Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN STUDY TOUR

PULAU DEWATA BALI


Laporan Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Menyelesaikan Tugas Akhir

Tahun Pelajaran 2022/2023

DISUSUN OLEH:

1.Azahra Vanestira Bunga (11)

2.Betari Septi Amalia (14)

3.Davynna Nooraini Immawati (18)

4.Gayatri Kartika Dewi (22)

KELAS : XI IPS 1
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
MOTTO

 Orang berguna adalah orang yang mempunyai manfaat bagi orang lain
 Jadikan kekurangan sebagai motivasi yang utama dalam hidup
 Tiada kesuksesan tanpa usaha dan tanpa doa
 Kesibukan akan menghilangkan perasaan yang mengganggu
 Pendidikan merupakan pelengkap paling baik untuk hari tua
 Jangan takut gagal, karena belajar dari kegagalan adalah hal yang bijak
 Jangan hanya berdiam diri, ketika orang lain telah menyentuh garis finish
 Kebiasaan yang baik maka akan mendatangkan hal-hal yang baik pula
 Kesuksesan tidak akan bertahan lama jika Anda memperolehnya lewat jalan pintas
 Tidak ada ilmu yang sia-sia, ilmu akan jadi bermanfaat di tempat yang tepat
 Jangan mau jadi pecundang karena kegagalan, bangkitlah sekali lagi
 Hidup tidak akan berubah tanpa ada usaha dari diri sendiri
 Orang yang pandai bersyukur membuatnya merasa cukup dengan yang dimilikinya
 Jika Anda memimpikannya cobalah wujudkan jadi kenyataan
 Orang yang sukses adalah mereka yang berani mengambil risiko bagi hidupnya
PERSEMBAHAN

Penyusun mempersembahkan karya tulis ini untuk

1. Ibu Windrati, S.Pd, M.Pd. selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 1Sragen yang telah memberikan
bimbingan kepada kami

2. Bapak Sriyono, S.Pd, M.Pd. selaku Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah Negeri 1Sragen

3. Ibu Sri Hariyanti, S.Hum selaku wali kelas XI-IS.1

4 Bapak Drs, Suwarto, M.pd selaku guru bahasa Indonesia

5. Bapak/Ibu guru dan karyawan/karyawati Madrasah Aliyah Negeri 1Sragen

6. Kakak kelas, teman-teman serta adik kelas yang kami cintai

7. Pembaca yang budiman


PENGESAHAN

Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing dan kepala sekolah untuk memenuhi
tugas akhir kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen tahun pelajaran 2022/2023.

Disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Wali Kelas Kesiswaan

Sri Hariyanti,S.Hum Sriyono, S.Pd.,M.Pd.

NIK: - NIK:197107252007011021

Mengetahui

Kepala Madrasah Aliyah 1 Sragen

Windrati, S.Pd, M.Pd

NIK:197111142000122001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat, hidayah, serta
karuni-Nya kepada kita semua, dan sholawat serta salam tak lupa tetap tercurah limpahkan kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita tunggu syafaatnya di yaumul qiyamah
nanti.

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah penyusun berhasil menyelesaikan karya tulis ini. Sehingga kami harapkan karya tulis
ini dapat memberikan gambaran dan cakrawala bagi semua pembaca tentang manfaat dan perlunya
karya tulis ini maksud dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk melengkapi tugas karya tulis
ilmiah hasil study tour pada bulan Februari 2023

Dengan terselesaikan tugas ini, perkenankanlah penyusun mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Windrati, S.Pd, M.Pd. selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen yang telah memberikan
bimbingan kepada kami

2. Bapak Sriyono, S.Pd, M.Pd. selaku Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen

3. Ibu Sri Haryati, S.Hum selaku wali kelas XI-IS.1

4 Bapak Drs, Suwarto, M.pd selaku guru bahasa Indonesia

5. Teman-teman yang senantiasa memberikan bantuan kepada penyusun

6. Semua pihak yang telah membantu terselesainya tugas ini

Semoga segala kebaikan dan bantuannya mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dalam hal
pendidikan. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penyusun
khususnya.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Sragen, 18 Februari 2023

Penyusun
HALAMAN DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................................

MOTTO....................................................................................................................................

PERSEMBAHAN.......................................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang .......................................................................................................................

A. Rumusan Masalah.......................................................................................................
B. Tujuan Penelitian........................................................................................................
C. Metode Penelitian ......................................................................................................
1. Metode penelitian..........................................................................................
2. Waktu dan tempat penelitian..........................................................................
3. Objek penelitian..............................................................................................

Bab 2 LANDASAN TEORI

A. Jurnal Sekilas Bali........................................................................................................


B. Letak Geografis...........................................................................................................

Bab 3 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Joger...........................................................................................................................
B. Cening Bagus...............................................................................................................
C. Tari Barong..................................................................................................................
D. Pantai Kuta..................................................................................................................
E. Krisna..........................................................................................................................
F. Tampak Siring..............................................................................................................
G. Tanjung Benoa............................................................................................................
H. Pantai Melasti.............................................................................................................
I. Tanah Lot....................................................................................................................
J. Puja Mandala..............................................................................................................

Bab 4 PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................
C. Lampiran.....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki objek wisata yang dapat digunakan
sebagai salah satu bahan pembelajaran. Selain keindahan alamnya, di sana terdapat budaya yang
begitu melekat pada masyarakatnya. Banyak budaya Bali yang diakui oleh UNESCO sebagai warisan
dunia, beberapa di antaranya yaitu Tari Kecak, Subak, Tari Pendet.

Sebagai daerah tujuan wisata, Bali konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor
andalan. Pengembangan industri pariwisata di Bali secara umum menerapkan konsep Pariwisata
Budaya, yang secara implisit memasukkan misi menumbuh suburkan kebudayaan Bali di setiap
kegiatan pengembangannya. Di sisi lain, kepariwisataan menjadi salah satu industri yang
memberikan dampak besar terhadap perekonomian Bali. Seperti, sektor perdagangan, hotel, dan
restoran selalu menjadi sektor andalan Provinsi Bali.

B. RUMUSAN MASALAH

 Bagaimana gambaran sekilas pulau Dewata Bali?


 Dimanakah letak pulau Dewata Bali?
 Apa saja obyek wisata di pulau Dewata Bali?

C. TUJUAN PENELITIAN

 Untuk memenuhi tugas dari guru mengenai karya tulis ilmiah hasil study tour
 Agar pembaca mengetahui letak dari Pulau Bali
 Untuk menambah wawasan tentang keindahan Pulau Bali

D. METODE PENELITIAN

1. Metode penelitian

i. Metode Observasi, penyusun mengamati objek secara langsung


ii. Metode Interview, penyusun mengadakan tanya jawab dengan guide
iii. Metode Informasi, penyusun mencari informasi melalu internet dan buku

2. Waktu dan tempat penelitian

Study wisata ini dilaksanakan pada tanggal 11 sampai 15 Februari 2023 dan pemberangkatan pada
hari Sabtu, 11 Februari 202 pukul 06.00 WIB.

3. Objek penelitian
 Tari Barong
 Pantai Kuta
 Pantai Melasti
 Istana Tampak Siring
 Puja Mandala
 Tanjung Benoa
 Tanah Lot
 Krisna
 Cening Bagus
 Joger
BAB 2

LANDASAN TEORI

A. JURNAL SEKILAS BALI

Mayoritas masyarakat bali adalah beragama Hindu. Dalam kehidupan beragama, masyarakat bali
yang beragama Hindu percaya adanya satu Tuhan dalam bentuk Trimurti yang Esa yaitu Brahmana
(yang menciptakan), Wisnu (yang melindungi dan memelihara), dan siswa (yang merusak). Selain itu
masyarakat bali juga percaya kepada kepada berbagai Dewa yang lain yang kedudukannya yang lebih
rendah dari Trimurti, seperti Dewa Wahyu (dewa angin), dan Dewa Indra (dewa perang) . Agama
Hindu di Bali juga mempercayai adanya roh abadi (Otman), buah dari setiap perbuatan Karmapala),
kelahiran kembali dari jiwa (Punarbawa) dan kebebasan jiwa (moksa), semua ajaran-ajaran itu
berada di kitab Wedha.

Tempat untuk melakukan persembahyangan (ibadah) agama Hindu di Bali dinamakan Pura atau
Sangeh. Tempat ibadah ini berupa sekelompok bangunan-bangunan suci yang sifatnya berbeda-
beda. Ada yang sifatnya khusus yaitu Pura Keluarga. Di Bali terdapat beribu-ribu pura atau sangeh
yang masing-masing pura tersebut sifatnya berbeda-beda.

Upacara tradisional khas Bali yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan adalah upacara Ngaben.
Ngaben adalah upacara pembakaran mayat di Bali. Dengan demikian, setiap orang yang sudah
meninggal tidak dikubur melainkan dibakar. Upacara ini memerlukan biaya yang cukup besar, dan
biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu saja. Sebelum dibakar terlebih dahulu orang yang
meninggal diletakkan di sebuah tandu panjang (seperti keranda), kemudian dibawa ke tempat
pembakaran. Tandu ini biasanya diangkat oleh empat sampai delapan orang yang merupakan
kerabat atau saudara dekat dari orang yang meninggal. Dalam perjalanan pengiring mengucapkan
puji-pujian dan nyanyian sebagai pemujaan yang dipimpin oleh pemangku setelah sampai di tempat
pembakaran, sebelum masuk pintu, tandu tersebut diputar-putar sebanyak tiga kali, sebagai tanda
penghormatan dan izin untuk memasuki tempat pembakaran. Setelah dibakar, kemudian abu
tersebut dibuang ke laut, ada juga yang disimpan di tempat khusus.

Sebagian besar dari masyarakat Bali menganut agama Hindu. Kebudayaan agama Hindu sangat
berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Bali Masyarakat Bali bermata pencaharian dengan
bercocok tanam dan industri kecil Provinsi Bali terdiri dari 8 kabupaten, yaitu

1. Jembrana dengan kota pusat kota Jimbaran


2. Tabanan dengan pusat kota Tabanan.
3. Badung dengan pusat kota Denpasar
4. Gianyar dengan pusat kota Gianyar
5. Klungkung dengan pusat kota Semarapura
6. Bangli dengan pusat kota Bangli
7. Karang asem dengan pusat kota Amtapura
8. Buleleng dengan pusat kota di Singaraja

Pulau Dewata Bali memiliki peranan sangat besar dalam bidang pariwisata yang secara otomatis
dapat meningkatkan penerimaan devisa Negara selain itu melestarikan kebudayaan Indonesia dan
dapat menciptakan lapangan kerja.

B. LETAK GEOGRAFIS
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar
3,2 km dari Pulau Jawa. Secara geografis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″
Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.

Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus
pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satunya gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun
yang lalu Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan
di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.

Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang
memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi
yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung, serta gunung tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung
Patas dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis
terbagi menjadi 2 bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan
kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau
Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118,339
ha, lahan curam (15-40%) seluas 190,486 ha, dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha.
Provinsi Bali memiliki 4 buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan
Bedugul, Buyan, Tamblingan dan Batur.

Ibukota bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat kesenian
dan peristirahatan, terletak di Kabupaten Gianyar. Nusa Lembongan sebagai salah satu tempat
menyelam/diving, terletak di Kabupaten Klungkung. Sedangkan Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa
Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan utama pariwisata, baik wisata pantai maupun
tempat peristirahatan.

Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan
dan 701 desa/kelurahan.

Batas Wilayah Pulau Bali

 Utara : Laut Bali


 Selatan : Samudra Indonesia
 Barat : Provinsi Jawa Timur
 Timur : Provinsi Nusa Tenggara Barat
BAB 3

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. JOGER

Nama Joger diambil dari nama pemiliknya sendiri yaitu Joseph Theodorus Wulianadi yang
digabung dengan nama sahabatnya Gerard. Sahabatnya ini berjasa dalam merintis pabrik
usaha kata-kata ini. Pada tahun 1981 Joseph diberi hadiah pernikahan oleh Gerard sebesar
US $20.000 sebagai modal dari usahanya. Awalnya dibuka di alamat Jalan Sulawesi No. 37
Denpasar, namun sejak tanggal 7 Juli 1987 toko ini pindah ke tempatnya sekarang di alamat
Jalan Raya Kuta sebelah supermarket Supernova.
Setiap pengunjung yang akan memasuki oleh-oleh Joger ini akan disapa dengan ramah dan
akan ditempeli stiker sebagai tanda masuk VVIP dan akan dilaksanakan scaning. Di dalam
galery Jogerini ada ruangan khusus yang memajang koleksi T-Shirt, ruangan khusus souvenir
seperti mug, sandal, gantungan kunci dsb. Selain itu ada juga ruangan yang unik bagi Anda
jika ingin mencari T-Shirt anak-anak karena Anda diharuskan masuk melalui pintu yang
memiliki tinggi 1,5 meter saja. Tentu bisa dimengerti karena memang untuk anak-anak.
Joger Bali hanya satu-satunya tempat di Indonesia yang menjual jam terbalik dan merupakan
ciri khas oleh-oleh Joger Bali.
Kalimat atau slogan “Joger Jelek, Bali Bagus” merupakan ciptaan Joseph Theodorus Wuliandi
atau yang lebih dikenal dengan Mr.Joger adalah pria yang menciptakan kalimat aneh
tersebut. Tak hanya kalimat “Joger Jelek, Bali Bagus”, banyak kalimat lain yang ia tuangkan
pada produk-produk Joger, seperti kaos, kemeja, tas, sandal, jaket, pin dll. Meskipun aneh,
kalimat-kalimat buatan Mr.Joger tak jarang membuat sang pembeli merenung, bahkan ada
yang tersindir juga.
Dalam memasarkan produknya, Mr.Joger bekerja sama dengan para turis yang berasal dari
mancanegara untuk berbelanja oleh-oleh di Joger. Selain itu, sang istri juga membatu
mempromosikan Joger dari mulut ke mulut.
Joger, atau biasa dikenal dengan pabrik kata-kata ini berlokasi di kawasan jalan raya Kuta
dan di Desa Luwus Bedugul Bali. Untuk yang di Kuta tempatnya sangat strategis dan hanya
memerlukan waktu 10 menit dari bandara Internasional I Gusti Ngurah rai.
B. CENING BAGUS

Cening Bagus adalah sebuah toko yang menjual oleh-oleh khas Bali. Cening Bagus berasal
dari kata Cening yang berarti “Gadis” dan Bagus berarti “Bagus”.Jadi Cening Ayu artinya
“gadis yang bagus”. Cening Bagus merupakan pusat/central oleh-oleh makanan khas Bali
yang didirikan oleh seorang anak desa terpencil di bawah lereng gunung di daerah Jawa
Tengah.
Dengan tekad melangkah untuk meninggalkan kampung halaman di awal tahun 90-an
dengan mencoba mengadu nasib yang pada awalnya untuk mencari pekerjaan di pulau Bali.
Jadilah seorang Pembantu Rumah Tangga (PRT) dan pada malam harinya juga beraktivitas di
sebuah rumah sakit menjadi penjaga (Waker)
Dengan bergulirnya waktu Robani banyak mencoba berbagai pekerjaan dan usaha dari
jualan sayur mayur, mi ayam/bakso, jamu. Dengan menggunakan gerobak hingga akhirnya
memutuskan untuk menjual kacang goreng (di Bali lebih sering dikenal Kacang Asin Bali).
Dan dengan keuletannya Robani hingga berdirilah sebuah perusahaan dan central oleh-oleh
yang cukup megah di lintasan pariwisata (di daerah Pasar Seni Sukawati). Dan pada akhirnya
Cahayu berdiri pada tanggal 27 September 2002.
Dengan keberhasilan Cening Bagus membawa dampak positif, karena ia telah menopang
kehidupan ekonomi para pengrajin kecil yang hasilnya tidak bisa dipasarkan. Cening Bagus
membantu memasarkan produk pengrajin kecil, di samping itu beliau juga membantu
pemerintah untuk ikut serta mengurangi pengangguran dan mengembangkan industri
pariwisata, serta menambah Income daerah maupun negara. Harga makanan yang dijual
berkisar 5.500-45.000 tetapi untuk souvenir khas Bali berkisarkan 25.000-150.000 tentunya
harga tersebut juga relatif murah bukan.
C. TARI BARONG

Tari Barong adalah salah satu kebudayaan yang sering diasosiasikan dengan hal spiritual. Bila melihat
sejarahnya, tarian ini menggambarkan pertempuran klasik antara kebaikan dengan kejahatan.

Dalam kepercayaan masyarakat Bali, Barong merupakan salah satu tokoh yang wujudnya
menyerupai singa. Barong dianggap sebagai raja roh yang mewakili kebajikan atau dikenal juga
sebagai sosok malaikat pelindung.

Barong memiliki sosok musuh bebuyutan bernama Rangda (dalam bahasa Jawa artinya Janda).
Rangda dikenal juga sebagai ratu iblis yang memimpin para pasukan penyihir jahat di muka bumi.

Dalam drama tarinya, Barong berusaha melenyapkan sihir Rangda, sebab makhluk tersebut sedang
berusaha menguasai dunia lewat ilmu hitamnya. Lalu, para pria akan bertarung satu sama lain
menggunakan keris belati, namun saat Barong muncul keris tersebut tiba-tiba berubah arah dan
malah menusuk diri mereka sendiri.

Setelah itu, para pemain mulai mengalami kesurupan. Melihat kondisi tersebut, Barong berusaha
keras untuk mengalahkan Rangda agar kondisi alam kembali seimbang.

Pada akhirnya, dalam cerita tersebut Barong berhasil mengalahkan Rangda. Kemudian para pemain
yang kesurupan tadi perlahan mulai sadar dan seperti terlahir kembali (reinkarnasi) berkat percikan
air suci.

Makna dari Tari Barong sendiri yakni untuk menjaga keseimbangan antara dua hal yang saling
bertentangan, yakni kebaikan dan kejahatan. Kebaikan disimbolkan oleh Barong sementara
sementara sosok jahat digambarkan oleh Rangda.

Maka dari itu, Tari Barong tak hanya sekedar pertunjukkan seni saja. Tarian ini memiliki unsur yang
sakral dan memiliki filosofi tersendiri, di mana sosok Barong berhasil mengalahkan Rangda agar
tercipta keseimbangan dunia, jadi tidak ada kejahatan yang dapat mengganggu keberlangsungan
hidup manusia.
D. PANTAI KUTA

Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di kecamatan Kuta sebelah selatan Kota
Denpasar, Bali, Indonesia. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara dan telah
menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an. Pantai Kuta sering pula disebut
sebagai pantai matahari terbenam sebagai lawan dari pantai Sanur.

Menurut A.A Gde Putra Agung dkk dalam sejarah Kota Denpasar 1945-1967, Pantai Kuta merupakan
pelabuhan Kerajaan Badung. Pelabuhan Kuta menjadi ramai karena adanya kegiatan dagang antara
Mataram dan Batavia yang melalui pelabuhan ini. Barang-barang yang diperdagangkan di Pelabuhan
Kuta antara lain beras, minyak kelapa, kopra, hingga budak-budak. Mereka yang dijadikan budak
adalah orang-orang yang tidak sanggup membayar sanggup membayar pajak atau orang-orang
hukuman.

Setelah perdagangan budak dilarang, para penguasa mulai memperdagangkan ternak dan bumi. Saat
itulah dagang John Mads Lange, pedagang berkebangsaan Denmark, yang mengatur hasil sistem
perdagangan antarpulau yang berpusat di Kuta. Berkat usaha Lange, Kuta menjadi pelabuhan
sekaligus pusat perdagangan yang sibuk.

Pada 1936, pasangan seniman dari Amerika Serikat Louise Garret dan Robert Koke diantar K’tut
Tantri berkeliling sepeda dan menyadari betapa indahnya Pantai Kuta. Mereka lalu membangun
beberapa bungalow untuk wisatawan yang mulai bosan dengan Denpasar. Kisah ini adalah awal
mula dari Kuta Beach, hotel pertama di Pantai Kuta. Namun, Ktut Tantri kemudian keluar dari bisnis
hotel bersama ini dan membangun hotel sendiri bernama Suara Segara. Dua hotel awal di pantai
Kuta ini bersaing hingga meletus Perang Dunia II dan keduanya turut hancur selama perang.
Menurut Ktut Tantri, Jepang sempat menggunakan lapangan udara di dekat Kuta sebagai pangkalan
operasi pengeboman.

Hingga 1960 an, Pantai Kuta masih terbilang sepi oleh wisatawan. Sampai kemudian pantai ini
menjadi tujuan para backpacker yang menganggap Sanur dan Denpasar terlalu mahal. Sejak itu,
Pantai Kuta dengan matahari terbenamnya naik daun. Penduduk setempat mulai menyewakan
kamar dan membuka warung dengan makanan yang sesuai dengan selera wisatawan.
Pemandangan yang indah dengan pasir putihnya yang halus dan terhampar luas menjadi daya tarik
utama dari wisata Pantai Kuta Bali. Selain itu, Pantai Kuta juga terkenal dengan ombaknya yang
bagus, tidak terlalu besar dan cocok bagi para peselancar pemula.

E. KRISNA

Berawal dari kisah sedihnya seorang yang bernama Gusti Ngurah Anom saat lulus SMP, berencana
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA, tapi keinginan ini harus dikubur dalam-dalam karena
orang tuanya memutuskan memberhentikannya karena tidak mampu membiayainya.

Dengan rasa sedih, jengah dan mangkel berkecamuk mencoba mengadu keberuntungan ke Kota
Denpasar, berjalan kaki berkilo-kilo meter, menahan haus dan lapar, sampai diterima sebagai
pegawai bersih-bersih mobil pada sebuah hotel di kawasan objek wisata Sanur, menjadi karyawan
garment dan setelah melepaskan masa lajangnya mendirikan konveksi kecil-kecilan dan dari sinilah
akhirnya memberikan ide untuk mendirikan toko oleh-oleh khas bali bernama Krisna.

Toko oleh-oleh ini didirikan pada tahun 2007 di Nusa Indah Denpasar berkembang dengan sangat
bagus, apalagi tempatnya berdekatan dengan objek wisata taman budaya art Centre, tempat yang
sering dikunjungi wisatawan saat perjalanan tour di Bali saat perjalanan city tour ke kota Denpasar,
ditambah lagi event tahunan Pesta kesenian Bali, digelar selama sebulan di setiap tahunnya saat
liburan sekolah. Lokasi yang strategis, harga sesuai kualitas adalah aset utama bagi sebuah
perusahaan.

Krisna terus berkembang mengembangkan sayapnya di bidang kuliner, transportasi dan butik.
Sedangkan toko oleh-oleh ini memang menampung dan menjual berbagai hasil kerajinan lokal dan
seluruh pelosok pulau dewata, berbagai pernak-pernik seperti gantungan kunci, taplak meja,
perhiasan, berbagai macam mainan tradisional, lukisan, patung, pakaian, bed cover dengan motif
khas Bali, dan berbagai ragam jenis camilan yang tersedia dengan berbagai kemasan.

Semua tertata dengan rapi dan gampang dicari, ditawarkan dengan harga pas seperti di pasar
swalayan, tidak ada negosiasi harga, namun harga memang sangat beralasan dan masuk akal alias
murah. Dan juga didukung oleh karyawan yang sangat ramah-tamah.
F. TAMPAK SIRING

Istana Kepresidenan Tampak Siring berada di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring,


Kabupaten Gianyar. Kawasan Istana ini berada pada ketinggian lebih kurang 700 meter dari
permukaan laut dan memiliki curah hujan yang cukup tinggi, dan berlokasi di atas perbukitan. Oleh
karena itu, hawa di lingkungan Istana cukup sejuk dan cenderung dingin pada malam hari.

Istana Kepresidenan Tampak Siring merupakan satu-satunya Istana Kepresidenan yang dibangun
setelah Kemerdekaan Indonesia. Pembangunannya dimulai tahun 1957 sampai tahun 1960. Dalam
rangka menyongsong kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV (ASEAN Summit XIV) yang
diselenggarakan pada tanggal 7 sampai 8 Oktober 2003, Istana Tampak Siring menambah bangunan
baru, yaitu gedung untuk konferensi dan resepsi, serta Balai Wantilan sebagai gedung pagelaran
kesenian.

Nama Tampak Siring berasal dari dua kata bahasa Bali yaitu tampak bermakna telapak dan siring
bermakna miring. Menurut sebuah legenda yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu
berasal dari bekas tapak kaki seorang raja yang bernama Mayadenawa. Raja ini pandai dan sakti,
tetapi sayangnya ia bersifat angkara muka. Raja ini juga menganggap dirinya dewa dan menyuruh
rakyatnya untuk menyembahnya. Akibat dari tabiat Mayadenawa itu, Batara Indra marah dan
mengirimkan bala tentaranya untuk menghancurkan Mayadenawa. Mayadenawa pun lari masuk
hutan. Agar para pengejarnya kehilangan jejak, ia berjalan dengan memiringkan telapak kakinya.
Dengan begitu ia berharap para pengejarnya tidak mengenali bahwa jejak yang ditinggalkannya itu
ialah jejak manusia/jejaknya.

Bagaimanapun, akhirnya usaha Mayadenawa gagal, dan ia ditangkap oleh para pengejarnya. Namun,
sebelum itu, dengan sisa-sisa kesaktiannya ia berhasil menciptakan mata air beracun yang
menyebabkan banyak kematian para pengejarnya setelah mereka meminum air dari mata air
tersebut. Batara Indra kemudian menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air beracun
tersebut. Air penawar racun itu kemudian bernama Tirta Empul (air suci). Kawasan hutan yang dilalui
Raja Mayadenawa dengan berjalan di atas kakinya yang dimiringkan itulah yang kemudian dikenal
dengan nama Tampaksiring.
Menurut riwayatnya, di salah satu sudut kawasan Istana Tampak Siring menghadap kolam Tirta
Empul di kaki bukit, dulu pernah ada bangunan peristirahatan milik Kerajaan Gianyar. Di atas
lahannya sekarang berdiri Wisma Merdeka, yaitu bagian Istana Tampak Siring yang pertama kali
dibangun.

Istana Kepresidenan Tampak Siring berdiri atas prakarsa Presiden Soekarno dimana Presiden
Soekarno menginginkan adanya tempat peristirahatan bagi Presiden Republik Indonesia beserta
keluarga dan juga bagi tamu-tamu negara yang berkunjung ke Bali.

Fungsi Istana Kepresidenan Tampak Siring sejak awal adalah sebagai tempat peristirahatan bagi
Presiden RI beserta keluarga dan bagi tamu-tamu negara.

Salah satu bagian dari Istana Kepresidenan Tampak Siring, yaitu Wisma Merdeka, pada masa
Kepresidenan pertama RI, tempat ini difungsikan sebagai tempat Presiden Soekarno dalam mencari
inspirasinya, merumuskan pemikiran-pemikiran, serta menuliskan pidato-pidatonya.

Seiring berjalannya waktu, fungsi dari Istana Kepresidenan Tampak Siring mengalami perkembangan.
Selain sebagai tempat pelaksanaan kegiatan-kegiatan Kepresidenan, Istana Kepresidenan Tampak
Siring juga berfungsi sebagai tempat pariwisata. Masyarakat umum dapat mengunjungi Istana
Tampak Siring dalam waktu-waktu tertentu.

Kompleks Istana Kepresidenan Tampak Siring terdiri dari lima gedung utama dan satu pendopo. Dua
gedung utama diberi nama Wisma Merdeka dan Wisma Negara, tiga gedung utama lainnya adalah
Wisma Yudhistira, Wisma Bima dan ruang konferensi serta Balai Wantilan.

Bangunan lain yang penting di lingkungan Istana Kepresidenan Tampak Siring adalah Pendopo/Balai
Wantilan, yang berarsitektur khas Bali. Tempat ini berfungsi sebagai tempat pagelaran kesenian.
Berbeda dengan bangunan-bangunan lain di dalam kompleks istana ini, balai ini beratap ilalang dan
tiang-tiangnya berupa pohon kelapa dengan ukiran khas Bali.

Istana Tampak Siring dibangun secara bertahap. Arsiteknya ialah R.M Soedarsono. Bangunan
pertama berdiri pada tahun 1957 yaitu Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira. Pembangunan
berikutnya dilaksanakan pada tahun 1958. Selanjutnya untuk kepentingan Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) ASEAN XIV, yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 7 sampai 8 Oktober 2003 dibangun
gedung baru beserta fasilitas-fasilitasnya untuk pelaksanaan konferensi. Selain itu, di Istana
Kepresidenan Tampak Siring dilakukan renovasi Balai Wantilan.

Istana Kepresidenan Tampak Siring memberikan kenyamanan kepada para pengunjungnya dengan
membangun pintu masuk tersendiri yang dilengkapi dengan Candi Batur, Kori Agung, serta lapangan
parkir berikut Balai bengongnya.
G. TANJUNG BENOA

Tanjung Benoa terletak di sebelah selatan Nusa Dua, yakni di Desa Adat Pakraman Tanjung Benoa,
Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Secara geografis, Tanjung Benoa diapit oleh dua
laut sehingga membuat sehingga membuat tempat ini berbentuk unik.

Wilayah ini memiliki luas sekitar 173,75 hektar dan terdiri dari 6 banjar atau lingkungan yakni Banjar
Kertha Pascima, Banjar Anyar, Banjar Tengah, Banjar Purwa Santi, Banjar Panca Bhineka, dan Banjar
Tengkulung.

Menurut sejarah, pada tahun 1546 kawasan pantai Tanjung Benoa merupakan pelabuhan kecil yang
dikenal dengan nama “Benua” dan digunakan oleh pedagang dari China untuk bertransaksi jual beli
kramik, hasil bumi dari penduduk Bali.

Dengan menetapnya penduduk Cina di area Tanjung Benoa membuat tempat wisata ini terdapat
bangunan Klenteng atau Vihara yang cukup besar. Nama Vihara yang berada di Tanjung Benoa
adalah Vihara Caow Eng Bio.

Sebelum berkembang menjadi kawasan wisata seperti sekarang, dengan ada banyak pilihan hotel-
hotel mewah dan restoran, dulunya Tanjung Benoa merupakan perkampungan nelayan dan
pelabuhan yang di gunakan kapal asing untuk berlabuh di Bali. Sebagian besar penduduk di Tanjung
Benoa, berprofesi sebagai nelayan sebelum berkembangnya pariwisata di Bali.

Semenjak tahun 1980, kawasan terdekat dari Tanjung Benoa yaitu tempat wisata Nusa Dua, di
bangun kawasan wisata mewah yang bernama BTDC dan saat ini berubah nama menjadi ITDC.

Di kawasan ITDC Nusa Dua, berdiri hotel-hotel mewah yang hampir sebagian besar hotelnya kategori
bintang lima. Dengan perkembangan signifikan dari ITDC Nusa Dua, berimbas terhadap daerah
Tanjung Benoa.

Dengan kelebihan pantai Tanjung Benoa yang memiliki pasir putih, air laut yang tenang, pohon
palem dan kelapa di daerah sekitar pantai. Daya tarik alam ini, membuat pantai Tanjung Benoa tidak
ketinggalan dari Nusa Dua dalam perkembangan pariwisata di pulau Bali.
Perkembangan daerah Tanjung Benoa sangat signifikan, dari awalnya hanya sebagai kampung
nelayan, saat ini telah menjadi kawasan wisata tempat dari hotel-hotel mewah, spa, tempat shoping,
dan restoran berstandard internasional.

Karena bentuk area Tanjung Benoa berupa semenanjung, maka Tanjung Benoa memiliki dua garis
pantai yang berbeda. Satu garis pantai menghadap ke timur satu lagi menghadap barat.

Perairan pantai Tanjung Benoa sangat tenang dan kedalaman perairan sekitar 6 meter. Hal ini
membuat pantai Tanjung Benoa sangat cocok untuk aktivitas wisata bahari khususnya peserta
pemula. Selain itu, air laut di Tanjung Benoa sangat terpengaruh akan pasang surut. Karena sebagai
tempat wisata, maka pantai Tanjung Benoa kebersihannya selalu terjaga.

Area pantai Tanjung Benoa terbuka untuk umum, dan tidak ada jam buka. Untuk waktu terbaik
berkunjung ke pantai Tanjung Benoa tergantung dari tujuan Anda. Jika Anda ingin melihat sunrise,
maka waktu terbaik berkunjung pada pukul 05:30 pagi. Sedangkan untuk aktivitas water sports,
maka waktu terbaik mengunjungi pantai Tanjung Benoa sekitar pukul 09:00.

Pantai Tanjung Benoa memiliki air laut yang tenang sehingga sangat cocok digunakan untuk
permainan air atau water sport.

Beberapa wahana yang bisa dicoba antara lain :

 Banana boat, yaitu perahu berbentuk seperti pisang yang ditarik oleh perahu mesin dan
melaju dengan kecepatan tinggi. Satu perahu bisa digunakan hingga 10 orang.
 Flying board, yaitu permainan menggunakan papan khusus yang dipasang di kaki. Papan
tersebut tersambung dengan selang yang dapat menyemburkan air dengan tekanan tinggi
sehingga bisa menerbangkan penggunanya. Pengguna juga akan ditarik dengan jetski
sehingga pemakainya dapat terbang sambil melaju kencang.
 Parasailing, yaitu permainan dengan sensasi seperti flying board. Namun parasailing ini
menggunakan peralatan layaknya terjun payung atau parasut. Wisatawan akan
menggunakan parasut yang diikat ke perahu mesin.
 Rolling donut, yaitu wisatawan naik ke dalam perahu karet dengan beberapa tempat untuk
berdiri. Perahu karet itu kemudian ditarik dengan jetski dan dibawa berputar-putar.
Penumpangnya akan merasakan sensasi berputar-putar di atas laut.
 Flying fish, yaitu permainan terbang dengan menaiki papan karet yang menyerupai ikan.
Papan karet itu ditarik dengan jetski hingga terbang.

Selanjutnya di pantai Tanjung Benoa wisatawan juga bisa menikmati keindahan bawah laut dengan
mencoba snorkeling, scuba diving dan seawalker.

Di Tanjung Benoa, kalian juga bisa berwisata ke Pulau Penyu. Pemerintah membuat tempat
penangkaran penyu hijau, yang termasuk kategori satwa langka dan dilindungi. Di sana para
wisatawan dapat menyaksikan aktivitas kawanan penyu dari dekat dan berfoto-foto bersama penyu.
H. PANTAI MELASTI

Pantai Melasti berlokasi tepat di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Nama
Pantai Melasti diambil dari kebiasaan masyarakat setempat yang kebanyakan beragama Hindu
melakukan upacara Melasti atau pembersihan di pantai. Melasti menjadi salah satu upacara adat
masyarakat Hindu yang dilakukan sebelum hari raya Nyepi.

Awalnya pantai ini terletak dibalik tingginya bukit kapur hingga membuat pantai ini jarang terjamah
oleh wisatawan. Pantai Melasti mulai dikenal masyarakat luas setelah pembangunan akses jalan
menuju pantai ini.

Proses pembuatan jalan menuju pantai ini pun tergolong sulit karena harus membelah bukit kapur
yang menjulang tinggi. Setelah dilakukan rekontruksi membuat kawasan wisata pantai ini terlihat
lebih indah. Pantai Melasti memiliki akses jalan yang cukup menantang adrenalin, karena lokasinya
yang berada dibalik bukit.

Pengunjung Pantai Melasti masih didominasi warga setempat serta beberapa wisatawan lokal.
Wisatawan asing hanyalah pengunjung yang kebetulan menginap di vila sekitar pantai.

Pantai Melasti memiliki beberapa daya tarik bagi wisatawan, antara lain :

 Bisa berenang di pantai, dikarenakan Pantai Melasti ini memiliki ombak yang tenang
sehingga cocok untuk berenang.
 Melihat pemandangan bawah laut Pantai Melasti dengan snorkeling.
 Melihat panorama sunset pada sore hari

Pantai Melasti berjarak sekitar 3 kilometer dari lapangan Desa Ungasan yang dulunya digunakan
sebagai lokasi syuting film Eat Pray Love yang dibintangi oleh Julia Robert.

Banyak cara untuk menuju lokasi Pantai Melasti, pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi.
Mereka juga bisa menyewa atau rental mobil/motor di Bali untuk menuju Pantai Melasti.
Dibandingkan dengan pantai lainnya, Pantai Melasti masih tergolong pantai baru. Kealamian pantai
masih sangat terasa karena belum banyak terjamah oleh ulah tangan manusia. Ketika wisatawan
datang ke Pantai Melasti pagi sekali, akan jelas terlihat bahwa pantai ini memberikan sensasi seperti
layaknya pantai pribadi karena saking sepinya.

Pantai Melasti Bali mempunyai kontur wilayah yang cukup landai. Hamparan pasir pantainya
berwarna putih bersih dan mempesona. Suasananya begitu tenang dan sepi, sangat cocok untuk
Anda yang butuh liburan di tempat yang mampu menenangkan hati dan jiwa. Pasir pantainya yang
putih dan bersih didukung dengan lautan yang jernih berwarna biru toska.

I. TANAH LOT

Tanah Lot adalah salah satu pura yang sangat disucikan di Bali, Indonesia. Di sana terdapat dua pura
yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas batu dan satunya terletak di atas tebing mirip
dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dan Kahyangan. Pura Tanah
Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Tanah Lot terkenal sebagai
tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam.

Sejarah Pura Tanah Lot berdasarkan legenda dikisahkan pada abad ke 15 Bangsawan Dang Hyang
Nirartha atau dikenal dengan nama Dan Hyang Dwijendra melakukan misi penyebrangan agama
Hindu dari pulau Jawa ke pulau Bali.

Pada saat itu yang berkuasa di pulau Bali adalah Raja Dalem Waturenggong. Beliau sangat
menyambut baik kedatangan dari Dan Hyang Nirartha dalam menjalankan misinya, sehingga
penyebaran agama Hindu berhasil sampai ke pelosok-pelosok desa yang ada di pulau Bali.

Dalah sejarah Tanah Lot, dikisahkan Dang Hyang Nirartha, melihat sinar suci dari arah laut selatan
Bali, maka Dang Hyang Nirartha mencari lokasi dari sinar tersebut dan tibalah beliau di sebuah
pantai di desa yang bernama desa Beraban Tabanan.
Pada saat itu di desa Beraban dipimpin oleh Bendesa Beraban Sakti, yang sangat menentang ajaran
dari Dan Hyang Nirartha dalam menyebarkan agama Hindu. Bendesa Beraban Sakti menganut aliran
monotheisme.

Dang Hyang Nirartha melakukan meditasi di atas batu karang yang menyerupai bentuk burung beo
yang pada awalnya berada di daratan. Dengan berbagai cara Bendesa Beraban ingin mengusir
keberadaan Dan Hyang Nirartha dari tempat meditasinya.

Menurut sejarah Tanah Lot berdasarkan legenda Dan Hyang Nirartha memindahkan batu karang
(tempat meditasinya) ke tengah pantai dengan kekuatan spiritual. Batu karang tersebut diberi nama
Tanah Lot yang artinya batu karang yang berada di tengah lautan.

Semenjak peristiwa itu Bendesa Beraban Sakti mengakui kesaktian yang dimiliki Dang Hyang Nirartha
dengan menjadi pengikutnya untuk memeluk agama Hindu bersama dengan seluruh penduduk
setempat.

Sebelum meninggalkan desa Beraban, Dang Hyang Nirartha memberikan sebuah keris kepada
Bendesa Beraban. Keris tersebut memiliki kekuatan untuk menghilangkan segala penyakit yang
menyerang tanaman.

Keris tersebut disimpan di Puri Kediri dan dibuatkan upacara keagamaan di Pura Tanah Lot setiap
enam bulan sekali. Semenjak hal ini rutin dilakukan oleh penduduk desa Beraban, kesejahteraan
penduduk sangat meningkat pesat dengan hasil panen pertanian yang melimpah dan mereka hidup
dengan saling menghormati.

J. PUJA MANDALA

Puja Mandala adalah sebuah areal yang menjadi tempat bangunan suci dan menjadi tempat dari 5
agama berbeda yang ada di Indonesia. Puja Mandala berasal dari kata “puja” berarti penghormatan
atau juga ibadah dan “mandala” yang berarti lingkungan.

Tempat ibadah di Puja Mandala Nusa Dua ini terdiri dari Gereja Protestan, Gereja Katolik, Masjid,
Wihara dan Pura. Komplek peribadatan ini memiliki parkir luas yang mampu menampung puluhan
mobil bahkan bus pariwisata. Berada di dataran tinggi, berdekatan dengan rumah penduduk, dan
suasana di sini sangat tenang dan nyaman.
Nama-nama tempat ibadah yang berada di Puja Mandala ini adalah Masjid Agung Ibnu Batutah, Pura
Jagatnatha, Wihara Budha Guna, Gereja Protestan GKPB Jemaat Bukit Dua dan Gereja Katolik Maria
Bunda Segala Bangsa.

Lokasinya berada di kawasan pariwisata Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung,
berdekatan dengan ITDC Nusa Dua yang merupakan kawasan hotel dan resort mewah di Bali.
Lokasinya strategis berada di kawasan pariwisata Badung Selatan yang berdekatan dengan sejumlah
tempat rekreasi dan objek wisata populer di Bali.

Puja Mandala di Nusa Dua ini adalah bukti kerukunan beda agama yang terjalin erat di Bali, bukti lain
kerukunan beragama di Bali adalah adanya tradisi Ngejot dalam kehidupan sosial masyarakatnya,
yang merupakan budaya saling memberi antar sesama di salah satu warga punya hajatan.

Budaya Ngejot biasanya dilakukan seperti saat Hari Raya Galungan, Lebaran dan Natal, masyarakat
saling memberi tidak hannya kepada mereka yang sama keyakinan, tetapi juga dengan mereka yang
beda agama, sehingga meningkatkan silaturahmi antar sesama.

Keberadaan Puja Mandala Bali ini akan mengingatkan kita untuk selalu hidup berdampingan, hidup
rukun, saling menghargai dan menghormati, karena di mata Tuhan tidak ada orang yang lebih tinggi
ataupun lebih rendah.

Puja Mandala sekarang bahkan menjadi salah satu tempat wisata rohani di Nusa Dua, wilayah
pariwisata Bali Selatan. Lokasinya memang berdekatan dengan villa dan hotel, sehingga wisatawan
yang kebetulan liburan dan wisata ke Bali yang suka spiritual dan menginap di kawasan ini, lebih
mudah untuk mengakses komplek peribadatan Puja Mandala ini.

Lima tempat peribadatan atau ibadah dari lima beda agama berada dalam satu komplek area, diatur
dengan luas area dan tinggi bangunan sama, tempat ibadah Puja Mandala Bali ini memberikan
kesempatan beribadah untuk semua umat terutama bagi mereka yang berada di kawasan pariwisata
Nusa Dua.

Puja Mandala Bali didirikan pada tahun 1994 di atas lahan pemberian perusahaan swasta, PT Bali
Tourism Development Corporation (BTDC) dengan luas sekitar 2 ha.

Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1997, Puja Mandala Bali secara resmi disahkan oleh
Menteri Agama yang saat itu menjabat Tarmidzi Taher. Walau disahkan oleh Menteri Agama
Republik Indonesia, ide pembuatan Puja Mandala Bali sebenarnya dipelopori oleh Joop Ave, Menteri
Pariwisata era Presiden Soeharto.

Joop Ave terinspirasi dari keinginan Umat Islam yang ingin mendirikan masjid di Nusa Dua. Joop Ave
secara terbuka menerima usulan tersebut dan memberikan ide tambahan untuk pembangunan
tempat ibadah lain di area yang sama. Pada awalnya, tak ada niat sedikit pun untuk menjadikan Puja
Mandala sebagai tempat wisata. Puja Mandala hanya dibuat sebagai sarana ibadah para wisatawan
yang menginap di Nusa Dua atau sekitar area tersebut.

Namun, karena konsepnya yang unik dengan menyatukan semua tempat ibadah untuk menjunjung
toleransi, Puja Mandala menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Nusa Dua. Pada proses awal
pembangunannya, beberapa menteri tidak sependapat dan mengharuskan setidaknya 500 orang
setuju untuk pembangunan Puja Mandala. Permasalahan ini bahkan sampai diselesaikan
pemerintahan pusat hingga pembangunan bisa dilanjutkan kembali.
Pada saat-saat hari besar atau hari suci menurut keyakinan beragama masing-masing selalu ramai
dikunjungi warga untuk melakukan persembahyangan, seperti umat muslim maka Anda bisa
menemukan mereka pada hari Jumat.

Sedangkan pada hari Minggu banyak umat Kristen yang datang, sedangkan umat Hindu pada hari-
hari bulan purnamanya, tilem dan hari besar lainnya. Sebuah pemandangan yang unik dan menarik.

Keberadaan Puja Mandala semakin diterima masyarakat. Di sini, kerukunan bisa terwujud melalui
tradisi “njegot” Umat Hindu di Bali. Tradisi untuk saling berbagai saat hari-hari besar seperti Natal,
Idul Fitri dan Galungan hingga bersilaturahmi dengan sesama.

Puja Mandala bisa menjadi cermin Bhineka Tunggal Ika seperti pada genggaman burung Garuda,
lambang negara RI. Bagaimana indahnya sebelum adzan bergema, suara lonceng gereja umat Kristen
berdentang kemudian disusul puja Tri Sandya, sebuah tampilan kedamaian dalam keagamaan, yang
jarang bisa ditemukan.

BAB 4

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan kunjungan di atas penulis menyimpulkan bahwa pulau Bali memang
pantas menjadi objek wisata berkelas internasional dengan keanekaragaman budayanya yang
sangat banyak dan menarik.

B. SARAN DAN KRITIK

Dalam penulisan karya ilmiah ini penyusun menyarankan agar pemerintah Bali memperingatkan
para turis asing yang berkunjung ke Bali untuk tidak membawa budaya negative seperti minum-
muniman keras dan memakai pakaian yang minim di tempat umum. Karena pengunjung pulau Bali
tidak hanya orang dewasa melainkan anak-anak dan pelajar pun banyak yang berkunjung. Maka,
jika hal itu dibiarkan terus-menerus dikhawatirkan akan member dampak negative pada generasi
penerus kita. Selain itu, bangsa kita terkenal dengan sebutan bangsa barat panduduknya ramah-
tamah dan sopan santun. Jika masalah itu tidak ditangani dengan serius maka dikhwatirkan nilai
kesopanan dan moralitas menjadi pudar.
C. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai