Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rafilah Azmi Paputungan, S.Tr.

Keb
Instansi : UPTD Puskesmas Motoboi Kecil
Gelombang : II
Angktan : VI / Indonesia Jaya

“Membangun Komitmen Kolaborasi Dalam Rangka Mencapai Tujuan Instansi”

Kolaborasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kolaborasi adalah proses bekerja sama
untuk menelurkan gagasan atau ide dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju
visi bersama. Makna kolaboratif terkait erat dengan semangat kerja sama yang memberi nilai
tambah bagi organisasi dan memberi ruang kepada berbagai pihak untuk berkontribusi. Untuk
hal kolaborasi dengan teman-teman dalam mencapai tujuann organisasi dalam hal ini adalah
tujuan dari puskesmas. Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak
harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita.
Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi bersama akan dapat menghasilkan nilai
tambah, dan mempercepat mencapai tujuan bersama.
Banyak sekali kolaborasi yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi di puskesmas
sebagai contoh saya sebagai bidan yang ditunjuk oleh bidan coordinator untuk mencatat kohort
ibu hamil berkolaborasi dengan bidan pustu untuk mengisi kohort tersebut dengan lengkap agar
apabila ada pemeriksaan dari dinas kesehatan semua sudah terisi. Begitu juga dengan kolaborasi
yang kami lakukan antar sejawat dalam hal pelayanan untuk mencapai tujuan organisasi yaitu
saat menolong persalinan maupun saat pelayanan anc terapi yang diberikan bisa di kolaborasikan
dan hal itu tidak hanya dilakukan oleh sesama bidan tetapi bisa bidan dengan dokter.
Kolaborasi sendiri ada karakteristik yaitu yang pertama adalah proses. Saya mengabil
contoh saat ini kami akan melakukan akreditasi puskesmas yang akan melalui beberapa proses
yang melibatkan banyak pihak di puskesmas, ada bidan, dokter, perawat, kepegawaian, loket,
laboratorium, perawat gigi, gizi dan banyak lagi. Kita perlu melakukan interkasi agar bisa
mencapai hasil sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuan dari puskesmas sendiri dan harus
saling melengkapi dengan begitu akan terjai juga proses social di dalamnya.
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien atau klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan
kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing
bertanggung jawab pada pekerjaannya. Dalam konteks kerja dan organisasi sebuah institusi
kesehatan dijalankan oleh tim multiprofesional dimana menangani berbagai macam prosedur
pelayanan pasien. Dalam hal ini, tim terdiri dari berbagai macam profesi dimana bertanggung
jawab atas tugas dan kewajiban yang berbeda pula. Etika kerja yang kolaboratif dapat
menciptakan suasana damai di tempat kerja. Aspek budaya integritas terfokus pada cara
pengembangan kepribadian dalam integritas dan etika untuk menciptakan keutuhan kualitas diri
dengan karakter moral yang konsisten terhadap kejujuran dan etika, termasuk kemampuan untuk
membentengi diri dari segala macam godaan yang berpotensi mendorong diri pada tingkah laku
tidak terpuji.
Kolaborasi interprofesi adalah kerjasama antar profesi kesehatan dari latar belakang
profesi yang berbeda denganpasien dan keluarga pasien untuk memberikan kualitas pelayanan
yang terbaik. Kolaborasi interprofesi yang baik dapat menurunkan angka mortalitas, angka
komplikasi, lama rawat di rumah sakit, durasi pengobatan, serta mengurangi biaya perawatan,
meningkatkan kepuasan pasien dan tim profesi kesehatan, mengurangi ketegangan dan konflik
diantara tim kesehatan. Hubungan kolaborasi dalam pelayanan kesehatan melibatkan sejumlah
tenaga profesi kesehatan dan tentunya dalam melakukan kolaborasi tersebut terdapat perbedaan
pendapat antar tenaga kesehatan. Komunikasi dalam kolaborasi merupakan unsur penting untuk
meningkatkan kualitas perawatan dan keselamatan pasien, karena dapat melibatkan tumpang
tindih terjadinya konflik interprofessional dan juga keterlambatan pemeriksaan jika terdapat
salah komunikasi dalam kolaborasi tenaga kesehatan.
Contoh lain dari kolaborasi kami sebagai ASN di puskesmas adalah kami bidan dan
petugas laboratorium, petugas laboratorium hanya pagi saja jadi tidak 1x24 jam seperti kami
bidan, tetapi kami telah diajri dari petugas laboratorium untuk melakukan pengambilan sampel
kepada pasien dan bagaimana cara menggunakan alat tersebut sehingga saat sore maupun malam
saat ada pasien yang harus kami periksa, kami tidak perlu lagi menunggu petugas lab untuk
mengambil sampel dan setelah hasil keluar kami tinggal berkosultasi ke dokter untuk
menanyakan hasil, terapi serta Tindakan yang akan diberikan oleh pasien. Dalam hal bidan dan
gizi juga demikian, dimana bidan dan gizi berkolaborasi mengenai kasus-kasus stunting di
wilayah kerja puskesmas kami. Pemeriksaan ibu yang akan menikah dan merencanakan
kehamilanpun demikian membutuhkan bidan, tenaga gizi, laboratorium, dokter gigi, maupun
dokter umum untuk melakukan pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai