Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

INFORMED CONSENT

Dosen Pengampuh : Dr. Maryati Sutarno,S.Pd,SST,Bd

Mata Kuliah: HUKUM KESEHATAN

Disusun Oleh: Kelompok 7

Kelas G2

1. Elisa Kurnia : 220607311

2. Anita : 220607304

3. Ega Widya Bellina : 220607310

4. Miftahul Janah : 220607336

5. Rohmaulita Sinaga : 220607346

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN ALIH JENJANG

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI

NUSANTARA JAKARTA

2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmadnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ INFORMED CONSENT ”. dalam penyusunsn
makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna baik dalam bentuk
penyajian, kelengkapan isi, dan lain–lain. untuk itu dengan senag hati kami akan menerima
segala keritik dan saran,pembaca guna memperbaiki makalah ini di kemudian hari.
pembuat makalah ini diharapkan dapat berguna. kami mengharapkan partisipasi dari para
pembaca.semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya. penulis juga ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman kelompok 7 yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yaitu khususnya kepada dosen
matakuliah kami, yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga
makalah kami dapat bermanfaat oleh para pembaca, sekian dan terimakasih.

Jakarta, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................

A. Latar Belakang ...................................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................................

C. Tujuan Masalah .................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................

A. Pengertian Informed Consent ..........................................................................

1. Dasar Hukum Pengaturan Informed Consent ...........................................................


2. Tujuan Informed Consent .........................................................................................
3. Fungsi Informed Consent ..........................................................................................
4. Komponen Informed Consent ...................................................................................
5. Bentuk-bentuk Informed Consent .............................................................................
6. Aspek Hukum Informed Consent .............................................................................
7. Aspek Hukum Administrasi ......................................................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................................

A. Kesimpulan.........................................................................................................

B. Saran...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Informed Consent yaitu suatu persetujuan yang diberikan oleh pasien dan
keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut. Persetujuan (Informed Consent) ini sangat penting
mengingat tindakan medis tidak dapat dipaksakan karena tidak ada yang tau pasti hasil
akhir dari pelayanan kedokteran tersebut.
“Informed consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti telah mendapat
penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent” yang berarti persetujuan atau
memberi izin. “informed consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan
oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap dirinya serta risiko yang berkaitan dengannya (John, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Mengenai Informed Consent ?

2. Menjelaskan Dasar Hukum Pengaturan Informed Consent ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Tentang penjelasan Mengenai Informed Consent.
2. Mengetahui Dasar Hukum Pengaturan Informed Consent
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Informed Consent
“Informed consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti telah
mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent” yang berarti
persetujuan atau memberi izin. Consent dibagi menjadi 2 yaitu expressed yang berarti
dapat secara lisan atau tulisan, implied yang berarti yang dianggap telah diberikan. Jadi
“informed consent” mengandung pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah
mendapat informasi. Dengan demikian “informed consent” dapat didefinisikan sebagai
persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta risiko yang
berkaitan dengannya (John, 2012).
Menurut Veronika Komalawati pengertian Informed Consent adalah suatu
kesepakatan atau persetujuan pasien atas upaya medis yang dilakukan dokter terhadap
dirinya setelah pasien mendapatkan informasi dari doktermengenai upaya medis yang
dapat dilakukan untuk menolong dirinya disertai informasi mengenai segala resiko yang
mungkin terjadi.
Informed Consent yaitu suatu persetujuan yang diberikan oleh pasien dan
keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut. Persetujuan (Informed Consent) ini sangat penting
mengingat tindakan medis tidak dapat dipaksakan karena tidak ada yang tau pasti hasil
akhir dari pelayanan kedokteran tersebut.

1. Dasar Hukum Pengaturan Informed Consent


a. Menurut Pasal 8 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
bahwa Setiap orang berhak menerima informasi tentang data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya
dari tenaga kesehatan.
b. Menurut Pasal 32 huruf (j) dan (k) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakita disebutkan bahwa : Perlindungan Hak Pasien yaitu : (j)
mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan; (k) memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
c. Menurut Pasal 45 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokterann, yaitu
1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh
dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapatkan persetujuan.
2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapatkan penjelasan secara lengkap.
3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurag-kurangnya
mencakup :
(a) Diagnosis dan tata cara tindakan medis;
(b) Tujuan tindakan medis yang dilakukan;
(c) Alternatif tindakan lain dan resikonya;
(d) Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
(e) Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik
secara tertulis maupun lisan.
5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko
tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditanda tangani
oleh yang berhak memberikan persetujuan.
6) Ketentuan mengenai tata cara persetujuan Tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3)
ayat 4), ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri
d. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/MenKes/Per/III/2008 serta
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI Tahun 2008, disebutkan bahwa
Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran/Informasi kesehatan
yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan
penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan
terhadap pasien tersebuut.
2. Tujuan Informed Consent
Tujuan Informed Consent yaitu :
a. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang
sebenarnya tidak diiperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya
yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya.
b. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan
bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada
setiap tindakan medik ada melekat suatu resiko

3. Fungsi Informed Consent


Perlunya dimintakan Informed Consent dari pasien karena Informed Consent
mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
a. Penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusia
b. Promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
c. Untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien.
d. Menghindari penipuan dan misleaing oleh dokter.
e. Mendorong diambil keputusan yang lebih rasional.
f. Mendorong keterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan kesehatan
g. Sebagai suatu proses edukasi masyarakaat dalam bidang kedokteran dan
kesehatan.

4. Komponen Informed Consent


Menurut Culver and Gert ada 4 (empat) komponen yang harus
dipahami pada suatu persetujuan:
a. Sukarela (voluntariness)
Sukarela mengandung makna bahwa pilihan yang dibuat adalah dasar sukarela
tanpa ada unsur paksaan didasari informasi dan kompetensi. Sehingga
pelaksanaan sukarela harus memenuhi unsur informasi yang diberikan sejelas-
jelasnya.
b. Informasi (Information)
Jika pasien tidaktahu atau sulit untuk dapat mendeskripsikan keputusan
c. Kompetensi (competense)
Dalam konteks consent kompetensi bermakna suatu pemahaman bahwa
seseorang membutuhkan sesuatu hal untuk mampu membuat keputusan
dengan tepat, juga banyak informasi.
d. Keputusan (decision)
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses, dimana hal itu
merupakan persetujuan tanpa refleksi. Pembuatan keputusan
merupakan tahap terakhir proses pemberian persetujuan.

5. Bentuk-bentuk Informed Consent


Informed Consent harus dilakukan setiap kali akan melakukan tindakan medis,
sekecil apapun tindakan tersebut. Menurut departemen kesehatan (2002), Informed
Consent dibagi menjadi 2 (dua) bentuk :
a. Implied Consent Implied Consent yaitu persetujuan yang dinyatakan tidak
langsung. Contohnya : saat bidan akan mengukur tekanan darah ibu, ia hanya
mendekati si ibu dengan membwa sfingmomanometer tanpa mengatakan apa
pun dan si ibu langsung menggulung lengan bajunya (meskipun tidak
mengatakan apapun, sikap ibu menunjukan bahwa ia tidak keberatan terhadap
tindakan yang akan dilakukan bidan) .
b. Express Consent Express consent yaitu persetujuan yang dinyatakan dalam
bentuk tulisan atau secara verbal. Sekalipun persetujuan secra tersirat dapat
diberikan, namun sangat bijaksana bila persetujuan pasien dinyatakan dalam
bentuk tertulis karena hal ini dapat menjadi bukti yang lebih kuat di masa
mendatang. Contoh, persetujuan untuk pelaksanaan sesar.

6. Aspek Hukum Informed Consent


Beberapa Aspek Hukum Informed Consent, yaitu :
a. Aspek Hukum Pidana Pasien harus memberikan persetujuan lebih dahulu
terhadap tindakan medis dokter,misalnya operasi. Sebab apabila dikaitkan
dengan Pasal 351 KUHP, mengenai penganiayaan, maka operasi oleh dokter,
misalnya dengan menusukkan pisau bedah ketubuh pasien tanpa persetujuan
terlebih dahulu, dapat dikenai sanksi pidana karena di kategorikan
penganiayaan.
b. Aspek Hukum Perdata Berkaitan dengan Hukum Perikatan yaitu pasal 1320
BW yang intinya harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu dokter
dan pasien. Dalam KUH Perdata BW Pasal 1320 memuat 4 syarat sahnya
suatu perjanjian yaitu:
1) Adanya kesepakatan antar pihak, bebas dari paksaan, kekeliruan dan
penipuan.
2) Para pihak cakap untuk membuat perikatan.
3) Adanya suatu sebab yang halal, yang dibenarkan, dan tidak dilarang oleh
peraturan perundaang-undangan serta merupakan sebab yang masuk akal
untuk dipenuhi.

7. Aspek Hukum Administrasi


Sudah merupakan kebiasaan pada setiap rumah sakit untuk menyodorkan formulir
persetujuan operasi, hal tersebut untuk keperluan administrasi Rumah Sakiit jadi
wajib dilakukan. Masalah yang Lazim terjadi pada Informed Consent:
a. Pengertian kemampuan secara hukum dari orang yang akan menjalani
tindakan, serta siapa yang berhak menandatangi.
b. Masalah wali yang sah. Timbul apabila pasien atau ibu tidak mampu secara
hukum untuk menyatakan persetujunnya.
c. Masalah informasi yang diberikan, seberapa jauh informasi masih dianggap
telah dijelaskan dengan cukup jelas, akan tetapi juga tidak terlalu rinci
sehingga dianggap menakut-nakuti.
d. Dalam memberikan informasi apakah diperlukan saksi, apabila dperlukan
apakah saksi perlu menandatangani form yang ada. Bagaimana menentukan
saksi?
e. Dalam keadaan darurat, misal kasus pendarahan pada bumil dan keluarga
belum bisa dihubungi, dalam keadaan begini siapa yang berhak memberikan
persetujuan, sementara pasien perlu segera di tolong.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Informed consent dalam hal keadaan darurat yang membutuhkan pembedahan adalah
keadaan dimana pasien yang berada dalam kondisi gawat darurat yang harus segera
ditangani oleh dokter dalam hal tindakan medis besar atau beresiko seperti dalam kasus
operasi/pembedahan, namun dikarenakan adanya resiko yang mungkin terjadi, maka harus
dilakukan persetujuan terlebih dahulu berupa penandatanganan Informed consent. Dalam
proses ini, pasien sebenarnya memiliki beberapa hak sebelum menyatakan persetujuannya,
yaitu pasien berhak mendapat informasi yang cukup mengenai rencana tindakan medis yang
akan dialaminya.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan makalah diatas, semoga makalah Informed consent” ini bisa
dijadikan bahan ajar dan juga bisa menambah wawasan serta ilmu pengetahuan khususnya
bagi mahasiswa kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Akmaliyah, M. (2013). Analisis PersetujuanTindakan Kedokteran (Informed Consent) Dalam.

Journal of Chemical Information and Modeling.

Hidayah, A. N. (2016). Pengertian, Tujuan, Kegunaan Dan Aspek Rekam Medis.

https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2016/06/09/pengertian-tujuan-kegunaan-dan-

aspek-rekam-medis-presented-by-aep-nurul-hidayah.

Inap, Rawat, D I Rsup, and Hasan Sadikin, ‘J-REMI : Jurnal Rekam Medik Dan Informasi

Kesehatan TINJAUAN KETERLAMBATAN KLAIM BERKAS BPJS J-REMI : Jurnal

Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan.

Kurniawan, ‘KAJIAN TENTANG INFORMED CONCENT (PERSETUJUAN TINDAKAN

MEDIK) MENURUT UU NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai