Bab 2
Bab 2
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
dalam satu disiplin ilmu, terpadu antar mata pelajaran serta terpadu dalam dan
kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara
1
Sukma, Hery. PPPPTK IPA, Kebijakan Dan Program P4TK IPA Dalam Peningkatan Mutu
pendidikan dan Teaga kependidikan IPA. (2001), h. 24.
2
Forgaty, R. The Mindful School: How To Integrate The Curicula. Palatine:IRI/Skylight
Publishing, Inc. (2017), h. 12.
12
holistik. Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan
beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran
dan memiliki beberapa ciri: “(a) berpusat pada siswa (student centered); (b)
pokok bahasan dalam satu disiplin atau antar disiplin ilmu bersifat holistik,
langsung dan membedakannya dengan konsep lain yang sudah dipahami yang
(a) holistik, yaitu suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus untuk
memahami suatu peristiwa dari beberapa sisi; (b) bermakna yaitu
keterkaitan antara konsep yang dipelajari dan diharapkan mampu
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (c) aktif yaitu siswa terlibat
aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat memotivasi anak
dalam belajar.6
IPA adalah menata lingkungan agar siswa termotivasi dalam menggali makna
6
Depdiknas. Panduan Pengembangan Pembelajaran..., h. 82
yang berbeda terahadap lingkugan tergantung pada pengalamannya dan
2. Literasi Sains
Literasi sains (Science literacy) berasal dari kata latin yaitu literatus
yang artinya huruf, mengetahui huruf atau berpendidikan dan scientia yang
artinya memiliki pengetahuan. Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy
istilah sains berasal dari bahasa Inggris Science yang bearti ilmu pengetahuan.
Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
7
Slavin. R.E. teories and practice. Fourt edition massachussets : allyn and bacon
publishers. ( Educational Psychology : 2.1, 1994), h. 2-3.
8
Echols dan Shadily. Kamus bahasa inggris-indonesia Indonesia-inggris.( Jakarta :
Gramedia 1993), h. 219.
sekelompok pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang diperoleh
Paul de Hart Hurt dari Stamford University yang menyatakan bahwa Scientific
tentang alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas
manusia.9
Literasi sains dapat diartikan sebagai pemahaman atas sains dan aplikasinya
bagi kebutuhan masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa Literasi sains itu
keputusan dengan pengetahuan yang dimilikinya, serta turut terlibat dalam hal
9
Toharuddin, et. Al. Membangun Literasi Sains Peserta Didik, (Bandung : Humaniora,
2011). h. 88-89.
keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap
alam melalui aktivitas manusia. Definisi literasi sains ini memandang literasi
pengetahuan sains, melainkan lebih dari itu. PISA juga menilai pemahaman
intelektual dan budaya, serta keinginan untuk terlibat dalam isu-isu terkait
pada usia 15 tahun bagi semua siswa, apakah meneruskan belajar sains atau
tidak setelah itu. Berpikir ilmiah merupakan tuntutan warga negara, bukan
10
OECD. PISA 2012. Assesing,Scientific, Roading, and MathemathicalLiteracy.OECD
Publishing (2006), h. 110.
Literasi sains sangat penting untuk dikuasai oleh peserta didik dalam
kesehatan, ekonomi, dan masalah masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat
didik dapat mampu membangun dirinya untuk belajar lebih lanjut dan hidup
sehingga peserta didik dapat berguna bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya.11
peserta didik untuk belajar di sekolah lebih lanjut. Dan kedua adalah
dan teknologi. Dari berbagai pendapat para ahli tentang literasi sains,
didik, yang mana literasi sains ini bersifat fundamental yang harus dikuasai
oleh semua pihak dalam hal ini guru, siswa dan stakeholder lainnya yang
dalam memahami sains dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari guna
kehidupan nyata.13 “Hal ini senada dengan PISA yang menetapkan tiga
a. Aspek konteks
kehidupan umum yang lebih luas dan tidak terbatas pada kehidupan di
sekolah saja. Butir-butir soal pada penilaian PISA berfokus pada situasi
sains dalam seting personal, sosial dan global, yaitu: (1) kesehatan; (2)
sumber daya alam; (3) mutu lingkungan; (4) bahaya; (5) perkembangan
b. Aspek konten
dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. Dalam kaitan ini PISA
c. Aspek kompetensi/proses
bahwa proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika
atau tidak dapat dijawab oleh sains, mengenal bukti apa yang diperlukan
d. Aspek sikap
sains tidak hanya kecakapan dalam sains, juga bagaimana sifat mereka
diorganisasi oleh dan terkait dengan pengetahuan yang telah ada yang
lalunya. Konsep lama hanya dapat dipindahkan ketika pelajar terlibat dalam
situasi masalah di mana makna yang dibangun oleh sendiri mereka tidak
dan lingkungannya.18
peserta didik. Selain itu, aspek sikap ilmiah sebagai domain keempat dalam
rasa ingin tahu siswa terhadap isu sains dan teknologi yang ada di lingkungan
melalui tahap penggalian isu-isu sains dan teknologi. Kedua, pada tahap
eksperimen siswa juga diarahkan untuk melaporkan apa yang terjadi secara
indikator respek terhadap fakta atau bukti pada aspek sikap ilmiah. Ketiga,
siswa juga diarahkan untuk siap mengubah pandangan ketika ada bukti-bukti
18
Gusfarenie, Dwi. "Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
(STM)." EDU_BIO| Jurnal Pendidikan Biologi, 4. (2013), h. 79.
Hasil penelitian Harms dan Yager dalam Iskandar menunjukkan bahwa
19
Poedjiadi Anna. Sains Teknologi Masyarakat, Model Pembelajaran Kontekstual
Bermuatan Nilai. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005). h. 87
a. Fase invitasi
yang ingin diketahui dari fenomena alam yang ada dan terkait dengan isu-isu
kejadian-kejadian sehari-hari yang tidak sejalan dengan sains. Dari semua itu
Atau paling tidak mengaitkannya dengan pokok bahasan yang relevan yang
b. Fase eksplorasi
invitasi. Untuk itu siswa dibimbing dalam hal urun pendapat, mencari
data, hingga merumuskan kesimpulan. Dalam hal ini guru dituntut untuk
c. Fase eksplanasi
Pada fase ini peran guru agak berbeda dengan perannya pada dua fase
sebelumnya. Pada fase ini peran guru lebih dominan. Guru mengelaborasi
hasil kegiatan siswa pada fase invitasi dan eksplorasi. Untuk itu, sambil tetap
pengetahuan dan keterampilan kedalam masalah baru yang relevan. Pada fase
ini juga hasil belajar pada ranah koneksi dikembangkan. Siswa dibimbing
aspek-aspek yang terdapat pada disiplin ilmu dan realitas yang lain. 20
B. Penelitian Relevan
dilakukan terkait dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, dan adapun
beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan dapat
tertentu yang memiliki kesamaan dalam penelitian ini yaitu terletak pada bidang
kajiannya yang membahas tentang model pembelajaran STM dan literasi sains.
rumusan masalah yang diteliti dalam proposal penelitian ini berbeda dengan
C. Kerangka Berpikir
pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk belajar. Dengan metode yang
biasa-biasa saja tentunya siswa akan merasa bosan , sehingga hasil belajar dan
literasi sains siswa akan rendah. Oleh karena itu, didalam penelitian ini peneliti
tersebut.