metode
dengan jumlah lokasi sasaran dengan Jenis penelitian ini adalah penelitiandeskriptif
mempertimbangkan aksesibilitas pendampingan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi
dan kondisi lapangan. Kasus merupakan penelitian mengenai manusia
Desa Simpang Lancang KecamatanPintu Rime (dapat suatu kelompok, organisasi maupun
Gayo Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh individu), peristiwa, latar secara mendalam.
dikepalai oleh seorang kepala desa yang disebut Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 190


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14775

wawancara, observasi dan visual image. Peneliti dikumpulkan kemudian dianalisis secara
melakukan wawancara tentang input, proses, dan deskriptif. Penelitian kualitatif menggunakan
output dari program sanitasi perdesaan dalam pendekatan naturalistik yang berusaha untuk
pemanfaatan jamban di Desa. Observasi memahami fenomena dalam kontekstertentu, dan
dilakukan dengan melakukan pengamatan non peneliti tidak memanipulasi fenomena yang
partisipasi menggunakan panduan observasi. hendak diteliti. Pada penelitian kualitatif, peneliti
Sedangkan visual image yang dimaksud adalah adalah instrumennya. Sebuah penelitian yang
peneliti mengumpulkan berbagai foto/gambar kredibel dalam penelitian kualitatif tergantung
terkait pemanfaatan jamban di Desa. pada kemampuan dan usaha dari peneliti
Subjek penelitian ditentukan secara purposif, (Ustman, 2017).
yaitu peneliti menetapkan kriteria khusus subjek
untuk menjawab tujuanpenelitian. Kriteria subjek Hasil
adalah pihak yang ikut merintis dan mengetahui Hasil penelitian ini terdiri dari hasil evaluasi
proses pelaksanaan pemanfaatan jamban di Desa. dari indikator input, proses, dan output dari
Peneliti dibantu oleh informan kunci yang program sanitasi perdesaan dalam pemanfaatan
mengetahui proses pemanfaatan jamban di Desa jamban di Desa Simpang Lancang Kabupaten
dalam menentukan siapa saja yang ikut merintis Bener Meriah. Wawancara mendalam yang telah
dan mengetahui proses pelaksanaan program dilakukan melibatkan 9 orang informan yang
sanitasi perdesaaan dalam pemanfaatan jamban di merupakan pelaku program yang berkontribusi
Desa. Jumlah informan dalam penelitian ini dalam kegiatan pelaksanaan program sanitasi
berjumlah 9 orang. Teknik keabsahan data jenis perdesaan. Karakteristik informan tersebut
penelitian kualitatif yang digunakan adalah dijelaskan pada Tabel 1.
triangulasi sumber dan metode. Data yang

Tabel 1. Karakteristik Informan Wawancara


No Kode Informan Usia (tahun) Jenis Kelamin Jabatan
1. A 56 Laki-laki Ketua KSM
2. B 41 Laki-laki Sekretaris
3. C 38 Perempuan Bendahara
4. D 35 Laki-laki Perencana
5. E 42 Laki-laki Pengadaan
6. F 40 Laki-laki Pengadaan
7. G 34 Perempuan Pengadaan
8. H 37 Laki-laki Pelaksana
9. I 41 Laki-laki Pengawas

beberapa data Desa Simpang Lancang Kecamatan


Pemilihan Desa penerima manfaat dalam
Pintu Rimo Gayo Kabupaten Bireuen, seperti
pelaksanaan program sanitasi perdesaan,
pada tabel.2, berikut ini:
dilakukan pemetaan sosial Desa, diperoleh

Tabel 2. Pemetaan Sosial Desa


No Komponen Keterangan/Satuan
1. Luas Wilayah 5.000 M2
2. Jumlah Penduduk 579 Jiwa
3. Jumlah Kepala Keluarga 170 KK
4. Jumlah Keluarga MBR 40 KK
5. Jumlah Kepemilikan Jamban/WC 118 KK
6. Topografi Dataran Tinggi Berbukit

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 191


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14775

No Komponen Keterangan/Satuan
7. Akses Jalan Aspal
8. Sumber Air Sungai

Kondisi fasilitas BAB yang dimiliki oleh langsung ke tanah. Sebagian lagi yang belum
masyarakat, sebagian masyarakat mempunyai punya jamban/ WC di rumah mereka BAB ke WC
jamban di masing-masing rumah yang saluran umum yang ada di lingkungan mereka. Hasil dari
pembuangannya berupa jamban dengan pipa survey pemetaan sosial dan sanitasi di jelaskan
pembuangan langsung ke alur atau cubluk dalam tabel berikut:
Tabel 3. Perkembangan Sarana dan Prasarana Kesehatan Masyarakat
No Jenis Sarana / Tempat BAB Jumlah Pengguna/Pemilik
1. Jamban Pribadi Dengan Leher angsa dengan Tangki Septik 118 KK
2. Jamban Pribadi Dengan Leher angsa Tanpa Septik tank 14 KK
3. Jamban Pribadi – Cubluk 38 KK
4. MCK Umum 2
5. Sungai/ Mata Air 170 KK

Kegiatan pelaksanaan Program Sanitasi Tahapan pelaksanaan tersebut dijelaskan pada


Perdesaan dilakukan dalam beberapa tahapan. Tabel 4.
Tabel 4. Tahapan Pelaksanaan Program Sanitasi Perdesaan di Desa Simpang Lancang
No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1. Perencanaan 30/3/2021 sampai dengan 06/5/2021
2. Pelaksanaan Konstruksi 11/5/2021 sampai dengan 3/10/2021
3. Serah Terima 1/10/2021 sampai dengan 12/10/2021
4. Pasca Kontruksi 1/11/2021 sampai dengan 19/11/2021

Tabel di atas dapat digambarkan bahwa kegiatan sanitasi perdesaan padat karya tahun
kegiatan pelaksanaan ProgramSanitasi Perdesaan 2021 dilaksanakan di Desa/Kampung Simpang
Padat Karya memiliki tahapan kegiatan yang Lancang Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten
dilaksanakan di Desa Simpang Lancang Bener Meriah, titik sebaran pembangunannya
Kabupaten Bener Meriah tahun 2021. Lokasi sebagai tabel dibawah ini:

Tabel 5. Lokasi Kegiatan Sanitasi Perdesaan Padat Karya di Desa Simpang Lancang
Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah
No Dusun Jenis Kegiatan Jumlah Unit
1. Bener Tengah Pembangunan Bilik Toilet +Tangki Septik 13
2. Uten Badak Pembangunan Bilik Toilet +Tangki Septik 16
3. Simpang Lancang Pembangunan Bilik Toilet +Tangki Septik 11

Tabel di atas dapat digambarkan bahwa kegiatan.


Kegiatan Sanitasi Perdesaan Padat Karya, titik Wawancara mendalam yang dilakukan oleh
sebaran pembangunannya di 3 lokasi (dusun) di peneliti terhadap 9 informan yaitu mengenai
Desa Simpang Lancang Kecamatan Pintu Rime tahapan kegiatan dan sejauh mana pemahaman
Gayo Kabupaten Bener Meriah, dan jenis kegiatan masyarakat tentang program sanitasi perdesaan
pada masing-masing lokasi adalah pembangunan serta pemanfaatan jamban oleh masyarakat.
bilik toilet beserta tangki septik dengan total 40

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 192


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14775

Kegiatan Sosialisasi Awal Pertanyaan tentang pengertian PHBS


Sosialisasi kegiatan Sanitasi Perdesaan ‘’ee….kalau tidak salah tentang hidup
dilakukan oleh tenagafasilitator lapangan dengan sehat masyarakat , misalnya mungkin
mengundang masyarakat desa. Kegiatan tentang tidak buang air besar
Sosialisasi bertujuan memperkenalkan program sembarangan, pastinya tentang sehat
sanitasi kepada masyarakat. Dalam wawancara gitu bu ya………?”
mengenai kegiatan Sosialisasi awal, peneliti Pertanyaan tentang jumlah masyarakat yang ikut
memberikan pertanyaan terkait jumlah dalam kegiatan kampanye PHBS
masyarakat yang ikut dalam kegiatan sosialisasi, ’….banyak bu, apalagi yang
pengetahuan masyarakat tentang program dan perempuan, yang ibu- ibu, semangat
minat masyarakat untuk mengikuti setiap tahapan mendengarkan materi
dalam programSanitasi Perdesaaan. penyuluhan………”
Pertanyaan tentang jumlah masyarakat yang ikut Pertanyaan tentang komitmenmasyarakat dalam
dalam kegiatansosialisasi menerapkan PHBSdi masyarakat.
‘’….kalau secara pastinya saya tidak ‘’….masyarakat simpang lancang ini
ingat berapa orang yang hadir pada patuh patuh bu, apalagi untuk
saat kegiatan sosialisasi, yang saya tau kesehatan diri juga ya kan………”
banyak masyarakat yang hadir baik dari Pertanyaan tentang materi yang disampaikan
laki-laki ataupunperempuan………” oleh sanitarian dalam kegiatan kampanye PHBS.
Pertanyaan tentang pengetahuan masyarakat ‘’…. Stop BAB sembarangan misalnya
tentang program sanitasi setelah kegiatan jangan lagi BAB di sungai, trus Cuci
sosialisasi awal, Tangan Pakai Sabun, Air Minum dan
“……setahu saya programnya dari Makanan harus dikelola baik, sampah
PU……ya bangun WC atau jamban dan limbah juga dibuang pada
sehat gitu……trus ada penyuluhan tempatnya ………”
tentang kesehatan juga…..”.
Pertanyaan tentang minat masyarakat untuk Tahap Pelaksanaan Konstruksi
mengikuti setiap tahapan dalam program sanitasi Pelaksaan kegiatan konstruksi dimulai pada
perdesaaan, tanggal 11 Mei 2021 sampai dengan 03 Oktober
“……wahh……. Minat pastinya donk
2021. Tahap pelaksanaan konstruksi ditandai
bu…… karena memang perlu
sekali…..masyarakat masih pada buang dengan telah ditandatanganinya Perjanjian kerja
airbesar di sungai…dan ya..kalau syarat sama antara PPK Sanitasi dengan KSM dan
ikut aturan kegiatan…masyarakat ya dilaksanakan berdasarkan perencanaan dalam
pasti akan ikut….” Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Wawancara
mengenai kegiatan pelaksanaan konstruksi
Kegiatan Kampanye Perilaku HidupBersih dan peneliti memberikan pertanyaan terkait tentang
Sehat (PHBS) keterlibatan masyarakat pada saat pembangunan
Kampanye PHBS merupakan bentuk kegiatan jamban dan kualitas konstruksi jamban yang
penyadaran masyarakat terhadap bahaya sanitasi dibangun pada program sanitasi perdesaaan.
yang buruk. Kegiatan ini difasilitasi oleh Pertanyaan tentang keterlibatan masyarakat pada
fasilitator lapangan dan berkolaborasi dengan saat pembangunan jamban
sanitarian /tenaga sanitasi Puskesmas. Wawancara ‘’….kalo di desa kami perempuan juga
mengenai kegiatan Kampanye PHBS, peneliti ikut gali lubang, jadi siapa yang mau
memberikan pertanyaan terkait tentang pengertian boleh kerja gotong royong biar cepat
PHBS, jumlah masyarakat yang ikut dalam selesai………”
kegiatan kampanye PHBS, komitmen masyarakat Pertanyaan tentang kualitas konstruksi jamban
dalam menerapkan PHBS di masyarakat serta yang dibangun pada program sanitasi perdesaaan
materi yang disampaikan oleh sanitarian dalam “……bagus karena tukangnya dari desa
kegiatan kampanye PHBS. sendiri bahkan orang rumah masing

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 193


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14775

masing ikut bantu ngawasin sejalan dengan penelitianRahmatika, dkk (2022)


tukang….he..he...” yaitu terdapat hubungan antara ketersediaan
sarana prasarana dengan penggunaan atau
Tahap Paska Konstruksi pemanfaatan jamban di masyarakat.
Kegiatan pasca konstruksi merupakan tahap Kegiatan Sosialisasi Awal
yang menentukan dalam menjamin keberlanjutan Hasil dari kegiatan sosialisasi awal di tingkat
fungsi sarana sanitasi terbangun. Peran aktif desa adalah masyarakat memahami maksud dan
masyarakat pemanfaat kegiatan SANIMAS yang tujuan kegiatan sanitasi perdesaan, siap menerima
didukung dengan kemauan dan kemampuan dan melaksanakan kegiatan memahami Perilaku
masyarakat menjadi faktor yang sangat penting Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta
dalam menjamin terpeliharanya sarana dan terbentuknya kelembagaan pelaksanaan kegiatan.
prasarana sanitasi yang ada. Aspek penting yang Berdasarkan Hasil Penelitian, Kegiatan
harus diperhatikan dalam keberlanjutan adalah Sosialisasi awal program sanitasi perdesaan
pengelolaan saranadan prasarana, penyuluhan dan memberikan manfaat bagi masyarakat yang dapat
pedoman pemeliharaan. Wawancara mengenai diketahui dari banyaknya masyarakat yang hadir
kegiatan Pasca Konstruksi, peneliti memberikan dalam kegiatan sosialisasi, minat masyarakat
pertanyaan terkait tentang jumlah unit jamban untuk mengikuti kegiatan dan pengetahuan
yang telah dibagun, pemanfaatan jamban oleh masyarakat tentang program sanitasi perdesaan.
masyarakat, pengelolaan sarana dan prasarana, Menurut Lindiarti, dkk (2017),Tujuan sosialisasi
penyuluhan dan pemeliharaan adalah memberi keterampilan dan pengetahuan
Pertanyaan tentang jumlah unit jamban yang telah yang dibutuhkan untuk melangsungkan
dibagun kehidupan seseorang ditengah- tengah
‘’….ada 40 jamban sehat yang masyarakat.
terbangun………” Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Pertanyaan tentang pemanfaatan jamban oleh (PHBS)
masyarakat Berdasarkan Hasil Penelitian, Kegiatan
“……sampai saat ini masih dipakai sesuai kampanye PHBS yang dilakukan dalam program
fungsinya dan warga juga tidak lagi ke sungai sanitasi perdesaan sangat bermanfaatmemberikan
untuk BAB...” penyadaran kepada masyarakat tentang
Pertanyaan tentang pengelolaan sarana dan pentingnya pemanfaatan jamban sehingga
prasarana, penyuluhan danpemeliharaan masyarakat tidak ada lagi yang Buang Air Besar
“……tetap dipelihara karena dipake buat (BAB) di sungai. Kegiatankampanye PHBS juga
rumah pribadi, KSM dan kader suka kasih meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
ingatkan untuk bersih bersih jamban dan pentingnya menerapkan PHBS di masyarakat.
pelihara...” Kegiatan kampanye PHBSmelibatkan seluruh
masyarakat terutama penerima manfaat kegiatan
Pembahasan sanitasi perdesaan agar fasilitas sanitasi yang
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan sudah terbangun dapat mendorong masyarakat
dalam penelitian ini mengenai tahapan yang untuk mengubah perilaku hidup bersih dan sehat
sangat penting dalam program dan berkaitan erat terutama untuk Stop Buang Air Besar
dengan pemanfaatan jamban yaitu kegiatan Sembarangan (BABs). Materi Kampanye PHBS
Sosialisasi awal tingkat Desa, kampanye PHBS, yang di sampaikan dalam kegiatan kampanye
kegiatan tahap pelaksanaan konstruksi serta PHBS yaitu mengacu kepada 5 (lima) pilar
kegiatan tahap paska konstruksi. Adanya sarana Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(STBM) yang
parasarana dalam program Sanimas yang meliputi: Stop BABs, Cuci Tangan Pakai Sabun,
dilaksanakan pada setiap tahapan dalam program Pengelolaan Air Minum/Makanan di Rumah
meningkatkan kesadaran masyarakat atau Tangga,Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
pengguna dalam hal pemanfaatan jamban. Hal ini Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga.

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 194


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14775

Menurut Wahyudin (2016), salah satu yang acuan untuk mengetahui dampak program
dapat dilakukan untuk mencegah berbagai terhadap masyarakat
penyakit yang kerap muncul adalah melalui
kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kesimpulan
(PHBS). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Adanya program Sanitasi Perdesaan dalam
Manika (2022), keberhasilan penerapan PHBS pemanfaatan jamban di Desa Simpang Lancang
ditunjukkan dengan pola perilaku masyarakat mulai dari tahapan persiapan yaitu kegiatan
yang mulai sadar akan pentingnya penerapan sosiaslisasi awal memberikan pemahaman kepada
PHBSdi kehidupan sehari-hari. masyarakat tentang tujuan program yakni
Tahap Pelaksanaan Konstruksi membangun 40 unit jamban sehat, serta
Berdasarkan hasil penelitian kegiatan masyarakat difasilitasi untuk siap menerima dan
pelaksanaan konstruksi pada Program Sanitasi melaksanakan setiap kegiatan selama program
Perdesaan melibatkan partisipasi masyarakat berjalan di desa Simpang Lancang. Pada Tahap
terutama warga penerima bantuan jamban, yaitu Persiapan dalam kegiatan kampanye PHBS,
mereka bergotong royong untuk mempercepat masyarakat juga telah paham tentang kesehatan
pelaksanaan pembangunan. Hal ini dan berkomitmen untuk menerapkan Perilaku
memperlihatkan pentingnya pemanfaatan jamban Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat.
dalam program sanitasi perdesaan. Hasil Tahap Pelaksanaan Konstruksi, masyarakat
Penelitian menunjukkanbahwa kontruksi jamban ikut berpartisipasi bekerja sama membangun
yang dibangun sudah berkualitas dan sesuai jamban dan mengawasi pelaksanaan
dengan harapan warga, hal tersebut juga pembangunan dan menyadari pentingnya
disebabkan karena warga juga ikut melakukan pemanfaatan jamban yang dibangun. Pada Tahap
pengawasan terkait dengan pentingnya Paska Konstruksi, secara berkesinambungan
pemanfaatan jamban sehatdan berkualitas di desa masyarakat memanfaatkan jamban yang telah
Simpang Lancang. Menurut Slamet (2003), dibangun, menjaga kebersihan dan memelihara
adanya partisipasi masyarakat dalam proses kualitas sarana dan prasarana serta meninggalkan
pembangunan merupakan hal penting bagi kebiasaanBABs.
keberhasilan pembangunan itu sendiri. Program sanitasi perdesaan berhasil
Tahap Paska Konstruksi, mengupayakan pemanfaatan jamban di desa
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan melalui beberapa tahapan kegiatan penting mulai
bahwa kegiatan paska konstruksi merupakan dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan
tahap yang menentukan dalam menjamin konstruksi dan tahap paska konstruksi. Dengan
keberlanjutan fungsi sarana sanitasi terbangun, adanya program sanitasi perdesaan melalui
hal ini dapat diketahui dari warga masyarakat pembangunan dan pemanfaatan jamban di
yang masih menggunakan dan memanfaat 40 unit masyarakat, maka untuk mendukung upaya
jamban yang telah dibangun dalam program pemerintah dalam meningkatkan derajat
sanitasi perdesaan dan memelihara kebersihan kesehatan masyarakat dan menurunkan prevalensi
sarana jamban yang telah dibangun. Peran aktif stunting, diharapkan ada kesinambungan program
masyarakatpemanfaat kegiatan sanitasi perdesaan dalam bentuk yang sama maupun sejenis lainnya
yang didukung dengan kemauan dan kemampuan yang berbasis masyarakat.
masyarakat menjadi faktor yang sangat penting
dalam menjamin terpeliharanya sarana dan Daftar Pustaka
prasarana sanitasi yang ada. Aspek penting yang Apriyanti L, Widjanarko B, and Laksono, B
harus diperhatikan dalam keberlanjutan atau (2018) Faktor-faktor yang Mempengaruhi
kesinambungan adalah pengelolaan sarana dan Pemanfaatan Jamban Keluarga di
prasarana, penyuluhan dan pedoman Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes.
pemeliharaan. Menurut Sagala (2012) Kegiatan Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 14
kesinambungan paska konstruksi merupakan (No. 1): 1-14.

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 195


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14775

https://doi.org/10.14710/jpki.14.1.1-14 Preventif Penyebaran Virus Covid – 19 di


Departemen Kesehatan RI (2008). Profil Desa Tirtosari Kecamatan Kretek, Bantul,
Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: Depkes 2022. Vol 5 Nomor 1 tahun 2022.
RI Jakarta Nadraha, Taliziduhu, 2003. PartisipasiMasyarakat
Dinas Kesehatan (2021). Profil Kesehatan Perdesaan Dalam Pembangunan di
Provinsi Aceh tahun 2020 Beberapa Desa. Jakarta : Yayasan Karya
Dirjen PUPR, (2021). Petunjuk Teknis Dharma.
Pelaksanaan Sanitasi Perdesaan Direktorat Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian.
Jendral Cipta Karya. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Damsar. D dan Indrayani 2016. Pengantar Nugraha, M.F. (2015). Dampak Program sanitasi
Sosiologi Perdesaan. Jakarta, Kencana Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar
Endawati A, Sitorus RJ and Listiono H (2021) Pertama di Desa Gucialit Kecamatan
Hubungan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Gucialit Kabupaten Lumajang. Jurnal
Diare pada Balita Di Wilayah Kerja kebijakan dan Manajemen Publik.
Puskesmas Pembina Kota Palembang. Slamat (2003). Pembangunan Masyarakat
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Berwawasan
Jambi 21 (No.1) 253-258 Partisipasi, Surakarta. Sebelas Maret
Garn J, et al (2017) The Impact of Sanitation University Press.
Interventions on Latrine Coverage and Sugiono (2004). Memahami Penelitian Kualitatif,
Latrine Use: A Systematic Review and Bandung. Alfabeta.
Meta- Analysis. International Journal of Soekidjo Notoatmodjo. (2010). Metodelogi
Hygiene and Environtmental Health 220 Penelitian Kesehatan, Jakarta : Penerbit
(No. 2): 329-340. Rineka Cipta
Ikua MD (2021) Environmental Risk Factors Soekidjo Notoatmodjo. (2012). Promosi
Influencing Diarrheal Occurrence among Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.
Children Under Five Years Old in Informal Penerbit Rineka Cipta
Urban Settlements: A Case Study of Sagala, (2012). Evaluasi Program Penyediaan Air
Korogocho. Nairobi County, Kenya. Sch Minum dan SanitasiBerbasis Masyarakat di
J Arts Humanit Soc Sci1:19-30.Improving Kecamatan Tembalang.
Lifestyle And Health : A Guide To Urban Sayati D (2018) Faktor-Faktor yang
Sanitation Promotion, 2015 Mempengaruhi Pemanfaatan Jamban Sehat
KSM Maju Bersama, (2021), Rencana Kerja di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir
Masyarakat (RKM) Desa Simpang Palembang Tahun 2018. Jurnal Aisyiyah
Lancang, KecamatanPintu Rime Gayo. Medika 2: 57-68.
Lisbet. (2013). Pencapaian Millenium https://doi.org/10.36729/jam.v2i1.74
Development Goals (MDGs) Di Indonesia Sutrisno A, Azis D, Amanto A and Ansori M
Melalui KerjasamaInternasional. Politica. (2020) Penerapan danendampingan
Lexy Maelong, 2013. Penelitian Kualitatif. Peningkatan Kesehatan Sanitasi
Bandung : PT Remaja Rosda Karya Lingkungan Tepian Sungai Mesuji dengan
Lindiarti, Siti, dkk. (2017). “Pengaruh Sosialisasi Penggunaan Jamban Rawa dan Sungai
dan Tingkat Pengalaman Masyarakat Ramah Lingkungan di Desa Wiralaga I
terhadap Minat Pembuatan Akta Kematian” Kabupaten Mesuji Lampung. Jurnal
di DesaPurwarejo. http://Jurnal Abdidas 1 (No. 5): 351-357.
Fkip.Unila.ac.id/indek PHPJKD/ https://doi.org/10.31004/abdidas.v1i5.78
/article/view/13864. Utsman, Utsman. (2017). Validitas Dan
Riyadi, S (2016). Ilmu Kesehatan masyarakat, Reliabilitas Untuk Mengevaluasi Mutu
Yogyakarta. Penelitian Kualitatif.
Manika, 2022. Gerakan PHBS Sebagai Upaya Yulyani V, Dwi D, and Kurnia D. (2019)

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 196


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14775

Latrine Use and Associated Factors


Among Rural Community In Indonesia.
Malaysian Journal of Public Health
Medicine 19 (No. 1): 143-15
Wirawan (2011). Evaluasi : Teori, Model,
Standar, Aplikasi dan Profesi, Jakarta :
Rajawali Pers.
Wahyudin, (2016). Membangun Model
Kampanye Komunikasi KesehatanPHBSdi
Jawa Barat. Jurnal Ilmu Politik dan
Komunikasi vol no.2 Desember 2016.
Wolf J, et al (2019) A FaecalContamination
Index for interpreting heterogeneous
diarrhea impacts of water, sanitation
and hygiene interventionsand overall,
regional and country estimates of
community sanitation coverage with a
focus on low- and middle-income
countries. International Journal of
Hygiene and Environmental Health
222 (No. 2): 270-282
World Health Organization (WHO) (2014)
Joint Monitoring Programmefor Water
Supply and Sanitation. In:Progress on
Sanitation and Drinking-water: 2014.
WHO Press.Geneva.

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 197

Anda mungkin juga menyukai