Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI CADANGAN DAN ASET LAINNYA

DOSEN PENGAJAR : ANIM WIYANA, S.E,MSC.

Disusun oleh :

1. Andika Tasmir (202130039)

2. Rizky Aprilio Sakti (202130144)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR
STIEM BONGAYA
2022
Definisi Dana Cadangan

Menurut buletin teknis no. 2 tenteng penyusunan neraca awal pemerintah daerah,

apabila pemerintahan merencanakan akan membangun suatu aset yang memerlukan

dana relatif besar yang tidak memungkinkan dibiayai dengan APBD atu tahun

anggaran, maka pemerintahan daerah dapat membentuk dana cadangan. Dana

cadangan merupakan dana yang disisihkan beberapa tahun anggaran untuk kebutuhan

belanja masa datang. Peruntukan dana cadangan biasanya digunakan untuk

pembangunan aset seperti rumah sakit, pasar induk, atau gedung olahraga. Dana

cadangan dapat dibentuk untuk lebih dari satu peruntukan, yang mana apabila terdapat

lebih dari satu peruntukan, maka dana cadangan harus diungkapkan dan dirinci

menurut peruntukannya.

Fungsi-Fungsi Terkait

Fungsi-fungsi terkait pada prosedur dana cadangan sebagai berikut :

a. Pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran


b. Bendahara pengeluaran
c. Pejabat penatausahaan keuangan (SKPD)
d. Bendahara umum daerah

Dokumen yang Digunakan

Pada modul sistem akuntansi pemerintahan daerah yang diterbitkan oleh Direktorat
Jendral Keuangan Daerah (2014), dokumen yang digunakan untuk sistem akuntasi
dana sebagai berikut :

a. Peraturan daerah tentang dana cadangan


b. Surat perintah pencairan dana langsung (SP2D-LS) sebagai dokumen
pencairan/transfer pemindahan dari rekening kas umum daerah ke rekening dan
cadanagan
c. Dokumen perintah pencarian dari dana cadangan ke rekening kas umum daerah
d. Nota kredit, dokumen hasil pengolahan dana cadangan
e. Dokumen lainnya

Jurnal Standar Terkait Dana Cadangan

1. Pembentukan Dana Cadangan

Contoh : Pembentukan Dana Cadangan Kota Malang 2011 untuk Kebutuhan


Pemilihan Bupati 2015. Guna mendanai kegiatan yang dananya tidak dapat
dibebankan dalam satu tahun anggaran, dibentuk Dana Cadangan yang
ditetapkan sebesar Rp. 10.000.000.000,00 yang disisihkan dalam setiap Tahun
Anggaran sesuai dengan kemampuan keuangan daerah yang dimulai sejak Tahun
Anggaran 2011 sampai dengan Tahun Anggaran 2014. Ayat jurnal :

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
28 Juli Dana Cadangan Rp10.000.000.000
2011 Kas di Kas Daerah Rp10.000.000.000

Laporan Realisasi
Tanggal Uraian Debit Kredit
28 Juli Pengeuaran Pembiayaan-- Rp10.000.000.000
2011 Pembentukan Dana
Cadangan
Estimasi Perubahan Rp10.000.000.000
SAL

2. Pencairan Dana Cadangan


Jurnal atas transaksi pencairan dana cadangan yang dicatat oleh sistem akuntansi

PPKD adalah :

Contoh : Pencairan Dana Cadangan Kota Malang 2011 untuk Kebutuhan


Pemilihan Bupati 2015 Pencairan dana guna membiayai kebutuhan pemilu bupati
malang 2015 yang telah disisihkan sejak tahun 2011 sampai 2014 sebesar
Rp.40.000.000.000. Ayat jurnal :

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
10 Juli Kas di Kas Daerah Rp40.000.000.000
2015 Dana Cadangan Rp40.000.000.000

Laporan Realisasi
Tanggal Uraian Debit Kredit
10 Juli Estimasi Perubahan SAL Rp10.000.000.000
2015
Pengeuaran
Pembiayaan-- Rp10.000.000.000
Pembentukan Dana
Cadangan

Aset Lainnya

Menurut buletin teknis no. 1 tentang penyusunan neraca awal pemerintahan pusat,
asset lainnya adalah asset pemerintah selain aste lancer, investasi jangka panjang,
aste tetap, dan dana cadangan. Dalam PSAP no. 1 paragraf 66, aset lainnya adalah:

1. Aset Tak Berwujud


a. Klasifikasi Aset Tak Berwujud
Menurut buletin teknis no. 2 tentang penyusunan neraca awal pemerintahan
daerah, asset tak berwujud adalah aset nonkeuangan yang dapat diidentifikasi
dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan menghasilkan
jasa atau barang. Jenis aset tak berwujud menurut peraturan mentri keuangan RI
adalah :
1) Goodwill, adalah kelebihan nilai yang diakui oleh suatu entitas akibat
adanya pembelian kepentingan/saham di atas nilai buku.
2) Hak paten atau hak cipta, pada dasarnya diperoleh karena adanya
kepemilikan kekayaan intelektual aatu atas suatu pengetahuan teknis atau
suatu kerya yang dapat menghasilkan manfaat bagi entitas.
Contoh : tembakau hitam Sumedang dengan pemegang hak
Pemerintah Kabupaten Sumedang.
3) Royalti, nilai manfaat ekonomi yang akan/dapat diterima atas kepemilikna
hak cipta/hak paten/hak lainnya pada saat hak dimaksud akan
dimanfaatkan oleh orang,instansi,atau perusahaan lain.
Contoh : Realisasi dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH
CHT) yang diterima Kabupaten Sumedang yakni sebesar Rp 25,8
miliar dari dari target Rp 26,3 miliar pada 2021

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Kas di kas daerah Rp25.800.000.000.
Desember Aset tak berwujud-Royalti Rp25.800.000.000
2021

4) Perangat lunak (software) komputer, yang masuk dalam kategori aset tak
berwujud adalah software yang bukan merupakan bagian tidak
terpisahkan dari perangkat keras (hardware) komputer tertentu.

Contoh : Pembelian berupa aplikasi manajemen database mahasiswa


pada BLU di lingkup Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, dan
aplikasi manajemen piutang di lingkup Deputi Administrasi BAPK.
Sebesar Rp794.300.000 oleh Pemda Jakarta

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Aset tak berwujud-Software Rp794.300.000
Desember Kas di kas daerah Rp794.300.000
2016
Laporan Realisasi
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Belanja Aset tak berwujud- Rp794.300.000
Desember Software
2016 Estimas Perubahan Rp794.300.000
SAL

5) Lisensi atau franchise, lisensi izin yang diberikan pemilik hak paten atau
hak cipta yang diberikan kepada pihak lain berdasarkan perjanjian
pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu hak
intelektual.
6) Hasil kajian atau penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang,
suatu kajian atau penelitian yang memberikan manfaat ekonomis dan/atau
sosial di masa yang akan dataang yang dapat di indentifikasi sebagai
aset.
7) Aset tak berwujud dalam pengerjaan, Berdasarkan permendagri no. 64
tahun 2013 tentang penerapan standar akuntansi pemerintah berbasis
akrual pada pemerintahan daerah, terdapat kemungkinan pengembangan
suatu aset tak berwujud yang diperoleh secara internal yang jangka waktu
penyelesaiannnya melebihi 1 tahun anggran atau pelaksanaan
pengembangan melewati tanggal pelaporan.
b. Pengakuan aset tak berwujud
Berdasarkan permendagri no. 64 tahun 2013 tentang penerapan standar
akuntansi pemerintah berbasis akrual pada pemerintahan daerah, aset tak
berwujud harus memenuhi kriteria berikut :
 Kemungkinan besar diperkirakan manfaat ekonomi dimasa mendatang
dari aset tak berwujud ini dapat digunakan entitas.
 Biaya perolehan atau nilai wajarnya dapat diukur secara andal.
c. Pengukuran aset tak berwujud
Berdasarkan permendagri no. 64 tahun 2013 tentang penerapan standar
akuntansi pemerintah berbasis akrual pada pemerintahan daerah, aset tak
berwujud diukur dengan harga perolehan, yaitu harga yang harus dibayar entitas
untuk memperoleh suatu aset tak berwujud hingga siap untuk digunakan dan
aset tak berwujud tersebut mempunyai manfaat ekonomi yang diharapkan bias
bermanfaat dimasa depan. Aset tak berwujud harus dilakukan amortisasi kecuali
dengan aset tak berwuwjud yang memiliki masa manfaat tak terbatas.
d. Penyajian dan pengungkapan aset tak berwujud
Berdasarkan permendagri no. 64 tahun 2013 tentang penerapan standar
akuntansi pemerintah berbasis akrual pada pemerintahan daerah, aset tak
berwujud disajikan dalam neraca sebagai “aset lainnya”. Hal-hal yang
diungkapkan dalam laporan keuangan atas aset tak berwujud antara lain :
 Masa manfaat dan metode amortisasi
 Nilai tercata bruto, akumulasi amortisasi dan nilai aset tak berwujud
 Penambahan maupun penurunan nilai tecatat pada wal dan akhir periode

Contoh : Pembelian berupa aplikasi manajemen database mahasiswa pada


BLU di lingkup Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, dan aplikasi
manajemen piutang di lingkup Deputi Administrasi BAPK. Sebesar
Rp794.300.000 oleh Pemda Jakarta
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Aset tak berwujud-Software Rp794.300.000
Desember Kas di kas daerah Rp794.300.000
2016
Laporan Realisasi
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Belanja Aset tak berwujud- Rp794.300.000
Desember Software
2016 Estimas Perubahan Rp794.300.000
SAL

2. Tagihan Penjualan Angsuran

Menurut buletin teknis no.2 tentang penyusunan neraca awal pemerintahan daerah,
tagihan penjualan angsuran menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari
penjualan aset pemerintaha secara angsuran kepada pegawai pemerintahan.
Contohnya penjualan rumah dinas atau kendaraan dinas. Contoh : Tagihan
Penjualan Angsuran (TPA) atas pembelian rumah dinas golongan III sebesar Rp
161.850.000 yang diangsur sebanyak 52 kali selama 5 tahun dengan nilai tagihan
penjulan angsuran sebessar Rp3.112.500 pembayaran terakhir pada tanggal 31
januari 2019 di kota lampung

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 januari Akumulasi penyusutan Rp158.737.500
2014 rumah dinas
Tagihan Penjualan Rp3.112.500
Angsuran
Aset tetap Rp161.850.000
3. Tuntutan Ganti Rugi
Menurut buletin teknis no.2 tentang penyusunan neraca awal pemerintahan daerah,
tuntutan gati rugi merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri
bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang
diderita oleh Negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu
perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian
dalam pelaksanaan tugas kewajibannya. Tumtutan ganti rugi inilai sebesar nilai nominal
dalam surat keterangan tanggung jawab mutlak (SKTJM) setelah dikurangi dengan
setoran yang telah dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan ke kas negara.
Contoh : Membebankan kepada Saudara Elsafri Efrizal, SH,M.Si Nip. 460021022
Pegawai Dinas Pendapatan Provinsi Lampung sebagai pemegang kendaraan
dinas roda dua (sepeda motor) BE 6898 BZ milik Pemerintah Provinsi Lampung
untuk mengganti kerugian atas hilangnya kendaraan dinas roda dua tersebut
setelah penyusutan yaitu sebesar Rp. 6.180.000,- ( Enam juta seratus delapan
puluh ribu rupiah).

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
14 Januari Tuntutan Ganti Rugi Rp6.180.000
2009 Sepada Motor Rp6.180.000

4. Kemitraan Dengan Pihak Ketiga


Berdasarkan buletin teknis no.2 tentang penyusunan neraca awal pemerintahan
daerah, kemitraan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai
komitmen untuk melaksanankan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan
menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki.
a. Klasifikasi kemitraan dengan pihak ketiga ada 2 berikut penjelasannya :
1) Bangun,Kelola Serah (BKS), merupakan suatu bentuk ketiga/investor, dengan cara
pihak ketiga /investor tersebut mendirikan bangunan dan/atau sarana lain berikut
fasilitasnya serta mendayagunakannya dalam jangka waktu tertentu, untuk
kemudian menyerahkan kembali bangunan dan atau saran lain berikut fasilitasnya
kepada pemerintah setelah berakhirnya jangka waktu yang disepakati (masa
konsesi). Dalam perjanjian ini pencatatannya dilakukan terpisah oleh masing-masing
pihak.

Contoh : Kerjasama antara Pemerintahan kota Makassar dengan pihak swasta PT.
Tosan Permai Lestari dalam merevitalisasi lapangan karebosi merupakan
perusahaan swasta nasional yang berkedudukan di kota Makassar. Hal ini
dimungkinkan menggunakan kerjasama pemanfaatan lahan dengan pola bangun
kelola serah sesuai kemendagri no, 17 tahun 2007 anggaran yang dikeluarkan
sebesar Rp18 M

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
25 mei Kemitraan pihak ketiga- Rp18.000.000.000
2022 bangun kelola serah Rp18.000.000.000
Tanah

2) Bangun,serah,kelola (BSK), merupakan pemanfaatan aset pemerintahan oleh pihak


ketiga/investor, dengan cara pihak ketiga /investor tersebut mendirikan bangunan
dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya kemudian menyerahkan aset yang
dibangun tersebut kepada pemerintah untuk dikelola sesuai dengan tujuan
pembangunan aset terseebut. Penyerahan aset oleh pihak ketiga/tinvestor kepada
pemerintah harus disertai dengan kewajiban pemerintah untuk melakukan
pembayaran kepada pihak ketiga/investor.
Contoh : Pembangunan pasar di tanah milik kabupaten Sleman yang dibiayai
oleh pihak ketiga atas kerja samanya dengan pemkab Sleman sebesar
Rp1.000.000.000 yang akan dikelola oleh pemkab Sleman
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
21 maret Kemitraan pihak ketiga- Rp.1.000.000.000
2017 bangun serah kelola Rp.1.000.000.000
Tanah

b. Pengakuan aset kemitraan dengan pihak ketiga


Dalam permendagri no. 64 tahun 2013 tentang pengakuan aset kemitraan dengan
pihak ketiga, yakni :
1) Aset kerja sama/kemitraan diakui pada saat terjadi perjanjian kerja
sama/kemitraan, yaitu dengan perubahan klasifikasi aset dari aset tetap menjadi
aset kerja sama/kemitraan.
2) Aset kerja sama/kemitraan berupa gedung dan/atau sarana berikut fasilitasnya,
dalam rangka kerja sama BSK, diakui pada saat pengadaan/pembangunan
gedung dan/atau sarana berikut fasilitasnya selesai dan siap digunakan
3) Setelah maa perjanjian kerja sama berakhir, aset kerja sama/kemitraan harus
diaudit oleh aparat pengawas fungsional sebelum diserahkan kepada pengelola
barang.
4) Penyerahan kembali objek kerja sama beserta fasilitasnya kepada pengelola
barang dilaksanakan seteleh berakhirnya perjanjian yang dituangkan dalam
berita acara serah terima barang
5) Setelah masa pemanfaatan berakhir, tanah serta bangunan dan fasilitas hasil
kerja sama/kemitraan ditetapkan status penggunannya oleh pengelola barang.
6) Klasifikasi aset hasil kerja sama/kemitraan berubah dari “aset lainnya” menjadi
“aset tetap” sesuai jenisnya setelah berakhirnya perjanjian dan telah ditetapkan
status penggunannya oleh kepala daerah.
c. Pengukuran aset kemitraan dengan pihak ketiga
Dalam permendagri no. 64 tahun 2013 tentang pengakuan aset kemitraan dengan
pihak ketiga, yakni :
1) Aset yang diserahkkna oleh pemerintah daerah untuk diusahakan dalam
perjanjian kerja sama/kemitraan harus dicatat sebagai aset aset kerja
sama/kemitraan sebesar nilai bersih tercatat pada satat perjanjian atau nilai
wajar pada saat perjanjian, dipilih yang paling objektif atau paling berdaya uji.
2) Dan yang ditanamkan pemerintah daerah dalam kerja sama/kemitraan dicatat
sebagai pernyertaan kerja sama/kemitraan. Di sisi lain, investor mencatat dan
yang diterima sebagai kewajiban
3) Aset hasil kerja sama yang telah diserahkan kepada pemerintahan setelah
berakhirnya perjanjian dan telah ditetapkan status penggunaanya, dicatat
sebesar nilai bersih yang tercatat atau seebesar nilai wajar pada saat aset
tersebut diserahkan, dipilih yang paling objektif atau paling berday uji.
d. Penyajian dan pengungkapan aset kemitraan
Telah dijelaskan dalam permendagri no. 64 tahun 2013 bahwa aset kerja
sama/kemitraan disajikan dalam neraca sebagai aset lainnya. Dalam hal sebagian dari
luas aset kemitraan (tanah dan atau gedung/bangunan), sesuai perjanjian, digunakan
untuk kegiatan opersional SKPD, harus diungkapkan dan CaLK. Aset kerja
sam/kemitraan selain tanah harus dilakukan penyusutan selama masa kerja sama.
Masa penyusutan aset kemitraan dalam rangka bangun, kelola, serah (BKS)
melanjutkan masa penyusutan aset kemitraan dalam rangka bangun, serah, kelola
(BSK) adalah selama masa kerja sama.
Pengungkapan berikut harus dibuat untuk aset kerja sama/kemitraan :
1) Klasifikasi aset yang membentuk aset kerja sama
2) Penentuan biaya perolehan aset kerja sama/kemitraan
3) Penentuan depresiasi/penyusutan aset kerja sama/kemitraan

Contoh : Kerjasama antara Pemerintahan kota Makassar dengan pihak swasta PT.
Tosan Permai Lestari dalam merevitalisasi lapangan karebosi merupakan
perusahaan swasta nasional yang berkedudukan di kota Makassar. Hal ini
dimungkinkan menggunakan kerjasama pemanfaatan lahan dengan pola bangun
kelola serah sesuai kemendagri no, 17 tahun 2007 anggaran yang dikeluarkan
sebesar Rp18 M.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
25 mei Kemitraan pihak ketiga- Rp18.000.000.000
2022 bangun kelola serah Rp18.000.000.000
Tanah

5. Kas yang dibatasi penggunannya


Menurut peraturan mentri keuangan republik Indonesia no.219/PMK05/2013, kas
pemerintah, namun dibatasi penggunaannya atau lebih terikat penggunanya atau yang
terikat penggunaannya untuk membiayai kegiatan tertentu dalam waktu lebih dari 12
bulan sejak tanggal pelaporan sebagai ketetapan/keputusan baik dari pemerintah
maupun dari pihak luar pemerintah, misalnya, pengadilan ataupun pihak luar lainnya.
a. Pengakuan kas yang dibatasi penggunanya
Pengakuan kas yang dibatasi penggunanya menurut mentri keuangan republik
Indonesia no.219/PMK05/2013 diakui pada saat kas disihkan atau ditempatkan
pada suatu rekening tertentu yang dimaksudkan untuk membiayai suatu kegiatan
yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran.
b. Pengukuran kas yang dibatasi penggunannya
Kas yang dibatasi penggunannya menurut mentri keuangan republik Indonesia
no.219/PMK05/2013 dicatat sebesar nilai nominal kas yang disisihkan atau
ditempatkan pada suatu rekening tertentu yang dimaksudkan untuk membiayai
suatu kegiatan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam
satu tahun anggaran.
c. Penyajian dan pengungkapan kas yang dibatai penggunaannya
menurut mentri keuangan republik Indonesia no.219/PMK05/2013 disajikan dalam
kelompok aset lainnya dan diungkapkan secar memadai di dalam CaLK. Hal-hal
yang perlu diungkap secara memadai di CaLk.
6. Aset lain-lain
Menurut permendagri no. 64 tahun 2013, aset lain-lain digunakan untuk mencatat
aset lainnya yang tidak dapat dikelompokkan dapat aset tak berwujud, tagihan
penjualan angsuran, tuntutan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi, dan kemitraan
dengan pihak ketiga.
a. Definisi
Aset tetap yang dimasukkan untuk dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah
direklasifikasikan ke dalam aset lain-lain. Hal ini dapat disebabkan karena rusak,
using, dan lain-lain.
b. Pengakuan
Pengakuan aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari peunggunaan aktif
pemerintah dan direklasifikasikan ke dalam aset lain-lain.
c. Pengukuran
Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan aktif pemerintahan
direklasifikasi ke dalam aset lain-lain menurut nilai tercatat. Aset lain-lain ini juga
disusutkan mengikuti ketentuan yang berlaku.
d. Penyajian dan pengungkapan
Aset lain-lain disajikan di dalam kelompok aset lainnya dan diungkapkan secar
memadai di dalam CaLK. Contoh : Pelelangan kendaraan dinas kota Makassar
yang dinilai sudah tidk dapat digunakan sebesar Rp 100.000.000

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
22 mei Aset lain-lain-Kendaraan Rp100.000.000
2020 dinas yang sudah rusak
berat
Kendaraan dinas Rp100.000.000.

Anda mungkin juga menyukai