Anda di halaman 1dari 4

BAB VIII (Kewajian dan Hak Tenaga Kerja) Pasal 12 UU No.

1 Tahun 1970 tentang


Keselamatan Kerja
Diatur mengenai kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk :
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli
keselamatan kerja
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan kesehatan
kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali
dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang
masih dapat dipertanggung-jawabkan
Risk, Danger, dan Hazard
1. Hazard
Menurut CCOHS (Canadian Center For Occupatinal Health and Safety) hazard
merupakan setiap sumber potensi kerusakan, bahaya, atau efek kesehatan yang
merugikan pada sesuatu atau seseorang. Pada dasarnya, bahaya adalah potensi atau efek
yang merugikan (misalnya, terhadap manusia sebagai efek kesehatan).
Contoh bahaya dan dampaknya.
Bahaya di tempat kerja yang diakibatkan benda, contoh bahaya pisau kerusakannya
terpotong/teriris.
Hazard disebut juga potensi bahaya, ialah suatu keadaan yang memungkinkan
atau dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan atau kerugian berupa cedera, penyakit,
atau kerusakan benda dan lingkungan sekitar Hazard/bahaya di tempat kerja juga
mencakup praktik atau kondisi yang melepaskan energi yang tidak terkendali seperti:
- Benda yang dapat jatuh dari ketinggian (energi potensial)
- Reaksi kimia (energi kimia)
- Pelepasan gas (tekanan; suhu tinggi)
- Ketertarikan rambut atau pakaian dalam peralatan yang berputar (energi kinetik)
- Kontak dengan elektroda baterai (energi listrik)
Selama ada tindakan pengendalian, bahaya (hazard) terhadap keselamatan tidak perlu
mengarah ke bahaya (danger) yang sebenarnya.
2. Risk / Risiko
Risiko adalah peluang atau probabilitas bahwa seseorang akan dirugikan atau
mengalami efek kesehatan yang merugikan jika terkena bahaya. Misalnya: risiko
terkena kanker akibat merokok dapat dinyatakan sebagai: “perokok sigaret 12 kali lebih
mungkin meninggal karena kanker paru-paru daripada bukan perokok”.
Risiko ini dinyatakan sebagai kemungkinan atau kemungkinan berkembangnya
penyakit atau cedera. Faktor yang mempengaruhi tingkat atau kemungkinan risiko:
- Sifat paparan : seberapa banyak seseorang terpapar hal atau kondisi berbahaya
- Bagaimana orang tersebut terpapar (menghirup udara, kontak kulit)
- Keparahan efeknya (Misalnya satu zat dapat menyebabkan kanker kulit, sementara
zat lain dapat menyebabkan iritasi kulit).
Selama bahaya telah diidentifikasi dan ada kontrol untuk melindungi kita dari risiko
yang teridentifikasi, (danger) bahaya tidak ada.
3. Danger
Bahaya menurut Cambridge English Dictionary, didefinisikan sebagai risiko
seseorang terluka atau sekarat. Danger disebut juga tingkat bahaya, merupakan
ungkapan adanya potensi bahaya secara relatif, kondisi berbahaya mungkin saja ada,
akan tetapi dapat menjadi tidak bergitu berbahaya karena telah dilakukan beberapa
tindakan pencegahan atau antisipasi.
Kategori Tanggung Jawab Atas K3
1. Pemilik Usaha
Secara keseluruhan, pemilik usaha atau pengusaha yang bertanggung jawab atas
keselamatan semua orang yang bekerja di perusahaannya. Sehingga salah satu elemen
sistem keselamatan dan kesehatan kerja yakni adanya komitmen secara tertulis dan
ditandatangani oleh direktur atau pemilik usaha.
2. Pengurus
Pengurus atau manajemen perusahaan adalah orang yang diserahi tugas untuk
mengelola usaha, memastikan perusahaan berjalan sesuai dengan pemilik usaha.
Termasuk mengupayakan keselamatan aset perusahaan (manusia dan properti).
3. Petugas keamanan
Petugas K3 atau Safety officer di perusahaan bertanggung jawab membantu
pengurus dalam menerapkan K3. Jadi secara teknis, safety officer membantu pengurus
dalam mengidentifikasi potensi-potensi bahaya yang ada di perusahaan, identifikasi
regulasi dan standar K3 yang perlu dipenuhi, dan memberikan saran-saran perbaikan
yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
4. Pekerja
Pelaksana kerja adalah objek dalam penerapan K3. Mereka memilki kewajiban
dan juga hak dalam penerapan K3.
Pengendalian Risiko/Bahaya K3
Hierarki Pengendalian Risiko/Bahaya K3

Pengendalian risiko/bahaya dengan cara eliminasi memiliki tingkat keefektifan,


kehandalan, dan proteksi tertinggi diantara pengendalian lainnya.
Eliminasi Eliminasi Sumber Bahaya Tempat Kerja/Pekerjaan
Substitusi Subtitusi alat/mesin/bahan Aman Mengurangi Bahaya
Perancangan Modifikasi / Perancangan alat / mesin
/ tempat kerja yang lebih aman
Administrasi Prosedur, aturan, pelatihan, durasi Tenaga kerja aman
kerja, tanda bahaya, rambu, poster, mengurangi paparan
label
APD Alat perlindungan diri tenaga kerja

Langkah pengelolaan risiko


Identifikasi bahaya (Adakah peraturan/standar yang harus diidentifikasi) → Identifikasi bahaya
→menetapkan pengendalian → menerapkan pengendalian → pemantauan dan tinjauan
Perlunya analisis kecelakaan kerja
Tujuan dari analisis kecelakaan adalah untuk mengumpulkan data/informasi sebagai bahan
analisis untuk menentukan penyebab kecelakaan, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan
pada kecelakaan yang serupa. Selain itu juga untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi
dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan kecelakaan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai