Anda di halaman 1dari 9

The 13th University Research Colloqium 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

Korelasi Kadar Glukosa Darah dengan Profil Hematologi


Pada Pasien Diabetes Mellitus dengan Ulkus Diabetikum

Andika Aliviameita1, Puspitasari2, Yanik Purwanti3, Silvia Ariyanti4


1,2,4
Prodi Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
3
Prodi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
*Email: aliviameita@umsida.ac.id

Abstrak
Keywords: Diabetes mellitus (DM) merupakan kelainan metabolik yang dapat
Diabetes mellitus; menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk ulkus diabetikum.
Glukosa darah; Hiperglikemia yang persisten dapat mengakibatkan kelainan
Profil hematologi; vaskuler dan metabolik serta mempengaruhi kinerja sumsum tulang
Ulkus diabetikum
sehingga menyebabkan terjadinya perubahan pada profil hematologi
pada pasien diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui korelasi kadar glukosa darah dengan profil hematologi
pada pasien DM dengan ulkus diabetikum. Jenis penelitian ini
adalah analisis kuantitatif dengan metode eksperimental laboratorik
dengan menggunakan 30 sampel darah pasien diabetes mellitus di
Rumah Luka Wonoayu Sidoarjo, yang diambil secara purposive
sampling. Pemeriksaan profil hematologi menggunakan metode
otomatis dengan alat hematology analyzer, pemeriksaan glukosa
darah dengan metode point of care testing (POCT), pemeriksaan laju
endap darah dengan metode Westergreen. Pada uji korelasi regresi
berganda diperoleh hasil terdapat hubungan bermakna antara
glukosa darah dengan hemoglobin (p = 0,013), hematokrit (p =
0,011), MCV (p = 0,044), MCH (p = 0,048), dan LED (p = 0,010).
Namun tidak terdapat hubungan bermakna antara glukosa darah
dengan jumlah eritrosit (p = 0,997), MCHC (p = 0,152), jumlah
leukosit (p = 0,082), dan jumlah trombosit (p = 0,484). Kesimpulan
penelitian adalah terdapat korelasi yang sedang (r = 0,422) antara
kadar glukosa darah dengan profil hematologi pada pasien diabetes
mellitus dengan ulkus diabetikum.

1. PENDAHULUAN sehingga terjadi resistensi terhadap kinerja


Diabetes mellitus (DM) merupakan insulin. Komplikasi jangka panjang dari
penyakit metabolik yang ditandai dengan diabetes mellitus meliputi retinopati
hiperglikemia karena kelainan sekresi dengan potensi kehilangan penglihatan,
insulin, kinerja insulin, maupun keduanya. nefropati yang menyebabkan gagal ginjal,
Beberapa proses patogen dalam neuropati perifer dengan resiko ulkus
perkembangan diabetes mellitus diabetikum hingga amputasi. Serta
disebabkan adanya kerusakan autoimun neuropati otonom yang menyebabkan
dari sel beta pankreas yang berakibat gejala gastrointestinal, genitourinari,
defisiensi insulin hingga abnormalitas, kardiovaskular, dan disfungsi seksual [1].

791
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

Berdasarkan data International pada Red Blood Distribution (RDW)


Diabetes Federation terdapat 351,7 juta antara pasien diabetes dengan kontrol.
orang usia produktif (20 - 64 tahun) Total leukosit, jumlah limfosit absolut, dan
dengan diabetes yang terdiagnosis atau jumlah neutrofil absolut. Juga meningkat
tidak terdiagnosis pada tahun 2019. secara signifikan pada pasien DM
Diperkirakan jumlahnya terus meningkat dibandingkan dengan kontrol. Mean
hingga 417,3 juta pada tahun 2030 dan Platelet Volume (MPV) dan Platelet
mencapai 486,1 juta di tahun 2045 [2]. Di Distribution Width juga mengalami
Indonesia, Jawa Timur menempati urutan peningkatan secara signifikan pada pasien
ke-5 penderita diabetes mellitus terbanyak DM [6].
secara nasional. Prevalensi penderita Hiperglikemia mempengaruhi respon
diabetes mellitus berusia ≥ 15 tahun di inflamasi dan imunitas tubuh terhadap
Indonesia mengalami kenaikan dari 6,9 % infeksi yang mengakibatkan inflamasi
pada tahun 2013 menjadi 8,5 % pada tahun kronik dan penurunan fungsi sel-sel
2018 [3]. Dilaporkan sekitar 40-70% kasus imunitas tubuh, sehingga infeksi dapat
amputasi pada ekstremitas bawah bermanifestasi lebih berat pasien DM [9].
disebabkan non trauma akibat kaki [4]. Hiperglikemia juga berefek pada semua
Ulkus diabetikum atau diabetic foot ulcer jaringan tubuh, termasuk sumsum tulang.
(DFU) merupakan salah satu komplikasi Efek ini berkaitan dengan glikasi protein,
pada penderita diabetes mellitus yang zat kimia lain, dan perubahan fisiologis
disebabkan penyumbatan pembuluh darah dari eritrosit. Berdasarkan riset
besar di ekstremitas bawah yang sebelumnya diketahui bahwa
mengakibatkan gangren di kaki sehingga hiperglikemia menyebabkan peningkatan
harus di amputasi [10]. Penderita DM jumlah eritrosit, MCV, MCH (Mean
mempunyai resiko mengalami DFU kira- Corpuscular Hemoglobin), dan MCHC
kira 25 % selama hidupnya [5]. (Mean Corpuscular Hemoglobin
Riset membuktikan bahwa profil Concentration). Terjadinya mikro dan
hematologi mengalami perubahan pada makroangiopati bersamaan dengan
pasien diabetes mellitus. Terjadinya hiperglikemia dapat memperpendek masa
hiperglikemia yang persisten menyebabkan hidup eritrosit [19]. Penelitian yang telah
eritrosit mengalami peningkatan dilakukan umumnya pada pasien diabetes
konsentrasi glukosa, sehingga mellitus tanpa memperhatikan
mengakibatkan glikasi hemoglobin, komplikasinya seperti ulkus diabetikum.
protrombin, fibrinogen, dan protein lain Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut
yang terlibat dalam mekanisme pembekuan untuk mengetahui korelasi antara
darah [6]. Beberapa perubahan profil hiperglikemia dengan profil hematologi
hematologi yang mempengaruhi eritrosit, pada pasien diabetes mellitus dengan ulkus
leukosit, dan faktor koagulasi terbukti diabetikum.
berhubungan langsung dengan diabetes
mellitus. Kelainan hematologi lain yang 2. METODE
dilaporkan pada pasien DM termasuk Penelitian dilakukan di laboratorium
eritrosit, leukosit, disfungsi trombosit, Hematologi Prodi Teknologi Laboratorium
peningkatan MCHC, dan penurunan Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan
MCV [7]. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo pada
Pada penelitian di Medan diperoleh bulan Desember 2020 hingga Januari 2021.
hasil adanya hubungan yang bermakna Jenis penelitian yang digunakan adalah
antara Mean Corpuscular Volume (MCV) analisis kuantitatif dengan metode
dengan glukosa darah puasa, 2 jam eksperimental laboratorik. Penelitian ini
postprandial, HbA1c, Homeostasis Model menggunakan 30 sampel darah pasien
Assessment of Insulin Resistance (HOMA- diabetes mellitus di Rumah Luka Wonoayu
IR) [8]. Penelitian lain menunjukkan Sidoarjo, yang diambil melalui teknik
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pengumpulan data secara purposive

792
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

sampling dengan kriteria, yaitu: pasien DM rentang normal. Pasien DM yang


memiliki ulkus diabetikum, dan kadar mengalami peningkatan jumlah trombosit
glukosa darah lebih dari 200 mg/dL. sebanyak 8 orang (26,7%) dan 73,3%
Pemeriksaan kadar glukosa darah berada dalam batas normal. Untuk nilai
dilakukan dengan metode point of care laju endap (LED) darah pasien DM
testing (POCT). Pemeriksaan profil sebanyak 27 orang (90%) mengalami
hematologi menggunakan metode otomatis peningkatan, hanya 10% saja yang nilai
dengan Hematologi Analyzer (Medonic M- LED nya masih dalam batas normal.
series M32 ). Pemeriksaan Laju Endap Berdasarkan Tabel 2 diperoleh
Darah menggunakan metode Westergreen. rerata hasil glukosa darah adalah 311
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis mg/dL (diatas nilai normal). Rerata
secara statistik menggunakan uji korelasi jumlah eritrosit yaitu 4,24 x 106/µL
regresi berganda dengan SPSS 22. (dalam rentang normal). Rerata
hemoglobin yaitu 12,3 g/dL (dalam
3. HASIL DAN PEMBAHASAN rentang normal). Rerata hematokrit (HCT)
Berdasarkan hasil penelitian pada sebesar 34,9 % (dibawah nilai normal).
Tabel 1 menunjukkan bahwa pasien Rerata Mean Corpuscular Volume (MCV)
diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum adalah 82,6 fL (dalam rentang normal).
yang berjenis kelamin perempuan lebih Rerata Mean Corpuscular Hemoglobin
banyak daripada laki-laki. Dimana terdiri (MCH) adalah 29,3 pg (dalam rentang
dari 23 orang pasien perempuan (76,7%), normal). Rerata Mean Corpuscular
dan 7 orang pasien laki-laki (23,3%). Hemoglobin Concentration (MCHC)
Berdasarkan segi usia, pasien DM dengan adalah 35,5 % (dalam rentang normal).
ulkus diabetikum paling banyak berada Rerata jumlah leukosit yaitu 10,5 x 103/µL
pada rentang usia 50-59 tahun sebanyak 16 (diatas nilai normal). Rerata jumlah
orang (53,3%), dan terbanyak kedua trombosit adalah 347 x 103/µL (dalam
adalah 9 orang (30%) berada pada usia rentang normal). Rerata laju endap darah
antara 40-49 tahun, dengan rentang usia (LED) sebesar 64 mm/jam (diatas nilai
minimal 41 tahun dan maksimal 70 tahun. normal).
Pada Tabel 1 diketahui bahwa Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai
terdapat 6 orang (20%) jumlah eritrosit koefisien regresi antara glukosa darah
pasien DM dengan ulkus diabetikum dengan eritrosit adalah 1,869 dengan p =
mengalami penurunan, sedangkan 80% 0,997 yang artinya secara statistik tidak
masih dalam batas normal. Kadar signifikan (p > 0,05). Peningkatan kadar
hemoglobin pada pasien DM juga glukosa sebesar 1 mg/dL mampu
mengalami penurunan pada 13 orang meningkatkan eritrosit sebesar 1,869 x
(43,3%) dan sebanyak 56,7% masih dalam 106/µL. Nilai koefisien regresi antara
rentang normal. Kadar hematokrit pasien glukosa darah dengan hemoglobin yaitu
DM sebanyak 21 orang (70%) mengalami negatif 824,416 dengan p = 0,013 yang
penurunan dan selebihnya (30%) masih berarti signifikan (p < 0,05). Peningkatan
dalam rentang normal. Pada indeks kadar glukosa sebesar 1 mg/dL mampu
eritrosit, hasilnya meliputi: terdapat 6 menurunkan 824,416 g/dL kadar
pasien DM (20%) mengalami penurunan Hemoglobin. Koefisien regresi antara
nilai MCV dan MCH, dan 80% lainnya glukosa dengan hematokrit adalah 296,832
masih dalam batas normal. Serta terdapat 2 dengan p = 0,011 yang artinya signifikan
pasien DM (6,7%) dengan nilai MCHC (p > 0,05). Kadar glukosa yang meningkat
mengalami peningkatan dan 93,3% masih sebesar 1 mg/dL dapat meningkatkan
dalam batas normal. hematokrit sebesar 296,832 %.
Pada jumlah leukosit, terdapat 17
orang (56,7%) pasien DM dengan ulkus Koefisien regresi antara glukosa
diabetikum yang mengalami peningkatan, dengan MCV adalah negatif 306,657
sedangkan selebihnya 43,3% masih dalam dengan p = 0,044 yang berarti signifikan

793
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

(p < 0,05). Pada setiap kenaikan 1 mg/dL MCHC sebesar 863,337 pg. Koefisien
glukosa dapat menurunkan MCV sebesar regresi antara glukosa dengan MCHC yaitu
306,657 fL. Koefisien regresi antara negatif 395,851 dengan p = 0,152 yang
glukosa dengan MCHC yaitu 863,337 artinya tidak signifikan (p > 0,05).
dengan p = 0,048 yang artinya signifikan Peningkatan kadar glukosa sebesar 1
(p < 0,05). Peningkatan kadar glukosa mg/dL mampu menurunkan MCHC
sebesar 1 mg/dL mampu meningkatkan sebesar 395,851 %.

Tabel 1. Karakteristik Pasien Diabetes Mellitus dengan Ulkus Diabetikum


Variabel Kategori Jumlah (n) Persentase (%)
Laki-laki 7 23,3
Jenis kelamin
Perempuan 23 76,7
40-49 tahun 9 30
50-59 tahun 16 53,3
Usia
60-69 tahun 4 13,3
70-79 tahun 1 3,3
Jumlah eritrosit Rendah 6 20
Normal (P = 3,6 – 5,0 x 106/ µL)
24 80
(L = 4,2 – 5,4 x 106/ µL)
Hemoglobin Rendah 13 43,3
Normal (P = 12 – 15 g/dL)
17 56,7
(L = 14 – 17 g/dL)
Hematokrit Rendah 21 70
Normal (P = 37 – 43 %)
8 30
(L = 40 – 50 %)
MCV Rendah 6 20
Normal (80 – 97 fL) 24 80
MCH Rendah 6 20
Normal (27 – 31 pg) 24 80
MCHC Normal (32 – 36 %) 28 93,3
Tinggi 2 6,7
Jumlah Leukosit Normal (4 – 10 x 103/ µL) 17 56,7
Tinggi 13 43,3
Jumlah Trombosit Normal (150 – 400 x 103/ µL ) 22 73,3
Tinggi 8 26,7
Normal (P = 0 – 20 mm/jam)
LED 3 10
(L = 0 – 15 mm/jam)
Tinggi 27 90
Sumber: Data primer (2021)

Tabel 2 Rerata ± SD Kadar Glukosa Darah dan Profil Hematologi


Glukosa Eritrosit Hb HCT MCV MCH MCHC Leukosit Trombosit LED
(mg/dL) (106/µL) (g/dL) (%) (fL) (pg) (%) (103/µL) (103/µL) (mm/jam)
311±77,76 4,24±0,70 12,3±1,91 34,9±5,82 82,6±5,61 29,3±2,23 35,5±1,11 10,5±4,86 347±102,26 64±38,26

Sumber: Data primer (2021)

794
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

Tabel 3. Analisis Regresi Linier Berganda Korelasi Glukosa dengan Profil Hematologi
Variabel Independen b p
Jumlah eritrosit (106/µL) 1,869 0,997
Hemoglobin (g/dL) -824,416 0,013*
Hematokrit (%) 296,832 0,011*
MCV (fL) -306,657 0,044*
MCH (pg) 863,337 0,048*
MCHC (%) -395,851 0,152
Jumlah Leukosit (103/µL) -7,375 0,082
Jumlah Trombosit (103/µL) -0,140 0,484
Laju Endap Darah (mm/jam) 1,574 0,010*
R = 0,650
R-square = 0,422
Adj. R-square = 0,163
Sig. F = 0,175
Keterangan: * = signifikan
Sumber: Data primer (2021)

Nilai koefisien regresi antara glukosa berlebih terhadap infeksi mengakibatkan


dengan jumlah leukosit adalah negatif pasien DM mudah mengalami infeksi
7,375 dengan p = 0,082 yang berarti tidak saluran kemih, tuberkulosis paru, serta
signifikan (p > 0,05). Peningkatan kadar infeksi kaki yang dapat semakin parah
glukosa sebesar 1 mg/dL mampu menjadi ulkus diabetikum. Beberapa
menurunkan jumlah leukosit sebesar 7,375 penyebab gangren atau ulkus diabetikum
x 103/µL. Koefisien regresi antara glukosa antara lain neuropati, penyakit arterial,
dengan jumlah trombosit yaitu negatif tekanan dan deformitas kaki. Neuropati
0,140 dengan p = 0,484 yang berarti tidak disebabkan kenaikan kadar glukosa darah
signifikan (p > 0,05). Peningkatan kadar yang persisten sehingga mengakibatkan
glukosa sebesar 1 mg/dL mampu kelainan vaskuler dan metabolik [20].
menurunkan jumlah trombosit sebesar Hasil penelitian menunjukkan bahwa
0,140 x 103/µL. Koefisien regresi antara penderita diabetes mellitus pada
glukosa dengan laju endap darah adalah perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.
negatif 1,574 dengan p = 0,010 yang Ini sesuai dengan penelitian Yosmar et al.
artinya signifikan (p < 0,05). Peningkatan dimana terdapat 53,4% penderita DM
kadar glukosa sebesar 1 mg/dL mampu diderita oleh perempuan dan 46,6%
meningkatkan laju endap darah sebesar dialami oleh laki-laki [15]. Pada penelitian
1,574 mm/jam. lain diperoleh hasil 71,1% penderita DM
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai berjenis kelamin perempuan dan berjenis
R-Square yaitu 0,422 (ini menunjukkan kelamin laki-laki sebanyak 28,9%. Pada
korelasi sedang) atau 42,2%. Ini berarti penelitian ini juga diketahui bahwa
kadar glukosa dipengaruhi oleh variabel terdapat hubungan antara jenis kelamin
profil hematologi sebesar 42,2%, dengan kejadian neuropati perifer diabetik
sedangkan sisanya (57,8 %) dipengaruhi [12], yang juga menjadi penyebab
oleh variabel lain yang tidak diteliti. Dari terjadinya ulkus diabetikum. Hal ini
hasil statistik diperoleh nilai probabilitas disebabkan karena perempuan secara fisik
(Sig F change = 0,175. Karena nilai Sig F mempunyai peluang lebih besar
change > 0,05 maka artinya profil mengalami peningkatan indeks massa
hematologi secara simultan tidak tubuh [11]. Adanya sindrom siklus
mempengaruhi kadar glukosa darah. menstruasi dan menopause pada
Diabetes mellitus merupakan kelainan perempuan menyebabkan lemak tubuh
metabolik yang dapat menyebabkan mudah menumpuk sehingga menghambat
berbagai komplikasi. Adanya kerentanan pengangkutan glukosa ke dalam sel [12].

795
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

Data penelitian diketahui bahwa osmotik, viskositas sitoplasma dalam


pasien diabetes mellitus dengan ulkus setiap sel. Semua perubahan ini
diabetikum paling banyak berusia 50-59 memberikan dampak terhadap sel eritrosit
tahun (53,3%), dan 40-49 tahun (30%). yang meliputi: jumlah eritrosit,
Hal ini sesuai dengan penelitian lain bahwa hemoglobin, hematokrit, MCV, MCH, dan
penderita DM paling banyak berusia 45-64 MCHC [16]. Hiperglikemia juga
tahun (67,2%) [15]. Penelitian lain juga mempengaruhi produksi eritrosit, fungsi
menyatakan bahwa pasien yang terbanyak serta sifat fisiknya, sehingga memberikan
terkena DM berusia lebih dari 45 tahun pengaruh pada fungsi fisiologis maupun
[11]. Ini disebabkan karena seseorang yang berefek langsung terhadap struktur
berusia lebih dari 40 tahun rawan vaskularnya. Selain itu, adanya kompilkasi
mengalami komplikasi diabetes. Resiko DM yang kronis akan mempengaruhi masa
mengidap DM lebih besar dikarenakan hidup, viskositas sitoplasma, dan
intoleransi glukosa serta proses penuaan deformabilitas sel darah merah [19].
sehingga insulin yang diproduksi oleh sel Hasil penelitian menunjukkan tidak
beta pankreas mengalami penurunan [13]. adanya korelasi antara jumlah leukosit
Ini sesuai dengan penelitian Mildawati et dengan kadar glukosa darah. Namun data
al. bahwa semakin bertambahnya usia penelitian sebanyak 56,7% pasien DM
maka resiko terjadinya neuropati perifer dengan ulkus diabetikum mengalami
diabetik semakin tinggi. Hal ini peningkatan jumlah leukosit. Adanya
dikarenakan pada usia diatas 30 tahun kenaikan jumlah leukosit dapat disebabkan
tubuh seseorang akan mengalami karena adanya infeksi pada luka atau ulkus
perubahan fisiologis yang mampu kaki diabetik yang dialami oleh pasien
menurunkan fungsi tubuhnya [14]. DM. Pada penelitian Kumar et al.
Berdasarkan hasil uji statistik, menyatakan bahwa pada pasien diabetes
diperoleh adanya korelasi antara glukosa mengalami kenaikan jumlah leukosit,
darah dengan hemoglobin, hematokrit, limfosit, dan neutrofil secara signifikan
MCV, dan MCH. Serta tidak ada bila dibandingkan dengan non-diabetes.
hubungannya dengan jumlah eritrosit dan Kenaikan jumlah leukosit terjadi seiring
MCHC. Namun, data penelitian ini dengan peningkatan stress oksidatif yang
menunjukkan terjadinya anemia yang dipicu oleh kenaikan kadar glukosa darah.
ditandai dengan penurunan jumlah Leukosit polimorfonuklear dan
eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit pada mononuklear dapat diaktifkan oleh produk
sebagian pasien DM. Ini sesuai dengan akhir glikasi lanjutan dan sitokin dalam
penelitian lain bahwa pada pasien DM keadaan hiperglikemia [22]. Pada
sebanyak 26% mengalami anemia dengan penelitian di China juga menunjukkan
kadar hemoglobin < 11,5 g/dL [17]. peningkatan leukosit berhubungan dengan
Penelitian lainnya juga menunjukkan gangguan kadar glukosa darah puasa
terjadi penurunan yang signifikan terhadap (Impaired Fasting Glucose/ IFG). Jumlah
rerata hemoglobin, eritrosit, hematokrit leukosit sebagai penanda resiko terjadinya
dan MCV pada pasien Diabetes bila resistensi insulin, diabetes, sindrom
dibandingkan dengan kontrol non-diabetes metabolik, dan penyakit arteri koroner.
[21]. Anemia pada diabetes umumnya Terdapat hubungan yang erat antara
terlihat bila disertai komplikasi infeksi, jumlah leukosit dengan prevalensi DM tipe
penyakit jantung, gagal ginjal, dan 2 [23]. Penelitian lain juga menyatakan
enteropati. Terdapat hubungan antara bahwa hiperglikemia akut dan kronis
jumlah sel darah merah dengan komplikasi berkaitan dengan resistensi insulin yang
mikrovaskuler pada DM tipe 2, dilaporkan terjadi pada DM tipe 2 dan hiperlipidemia
bahwa proporsi pasien dengan komplikasi [24]. Pada Penelitian oleh Naredi et al.
mikrovaskular meningkat ketika jumlah diketahui bahwa adanya peningkatan
eritrosit menurun [18]. Hiperglikemia jumlah leukosit bahkan dalam range
berkaitan dengan perubahan fungsional normal berkaitan dengan komplikasi kronis
dalam molekul hemoglobin, gangguan diabetes mellitus tipe 2 dan dapat

796
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

digunakan dalam memprediksi diabetikum. .


perkembangan komplikasi mikro dan
makrovaskular pada pasien DM [25]. 4. KESIMPULAN
Data hasil penelitian menunjukkan Kesimpulan dari hasil penelitian ini
tidak ada hubungan yang signifikan antara adalah terdapat korelasi yang sedang (r =
trombosit dengan kadar glukosa darah 0,422) antara kadar glukosa darah dengan
pada pasien DM. Namun, sebanyak 26,7% profil hematologi pada pasien diabetes
pasien DM mengalami peningkatan jumlah mellitus dengan ulkus diabetikum.
trombosit. Ini sesuai dengan penelitian Terdapat hubungan bermakna antara
Mardia et al. bahwa terdapat perbedaan glukosa dengan hemoglobin (p = 0,013),
indeks trombosit antara pasien DM dengan hematokrit (p = 0,011), MCV (p = 0,044),
dan tanpa ulkus diabetikum. Peningkatan MCH (p = 0,048), dan LED (p = 0,010).
indeks trombosit mengindikasikan fungsi Namun tidak terdapat hubungan bermakna
trombosit yang lebih reaktif dan agregat antara glukosa dengan jumlah eritrosit (p =
[26]. Penelitian lain juga menunjukkan 0,997), MCHC (p = 0,152), jumlah
adanya peningkatan kadar fibrinogen, leukosit (p = 0,082), dan jumlah trombosit
albumin dan jumlah trombosit pada pasien (p = 0,484).
DM dengan ulkus diabetikum bila
dibandingkan dengan pasien DM tanpa UCAPAN TERIMAKASIH
ulkus diabetikum. Hal ini disebabkan
Terimakasih kepada Direktorat Riset
karena pada ulkus kaki diabetik,
dan Pengabdian Masyarakat (DRPM)
peningkatan kadar fibrinogen karena
adanya trombosis, kadar trombosit Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan
meningkat karena aktivasi mediator Rumah Luka Sidoarjo yang telah
inflamasi, dan tingkat albumin dalam memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini.
serum menurun karena sitokin menarik
albumin dari ruang intravaskular [27]. REFERENSI
Hasil penelitian menunjukkan adanya [1] American Diabetes Association (ADA).
hubungan yang signifikan antara laju Standards of Medical Care in Diabetes.
endap darah (LED) dengan glukosa. Ini USA: American Diabetes Association;
menandakan adanya korelasi yang kuat 2014. 581-590.
antara inflamasi dan kontrol glikemik pada [2] International Diabetes Federation (IDF).
pasien diabetes mellitus tipe 2, IDF Diabetes Atlas. Ninth Edition.
menunjukkan bahwa inflamasi berperan Belgium: International Diabetes
penting dalam patogenesis diabetes. Hal ini Federation; 2019. 1-168.
sesuai dengan penelitian lain bahwa LED [3] Kemenkes, RI. Riset Kesehatan Dasar:
secara independen berkaitan dengan Riskesdas 2018. Jakarta: Badan
tingkat dan keparahan komplikasi pada Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
pasien DM tipe 2 [28]. Selain itu, Kementrian Kesehatan RI; 2018. 1-628.
penelitian lain menyebutkan bahwa pasien [4] Darwis P, Putra JC, Pratama D, Kekalih
dengan kadar HbA1C dan LED yang tinggi A. Relationship Between Leukocyte,
maka mempunyai resiko mengalami ESR, and CRP Infection Markers with
amputasi ekstremitas bawah lebih tinggi Changes in Wound Wagner 2 and 3
pula [29]. Diabetic Foot Ulcers. Journal of
Penelitian ini memiliki beberapa Indonesian Society for Vascular and
keterbatasan. Jumlah subjek penelitian Endovascular Surgery. 2020; 1(2): 26-
yang terbatas, tidak mempertimbangkan 29.
lama pasien DM menderita ulkus [5] Semadi IN, Irawan H. Blood Glucose
diabetikum, serta derajat luka yang and Lipid Profile in Patients with
dialami. Parameter yang lebih lengkap Diabetic Foot Ulcer that Underwent
diperlukan untuk mengetahui pemeriksaan Hyperbaric Oxygen Therapy. Bali
yang berpengaruh terhadap profil
hematologi pasien DM dengan ulkus

797
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

Medical Journal. 2017; 6(2): 405- Philadelphia: Lippincott Wiliams &


408. Walkins; 2010.
[6] Biadgo B, Melku M, Abebe SM, Abebe [15] Yosmar R, Almasdy D, Rahma F. Survei
M. Hematological Indices And Their Risiko Penyakit Diabetes Mellitus
Correlation With Fasting Blood Glucose Terhadap Masyarakat Kota Padang.
Level And Anthropometric Jurnal Sains Farmasi & Klinis. 2018;
Measurements In Type 2 Diabetes 5(2): 134-141.
Mellitus Patients In Gondar, Northwest [16] Chinmay S, Manjula SD, Bekur R,
Ethiopia. Diabetes, Metabolic Syndrome Raghavendra RK. Association of
and Obesity: Targets and Therapy. 2016; Increased Levels of Glycated
Vol 9: 91-99. Hemoglobin with Variations in Red
[7] Mirza S, Hossain M, Mathews C, Blood Cell Parameters in Diabetes
Martinez P, Pino P, Gay JL, Rentfro A, Mellitus. International Journal of
McCormick JB, Hoch SPF. Type 2- Advanced Research. 2015; 3(6): 31-
Diabetes is Associated With Elevated 37.
Levels Of TNF-Alpha, IL-6 and [17] Bharathi K. Study Of Hematological
Adiponectin and Low Levels of Leptin In Profile And Its Signicance In Type 2
a Population of Mexican Americans: a Diabetes Mellitus Patients. Journal of
Cross-Sectional Study. Cytokine. 2012; Diagnostic Pathology and Oncology.
57(1):136-142. 2016; 1(1): 14-17.
[8] Lindarto D, Syafril S, Gatot D. The [18] Wang ZS, Song ZC, Bai JH, Li F, Wu T,
Correlation between Glycemic Qi J, Hu J. Red blood cell count as an
Characteristic and Erythrocyte Indices in indicator of microvascular complications
Obesity. Indones Biomed J. 2016; 8(3): in Chinese patients with type 2 diabetes
167-72. mellitus patients. Vacs health risk manag.
[9] Yang JK, Feng Y, Yuan MY, Yuan SY, 2013; 9: 237-243.
Fu HJ, Wu BY, Sun GZ, Yang GR, [19] Alamri BN, Bahabri A, Aldereihim AA,
Zhang XL, Wang L, Xu X, Xu XP, Chan Alabduljabbar M, Alsubaie MM,
JCN. Plasma glucose levels and diabetes Alnaqeb D, Almogbel E, Metias NS,
are independent predictors for mortality Alotaibi OA, Al-Rubeaan K.
and morbidity in patients with SARS. Hyperglycemia Effect on Red Blood
Diabetic Medicine. 2006; 23(6): 623-628. Cells Indices. European Review for
[10] Yuhelma, Hasneli Y, Nauli FA. Medical and Pharmacological Sciences.
Identifikasi dan Analisis Komplikasi 2019; Vol. 23: 2139-2150.
Makrovaskuler dan Mikrovaskuler Pada [20] Frykberg RG. Diabetic Foot Ulcer:
Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Online Pathogenesis and Management. Am Fam
Mahasiswa Perpustakaan Fakultas Physician. 2002; 66(9): 1655-1662.
Keperawatan. 2015; 2(1): 569-579. [21] Kumar HS, Srinivasa SV, Prabhakar K.
[11] Fatimah RN. Diabetes Melitus Tipe 2. J Haematological Profile of Diabetes and
Majority. 2015; 4(5): 93-101. Non-Diabetes Patients in Rural Tertiary
[12] Mildawati, Diani N, Wahid A. Centre. International Journal of
Relationship Between Age, Gender and Advances in Medicine. 2017; 4(5): 1271-
Duration Of Diabetes Patients With The 1275.
Incidence Of Diabetic Peripheral [22] Asmah RH, Yeboah G, Asare-Anane H,
Neuropathy. Caring Nursing Journal. Antwi-Baffour S, Archampong TN,
2019; 3(2): 31-37. Brown CA, Amegatcher G, Adjei DN,
[13] Damayanti S. Diabetes Mellitus & Dzudzor B, Akpalu J, Ayeh-Kumi PF.
Penatalaksanaan Keperawatan. Cetakan Relationship Between Oxidative Stress
1. Yogyakarta: Nuha Medika; 2015. and Haematological Indices in Patients
[14] Smeltzer SC, Bare BG, Hinkle J, Cheever with Diabetes in The Ghanaian
KH. Brunner and Suddarth’s: Textbook Population. Clinical Diabetes and
of Medical-Surgical Nursing (12th ed.). Endocrinology. 2015; 1(7): 1-5.

798
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

[23] Zang X, Meng X, Wang Y, Jin X, Wu T, Patients With and Without Diabetic Foot
Liu X, Geng H, Xu W, Wang Y, Teng F, Ulcer. IOP Conf. Series: Earth and
Qiu Q, Yang M, Liang J. Six-Year Environmental Science 125 012134.
Follow-Up Study On The Association 2018; p. 1-5.
Between White Blood Cell Count and [27] Jayalakshmi N, Praveen D, Chowdary
Fasting Blood Glucose Level in Chinese PR, Aanandhi MV. A Prospective Cross-
Adults: A Community-Based Health Sectional Study on The Clinical
Examination Survey. Diabetes Metab Res Association of Serum Fibrinogen,
Rev. 2019; 35(e3125): 1-6 Platelets, and Serum Albumin In Diabetic
[24] Vries MAD, Alipour A, Klop B, Geijn Foot Ulcer. Drug Invention Today. 2019;
GJMVD, Janssen HW, Njo TL, Meulen 12(11): 2682-2685.
NVD, Rietveld AP, Lim AH, Westerman [28] Guo S, Wang M, Yu Y, Yang Y, Zeng F,
EM, Herder WWD, Cabezas MC. Sun F, Li Q, He M, Li Y, Wen J, Gong
Glucose-Dependent Leukocyte W, Zhang Z. The Association of
Activation in Patients With Type 2 Erythrocyte Sedimentation Rate, High-
Diabetes Mellitus, Familial Combined Sensitivity C-Reactive Protein and
Hyperlipidemia and Healthy Controls. Diabetic Kidney Disease In Patients With
Metabolism Clinical And Experimental. Type 2 Diabetes. BMC Endocrine
2015; 64(2): 213-7. Disorders. 2020; 20(103): 1-8.
[25] Naredi M, Jhavar D, Krishnan D. Study [29] Bikramjit P, Raveender N, Sudipta P.
of Relationship Between WBC Count The Importance of Hba1c and
and Diabetic Complications. Erythrocyte Sedimentation Rate as
International Journal of Advances in Prognostic Factors in Predicting The
Medicine. 2017; 4(4): 1128-1132. Outcome of Diabetic Foot Ulcer Disease.
[26] Mardia AI, Gatot D, Lindarto D. International Journal of Advances in
Comparison Platelet Indices in Diabetic Medicine. 2017; 4(1): 137-142.

799

Anda mungkin juga menyukai