Anda di halaman 1dari 19

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X

Yogyakarta, 15 September 2018

PERANCANGAN DAN ANALISIS TRAILER RACK SEPEDA MOTOR PADA MOBIL


DAIHATSU TAFT DENGAN BANTUAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR

Adi Purwanto1, Toto Rusianto2


Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
e-mail: 1addidaiya47@gmail.com, 2toto@akprind.ac.id.

ABSTRACT
Trailer rack is an additional device mounted on a four-wheeled vehicle to transport a motorcycle mounted
on the rear of the car frame. In this design, the Daihatsu Taft off-road vehicle that attracted many outdoor sports
fans was chosen as the subject of designing the bracket adapter for the trailer rack. The concept development in
the trailer rack design comes from the technical specifications obtained through the Quality Function
Deployment (QFD), which is a methodology used by designers to anticipate and determine the priorities of
consumers 'needs and desires, as well as combining these consumers' needs and desires in products developed
with consumer oriented. The design method, along with the stages in the process of designing the rack trailer in
addition to using the QFD method, also refers to the guidelines of the German Engineer Association (Verein
Deutsche Ingenieuer/VDI) at the analysis stage to obtain the desired technical specifications. Furthermore, the
virtual 3D trailer rack model is made with Computer aids Drafting and Design software (CADD). The design
and analysis of the design of the trailer rack focuses on the analysis process using ASTM A-36 material on the
rack trailer frame with a motorcycle load weighing ≤ 200 kg. In the simulation of loading using Autodesk
Inventor software, the values due to load include: Von misses stress of 107.3 MPa, 1st Principal Stress of 111.2
MPa, 3rd principal stress of -114.1 MPa, displacement of 0.13 mm, and a safety factor of 2.31 ul.

Keyword; Autodesk Inventor, Daihatsu Taft, CADD, QFD, Trailer Rack, VDI.

INTISARI
Trailer rack adalah sebuah perangkat tambahan yang terpasang pada kendaraan beroda empat untuk
mengangkut sepeda motor yang dipasang pada bagian belakang rangka mobil. Pada perancangan ini, mobil
Daihatsu Taft kendaraan off-road yang banyak diminati penggemar olah raga luar ruang, dipilih sebagai subjek
perancangan adapter bracket untuk trailer rack. Pengembangan konsep dalam perancangan trailer rack ini
berasal dari spesifikasi teknik yang diperoleh melalui Quality Function Deployment (QFD), yakni suatu
metodologi yang digunakan oleh perancang untuk mengantisipasi dan menentukan prioritas kebutuhan dan
keinginan konsumen, serta menggabungkan kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut dalam produk yang
dikembangkan dengan berorientasi pada konsumen. Metode perancangan, beserta tahapan dalam proses
perancangan trailer rack selain menggunakan metode QFD, juga mengacu pada panduan Persatuan Insinyur
Jerman (Verein Deutsche Ingenieuer/VDI) pada tahap analisis untuk mendapatkan spesifikasi teknik yang
diinginkan. Selanjutnya model virtual 3D trailer rack dibuat dengan perangkat lunak Computer aids Drafting
and Design atau (CADD). Perancangan dan analisis hasil rancangan trailer rack ini, menitik beratkan pada
proses analisis menggunakan bahan ASTM A-36 pada rangka trailer rack dengan beban sepeda motor berbobot
≤ 200 kg. Pada simulasi pembebanan menggunakan software Autodesk Inventor mendapatkan nilai-nilai akibat
beban antara lain adalah: Von Misses stress sebesar 107,3 MPa, 1st Principal Stress sebesar 111,2 MPa, 3rd
principal stress sebesar -114,1 MPa, displacement sebesar 0,13 mm, dan safety factor sebesar 2,31 ul.

Kata Kunci : Autodesk Inventor, Daihatsu Taft, CADD, QFD, Trailer rack, VDI.

1. PENDAHULUAN
Banyak kegiatan-kegiatan olahraga dan hobi menggunakan sarana sepeda motor terselenggara disetiap
daerah-daerah tertentu secara rutin. Kegiatan-kegiatan olahraga dan hobi sepeda motor yang sering
diselenggarakan adalah road race, motocross, freestyle, serta kontes modifikasi, tekadang tempat dilaksanakan
kegiatan-kegiatan tersebut terlalu jauh dari daerah tempat tinggal dan tidak memungkinkan dengan mengendarai
sepeda motor tersebut di jalan raya.

A-367
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

Solusi dari masalah tersebut, digunakan trailer rack untuk sepeda motor. Trailer rack adalah sebuah
perangkat tambahan yang terpasang pada kendaran beroda empat untuk mengangkut sepeda motor yang
dipasang pada bagian belakang rangka mobil. Dengan demikian trailer rack dapat digunakan sebagai solusi bagi
para peserta yang ingin mengikuti kegiatan ditempat yang diingikan meskipun tempat tersebut jauh dari tempat
tinggal.

2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Trailer Rack
Trailer Rack adalah sebuah pe-rangkat yang terpasang pada sebuah kendaran beroda empat untuk
mengangkut sepeda motor. Trailer Rack sepeda motor biasanya dapat diletakkan di bagian belakang mobil
dengan menopang pada rangka mobil dimana trailer dapat dibongkar pasang.

Gambar 1. Trailer Rack B. Autodesk Inventor

Autodesk Inventor adalah salah satu aplikasi perangkat lunak CADD untuk rekayasa untuk merancang
dan menggambar mesin dan konstruksi yang sekarang sudah dikenal oleh para drafter. Software ini didesain
khusus untuk perancangan gambar mekanik dengan akurasi tinggi (hingga 5 digit, di belakang koma) dilengkapi
fitur 2D drafting, 3D solid modeling, aminasi dan Finite Element Analisys (FEA). Dengan menggunakan
perangkat lunak Autodesk Inventor proses perancangan analisis kekuatan hasil rancangan akan lebih cepat.
Proses penggunaan software Autodesk Inventor seperti proses di dalam sebuah pabrik-pabrik yang di
dalamnya terdapat beberapa divisi yang memiliki spesifikasi pekerjaan tertentu. Pada Autodesk Inventor divisi-
divisi itu disebut dengan template.
Menurut Huda (2012:4) keempat template tersebut adalah:
1. Template dengan eksensi .ipt adalah template yang digunakan untuk membuat komponen (part)
2. Template dengan eksensi .iam adalah template yang digunakan untuk merakit komponen (assembly).
3. Template dengan eksensi .ipn adalah template yang digunakan untuk membuat assembly model terurai (knock
down) tanpa mem-pengaruhi model assembly asli.
4. Template dengan eksensi .idw adalah template yang digunakan untuk merubah komponen (part)
maupun model rakitan (assembly) menjadi gambar kerja 2 dimensi.

A-368
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

Gambar 2. Template Autodesk Inventor


(Sumber : Huda, 2012: 4)

C. Metode Verein Deutcher Ingeneur


Metode untuk perancangan ini telah ditetapkan oleh Persatuan Insinyur Jerman atau Verein Deutcher
Ingeneur (VDI), dengan mengeluarkan metode VDI 2222 untuk me-nyelesaikan permasalahan dan
mengoptimalkan penggunaan material, teknologi dan keadaan ekonomi. Metode perancangan VDI 2222 dibagi
beberapa tahapan sebagai berikut :

Gambar 3. Metode Perancangan VDI 2222

A-369
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

D. Penentuan Karakteristik dengan QFD


QFD merupakan cara untuk meningkatkan kualitas barang dengan memahami kebutuhan konsumen
kemudian menghubungkan dengan ketentuan teknis untuk menghasilkan barang pada setiap tahap pembuatan
barang. Penyebaran fungsi mutu (Quality Function Deployment) adalah alat perencanaan yang digunakan untuk
membantu memusatkan perhatian pada kebutuhan konsumen ketika menyusun spesifikasi desain yang
kemudian akan menjadi tahap analisa dan merencana yang dapat diterapkan pada metode VDI (Verein Deutcher
Ingeneur).
Penentuan karakteristik Quality Function Deployment bertujuan untuk mengetahui selera konsumen
terhadap produk., yaitu mengelompok-kan selera konsumen kedalam atribut produk yang disesuaikan
karateristik teknik. Dalam QFD menggunakan suatu matriks yang disebut House Of Quality, dimana matriks ini
dapat mengelompokkan keinginan konsumen kedalam krakteristik desain. Menurut Ginting (2009 : 143) House
Of Quality adalah sebagai berikut :

Gambar 4. House of Quality


(Sumber : Ginting, 2009: 143)

E. Rumus-rumus Dasar Penunjang Perhitungan


1. Momen Inersia
Momen inersia digunakan pada per-hitungan konstruksi yang memeperhitungkan kekuatan konstruksi
tersebut, misalnya: defleksi atau lendutan. Perhitungan momen inersia pada perancangan trailer rack ini
menggunakan dua rumus bentuk konstruksi Hollow Square dan Channel Section. Momen inersia tersebut dapat
dihitung dengan rumus (Khurmi & Gupta, 2005 :
131-134) :
∑ Momen Inersia Hollow Square

A-370
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

Gambar 5. Momen Inersia Hollow Square


(Sumber : Khurmi & Gupta, 2005 : 131)
∑ Momen Inersia Channel Section

Gambar 6. Momen Inersia Channel Section


(Sumber : Khurmi & Gupta, 2005 : 134)
2. Tegangan Lentur
Tegangan lentur dapat dirumuskan sebagai berikut (Khurmi & Gupta, 2005 : 129) :

Keterangan :

= Tegangan lentur (kg/mm2)


M = Momen (kg.mm)
Z = Sction modulus Dalam hal ini,
Dalam hal ini
M=FxL
Keterangan :
F = Tegangan lentur (kg)
L = Lengan gaya (mm

A-371
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

Dalam hal ini, sction modulus hollow square :

Dalam hal ini, sction modulus channel aection

3. Tegangan Geser Torsional


Tegangan geser adalah intesitas gaya yang bekerja sejajar dengan bidang dari luas permukaan.
Persamaan umum tegangan geser pada seberang titik dengan jarak dari pusat penampang adalah (Robert
L.mott, 2004 : 85) :

Keterangan :
T = torsi
Q = nilai penampang
Dalam hal ini nilai Q pada tegangan geser torsional adalah :

Gambar 7. Profil balok untuk nilai Q (Sumber : Robert L.mott, 2004 : 86)

4. Defleksi Pada Balok


Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok arah y akibat adanya pembebanan vertical yang diberikan
pada balok, dalam perancangan trailer rack terdiri dari 2 jenis titik pembebanan yang berbeda. Defleksi dapat
dirumuskan sebagai berikut (Robert L.mott, 2004 : 638-639):
∑ Defleksi balok

Gambar 8. Defleksi balok


(Sumber : Robert L.mott, 2004 : 638)

A-372
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

Pada C di tengah-tengah :

=8

Pada A dan E di ujung pada beban :

∑ Defleksi balok kantilever

Gambar 9. Defleksi balok kantilever


(Sumber : Robert L.mott, 2004 : 639)
Pada B di beban :

Pada C di ujung

Keterangan :
E = Modulus Elastisitas
I = Momen Inersia

5. Bahan Trailer Rack


Pemilihan bahan logam pada dasarnya mengacu kepada sifat-sifat dari bahan, karena bahan logam
dipergunakan untuk berbagai macam keperluan dalam kehidupan sehari-hari. Sifat-sifat bahan yang diinginkan yaitu:
sifat mekanik (kekuatan, kekerasan, keuletan, keliatan, kekakuan, dan sebagainya), sifat-sifat termal (panas jenis,
pemuaian, konduktivitas, dan sebaginya), Pemilihan bahan untuk perancangan trailer rack ini adalah Steel ASTM-A36
yang memiliki sifat (Hutahaean,2014 : 346) :

Berat jenis : 7860 kg/m3


Kekuatan ultimate : 40,7 kg/mm2
Kekuatan luluh : 25,2 kg/mm2
Modulus elastisitas : 20387,35 kg/mm2
Modulus geser : 7849,13 kg/mm2

A-373
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

3. METODE PERANCANGAN
Metode dan tahapan dalam proses pe-rancangan trailer rack mengacu pada VDI (Verein Deutsche
Ingenieuer) atau Persatuan Insinyur Jerman yang dipadukan dengan metode QFD (Quality Function
Deployment) pada tahap analisis atau merencana.

Gambar 10. Metode Perancangan trailer rack


1. Analisa Kebutuhan Konsumen
Secara umum pengguna (user) atau konsumen akan memberikan pendapat (the voice of customer) tentang
keinginan atribut-atribut tariler rack. Berikut adalah analisis kebutuhan konsumen dilakukan dengan meng-
gunakan metode Quality Function Deployment (QFD) tahap-1 dengan menggunakan matriks House Of Quality
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. House of quality trailer rac

A-374
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

2. Membuat Konsep Trailer Rack


Konsep yang dibuat untuk trailer rack ada beberapa alternatif, yaitu :

Tabel 1. Alternatif sistem penempatan sepeda motor


Tabel 4. Alternatif sistem penahan roda belakang

Tabel 2. Alternatif sistem penahan roda depan

Tabel 5. Alternatif sistem mounting trailer rack

Tabel 3. Alternatif sistem pengait tie down

A-375
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

3. Variasi Konsep
Tabel 6. Variasi konsep

4. Seleksi AFK (Alternatif Fungsi Konstruksi)


Tabel 7. Seleksi alternatif fungsi konstruksi

5. Perancangan Trailer Rack


Proses seleksi AFK (Alternatif Fungsi Konstruksi) mendapatkan AFK 3 memiliki nilai total yang paling
unggul sebagai perancangan trailer rack. Berikut adalah bentuk trailer rack secara umum menurut sepesifikasi
AFK 3 :

Gambar 12. Perancangan trailer rack

A-376
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Perancangan trailer rack menggunkan dua pembahasan pada perancangan trailer rack tersebut, yaitu
pembahasan perhitungan secara toritis dan pembahasan menggunakan software autodesk innventor.
1. Perhitungan Rack
B. Defleksi Pada Rack

Gambar 13. Distribusi gaya rack


Gambar 15. Defleksi pada rack
A. Tegangan Lentur Rack

¸
Defleksi Pada C di tengah-tengah :
Dalam hal ini :
1) Momen Rack
M = 100 x 450 = 45000 kg. mm

100 5002 450

2) Momen inersia rack : 8 Pada A dan E di ujung pada beban :

2. Perhitungan Balok 1

Gambar 14. Profil rack

Gambar 16. Distribusi gaya balok

3) Sction modulus channel section rack :


A. Tegangan Lentur Balok 1
=

Dalam hal ini :


1) Momen balok 1
M = 100 x 450 = 45000 kg. Mm

A-377
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

2) Momen inersia balok 1 ¸


Defleksi pada B :

− 3

Defleksi pada C :

Gambar 17. Profil balok 1

3. Perhitungan Balok 2

2) Sction modulus hollow square balok 1 :

Gambar 19. Komponen balok 2


A. Tegangan Lentur Balok 2
=

Dalam hal ini :

1) Momen balok 2
B. Defleksi Balok 1 M = 100 x 365 = 36500 kg. mm

2) Section modulus hollow sqr. balok 2

Gambar 18. Defleksi balok 1

A-378
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

3) Momen inersia balok 2

4. Perhitungan Bumper

Gambar 22. Bumper

Gambar 20. Profil balok 2


1) Tegangan Geser Torsional Bumper

¸
Dalam hal ini torsi adalah:

12

∑ Tegangan lentur balok 2

B. Defleksi Balok 2

Gambar 21. Defleksi balok 2 Gambar 23. Profil bumper


¸ ¸
Defleksi pada B : Nilai Q

Sehingga tegangan geser torsional :

¸
Defleksi pada C :

2. Analisis dan Simulasi Trailer Rack


1. Von Mises Stress
Von mises stress merupakan tegangan total akibat pembebanan, struktur dikatakan gagal apabila nilai
von mises strees melebihi kekuatan bahan (strength of material). Dari hasil simulasi diketahui tegangan paling
tinggi karena pem-bebanan berada pada pada komponen Balok 2 dengan nilai von Misses stress 107,3 MPa,

A-379
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

tegangan tersebut terletak pada bagian plat yang sebagai penampang poros. Sedangkan pada rangka Rangka
Daihatsu Taft memiliki nilai von Misses strees sebesar 92 MPa. Nilai-nilai von Misses strees yang terbilang
tinggi tersebut dapat diabaikan karena nilai tersebut hanya bersifat lokal, tidak secara menyeluruh, dan masih
dibawah tegangan luluh material ASTM A-36 yaitu 248 MPa. Nilai-nilai von Misses stress dapat dilihat pada
Gambar 24.

Gambar 24. Von mises stress

2. 1st Principal Stress


1st Principal Stress merupakan tegangan tarik total akibat pembebanan, struktur dikatakan gagal
apabila nilai 1st Principal Stress melebihi kekuatan bahan. Dari hasil simulasi diketahui tegangan tarik paling
tinggi karena pembebanan berada pada Balok 2 dengan nilai 1st Principal Stress 111,2 MPa, nilai tersebut
terbilang tinggi tetapi dapat diabaikan karena nilai tersebut hanya bersifat lokal, dan tidak secara menyeluruh,
hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 25 dimana disamping nilai 111,2 MPa memiliki nilai 1st Principal
Stress yang terbilang rendah, yaitu 38,4 MPa.

Gambar 25 1st Principal Stress

3. 3rd Principal Stress


3rd principal stress merupakan tegangan tekan total (compressive stress) akibat pem-bebanan. Dari
hasil simulasi diketahui tegangan tekan paling tinggi karena pembebanan berada pada penampang balok 2
dengan nilai 3rd principal stress -114,1 MPa.

A-380
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

Gambar 26. 3rd principal stress


4. Displacment
Displacment/defleksi merupakan per-ubahan bentuk akibat adanya beban. Dari hasil simulasi diketahui
displacment paling tinggi berada pada ujung rack dengan nilai displacment 4,186 mm. Besarnya displacment
pada rack juga dipengaruhi oleh displacment pada balok 1 dan balok 2 serta dipengaruhi oleh bumper. Nilai
displacment diawali pada bagian ujung Rangka Daihatsu Taft dengan nilai displacment 0,13 mm. Nilai
displacment dengan nominal 4,186 mm terbilang cukup tinggi, tetapi dapat diabaikan karena displacment pada
bagian ujung rack tidak mempengaruhi komponen lain.

Gambar 27. Displacment

Apabila dibandingkan dengan per-hitungan displacment secara teoritis akan men-dapatkan nilai yang
berbeda hal tersebut disebabkan pada perhitungan teoritis pada bagian bumper dan rangka Daihatsu Taft belum
mengalami defleksi berbeda halnya dengan simulasi, pada simulasi didapatkan pada ujung rangka Daihatsu Taft
telah mengalami defleksi sebesar 0,13 mm, dan pada bumper telah mengalami defleksi sebesar 0,284 mm.
Nilai-nilai tersebut dapat dilihat pada Gambar 27. Besarnya defleksi yang terjadi pada rangka Daihatsu Taft dan
Bumper akan mempengaruhi hasil defleski total pada Rack.

5. Safety Factor
Dari hasil simulasi diketahui safety factor paling tinggi dengan nilai safety factor 15 ul, serta safety factor
paling rendah berada pada Balok 2 dengan nilai safety factor 2,31 ul. Nilai safety factor tersebut akan berpengaruh
pada kekuatan struktur trailer rack. Meskipun nilai safety factor paing rendah adalah 2,31 ul, konstruksi tersebut
terbilang dapat digunakan karena letak safety factor 2,31 ul hanya bersifat lokal seperti yang terjadi dengan nilai-
nilai tertinggi von mises strees, 1st principal stress, dan 3rd principal stress. Nilai safety factor yang ditargetkan
pada perancangan trailer rack ini adalah 5 ul, meskipun tidak semua memiliki nilai diatas 5 ul, perancangan trailer
rack dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya, karena nilai safety factor dibawah 5 ul hanya bersifat lokal. Nilai-nilai
safety factor tampak pada Gambar 28.

A-381
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

Gambar 28. Safety factor

6. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perancangan dan perhitungan baik menggunakan teoritis maupun analisis
menggunakan software Autodesk Inventor pada trailer rack yang diberikan beban maksimal 200 kg dan
menggunakan bahan ASTM A-36 memberikan beberapa point yang dapat ditarik sebagai kesimpulan
diantaranya sebagai berikut :
1. Proses perhitungan secara teoritis dapat berbeda dengan simulasi munggunakan software, karena detail
tentang ukuran dan bentuk komponen sulit diterapkan dalam perhitungan secara teoritis karena setiap
komponen memiliki detail yang kompleks, sedangkan software mampu meng-analisis setiap titik bagian
dari komponen.
2. Pada simulasi pembebanan menggunakan Autodesk Inventor mendapatkan reaksi tegang-an akibat beban
tertinggi terjadi pada Balok 2 sebesar 111,2 MPa dengan defleksi sebesar 4,186 mm pada komponen rack
yang di-sebabkan defleksi komponen rack tersebut dan defleksi yang terjadi pada balok dan sudut puntir
bumper, dan trailer rack memiliki faktor keamanan terkecil adalah 2,31 ul yang terletak pada rangka
Daihatsu Taft.
3. Secara keseluruhan perancangan trailer rack dapat dikembangkan walupun memiliki tegangan yang
melebihi tengangan ijin karena tegangan tersebut hanya bersifat lokal.

7. Saran
Dari perancangan, perhitungan, dan simu-lasi yang telah dilakukan, maka dicoba untuk memberikan
saran-saran yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas perancangan berbasis soft-ware, saran-saran
tersebut adalah :
1. Ketika pemodelan perancangan yang akan di-terapkan pada perhitungan teoritis diharapkan memiliki
dimensi dan nilai yang detail baik dalam segi dimensi komponen maupun nilai pembebanan dan letak
pembebanan.
2. Optimalisasi desain atau pengembangan se-lanjutnya perlu memperhatikan model adapter bracket yang
terhubung pada rangka Daihatsu Taft, karena rangka Daihatsu Taft memiliki nilai tegangan yang cukup
tinggi.

A-382
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

3. Proses simulasi perancangan sebaiknya dilaku-kan tidak hanya menggunakan satu software, karena apabila
menggunakan berbagai soft-ware dapat dibandingkan hasil antar setiap software sehingga mendapatkan
hasil yang akurat.

8. DAFTAR PUSTAKA
1. Ginting, Rosnani, 2009, Perancangan Produk, Graha Ilmu, Yogyakarta
2. Huda, Y. F., 2012, Panduan Mudah Menggambar Komponen Mesin dengan Autodesk Inventor
Profesional 2011, Andi, Yogyakarta.
3. Hutahaen, R. Y., 2014, Mekanika Kekuatan Material, Graha Ilmu, Yogyakarta.
4. Khurmi, R. S. & Gupta, J. K., 2005, Machine Design, Fourteenth Edition, Eurasia Publishing House (Pte)
Ltd, New Delhi.
5. Mott, R. L., 2004, Elemen-Elemen Mesin dalam Perancangan Mekanis, Edisi 1, Terjemahan oleh Rines,
DKK., 2009, Andi, Yogyakarta.

A-383
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

A-384

Anda mungkin juga menyukai