Anda di halaman 1dari 13

MODUL PRAKTIKUM IV

PENGUKURAN TDS AIR

4.1. Landasan Teori

TDS (Total Dissolved Solid) atau jumlah total larutan padat yang terkandung
dalam air yang kita konsumsi. Setiap air minum selalu mengandung partikel yang terlarut
yang tidak tampak oleh mata, bisa berupa partikel padatan (seperti kandungan logam
missal : Besi, Aluminium, Tembaga, Mangan dll), maupun partikel non padatan seperti
mikro organisma. Air organik merupakan air yang sama sekali tidak memiliki kandungan
dan unsur kimia selain H2O. Unsur kimia tersebut dalam air mineral tersebut tidak
mengandung unsur mineral anorganik, diantaranya adalah merkuri, ferum dan
aluminium. Untuk cara mengukur partikel tersebut yaitu dengan TDS meter.
TDS meter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur partikel yang ada
pada larutan air yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Pada setiap air minum pasti
mengandung suatu partikel yang dapat larut dan tidak bisa tampak oleh mata. Untuk
partikelnya, dapat berupa partikel padat misalnya kandungan logam.
TDS meter ini digunakan sebagai alat cek kemurnian air dan kadar mineral yang ideal
untuk semua aplikasi pemurnian air seperti pengecekan air minum isi ulang, air reverse
osmosis, air PAM, air destilasi, air aki, air tanah, air limbah regulasi, air sadah, budidaya
hidroponik dan koloid perak.

4.2. Maksud dan Tujuan

Mengukur berapa jumlah partikel padat yang dapat larut dalam air pada setiap
satuan ppm.

4.3. Tahapan Praktikum

A. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum terdiri dari :

1) Gelas Ukur

Laporan Praktikum Rekayasa Lingkingan 28


2) TDS meter

3) NaOH dan HCl

4) Air Danau ISTN

B. Cara Kerja
1) Siapkan sampel air dan masukkan ke dalam gelas ukur.
2) Siapkan alat TDS dalam kondisi bersih.
 Cuci ujung TDS meter dengan air lalu keringkan.
 Masukkan TDS meter ke air netral (Aquades).
3) Uji masing-masing sampel air dengan TDS meter yang telah siap digunakan dan
catat hasilnya.

Laporan Praktikum Rekayasa Lingkingan 29


Gambar Hasil Pengukuran air dengan TDS Meter
4) Matikan TDS meter setiap selesai pengukuran.
5) Ulangi pengujian pada setiap air sampel.

Catatan:
Cuci gelas ukur dan bilas alat TDS meter setiap akan menguji sampel berikutnya
supaya tidak terpengaruh oleh TDS air sebelumnya.

4.4. Hasil Praktikum

Tabel 3.1 Hasil Percobaan Pengukuran pH Air

Jenis Air TDS


Air Danau ISTN 95

4.5. Pembahasan
Konsentrasi TDS yang terionisasi dalam suatu zat cair mempengaruhi
konduktivitas listrik zat cair tersebut. Makin tinggi konsentrasi TDS yang terionisasi
dalam air, makin besar konduktivitas listrik larutan tersebut. Sementara konsentrasi TDS
juga dipengaruhi oleh temperatur (Bevilacqua, 1998). Konsentrasi TDS dalam air minum
melebihi batas ambang yang diperbolehkan dapat membahayakan kesehatan karena dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pada ginjal. Menurut WHO (World Health
Organization), air minum yang layak dikonsumsi memiliki kadar TDS < 300 ppm (parts
per million). Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkingan 30
nomor 492 tahun 2010 menyatakan standar TDS maksimum yang diperbolehkan adalah
500 mg/liter atau 500 ppm.

4.6. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kualitas air Danau ISTN pda Hasil Pengukuran dengan TDS meter yaitu 95 ppm, yang
artinya masih dapat diterima dan layak untuk dikonsumsi manuisa.

I. erajat keasaman atau pH


didefinisikan sebagai jumlah
konsentrasi ion H
II. di dalam suatu larutan atau
senyawa. Nilai pH berkisar
antara 1-14, dengan
III. keterangan bahwa semakin
tinggi nilai pH maka
sifatnya akan semakin basa.
IV. Untuk kategori zat asam,
nilai pH berada di range 1-
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkingan 31
6,9. Nilai pH 7 untuk
V. senyawa netral, dan nilai pH
7,1 – 14 untuk senyawa basa.
(Achmad, 2017).
VI. erajat keasaman atau pH
didefinisikan sebagai jumlah
konsentrasi ion H
VII. di dalam suatu larutan atau
senyawa. Nilai pH berkisar
antara 1-14, dengan
VIII. keterangan bahwa semakin
tinggi nilai pH maka
sifatnya akan semakin basa.
IX. Untuk kategori zat asam,
nilai pH berada di range 1-
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkingan 32
6,9. Nilai pH 7 untuk
X. senyawa netral, dan nilai pH
7,1 – 14 untuk senyawa basa.
(Achmad, 2017).
XI. Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa
XII. terdapat tiga cara yang
digunakan dalam
pengukuran pH suatu
larutan atau
XIII. senyawa, diantaranya yaitu
dengan menggunakan
indicator universal, kertas

Laporan Praktikum Rekayasa Lingkingan 33


XIV. lakmus, pH meter.
Pengukuran dengan kertas
indicator universal mampu
XV. mengukur pH suatu larutan
dengan 1 digit angka, misal
7. Pengukuran dengan
XVI. pH meter mampu mengukur
pH suatu larutan hinga 2 digit
di belakang koma
XVII. sehingga lebih akurat.
Sedangkan penentuan pH
dengan kertas lakmus merah
XVIII. dan biru hanya dapat
menentukan sifat asam dan
basa suatu larutan tanpa nilai
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkingan 34
XIX. pH. Berdasarkan enam
larutan yang telah diukur pH
nya, larutan yang bersifat
XX. asam diantaranya air jeruk
nipis, air soda, dan akuades.
Larutan yang bersifat
XXI. basa hanya air kapur.
Sedangkan larutan yang
bersifat netral diantaranya air
XXII. garam dan air sabun.
XXIII. Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa
XXIV. terdapat tiga cara yang
digunakan dalam
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkingan 35
pengukuran pH suatu
larutan atau
XXV. senyawa, diantaranya yaitu
dengan menggunakan
indicator universal, kertas
XXVI. lakmus, pH meter.
Pengukuran dengan kertas
indicator universal mampu
XXVII. mengukur pH suatu larutan
dengan 1 digit angka, misal
7. Pengukuran dengan
XVIII. pH meter mampu mengukur
pH suatu larutan hinga 2 digit
di belakang koma

Laporan Praktikum Rekayasa Lingkingan 36


XXIX. sehingga lebih akurat.
Sedangkan penentuan pH
dengan kertas lakmus merah
XXX. dan biru hanya dapat
menentukan sifat asam dan
basa suatu larutan tanpa nilai
XXXI. pH. Berdasarkan enam
larutan yang telah diukur pH
nya, larutan yang bersifat
XXXII. asam diantaranya air jeruk
nipis, air soda, dan akuades.
Larutan yang bersifat
XXIII. basa hanya air kapur.
Sedangkan larutan yang
bersifat netral diantaranya air
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkingan 37
XXIV. garam dan air sabun.
XXXV. Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa
XXVI. terdapat tiga cara yang
digunakan dalam
pengukuran pH suatu
larutan atau
XXVII. senyawa, diantaranya yaitu
dengan menggunakan
indicator universal, kertas
XVIII. lakmus, pH meter.
Pengukuran dengan kertas
indicator universal mampu

Laporan Praktikum Rekayasa Lingkingan 38


XXIX. mengukur pH suatu larutan
dengan 1 digit angka, misal
7. Pengukuran dengan
XL. pH meter mampu mengukur
pH suatu larutan hinga 2 digit
di belakang koma
XLI. sehingga lebih akurat.
Sedangkan penentuan pH
dengan kertas lakmus merah
XLII. dan biru hanya dapat
menentukan sifat asam dan
basa suatu larutan tanpa nilai
XLIII. pH. Berdasarkan enam
larutan yang telah diukur pH
nya, larutan yang bersifat
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkingan 39
XLIV. asam diantaranya air jeruk
nipis, air soda, dan akuades.
Larutan yang bersifat
XLV. basa hanya air kapur.
Sedangkan larutan yang
bersifat netral diantaranya air
XLVI. garam dan air sabun.

Laporan Praktikum Rekayasa Lingkingan 40

Anda mungkin juga menyukai