Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pelaaporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik

Dosen Pengampu:

Eko Setiawan,S.E., M.Ak

Disusun oleh:

Kelompok 4

Aji Cahya Negara 2151010152

Anndini Sashi Kirana 2151010159

Anggun selfi febriyani 2151010162

Annisa Sukma Dewi 2151010164

Aris Setiawan 2151010169

David Fergiawan 2151010181

Dela Sisilia 2151010185

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIÁH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TA 2023 - 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hinayah – Nya
terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga kami mampu menyelesaikan Tugas Makalah
Akuntansi Sektor Publik yang berjudul “Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba”

Dan tidak lupa pula shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi
besar baginda Muhammad SAW. Yang telah menjadikan suri tauladan bagi umat seluruh alam.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik di
program studi Ekonomi Syariáh pada UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada dosen


mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yaitu Bapak Eko Setiawan,S.E.,M.Ak.

Akhirnya kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah
yang akan datang.

Bandar lampung , 28 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

A. Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba ............................................ 3


1. Penyajian Laporan Keuangan Entitas Organisasi Non Laba.......... 3
2. Pelaporan Keuangan Organisasi ..................................................... 4
3. Komponen Laporan Keuangan Organisasi..................................... 6
B. Definisi Sumbangan Terikat Dan Tidak Terikat ................................. 8
C. Tehnik-Tehnik Organisasi Nirlaba...................................................... 8

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 11

A. Kesimpulan ........................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi nirlaba atau lembaga non-profit merupakan salah satu komponen dalam
masyarakat perannya menjadi penting sejak era reformasi. Tanpa kita sadari bahwa sudah
semakin banyak keterlibatan organisasi nirlaba pada kehidupan sehari-hari. Organisasi pada
umumnya digunakan oleh orang-orang sebagai wadah dimana tempat orang-orang berkumpul,
bekerja secara rasional, sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali dalam
memanfaatkan sumber daya, sarana prasarana data yang digunakan secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan organisasi.1

Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan mendasar


terlihat dari memperoleh sumber daya dibutuhkan untuk memperoleh sumber daya dibutuhkan
untuk melakukan aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh biaya dari sumbangan
para anggota dan penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi
tersebut.

Standar akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan organisasi nirlaba
adalah pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 45 tentang pelaporan keuangan
organisasi nirlaba. Standar pelaporan dibuat dengan tujuan agar laporan organisasi keuangan
lebih mudah dipahami, memiliki relevansi dan memiliki daya banding tinggi.2

Salah satu contoh organisasi nirlaba adalah yayasan. Yayasan sudah ada di Indonesia sejak
zaman pra kemerdekaan. Yayasan bisa disebut sebagai organisasi yang tidak mencari laba
semata. Walaupun dalam perjalanannya yayasan membutuhkan dana yang cukup besar untuk
operasionalnya yang diperoleh dari kegiatan bisnis. Namun, kegiatan bisnis hanya untuk
memperoleh dana saja, bukan untuk kegiatan utama yayasan.

1
Dr Yuesti, Anik. Ni Luh Putu Sandrya Dewi. I Gusti Ayu Sari Pramesti. 2020. Akuntansi Sektor Publik. Bali:
CV noah alteheia
2
Putro, Rizki, Titi Rapini, and Umi Farida. "Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba bagi
Pengurus LKSA Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo: Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi
Nirlaba." Jurnal Pengabdian Masyarakat Manage 4.01 (2023): 1-6.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah Penyajian Laporan Keuangan Entitas Organisasi Non Laba?
2. Bagaimanakah Pelaporan Keuangan Organisasi?
3. Apa Sajakah Komponen Laporan Keuangan Organisasi?
4. Apa Itu Definisi Sumbangan Terikat Dan Tidak Terikat?
5. Apa Saja Teknik-Teknik Yang Digunakan Oleh Organisasi Nirlaba?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Menjelaskan Penyajian Laporan Keuangan Entitas Organisasi Non Laba.
2. Memaparkan Pelaporan Keuangan Organisasi.
3. Memaparkan Komponen Laporan Keuangan Organisasi.
4. Menjelaskan Definisi dari Sumbangan Terikat Dan Tidak Terikat.
5. Menjelaskan Teknik-Teknik yang digunakan oleh Organisasi Nirlaba.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba


1. Penyajian Laporan Keuangan Entitas Organisasi Non Laba

Penyajian laporan keuangan entitas berorientasi non laba disusun dengan


memperhatikan persyaratan, struktur laporan dan persyaratan minimal yang diatur
dalam PSAK. Entitas berorientasi non laba dapat membuat penyesuaian deskripsi
yang digunakan untuk beberapa pos dalam laporan keuangan. Misal: pembatasan
sumber daya. Entitas berorientasi non laba dapat membuat penyesuaian deskripsi
yang digunakan atas laporan keuangan. Misal: Judul laporan perubahan aset neto
untuk mencerminkan fungsi yang lebih sesuai dengan isi laporan keuangan.

Entitas berorientasi non laba tetap mempertimbangkan seluruh fakta dan


keadaan dalam menyajikan laporan keuangan termasuk catatan atas LK, sehingga
tidak mempengaruhi kualitas informasi yang disajikan dalam LK.

Menurut ISAK 35,3 Entitas Organisasi Non Laba perlu menyusun setidaknya 4
jenis laporan keuangan sebagai berikut:

1) Laporan Posisi Keuangan


a) Menyajian pos penghasilan komprehensif pada bagian aset neto tanpa
pembatasan
b) Menyajikan pos penghasilan komprehensif lain secara tersendiri
2) Laporan Penghasilan Komprehensif
a) Kolom tunggal
b) Menyajikan informasi sesuai dengan klasifikasi aset neto
3) Laporan Perubahan Aset Neto
4) Laporan Arus kas

3
Siregar, Lannida. Penerapan ISAK 35 tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba
(Studi Kasus pada Pondok Pesantren Modern Al Kautsar Al Akbar Medan). Diss. Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan, 2023.

3
2. Pelaporan Keuangan Entitas Organisasi Nirlaba
Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam
laporan keuangan entitas nonlaba. Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan
ini mengacu pada SAK, atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan. Tujuannya yaitu Untuk Mengatur pelaporan
keuangan entitas nonlaba, Laporan keuangan entitas nonlaba dapat lebih mudah
dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.
Menurut PSAK 45, Entitas Organisasi Nirlaba perlu menyusun setidaknya 4
jenis laporan keuangan sebagai berikut:
1) Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan Laporan ini
bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban, dan aset
bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada
waktu tertentu. Informasi ini dapat membantu para penyumbang, anggota
organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:
a. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan
b. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, serta kebutuhan pendanaan eksternal.

Laporan posisi keuangan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto:

a. menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan


tanggal jatuh tempo
b. mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke
dalam jangka pendek dan jangka Panjang
c. mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh
temponya liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset, pada catatan
atas laporan keuangan.
2) Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan Tujuan utama laporan aktivitas
adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain
yang mengubah jumlah dan sifat aset bersih, hubungan antara transaksi, dan
peristiwa lain dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan
berbagai program atau jasa. Perubahan aset bersih dalam laporan aktivitas
biasanya melibatkan 4 jenis transaksi, yaitu (1) pendapatan, (2) beban, (3) gains
and losses, dan (4) reklasifikasi aset bersih. Seluruh perubahan aset bersih ini

4
nantinya akan tercermin pada nilai akhir aset bersih yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan.
a. Adapun informasi dalam laporan ini dapat membantu para stakeholders
untuk: mengevaluasi kinerja organisasi nirlaba dalam suatu periode
b. menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan
memberikan jasa
c. menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

Secara umum, ketentuan dalam Laporan Aktivitas adalah sebagai berikut:

1) Pendapatan disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, kecuali


jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang.
2) Beban disajikan sebagai pengurang aset bersih tidak terikat
3) Sumbangan dapat disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat,
terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya
pembatasan.
4) Jika ada sumbangan terikat temporer yang pembatasannya tidak berlaku
lagi dalam periode yang sama, maka sumbangan tersebut dapat disajikan
sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan
diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
5) Keuntungan dan kerugian dari investasi dan aset (atau kewajiban) lain
diakui sebagai penambah atau pengurang aset bersih tidak terikat, kecuali
jika penggunaannya dibatasi.
3) Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan Tujuan utama laporan arus
kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran
kas dalam suatu periode. Adapun klasifikasi penerimaan dan pengeluaran
kas pada laporan arus kas organisasi nirlaba, sama dengan yang ada pada
organisasi bisnis, yaitu: arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi
dan aktivitas pendanaan. Metode penyusunan laporan arus kas pun bisa
menggunakan metode langsung (direct method) maupun metode tidak
langsung (indirect method).4

4
Anggraini, Tessa, Muhammad Yafiz, and Rahmat Daim Harahap. "Analisis Penerapan Isak 35 Tentang
Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nirlaba (Studi Kasus Pada Yayasan Perguruan Darul Aman
Kota Medan)." Ekonomi Bisnis Manajemen dan Akuntansi (EBMA) 4.1 (2023): 1669-1684.

5
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas
dengan tambahan berikut ini:
a. Aktivitas pendanaan:
i. penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi
untuk jangka panjang.
ii. penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi
(endowment).
iii. bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka
panjang.
b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan
nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.5
4) Catatan atas laporan keuangan

3. Komponen Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba6


1. Laporan Posisi Keuangan / Neraca mencakup:
a. Aset:
i. Kas dan setara kas; Bila ada kas atau aset lain yang dibatasi
penggunaanya oleh penyumbang, maka hal ini harus disajikan terpisah
dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya.
ii. Piutang (misalnya: piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa
yang lain)
iii. Persediaan
iv. Sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka
v. Surat berharga/efek dan investasi jangka Panjang
vi. Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa, dan lain-lain.

5
Supriono, Supriono. "ARUS KAS ANALISIS LAPORAN ARUS KAS OPERASI, INVESTASI, DAN
PENDANAAN STUDI KASUS PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA." Jurnal Ekonomi dan
Teknik Informatika 11.2 (2023): 30-39.
6
Rahmawati, Isnaini Putri, and Hedher Tuakia. "KONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN PONDOK
PESANTREN (STUDI PADA PONDOK PESANTREN AL-WASHOYA JOMBANG)." Jurnal Manajemen
Dirgantara 16.1 (2023): 141-147.

6
b. Liabilitas:
i. Utang dagang
ii. Pendapatan diterima dimuka
iii. Utang jangka panjang, dan lain-lain
2. Laporan Aktivitas mencakup:
a. Pendapatan:
i. Sumbangan Jasa layanan
ii. Penghasilan investasi.
b. Beban:
i. Beban terkait program pemberian jasa. Aktivitas terkait dengan beban
jenis ini antara lain aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa
kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka
mencapai tujuan atau misi organisasi.
ii. Beban terkait aktivitas pendukung (meliputi semua aktivitas selain
program pemberian jasa).

Umumnya, aktivitas pendukung mencakup:

i. Aktivitas manajemen dan umum, meliputi pengawasan, manajemen


bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas
administratif lainnya.
ii. Aktivitas pencarian dana, meliputi publikasi dan kampanye pencarian
dana; pengadaan daftar alamat penyumbang; pelaksanaan acara khusus
pencarian dana; pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan
bahan lainnya; dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian
dana dari individu, yayasan, pemerintah dan lain-lain.
iii. Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan
pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.
3. Laporan Arus Kas
a. Aktivitas Operasi Arus kas dari aktivitas operasi umumnya berasal dari
pendapatan jasa, sumbangan, dan dari perubahan atas aset lancar dan
kewajiban lancar yang berdampak pada kas.
b. Aktivitas Investasi Arus kas dari aktivitas investasi biasanya mencatat
dampak perubahan aset tetap terhadap kas, misal karena pembelian peralatan,
penjualan tanah, dsb.

7
c. Aktivitas Pendanaan Arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari
penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk
jangka panjang; penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi
yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment), atau dari
hasil investasi yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.7

B. Definisi sumbangan terikat dan tidak terikat

Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi
untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Adapun bila sumbangan tersebut terikat, itu
berarti sumbangan tersebut dibatasi penggunaannya oleh penyumbang untuk tujuan
tertentu. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.

a) Sumbangan terikat temporer adalah sumber daya yang pembatasan penggunaannya


dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya
keadaan tertentu. Pembatasan penggunaan ini bisa ditetapkan oleh donatur maupun
oleh organisasi nirlaba itu sendiri (misal: untuk melakukan ekspansi, atau untuk
membeli aset tertentu).
b) Sumbangan terikat permanen adalah sumber daya yang pembatasan penggunaannya
dipertahankan secara permanen. Meskipun, organisasi nirlaba diizinkan untuk
menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang
berasal dari sumber daya tersebut. Contoh aset jenis ini adalah dana abadi, warisan,
maupun wakaf.

C. Tehnik-tehnik organisasi nirlaba


Berikut ini adalah teknik-teknik pada organisasi nirlaba:
a. Identifikasi dan temui para stakeholder.8
Hal utama yang perlu kita ingat adalah para pemangku kepentingan
(stakeholder) tidak hanya mempekerjakan kamu atau anggota lainnya untuk
mengelola program organisasi nirlaba yang akan dilaksanakan, tetapi juga pihak
yang akan menerima dampak dari berhasil atau tidaknya hasil dari program

7
Ibid hal 141-147.
8
Aris Baharuddin, M. ADMINISTRASI BISNIS SEKTOR PUBLIK. Sultan Publishing, 2023.

8
organisasi. Untuk itu, yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi semua para
pemangku kepentingan (stakeholder) baik dari karakter, personalitas, hingga etika
kerja mereka, mengingat setiap stakeholder memiliki sifat yang berbeda-beda.
Yakinkan agar para stakeholder ini tetap tertarik dan ikut berkontribusi sesuai
perannya dalam keberhasilan program organisasi.
b. Tetapkan dan Prioritaskan Tujuan.
Langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan program. Mungkin semua
kebutuhan dari para stakeholder terasa begitu penting bagi organisasi, namun
pastikan dalam pelaksanaannya nanti kamu dapat kendalikan dengan baik.
Diskusikan kembali dengan para stakeholder untuk menentukan kebutuhan mana
yang harus diprioritaskan, bisa dinilai dari tingkat urgensitas demi keberhasilan
program yang akan dijalankan.
c. Buatlah Jadwal Kegiatan Program
Berikutnya adalah pembuatan jadwal kegiatan program. Penjadwalan ini
digunakan untuk menentukan tugas atau kegiatan apa yang harus segera
diselesaikan. Jadwal kegiatan yang ideal sebaiknya mencantumkan jumlah waktu
yang dibutuhkan, sumber daya yang diperlukan, dan siapa yang akan bertanggung
jawab atas penyelesaiannya. Jangan lupa untuk selalu melibatkan tim dalam proses
penjadwalan ini, karena hal ini dapat memberikan gambaran bagi anggota lainnya
mengenai mekanisme dan efisiensi kerja yang ingin dicapai.
d. Mengidentifikasi Isu dan Melengkapi Analisis Resiko.
Tentu saja, tidak ada program yang bebas dari resiko, kita harus paham bahwa
masalah dapat muncul dari mana saja dan keadaan darurat ini dapat sangat
mempengaruhi program yang sedang kita jalankan. Keadaan-keadaan darurat
seperti ini memerlukan penanganan yang tidak hanya cepat, namun juga tepat untuk
menyelamatkan program dari ketidakberhasilan. Pertimbangkan langkah-langkah
yang dapat kita lakukan bersama tim program organisasi untuk mencegah terjadinya
risiko tertentu, atau membatasi dampak negatif yang mungkin muncul. Selanjutnya,
yaitu melakukan analisis risiko, dimana analisis ini akan sangat berguna untuk
mengembangkan strategi manajemen risiko. Misalnya, memindahkan
tugas/kegiatan yang memiliki risiko tinggi untuk menghindari kerugian yang lebih
besar.
e. Sampaikan Rencana Program kepada Para Stakeholder.

9
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa para stakeholder memiliki
kebutuhan dan harapan yang besar terhadap keberhasilan program organisasi
nirlaba kita. Oleh karena itu, jelaskan atau presentasikan bagaimana rencana yang
telah kita buat dapat memenuhi harapan mereka sehingga menjadi lebih terarah dan
jelas9

9
Ibid

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut ISAK 35, Entitas Organisasi Non Laba perlu menyusun setidaknya 4 jenis laporan
keuangan sebagai berikut: Laporan Posisi Keuangan Menyajian pos penghasilan komprehensif
pada bagian aset neto tanpa pembatasan Menyajikan pos penghasilan komprehensif lain secara
tersendiri Laporan Penghasilan Komprehensif Kolom tunggal Menyajikan informasi sesuai
dengan klasifikasi aset neto Laporan Perubahan Aset Neto Laporan Arus kas
Laporan posisi keuangan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto: menyajikan aset
berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh tempo mengelompokkan
aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam jangka pendek dan jangka panjang
mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh temponya liabilitas,
termasuk pembatasan penggunaan aset, pada catatan atas laporan keuangan.
Aktivitas Pendanaan Arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari penerimaan kas dari
penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang; penerimaan kas dari
sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan,
pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment), atau
dari hasil investasi yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dr Yuesti, Anik. Ni Luh Putu Sandrya Dewi. I Gusti Ayu Sari Pramesti. 2020. Akuntansi
Sektor Publik. Bali: CV noah alteheia

Putro, Rizki, Titi Rapini, and Umi Farida. "Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan
Organisasi Nirlaba bagi Pengurus LKSA Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo:
Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba." Jurnal Pengabdian
Masyarakat Manage 4.01 (2023): 1-6.

Siregar, Lannida. Penerapan ISAK 35 tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas


Berorientasi Nonlaba (Studi Kasus pada Pondok Pesantren Modern Al Kautsar Al
Akbar Medan). Diss. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 2023.

Anggraini, Tessa, Muhammad Yafiz, and Rahmat Daim Harahap. "Analisis Penerapan Isak 35
Tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nirlaba (Studi Kasus
Pada Yayasan Perguruan Darul Aman Kota Medan)." Ekonomi Bisnis Manajemen
dan Akuntansi (EBMA) 4.1 (2023): 1669-1684.

Supriono, Supriono. "ARUS KAS ANALISIS LAPORAN ARUS KAS OPERASI,


INVESTASI, DAN PENDANAAN STUDI KASUS PERUSAHAAN DI BURSA
EFEK INDONESIA." Jurnal Ekonomi dan Teknik Informatika 11.2 (2023): 30-39.

Rahmawati, Isnaini Putri, and Hedher Tuakia. "KONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN


PONDOK PESANTREN (STUDI PADA PONDOK PESANTREN AL-
WASHOYA JOMBANG)." Jurnal Manajemen Dirgantara 16.1 (2023): 141-147.

Aris Baharuddin, M. ADMINISTRASI BISNIS SEKTOR PUBLIK. Sultan Publishing, 2023.

12

Anda mungkin juga menyukai