Raka Aldrean Erdhitya - Kelompok 4 - TB1 AKS
Raka Aldrean Erdhitya - Kelompok 4 - TB1 AKS
(Konsep teoritis, fiqh muamalah, laba, dan sistem pelaporan akuntansi syariah)
Kelompok 4 :
Dosen Pengampu :
Yulis Diana Alfia,SE, M.S.A.,AK,CPAI
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akunansi Keuangan
Syariah, yang berjudul “Akuntansi Keuangan Syariah”. Tugas bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan bagi kami.
Kami mengucapkan terimakasih juga tidak lupa saya haturkan kepada Dosen mata
kuliah Akuntansi Keuangan Syariah yang telah memberikan kami tugas ini. Semoga tugas ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari bentuk
penyusunan, dan penulisan. Oleh karena itu Kami memohon maaf apabila ada kekurangan
ataupun kesalahan. Kritik dan saran sangat diharapkan agar tugas ini menjadi lebih baik serta
berdaya guna dimasa yang akan datang, Terima kasih.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
2.4 Sistem Pelaporan Akuntansi Syariah Pada Lembaga Keuangan Syariah. ................... 6
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.
Berdasarkan rumusan masalah yang ada diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui konsep teoritis, konsep figh muamalah, konsep laba dan sistem
pelaporan akuntansi syariah pada lembaga keuangan syariah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
4. Akad Ijarah.
Akad Ijarah adalah akad pemberian hak untuk memanfaatkan objek melalui
penguasaan sementara atau peminjaman objek dengan manfaat tertentu yaitu
membayar imbalan kepada pemilik objek.
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penyampaian laporan keuangan
syariah, antara lain:
6
1. Penyajian Secara Wajar.
Laporan keuangan harus secara akurat mencerminkan status keuangan, aktivitas
ekonomi, dan arus kas entitas Syariah, menerapkan standar akuntansi dengan benar,
serta informasi yang diperlukan oleh praktik akuntansi dalam lampiran akun tahunan.
2. Kebijakan Akuntansi.
Manajemen memilih dan menerapkan prinsip penyusunan sedemikian rupa sehingga
perhitungan tahunan sesuai dengan ketentuan praktik akuntansi.
3. Kelangsungan Usaha.
Saat menyiapkan laporan keuangan, manajemen harus menilai kemampuan operasi
entitas Syariah. Jika laporan keuangan tidak disusun berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha, item ini harus disajikan bersama dengan kriteria lain yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, dan juga alasan mengapa
diasumsikan kelangsungan usaha entitas syariah. tidak dapat digunakan.
4. Dasar Akrual.
Entitas syariah harus menyusun laporan keuangan dengan basis akrual. Dalam
perhitungannya, pembagian hasil kegiatan pokok didasarkan pada pendapatan yang
benar-benar direalisasikan (berbasis uang).
5. Konsistensi Penyajian
Klasifikasi catatan dan periode pelaporan laporan keuangan Islam harus konsisten.
6. Saling Hapus (Offsetting).
Aset, liabilitas, aset sementara Syariah, pendapatan dan beban disajikan secara
terpisah, kecuali kompensasi diperbolehkan dalam laporan atau interpretasi standar
akuntansi.
7. Informasi Komparatif.
Data komparatif antar periode membantu pengguna membuat keputusan, terutama
untuk menilai tren data ekonomi untuk peramalan.
Selain itu, periode pelaporan laporan keuangan bank syariah dapat dibagi menjadi
beberapa bagian berikut:
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akuntansi syariah adalah akuntansi yang menganut prinsip syariah dalam semua
bentuk akuntansi dan pelaporan keuangan yang diizinkan oleh hukum syariah.
Lalu dilanjut dengan Fiqh muamalah adalah hukum yang mengatur hubungan
kebendaan, atau yang sering disebut oleh para ahli hukum positif hukum privat. Dengan
demikian, hubungan antara fiqh muamalah dan ekonomi Islam jelas bagi mereka yang
berpendapat bahwa fiqh muamalah dan ekonomi Islam tidak sama, dan tidak jelas bagi
mereka yang berpendapat sebaliknya.
Dan Laba dalam akuntansi syariah mengikuti dua prinsip utama, yaitu kebenaran dan
keadilan. Mencatat keuntungan, dalam hal pendapatan akrual ini, hanya agar pada saat
menerapkan pengambilan atau perhitungan zakat, baru bisa dihitung jika keuntungan tersebut
benar dalam pendapatan riil.
8
DAFTAR PUSTAKA