Anda di halaman 1dari 5

PRE PLANNING

KEGIATAN PJN (Pemantauan Jentik Nyamuk)

DI RW 03 KELURAHAN BANGETAYU KULON

Hari / Tanggal :

Tempat :

Waktu : 08.00 - selesai

Topik : PJN (Pemantauan Jentik Nyamuk)

I. Latar Belakang
Jentik nyamuk merupakan salah satu tahap dalam siklus hidup nyamuk. Keberadaan
jentik nyamuk erat kaitannya dengan angka kejadian deman berdarah dengue (DBD). DBD
merupakan penyakit pada daerah tropis dan subtropis yang disebabkan oleh virus dengue
(DEN-1, 2, 3, dan 4) melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus (Utami,
2015). Menurut WHO dalam penelitian yang dilakukan Sari (2017) kasus DBD tertinggi di
daerah Asia berada di Indonesia, Myanmar, Bangladesh, dan India. Pada tahun 2015,
tercatat terdapat sebanyak 126.675 penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia, dan 1.229
orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut lebih tinggi dari tahun 2014, yaitu
sebanyak 100.347 penderita dan sebanyak 907 meninggal (KEMENKES, 2016). Angka
kesakitan demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sendiri cenderung mengalami
peningkatan dari tahun 1968-2015 (KEMENKES, 2016).
Bentuk kegiatan 3M plus, yaitu: menguras dan menyikat tempat penampungan air
(TPA) (M1), menutup rapat TPA (M2), memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas yang
dapat menampung air (M3), selain itu ditambah (plus) dengan cara lain, seperti memakai
obat anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk (Azlina, et al., 2016)
Pengetahuan tentang penyakit DBD serta pencegahannya menjadi hal yang penting
diketahui oleh masyarakat terutama dalam lingkup keluarga. Pengetahuan merupakan salah
satu domain dari perilaku kesehatan, dimana pengetahuan menjadi dasar terbentuknya
tindakan/upaya pencegahan terkait DBD (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian yang
dilakukan Sari, et al (2012) menyatakan terdapat hubungan antara pengetahuan PSN-DBD
Ibu Rumah Tangga dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Pendidikan keluarga
tidak semata-mata merupakan tanggung jawab Ibu. Akan tetapi, kedua orang tua (Ayah dan
Ibu) bekerjasama untuk memberikan pendidikan secara formal maupun nonformal. Peran
Ayah dalam mendidik keluarga meliputi memberi nasehat, mengingatkan, dan mengajarkan
sesuatu (Harmaini, et al., 2014). Oleh karena itu peneliti ingin mengambil subyek ayah
dalam penelitian.
Salah satu bentuk kegiatan 3M plus ialah menggunakan obat nyamuk atau
antinyamuk untuk melindungi dari gigitan nyamuk (KEMENKES, 2016). Cara ini dinilai
cukup mudah digunakan oleh masyarakat utamanya dalam rumah tangga. Sebagian besar
rumah tangga menggunakan obat anti nyamuk bakar (48,4%), diikuti oleh penggunaan
kelambu (25,9%), repelen (16,9%), insektisida (12,2%) (KEMENKES, 2013). Menurut
penelitian yang dilakukan Hadi (2013) penggunaan obat nyamuk/anti nyamuk (repellent)
dapat menurunkan keberadaan jentik. Oleh beberapa sebab diatas peneliti tertarik untuk
mengambil penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Kebiasaan Menggunakan Obat
Anti Nyamuk pada Ayah dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti .
Jumlah kasus yang terus meningkat dengan angka kematian yang cukup tinggi,
mendorong pemerintah terus berupaya melakukan pemutusan transmisi penyakit ini.
Berbagai upaya yang terus dilakukan antara lain melalui kegiatan 3M, yaitu Menjaga Jarak
(physical distancing), Menggunakan Masker, dan Mencuci tangan. Data WHO tentang
Covid-19 di Indonesia, menyebutkan bahwa transmisi yang terjadi di Indonesia adalah
melalui Community transmission. Community transmission atau transmisi komunitas adalah
kondisi penyebaran penyakit yang sudah tidak bisa lagi dilacak dari mana sumber
penularannya. Hal ini menyebabkan lebih sulitnya mengantisipasi penularan virus, sehingga
upaya pencegahan Covid-19 harus dilaksanakan dengan lebih ketat (Chu et al., 2020; WHO,
2020).
Di lain sisi, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. DBD adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. DBD merupakan hal yang masih harus kita antisipasi
terutama saat musim penghujan. Hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya tempat-
tempat perkembangbiakan nyamuk karena meningkatnya curah hujan. DBD adalah salah
satu penyakit dengan angka kejadian tertinggi Jawa Tengah. Salah satu kota penyumbang
jumlah paling besar adalah Kota Semarang. Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat
hingga Juni 2020, sudah ada 262 kasus DBD dengan 3 meninggal, dengan insidensi rate
tertinggi di Kecamatan Mijen dan Tembalang (Harapan et al., 2019; Wanti et al., 2019;
Taniansyah et al., 2020; Kementrian Kesehatan, 2016; BPS Kota Semarang, 2019; DKK
Semarang, 2020).
Strategi untuk menekan kasus ini adalah melalui program Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu: Menguras tempat penampungan air, Menutup
rapat-rapat tempat penampungan air, Mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi
untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk.dan Plus bentuk kegiatan pencegahan seperti:
Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan;
Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; Menggunakan kelambu saat tidur;
Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; Menanam tanaman pengusir nyamuk, Mengatur
cahaya dan ventilasi dalam rumah; Menghindari
kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah. Dinkes Kota Semarang juga terus
berupaya menekan angka kejadian DBD melalui penyediaan Gasurkes (Petugas Surveilans
Kesehatan), meningkatkan program Sicentik (siswa cari jentik) dan Satu Rumah Satu
Jumantik, serta bekerja sama lintas sektor untuk rutin mengadakan PJN (Pemantauan Jentik
Nyamuk) secara serentak setiap seminggu sekali (Pratamawati, 2012; Endang Puji and Ipa,
2013; Taniansyah et al., 2020).
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan pemantauan jentik nyamuk (PJN) dengan vektor
demam berdarah dengue (DBD) di RW 03 Bangetayu Kulon
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan kegiatan PJN, warga RW 03 Bangetayu Kulon dapat:
a. Untuk memastikan bahwa setiap rumah bebas dari jentik nyamuk yang menjadi
sarang penyakit
b. Untuk menurunkan populasi nyamuk dan memberantas sarang nyamuk
c. Untuk menyadarkan masyarakat bahwa ini adalah kesehatan pribadi dan menjaga
kebersihan lingkungan
d. Untuk mengantisipasi wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan penularan
III. Metode Pelaksanaan
1. Metode
Demontrasi
2. Media
Senter
3. Waktu
Hari/Tanggal: Rabu, 13 September 2023
4. Pukul: 19.00 – Selesai
5. Tempat
Rumah ibu Siti (Ketua PKK)
IV. Sasaran dan Target
1. Sasaran : Masyarakat RW 03 Bangetayu Kulon
2. Target : Warga RW III Bangetayu Kulon
3. Setting
Keterangan:
1 2 1. Petugas
2. Peserta (warga)
V. Susunan Acara
Langkah- Kegiatan
No Waktu Kegiatan Sasaran Media
Langkah Penyuluh
1 Pendahuluan 5 Pengarahan dari a. Menjawab
Menit ketua kegiatan salam
b. Mendengarkan
c. Perkenalan
2 Proses 10 Berlangsungnya cek a. Pemeriksaan PJN Senter
Pemeriksaan Menit PJN
PJN
3 Evaluasi 5 Mengevaluasi hasil a. Memperhatikan
Menit kegiatan yang telah b. Memberi
dilakukan tanggapan

VI. Evaluasi Kegiatan


a. Evaluasi Struktur
 Tersusunnya perlengkapan Cek PJN
 Kegiatan Cek PJN dilaksanakan pada hari Rabu.
 Semua warga RW 03 Bangetayu Kulon.
b. Evaluasi Proses
 Kegiatan pemeriksaan PJN berjalan dengan lancar
 Warga sangat antusias dengan kedatangan kita di rumah nya
c. Evaluasi Hasil
 80%. mahasiswa dan warga dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang
ada di Kelurahan Bangetayu Kulon
 85% warga antusias melakukan pengecekan PJN

Anda mungkin juga menyukai