Makalah KLMPK 4 Asp Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Makalah KLMPK 4 Asp Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 4
TA 2023 - 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hinayah – Nya
terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga kami mampu menyelesaikan Tugas Makalah
Akuntansi Sektor Publik yang berjudul “Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba”
Dan tidak lupa pula shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi
besar baginda Muhammad SAW. Yang telah menjadikan suri tauladan bagi umat seluruh alam.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik di
program studi Ekonomi Syariáh pada UIN RADEN INTAN LAMPUNG.
Akhirnya kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah
yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
A. Kesimpulan ........................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi nirlaba atau lembaga non-profit merupakan salah satu komponen dalam
masyarakat perannya menjadi penting sejak era reformasi. Tanpa kita sadari bahwa sudah
semakin banyak keterlibatan organisasi nirlaba pada kehidupan sehari-hari. Organisasi pada
umumnya digunakan oleh orang-orang sebagai wadah dimana tempat orang-orang berkumpul,
bekerja secara rasional, sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali dalam
memanfaatkan sumber daya, sarana prasarana data yang digunakan secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan organisasi.1
Standar akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan organisasi nirlaba
adalah pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 45 tentang pelaporan keuangan
organisasi nirlaba. Standar pelaporan dibuat dengan tujuan agar laporan organisasi keuangan
lebih mudah dipahami, memiliki relevansi dan memiliki daya banding tinggi.2
Salah satu contoh organisasi nirlaba adalah yayasan. Yayasan sudah ada di Indonesia sejak
zaman pra kemerdekaan. Yayasan bisa disebut sebagai organisasi yang tidak mencari laba
semata. Walaupun dalam perjalanannya yayasan membutuhkan dana yang cukup besar untuk
operasionalnya yang diperoleh dari kegiatan bisnis. Namun, kegiatan bisnis hanya untuk
memperoleh dana saja, bukan untuk kegiatan utama yayasan.
1
Dr Yuesti, Anik. Ni Luh Putu Sandrya Dewi. I Gusti Ayu Sari Pramesti. 2020. Akuntansi Sektor Publik. Bali:
CV noah alteheia
2
Putro, Rizki, Titi Rapini, and Umi Farida. "Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba bagi
Pengurus LKSA Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo: Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi
Nirlaba." Jurnal Pengabdian Masyarakat Manage 4.01 (2023): 1-6.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah Penyajian Laporan Keuangan Entitas Organisasi Non Laba?
2. Bagaimanakah Pelaporan Keuangan Organisasi?
3. Apa Sajakah Komponen Laporan Keuangan Organisasi?
4. Apa Itu Definisi Sumbangan Terikat Dan Tidak Terikat?
5. Apa Saja Teknik-Teknik Yang Digunakan Oleh Organisasi Nirlaba?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Menjelaskan Penyajian Laporan Keuangan Entitas Organisasi Non Laba.
2. Memaparkan Pelaporan Keuangan Organisasi.
3. Memaparkan Komponen Laporan Keuangan Organisasi.
4. Menjelaskan Definisi dari Sumbangan Terikat Dan Tidak Terikat.
5. Menjelaskan Teknik-Teknik yang digunakan oleh Organisasi Nirlaba.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut ISAK 35,3 Entitas Organisasi Non Laba perlu menyusun setidaknya 4
jenis laporan keuangan sebagai berikut:
3
Siregar, Lannida. Penerapan ISAK 35 tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba
(Studi Kasus pada Pondok Pesantren Modern Al Kautsar Al Akbar Medan). Diss. Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan, 2023.
3
2. Pelaporan Keuangan Entitas Organisasi Nirlaba
Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam
laporan keuangan entitas nonlaba. Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan
ini mengacu pada SAK, atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan. Tujuannya yaitu Untuk Mengatur pelaporan
keuangan entitas nonlaba, Laporan keuangan entitas nonlaba dapat lebih mudah
dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.
Menurut PSAK 45, Entitas Organisasi Nirlaba perlu menyusun setidaknya 4
jenis laporan keuangan sebagai berikut:
1) Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan Laporan ini
bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban, dan aset
bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada
waktu tertentu. Informasi ini dapat membantu para penyumbang, anggota
organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:
a. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan
b. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, serta kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan posisi keuangan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto:
4
nantinya akan tercermin pada nilai akhir aset bersih yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan.
a. Adapun informasi dalam laporan ini dapat membantu para stakeholders
untuk: mengevaluasi kinerja organisasi nirlaba dalam suatu periode
b. menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan
memberikan jasa
c. menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
4
Anggraini, Tessa, Muhammad Yafiz, and Rahmat Daim Harahap. "Analisis Penerapan Isak 35 Tentang
Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nirlaba (Studi Kasus Pada Yayasan Perguruan Darul Aman
Kota Medan)." Ekonomi Bisnis Manajemen dan Akuntansi (EBMA) 4.1 (2023): 1669-1684.
5
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas
dengan tambahan berikut ini:
a. Aktivitas pendanaan:
i. penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi
untuk jangka panjang.
ii. penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi
(endowment).
iii. bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka
panjang.
b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan
nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.5
4) Catatan atas laporan keuangan
5
Supriono, Supriono. "ARUS KAS ANALISIS LAPORAN ARUS KAS OPERASI, INVESTASI, DAN
PENDANAAN STUDI KASUS PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA." Jurnal Ekonomi dan
Teknik Informatika 11.2 (2023): 30-39.
6
Rahmawati, Isnaini Putri, and Hedher Tuakia. "KONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN PONDOK
PESANTREN (STUDI PADA PONDOK PESANTREN AL-WASHOYA JOMBANG)." Jurnal Manajemen
Dirgantara 16.1 (2023): 141-147.
6
b. Liabilitas:
i. Utang dagang
ii. Pendapatan diterima dimuka
iii. Utang jangka panjang, dan lain-lain
2. Laporan Aktivitas mencakup:
a. Pendapatan:
i. Sumbangan Jasa layanan
ii. Penghasilan investasi.
b. Beban:
i. Beban terkait program pemberian jasa. Aktivitas terkait dengan beban
jenis ini antara lain aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa
kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka
mencapai tujuan atau misi organisasi.
ii. Beban terkait aktivitas pendukung (meliputi semua aktivitas selain
program pemberian jasa).
7
c. Aktivitas Pendanaan Arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari
penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk
jangka panjang; penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi
yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment), atau dari
hasil investasi yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.7
Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi
untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Adapun bila sumbangan tersebut terikat, itu
berarti sumbangan tersebut dibatasi penggunaannya oleh penyumbang untuk tujuan
tertentu. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
7
Ibid hal 141-147.
8
Aris Baharuddin, M. ADMINISTRASI BISNIS SEKTOR PUBLIK. Sultan Publishing, 2023.
8
organisasi. Untuk itu, yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi semua para
pemangku kepentingan (stakeholder) baik dari karakter, personalitas, hingga etika
kerja mereka, mengingat setiap stakeholder memiliki sifat yang berbeda-beda.
Yakinkan agar para stakeholder ini tetap tertarik dan ikut berkontribusi sesuai
perannya dalam keberhasilan program organisasi.
b. Tetapkan dan Prioritaskan Tujuan.
Langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan program. Mungkin semua
kebutuhan dari para stakeholder terasa begitu penting bagi organisasi, namun
pastikan dalam pelaksanaannya nanti kamu dapat kendalikan dengan baik.
Diskusikan kembali dengan para stakeholder untuk menentukan kebutuhan mana
yang harus diprioritaskan, bisa dinilai dari tingkat urgensitas demi keberhasilan
program yang akan dijalankan.
c. Buatlah Jadwal Kegiatan Program
Berikutnya adalah pembuatan jadwal kegiatan program. Penjadwalan ini
digunakan untuk menentukan tugas atau kegiatan apa yang harus segera
diselesaikan. Jadwal kegiatan yang ideal sebaiknya mencantumkan jumlah waktu
yang dibutuhkan, sumber daya yang diperlukan, dan siapa yang akan bertanggung
jawab atas penyelesaiannya. Jangan lupa untuk selalu melibatkan tim dalam proses
penjadwalan ini, karena hal ini dapat memberikan gambaran bagi anggota lainnya
mengenai mekanisme dan efisiensi kerja yang ingin dicapai.
d. Mengidentifikasi Isu dan Melengkapi Analisis Resiko.
Tentu saja, tidak ada program yang bebas dari resiko, kita harus paham bahwa
masalah dapat muncul dari mana saja dan keadaan darurat ini dapat sangat
mempengaruhi program yang sedang kita jalankan. Keadaan-keadaan darurat
seperti ini memerlukan penanganan yang tidak hanya cepat, namun juga tepat untuk
menyelamatkan program dari ketidakberhasilan. Pertimbangkan langkah-langkah
yang dapat kita lakukan bersama tim program organisasi untuk mencegah terjadinya
risiko tertentu, atau membatasi dampak negatif yang mungkin muncul. Selanjutnya,
yaitu melakukan analisis risiko, dimana analisis ini akan sangat berguna untuk
mengembangkan strategi manajemen risiko. Misalnya, memindahkan
tugas/kegiatan yang memiliki risiko tinggi untuk menghindari kerugian yang lebih
besar.
e. Sampaikan Rencana Program kepada Para Stakeholder.
9
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa para stakeholder memiliki
kebutuhan dan harapan yang besar terhadap keberhasilan program organisasi
nirlaba kita. Oleh karena itu, jelaskan atau presentasikan bagaimana rencana yang
telah kita buat dapat memenuhi harapan mereka sehingga menjadi lebih terarah dan
jelas9
9
Ibid
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut ISAK 35, Entitas Organisasi Non Laba perlu menyusun setidaknya 4 jenis laporan
keuangan sebagai berikut: Laporan Posisi Keuangan Menyajian pos penghasilan komprehensif
pada bagian aset neto tanpa pembatasan Menyajikan pos penghasilan komprehensif lain secara
tersendiri Laporan Penghasilan Komprehensif Kolom tunggal Menyajikan informasi sesuai
dengan klasifikasi aset neto Laporan Perubahan Aset Neto Laporan Arus kas
Laporan posisi keuangan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto: menyajikan aset
berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh tempo mengelompokkan
aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam jangka pendek dan jangka panjang
mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh temponya liabilitas,
termasuk pembatasan penggunaan aset, pada catatan atas laporan keuangan.
Aktivitas Pendanaan Arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari penerimaan kas dari
penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang; penerimaan kas dari
sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan,
pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment), atau
dari hasil investasi yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Dr Yuesti, Anik. Ni Luh Putu Sandrya Dewi. I Gusti Ayu Sari Pramesti. 2020. Akuntansi
Sektor Publik. Bali: CV noah alteheia
Putro, Rizki, Titi Rapini, and Umi Farida. "Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan
Organisasi Nirlaba bagi Pengurus LKSA Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo:
Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba." Jurnal Pengabdian
Masyarakat Manage 4.01 (2023): 1-6.
Anggraini, Tessa, Muhammad Yafiz, and Rahmat Daim Harahap. "Analisis Penerapan Isak 35
Tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nirlaba (Studi Kasus
Pada Yayasan Perguruan Darul Aman Kota Medan)." Ekonomi Bisnis Manajemen
dan Akuntansi (EBMA) 4.1 (2023): 1669-1684.
12