Anda di halaman 1dari 6

(A) Nama : Arif Fadhillah Siregar

NPM : 110110220097
(B) 1. Menurut Mochtar Kusumaatmadja hukum internasional adalah “Keseluruhan
kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi
batas negara (Hubungan Nasional) yang bukan bersifat perdata.1 Secara tidak
langsung hukum internasional adalah hukum yang mengatur dan harus ditaati oleh
seluruh negara guna mencapai tujuan bersama yaitu keadilan bagi seluruh negara
yang ada didunia ini. Hukum internasional juga termaksud suatu hukum dan
argumen yang paling kuat untuk menandakan adanya hukum internasional ini adalah
dimana anggota masyarakat mengakui adanya serangkaian perturan yang mengikat
sebagai hukum dan setiap negara juga mengakui adanya hukum international yang
mengatur hubungan antar negara tersebut.
“International Law Is Practised On A Daily Bais In The Foreigns Offices, National
Courts, and Other Governmental Organs Of States”2
Yang artinya Hukum internasional juga biasa dipraktikkan didalam kantor luar negeri,
pengadilan nasional, dan organ pemerintah negara serta dalam organisasi
internasional. Organisasi atau lembaga yang ada di setiap secara tidak langsung
mengikuti dan terikat dengan peraturan yang berlaku secara international yang
dimana seluruh lembaga atau organisasi akan bertindak sesuai dengan hukum yang
ada dan berusaha mengklaim atau menjatuhkan dakwaan kepada negara lain apabila
telah pelanggaran tersebut diatur didalam hukum international. Biasanya kantr luar
negeri akan memberikan nasehat tentang masalah hukum internasional dan
membantu penyusunan perjanjian internasional. Pengadilan sosial juga berkaitan
dengan substansial hukum international, makna kejahatan perang international dan
dampak kepada hukum domestik. Secara tidak langsung setiap organisasi atau
lembaga dalam menjalankan/melaksanakan tugasnya guna mencapai tujuan negara
juga tunduk atau patuh terhadap hukum yang berlaku secara internasional baik
secara sadar maupun tidak sadar.
“It is a fact the utmost signifi cance that states-still the most important of the
subjects of intenational law”3
Dari kata diatas, bahwasannya emang seluruh negara didunia ini tidak mengklaim
dirinya dalam hukum internasional, namun setiap negara pasti menaati dan menuruti
hukum yang berlaku secara internasional. Yang dimana dapat dibuktikkan banyak
negara yang menaati hukum internasional tersebut dan apabila ada suatu negara
yang melakukan pelanggaran yang dianggap melanggar norma hukum biasanya
negara tersebut akan membenarkan tindakan mereka dalam istilah hukum sehingga
tindakan pelanggaran tersebut dapat dibenarkan secara internasoinal. Dari sini dapar

1
Mahendra Putra Kurnia, “International Law; An Ontological Review”, 4:2 RISALAH HUKUM Fakultas Hukum
Unmul ISSN 021-969X
2
Martin Dixon, Text Book On International Law, Cambridge: Online Resource Centre, 2013, hlm. 4-5.
3
Martin Dixon, Text Book On International Law, Cambridge: Online Resource Centre, 2013, hlm. 5.
disimpulkan bahwasannya, negara mengikuti hukum internasional bukan sekedar
pilihan atau kewajiban saja, melainkan berupa kewajiba bagi seluruh negara didunia
ini.
“International law is that the overwhelming majority of international legal rules are
consistently obeyed”4
Hukum internasional juga merupakan hukum yang objek dari hukum itu sendiri
sangat besar, yang dimana hukum ini mengatur seluruh negara yang ada di dunia ini
guna mencapainya keadilan tanpa memetingkan kepentingan negara tertentu. Dalam
kurun waktu tertentu, pasti ada saja pelanggaran yang dilakukan oleh suatu negara
yang melanggar hukum internasional tersebut. Namun, pelanggaran tersebut pasti
jarang atau hanya sesekali dilakukan oleh suatu negara apabila dibandingkan dengan
seluruh negara di dunia ini yang mematuhi hukum internasional tersebut. Didalam
hukum atau sebuah peraturan pasti ada saja yang melanggar, namun dibalik itu juga
banyak orang atau manusia yang mematuhi peraturan tersebut guna mencapai
tujuan bersama. Secara tidak langsung,ini menandakan keberadaan hukum
internasional didunia ini. Baik berupa ketaatan atau pelanggaran suatu negara
terhadap hukum internasional tersebut.
Hukum internasional juga memiliki fungsi untuk menyelasaikan pertanyaan atau
perkara yang bertentangan dengan fakta dan hukum. Hukum internasional juga
memiliki kedudukan yang sama dengan hukum nasional. Namun, apabila
dibandingkan secara penegakan hukum antara hukum internasional dengan hukum
nasional bisa dibilang hukum internasional “lebih lemah” dikarenakan objek hukum
internasional itu sendiri lebih banyak dan dalam pendekatannya juga kurang
terorganisir terhadap masalah ajudikasi dan penegakan hukum tersebut. Namun, ada
beberapa hal yang diatur didalam hukum nasional juga diatur didalam hukum
interanasional salah satunya adalah hukum hak asasi manusia. Hukum internasional
juga termaksud hukum yang harus diterima dan ditegakkan secara sukarela dan sifat
hukum ini juga mengikat negara-negara yang ada didunia dan mewajibkan negara
tersebut untuk melakukan suatu hal.
“Hart argued,law derives its streght from acceptance by society that its rule are
binding, not from its enforceability, then international law is law”5
Dari argumen Hart ini menyampaikan bahwasannya hukum itu berasal dari
penerimaan Masyarakat dan aturan mengikat Masyarakat tersebut, bukan dari
kemampuan hukum itu ditegakkan. Secara penegakkan memang hukum nasional
lebih besar dikarenakan objeknya hanya satu negara dan sudah ada lembaga yang
akan mengadili pelanggaran tersebut seperti kepolisian, jaksa dan lain sebagainya.
Sedangkan hukum internasional ini sangat luas objeknya dan tidak ada juga sanksi
yang mudah pelanggarannya atau pelanggarannya susah untuk dilakukan atau
pelanggaran yang sudah sangat parah dan dikecam juga dapat merugikan negara-

4
Martin Dixon, Text Book On International Law, Cambridge: Online Resource Centre, 2013, hlm. 5
5
Anthony Aust, Handbook Of International Law, Cambridge:eBook (Dawsonera) , 2010, hlm. 3-4
negara lainnya apabila suatu negara melakukan pelanggaran tersebut. Sehingga
apabila suatu negara ada yang mengabaikan hukum internasional dan terlihat oleh
negara lain akan memungkinkan negara lain juga melakukan pelanggaran tersebut
yang akhirnya akan menimbulkan kekacauan secara internasional. Salah satu alasan
keberadaan hukum internasional adalah adanya hubungan antara negara harus
diatur oleh prinsip-prinsip dan aturan yang umum.
Hukum internasional juga merupakan hukum yang mengatur kepentingan negara-
negara yang ada didunia ini agar tidak terjadinya kekacauan dan perselisihan dalam
mencapai tujuan dari negara masing-masing.
Hukum internasional juga dapt dibuktikkan melalui tiga syarat berdasarkan pendapat
Austin, Yaitu:6
1. Adanya aturan hukum
:dapat kita temukan dengan dengan mudah yaitu aturan hukum
internasional, seperti Konvensi Hukum Laut PBB 1982, Konvensi mengennai
hubungab diplomatik dan konsuler, Berbagai konvensi tentang HAM, tentang
perdagangan internasional dan lain sebagainya
2. Adanya Masyarakat
:Masyarakat didalam ruang lingkup hukum internasional dapat kita temukan
yaitu negara-negara dalam lingkup bilateral, trilateral, regional maupun
universal.
3. Adanya jaminan pelaknsaan
:Dalam pelaksanaan hukum internasional dapat kita lihat berupa sanksi yang
datang dari negara lain, organisasi internasional ataupun pengadilan
internasional tterhadap negara yang melakukan hukum internasional. Sanski
tersebut dapat berbentuk berupa permintaan maaf (satisfaction), ganti rugi
(compensation/pecuniary), serta pemulihan keadaan (repartition), dan ada
juga sanksi berupa pemutusan hubungan diplomatic, pembalasan, hingga ke
perang

2. Dalam hukum internasional ada beberapa teori yang mengakibatkan suatu negara
dapat terikat dengan kaidah hukum tersebut.

1. Teori Hukum Alam

: Teori hukum alam adalah teori ideal yang didasarkan pada hakikat manusia sebagai
makhluk yang berakal dan dapat berpikir atau teori hukum ala mini juga menjelaskan
bagaimana hubungan antara manusia dengan alam. Tokoh didalan hukum ala ini
adalah Cicero, Thomas Aquinas, Hugo Grotius, Thomas Hobbes dan Jeremy Bethan.
Pada teori hukum alam menurut Cicero bahwasannya hukum alam memliki sifat
Universal, Tidak berubah, Abadi dan memiliki sifat mengikat antara satu negara

6
Sefriani, “Ketaatan Masyarakat Internasiona terhadap Hukum Internasional dalam Perspektif Filsafat Hukum”,
3:18 JURNAL HUKUM
dengan negara lainnya. Hukum alam juga mempercayai bahwasannya tuhan yang
maha esa adalah pembuat sekaligus penegak dari hukum tersebut. Teori hukum ala
mini bisa dibilang teori yang sangat dekat dengan agama dan itulah yang menjadi
alasan mengapa teori ini dianut oleh seluruh negara yang ada didunia ini.

Teori hukum alam juga merupakan teori yang tertua dan memiliki pengaruh yang
besar atas hukum internasional ini. 7 Negara-negara yang ada didunia ini dalam
hubungan menganggap hukum internasional ini sebagai bagian dari hukum tertinggi
sekaligus hukum tertua yaitu hukum alam, sebab itulah banyak negara yang
mengikatkan negaranya terhadap hukum internasional.

2. Teori Positif

:salah satu alasan munculnya teori positif dikarenakan kurangnya pengalaman pada
teori hukum alam dalam Pembangunan hukum. Sedangkan teori hukum positif ini
adalah sebuah teori yang menganut hukum yang dibuat oleh manusia yang berlaku
disuatu negara, hukum positif ini juga berlaku diberbagai negara karena yang
membuat hukum tersebut adalah manusia itu sendiri. Sebagaimana yang
dianugrahkan atau diberikan oleh tuhan kepada manusia yaitu akal yang dapat
digunakan untuk berpikir sehingga dapat memunculkan aturan atau hukum guna
mencapai kepentingan masyarakat. Hukum positif ini juga akan selalu berkembang
dan beriringan dengan perkembangan manusia juga. Hukum positif merupakan suatu
kepastian hukum disuatu negara dan suatu kepastian hukum akan membawa
manusia kepada keadilan.

3.Teori kehendak

:berdasarkan Sejarah, negara tidak dapat hidup sendiri terutama negara yang masih
kecil atau masih baru merdeka, karena tidak akan eksis dan tidak akan dipandang
oleh negara lain. Karena itulah dibutuhkan kehendak negara dalam melakukan
kerjasama dengan negara lainnya guna membangun negara dan memudahkan dalam
Pembangunan negara tersebut. Namun, hal ini tidak akan tercapai tanpa adanya
kehendak oleh negara itu sendiri karena pada hakikatnya hukum internasional
mengikat atas keinginan atau kehendak negara itu sendiri. Pada hakikatnya teori
kehendak ini memandang hukum internasional sebagai hukum perjanjian antara
negara-negara8

4.Teori Kehendak Bersama

:Teori kehendak bersama adalah teori yang menjelaskan bahwasannya hukum


interasional bersifat mengikat karena ada kehendak bersama yang lebih penting dari
kehendak masing-masing. Negara yang ada di dunia ini harus tunduk dan patuh

7
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Alumni, 2015, hlm. 47
8
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Alumni, 2015, hlm. 50-
51
sekaligus taat pada hukum internasional untuk mengedepankan kepentingan
bersama. Dalam tindakan suatu negara juga tidaak boleh negara lainnya. Adapun
dasar hukum internasional adalah objektif atau logis dan kebutuhan Masyarakat
internasional karena pada dasarnya hukum tersebut dibuat untuk kebutuhan kita
bersama

5.Teori Mazhab Wina

:Teori mazhab wina ini menjelaskan bahwsannya hukum internasional itu bersifat
mengikat berdasarkan kaidah yang sifatnya mendasar (grundnorm) dan tidap dapat
diterangkan secara hukum, dapat dikatakan sebagai suatu dasar yang sangat
fundamental didalam hukum internasional sehingga dapat membuat negara-negara
taat dan patuh terhadap hukum intersaional tersebut. Sebagai contoh anak yang
ingin sukse harus sekolah dari SD hingga lulus SMA, begitu juga dengan negara
apabila ingin mencapai ketertiban harus menaati peraturan yang sudah menjadi
dasar dalam hukum internasional dan terikat dengan perjanjian. Dengan kata lain,
suatu negara akan tunduk pada hukum internasional jika adanya suatu hukum atau
norma yang sudah ada terlebih dahulu 9sehingga bukan kehendak suatu negara yang
menentukan melainkan dasar tersebutlah yang mengikat negara ke dalamm hukum
internasional

6. Teori Fait Social

:teori ini menjelaskan bahwasannya hukum internasional mengikat karena


Masyarakat sebagai makhluk sosial yang memiliki keinginan untu berinteraksi satu
sama lain, begitu juga negara secara tidak langsung antara satu negara dengan
negara lainnya saling membutuhkan interaksi dikarenakan dalam menajalnkan
negara tersebut terdapat manusia yang memiliki jiwa sosial untuk selalu berinteraksi.

7.Teori Kontemporer Internasional

:Teori kontempore internasional terbagi menjadi 4 bagian yaitu :

1. New haven school


 Teori hukum ini tidak lebih dari suatu proses pembentukan keputusan yang
merupakan salah satu elemen yang memberikan kontribusi penyelesaian
persoalan internasional. Hukum internasional juga merupakan sebuah proses
dan bersatunya kebijakan-kebijakan negara untuk mencapai kedamaian dan
keamanan secara internasional. Pada teori ini lebih mengedepankan untuk
melihat dinamika internasional
2. New Streal/CLS

9
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Alumni, 2015, hlm. 51
 Teori huku yang mengharuskan hukum bersifat rasional, objektif dan
ditentukan oleh kepentingan yang sangat Inherent. Dalam teori ini juga
mengedepankan kepentingan seluruh negara tidak hanya pada negara
kapitalis saja.
3. Critic Of The South
 Teori ini muncul dari negara-negara yang telah berkembang di sebelah
Selatan, yang diaman panndangan dari Selatan ini harus dipertimbangkan dan
diadopsi untuk menciptakan keseimbangan dalam melahirkna tatanan hukum
dunia baru
4. Feminit International Legas Studies
 Teori ini mengkaji hukum internasional atas dasar universal yang
mengakibatkan peran laki-laki dan Perempuan seimbang. Teori ini juga
menciptakan persamaan antara laki-laki dan Perempuan dalam menentukan
perannya atau mau menjadi apa (cita-cita) tanpa mementingkan gender
mereka guna mencapai keseimbangan tersebut.

(C) Daftar Pustaka


1. Dixon,Martin. Text Book On International. Cambridge: Online Respurce Centre,
2013.
2. Aust, Anthony, Handbook Of International Law, Cambridge: eBook (Dawsonera),
2010.
3. Putra Kurnia, Mahendra. “International Law; An Ontological Review” RISALAH
HUKUM Fakultas Hukum Unmul. 3 September 2023. https://e-
journal.fh.unmul.ac.id/index.php/risalah/article/download/262/167.
4. Kusumaatmadja, Mochtar dan Etty R. Agoes. Pengantar Hukum Internasional.
Bandung: Alumni, 2015.

Anda mungkin juga menyukai