1. Permasalahan Gender Jenis kelamin adalah suatu hal yang menunjukkan pada pembagian sifat dua jenis kelamin manusia secara biologis. Gender adalah sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dibangun dari interaksi sosial dan budaya. Sifat gender merupakan sifat dan tingkah laku yang terdapat pada laki-laki dan perempuan. Peran gender merupakan hal-hal atau perilaku yang wajar atau tidak dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang berdasarkan pada value, kultur serta norma masyarakat yang berlangsung pada waktu tertentu. Praktik ketimpangan gender terjadi dalam berbagai bentuk, diantaranya ; marginalisasi, subordinasi, stereotipe, violence dan beban ganda. Dengan demikian kesetaraan gender bermakna memberikan akses yang sama kepada laki-laki dan perempuan untuk menikmati pembangunan. 2. Gender dalam Pandangan Islam Al-qur’an tidak membeda-bedakan derajat kemuliaan manusia atas dasar itu semua, melainkan tinggi rendahnya derajat kemulian manusia itu diukur dengan tinggi rendahnya tingkat ketakwaan dan nilai-nilai pengabdian terhadap Allah SWT. Firman Allah yang menjelaskan tentang gender yaitu; QS An-Nisa:1, QS. Al- Hujurat:13 dan An-Nahl:97, ayat tersebut menegaskan bahwa Islam menolak pandangan yang mebeda-bedakan laki-laki dan perempuan. Sesuai dengan kodratnya, laki-laki dan perempuan dilahirkan dengan struktur anatomi tubuh dan kekuatan yang berbeda. 3. Cadar bagi Wanita Ulama Syafi’iyah terdahulu (Imam As-Syafi’i dan Imam Nawawi) memutlakan aurat wanita adalah seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan. Cadar adalah sebagai tradisi kaumwanita pada masa jahiliyah dan awal Islam, tetapi perbuatan ini hanya tradisi bukan ibadah. 4. LGBT Para ulama sepakat bahwa Liwath (gay) dan Sihaq (lesbi) statusnya lebih buruk dibandingkan Zina. Terdapat tiga ayat yang menyebut perilaku homoseksual (gay dan lesbi) dengan “fahisyah”, QS Al-A’raf:80, QS. Al-Ankabut: 28, QS. An-Naml: 54 Dampak-dampak yang ditimbulkan dari LGBT yaitu: dampak kesehatan, dampak sosial, dampak pendidikan, dampak keamanan. Seluruh ulama sepakat (Ijma’) atas keharaman homoseksual. Menurut ulama Syafi’iyah,hukuman hadd bagi pelaku homoseksual adalah sama dengan hukuman hadd zina. Bila pelakunya muhshan (sudah beristri atau bersuami) wajib dirajam sampai mati. Menurut Imam Tarmidzi dan Imam Ash-Shan’ani dalam Subulus Salam adan 4 pendapat tentang hukuman bagi pelaku homoseksual diantaranya : a) Dilempar dari tempat yang tinggi dengan kepala di bawah kemudian dilempari batu. b) Dibunuh baik pelaku maupun obyeknya . c) Dibakar dengan api.