Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

sejarah perkembangan tasawuf

Disusun oleh :

Meiliana sefira mukhtar (2031060367)

Dosen Pengampu :
Hj. Ida Firdaus, M.Pd.I

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2020 / 2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan piji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Mata kuliah “ Akhlak dan
Tasawuf” dengan tema “SEJARAH PERKEMBANGAN TASAWUF”.

Penyusunan ini untuk memenuhi nilai mata kuliah “Akhlak dan Tasawuf” dengan
tema “SEJARAH PERKEMBANGAN TASAWUF”. Isinya mengenai kebudayaan
hindu, persia, yunani, dan arab dari google scholer maupun journal yang terpecaya.
Terimakasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan saya materi.

Demikian yang saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya
sebagai penyusun dan para pembaca pada umumnya, saya mengharapkan saran dan
kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun, agar saya dapat membuat
makalah selanjutnya lebih baik lagi, saya ucapkan terima kasih.

Lampung Tengah April2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR................................................................................................ 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 4

1.1 LATAR
BELAKANG......................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN
MASALAH.................................................................................... 4
1.3 TUJUAN............................................................................................................
.....................................................4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 5

SEJARAH PERKEMBANGAN
TASAWUF...............................................................5
2.1 KEBUDAYAAN
HINDU................................................................................................5
2.2 KEBUDAYAAN
PERSIA...............................................................................................5
2.3 KEBUDAYAAN
YUNANI............................................................................................6
2.4 KEBUDAYAAN
ISLAM................................................................................................6

SEJARAH PADA MASA ISLAM .................................................................... 8


2.5 PADA MASA
SAHABAT ........................................................................... 9
2.6 PADA MASA
TABI’IN ............................................................................... 10
2.7 PADA MASA TABI’UY
TABI’IN.............................................................. 10

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 11

3.1 KESIMPULAN................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Konsep baik dan buruk merupakan suatu bentuk usaha dalam hal penentuan
akhlak seseorang atau dengan kata lain sebagai suatu bentuk pembanding
akhlak yang tumbuh pada jiwa seseorang.

Pada umumnya orang menilai akhlak sesorang dengan acuan baik atau
buruknya perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang.padahal ia belum tau
ukuran baik atau buruk yang seperti apa yang perlu dinilai.

Dengan semakin modernnya kehidupan sekarang cukup banyak


menghasilkan sisi negatif untuk pertumbuhan akhlak itu sendiri.Dengan
bertambahnya kedewasaan kehidupan ini bukannya semakin baik akhlaknya
justru semakin memperhatikan kondisi akhlaknya.

Pada dasarnya akhlak adalah modal utama seseorang untuk menjalankan


hidup ini.Tetapi dalam kenyataanya banyak orang yang mengesampingkan
akhlak dalam menjalani hidup ini.

Oleh karena itu sangat penting sekali konsep baik dan buruk kita ketahui agar
kita selalu terarah dalam menjalani kehidupan dengan berakhlak al karimah.
Sehingga tercapai apa yang kita inginkan yaitu mendapat ridho Allah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Sejarah kebudayaan Hindu?


2. Sejarah kebudayaan Persia?
3. Sejarah kebudayaan Yunani?
4. Arab sebelum islam?
5. Pada masa islam?

1.3 Tujuan
Setelah membaca materi ini, pembaca diharapkan mampu memahami:
1. Sejarah kebudayaan Hindu?
2. Sejarah kebudayaan Persia?
3. Sejarah kebudayaan Yunani?
4. Arab sebelum islam?
5. Pada masa islam?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN TASAWUF

Sejarah perkembangan tasawuf memunculkan pro kontra baik dari


kalangan muslim maupun dikalangan non muslim. Ada sebuah pertanyaan
dikalangan para pengkaji tasawuf, yaitu: Apakah tasawuf yang dikenal di dunia
Islam ketika ini murni bersumber dari ajaran Islam ata ada pengaruh-pengaruh
asing dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pertanyaan ini telah
menimbulkan pro dan kontra Sebagian mengatakan bahwa tasawuf tumbuh
karena terpengaruh oleh unsur-unsur budaya lain, seperti unsur Hindu Budha,
unsur Persia, unsur Yunani dan lainnya.

Untuk itu, kami akan memaparkan secara singkat unsur-unsur luar yang
mempengaruhi tumbuhnya tasawuf, khususnya dari para pengkaji yang
berpandangan demikian.

2.2 UNSUR HINDU

Tasawuf dan sistem kepercayaan agama Hindu memiliki persamaan


dalam cara beribadah. Darwis Al-Birawi mencatat adanya persamaan cara
ibadah dan mujahadah pada tasawuf dan ajaran Hindu.

Salah satu maqamat sufiyah, yaitu al-fana memiliki persamaan dengan


ajaran tentang nirwana dalam agama Hindu. Dalam ajaran Hinduisme ada
perintah untuk meninggalkan dunia dan mendekati Tuhan untuk mencapai
persatuan Aman dan Brahman.

Hartman Horten, juga mengklaim bahwa tasawuf Islam sangat diwamai


oleh ajaran Hindu disamping ajaran agama Mani. Maschi Nasrani), dan neo
platonisme. Klaim itu dilontarkannya pada tahun 1927 setelah dia mengkaji
pemikiran tasawuf Al Hallaj. Al-Bustamy dan Al Junaid.

Namun Qamar Kailani dlam ulasannya tentang asal usul tasawuf


menolak pendapat mereaka yang mengatakan tasawuf berasal dari agama Hindu
atau Budha. Menurutnya pendapat ini terlalu ekstrim, kalau dierima bahwa
ajaran tasawuf itu berasal dari Hindu-Budha di Mekkah. Padahal, sepanjang
sejarah belum ada keimpulan seperti itu.

2.3 UNSUR PERSIA

Dalam sejarah antara Arab dan Persia telah mempunyai hubungan sejak
lama dalam bidang politik, pemikiran, kemasyarakatan dan sastra. Tetapi belum
ditemukan argumentasi yang kuat yang menyatakan bahwa kehidupan rohani
Persia telah masuk ke tanah Arab. Yang jelas kehidupan kerohanian Arab masuk

5
ke Persia hingga orang-orang Persia itu terkenal sebagai ahli-ahli tasawuf.
Barangkali ada peramaan antara istilah zuhud di Arab dengan zuhud di dalam
agama Manu dan Mazdaq dan Hakikat Muhammad menyerupai pahum Harmur
(Tuhan Kebaikan) dalam agama Zarathusa.

2.4 UNSUR YUNANI

Kebudayaan Yunani, seperti filsafat telah masuk ke dunia Islam pada


akhir Daulah Amawiyah dan puncaknya pada masa Daulah Abbasiyah ketika
berlangsungnya kegiatan penerjemahan filsafat Yunani. Penerjemah-penerjemah
tersebut bukan saja dari kalangan Islam tetapi juga dari kalangan agama lain
seperti Yahudi dan Nashrani yang sebagian mereka pada saat itu bekerja sebagai
penerjemah atau dokter atau lainnya di Daulah Abbasiyah

Dengan kegiatan penerjemahan itu, banyak buku-buku filsafat,


disamping buku buku lainnya, yang dipelajari umat Islam. Ini dapat diartikan
sebagai periode pengenalan umat Islam pada metode berfikir yang filosofis.
Metode metode berfikir filsafat ini juga turut mempengaruhi pola fikir sebagian
orang Islam yang ingin berhubungan dengan Tuhan. Pada persoalan ini, boleh
jadi tasawuf terkena pengaruh Yunani adalah tasawuf yang diklasifikasikan
sebagai tasawuf yang bercorak filsafat.

Memang sulit dipungkiri bahwa dalam peradaban Islam terutama pada


masa dua dinasti diatas yakni ketika tengah berlangsungnya era penerjemahan,
telah masuk faham-faham yang bersumber pada filsafat Yunani, misalnya
filsafat mistiknya Pythagoras. Dalam filsafat mistiknya kita mendapati uraian
Phytagoras yang mengatakan bahwa roh manusia bersifat kekal dan berada di
dunia sebagai orang asing.

Jasmani merupakan penjara roh, kesenangan roh yang sebenamya berada


pada alam samawi, dan manusia harus membersihkan kesenangan roh itu dengan
meninggalkan materi, yaitu zuhud untuk selanjutnya berkontemplasi. Ajaran
Pythagoras untuk meninggalkan dunia dan berkontemplasi inilah menurut
pendapat sebagian orang mempengaruhi timbulnya ruhud dan sufisme dalam
Islam. Selain itu ada juga yang mengatakan jika masuknya filafat ke dunia Islam
melalui madzhab peripatetic dan Neo Platonisme.

2.5 UNSUR ARAB

Untuk melihat bagaimana tasawuf berasal dari dunia Islam, pelacakan


terhadap sejarah munculnya tasawuf dapat dijadikan dasar argumentasi
munculnya tasawuf didunia Islam. Untuk itulah, berikut ini diketengahkan
sejarah tumbuh dan berkembangnya didunia Islam. Namun mengingat kehadiran
Islam bermula dari dari daratan arab maka uraian tentang sejarah tasawuf ini pun
bermula dari tanah Arab.

Untuk melacak sejarah perkembangan tasawuf, tidak hanya


memperhatikan ketika tasawuf mulai dikaji sebagai ilmu, melainkan sejak

6
zaman Rosululloh. Memang pada masa Roululloh dan masa datangnya agama
Islam, istilah tasawuf itu belum ada. Akan tetapi tidak dapat disangkal lagi
bahwa hidup seperti yang digambarkan dalam kalangan ahli-ahli sufi itu sudah
ditemukan orang, baik pada diri Nabi Muhammad sendiri maupun pada din
sahabatnya. Sikap zuhud, misalnya, telah banyak ditananamkan oleh Rosululloh
dan para sahabatnya dalam keseharian beliau. Kalau dilihat sejarahnya, hidup
zuhud telah ada sebelum munculnya Islam di tanah Arab,

Oleh sebab itu untuk melihat sejarah tasawuf, perlu ditinjau


perkembangan peradaban Islam sejak zaman Rosululloh. Hal ini karena pada
hakekamya kehidupan rohani telah ada pada diri beliau sebagai pamatan agama.
Kesederhanaan hidup dan upayanya menghindari bentuk kemewahan sudah
tumbuh sejak Islam datang Ini tergambar dalam kehidupan Rosululloh dan para
sahabatnya yang berada dalam suasana kesederhanaan

Pada abad pertama Hijriyah, orang Islam belum mengenal istilah tasawuf
dan yang ada hanyalah benih-benihnya. Pada zaman ini, benih-benih tasawuf
banyak.

ditemui pada perilaku, sifat, dan kepribadian Rosululloh dan para


sahabatnya. Dalam kehidupan nabi Muhammad SAW juga terdapat petunjuk
yang menggambarkan bahwa dirinya adalah seorang sufi. Nabi Muhammad
SAW telah melakukan pengasingan diri ke Gua Hira menjelang datangnya
wahyu. Beliau menjauhi pola hidup keduniawian ketika orang Arab tengah
tengge di dalam keduniawian, seperti dalam praktek perdagangan yang
menerapkan pola menghalalkan segala cara.

Fakta sejarah menunjukkan bahwa selama hayatnya segenap peri


kehidupan beliau menjadi tumpuan masyarakat karena, segala sifat terpuji
terhimpun pada dirinya. bahkan beliau merupakan lautan budi yang tidak pernah
kering airnya kendatipun diminum semua makhluk yang memerlukan air.

Pola hidup Rosululloh yang sangs ideal itu menjadi suri tauladan bagi
para sahabatnya, baik bagi sahabat dekat maupun sahabat yang jauh. Tumpuan
perhatian. mereka senantiasa ditujukan untuk mengetahui segala sifat. sikap dan
tindakan Rosululloh, sehingga para sahabat tersebut dapat pula memantulkan
cahaya yang mereka terima kepada orang yang ada disekitamya dan generai
selanjutnya Amalan tasawuf sebagaimana dipraktekkan oleh Rosulolloh itu juga
diikuti oleh para sahabatnya seperti sahabat Abu Bakar Ashhiddiq, sahabat Umar
Ibn Khathab, sahabat Usman Ibn Affan sahabat Ali bin Abi Tholib dan beberapa
tokoh besar dalam sufi lainnya seperti Abu Dzar Al Ghifari, Tamin Darmy, dan
Hudzaifah Al-Yamani.

Sikap-sikap Rosululloh dan para sahabat ini kemudian dipraktekkan pula


oleh kaum sufi berikutnya. Para tabiin merupakan perintis dalam usaha
sendirisendiri untuk mendekatkan diri kepada Alloh tanpa melepaskan Al-Qur'an
dan As-Sunnah sebagai pokok syari'at Islam. Mereka yang tekun beribadah
kemudian terkenal dengan sebutan Nussak, yakni orang-orang yang

7
menyediakan dirinya untuk mengerjakan ibadah kepada Alloh. Di samping itu
terdapat istilah zuhhad, yakni orang-orang yang menghindari dunia, kemegahan,
harta benda, dan pangkat. Ada pula istilah yang popular dengan sebutan ubbad,
yakni orang-orang yang berusaha mengabdikan dirinya hanya semata-mata
kepada Alloh SWT.

Para ahli sejarah sepakat bahwa istilah tasawuf muncul pada abad kedua
Hijriah, yakni ketika orang-orang berusaha meluruskan jalan menuju Illahi dan
takut kepada Nya. Pada saat itu para pemegang kekuasaan berada dalam puncak
kemewahan hidup.

Sebagian orang mendekatkan diri kehadirat Alloh dengan melakukan


zikir, baik dilakukan secara jelas maupun sirri Orang-orang yang selalu berusaha
mendekatkan diri kepada Alloh tersebut kemudian dikenal sebagai ahli tasawuf
atau sufi. Pada masa itulah tasawuf menjadi pengajian yang dipimpin oleh
guruguru yang terkenal sebagai sufi Mereka mendapatkan ilmu dari guru
masingmasing dengan cara menghafal menyimpulkan, dan menuliskan
pelajarannya.

2.6 PERKEMBANGAN PADA MASA ISLAM

A. PADA MASA SAHABAT


Ilmu Tasawuf telah tumbuh dan berkembang sejak lama, tepatnya sejak
zamannya Nabi Muhammad Saw. Ilmu Tasawuf memiliki banyak manfaat,
salah satunya dapat menjadi alat untuk menghadapi kehidupan ini. Dengan
tasawuf, orang-orang besar Islam seperti Diponegoro, Imam Bonjol, dan Cik
Di Tiro menentang penjajahan. Dengan tasawuf, Amir Abdul Kadir alJazairi
berani melawan Prancis.

Pada abad kedua, Tasawuf hanya terkenal di Kufah dan Bashrah. Baru
pada permulaan abad ketiga, Tasawuf mulai tumbuh dan berkembang secara
luas ke kota-kota lain, bahkan hingga ke kota Baghdad. Pada masa itu, esensi
Tasawuf terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Ilmu Jiwa, Ilmu Akhlak, dan
Ilmu Metafisika atau ilmu tentang hal yang gaib.

Terkait definisi Tasawuf itu sendiri, terdapat keberagaman pendapat.


Ada yang berpendapat, kata Tasawuf diambil dari kata shafaa, artinya bersih.
Ada juga yang berpendapat bahwa Tasawuf berasal dari kata shuffah, yaitu
sebuah kamar di samping masjid Rasulullah Saw. di kota Madinah yang
sengaja disediakan untuk para sahabat beliau yang miskin tapi memiliki
iman kuat, di mana kebutuhan makan minum mereka ditanggung oleh
orangorang mampu (kaya) di Madinah. Ada juga yang berpendapat, kata
Tasawuf berasal dari kata Shaff, yaitu barisan-barisan shaf dalam shalat,
sebab orangorang yang kuat imannya dan murni kebatinannya itu biasanya
shalat dengan memilih shaf pertama.

8
Namun, beragam pendapat tentang definisi Tasawuf di atas ternyata
masih kurang tepat. Secara detail, Al-Junaid, salah satu tokoh besar
Tasawuf, mengemukakan; Tasawuf adalah membersihkan hati dari apa yang
mengganggu perasaan kebanyakan makhluk, berjuang menanggalkan
pengaruh budi yang asal (instink) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan
kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan hawa nafsu, mendekati
sifatsifat suci kerohanian, dan bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai
barang yang penting (terlebih bersifat kekal), menaburkan nasihat pada
sesama manusia, memegang teguh janji dengan Allah dalam hal hakikat, dan
meneladani syariat Rasulullah Saw.

Seorang ahli Tasawuf (sufi) sejati, biasanya menjunjung tinggi syariat


dan akan menjalankannya dengan tidak banyak bertanya. Jika mereka
bertemu dengan satu perintah atau larangan, mereka akan turuti atau
hentikan dengan perasaan ridha dan patuh. Bahkan terkadang, hadits yang
dipandang dhaif (lemah) oleh para ahli hadits pun diamalkan isinya oleh
mereka dengan tidak banyak menanyakan siapa yang merawikan.

Pada abad ketiga dan keempat, esensi utama ilmu Tasawuf adalah
tentang hubungan cinta manusia dengan Tuhan. Rabi’ah al-Adawiyah
terlebih dahulu telah mengungkapkan jiwa ke-Tasawufan dengan ajarannya
yang terkenal, yaitu Hubba, cinta. Sementara itu, Ma’ruf al-Karakhi, seorang
pemimpin besar Tasawuf di Baghdad, menambah hasil peroleh jiwa dari
cinta itu, yakni Thuma’ninah (ketenteraman jiwa) karena cinta.
Ketenteraman jiwa itulah yang menjadi tujuannya. Sebab, kekayaan yang
sebenarnya dan bersifat kekal itu bukanlah berupa harta benda, melainkan
kekayaan hati.

Kekayaan hati hanya bisa diperoleh dengan jalan makrifat, yang kenal
pada yang dicintai. Sebab, apabila yang dicintai itu telah dikenal, maka
kebahagiaan dan ketenteraman hati akan dengan mudah diperoleh. Dengan
demikian, akan tampak kecil segala urusan “kebendaan” dalam penglihatan
mata-hati. Haris al-Muhasibi pernah menjelaskan bahwa rasa cinta seorang
makhluk kepada Sang Khaliq merupakan anugerah Ilahi yang disemaikan
Tuhan di dalam hati orang yang mencinti Tasawuf Islam sejak dari masa
tumbuhnya, tepatnya sejak awal Islam ditegakkan oleh Nabi Muhammad
Saw. bersama para sahabat, hingga membahas hubungan antara Tasawuf
dengan Filsafat.

Kehidupan dan ucapan para sahabat pun merupakan sumber tempat


menimpa para sufi.kehidupan dan ucapan mereka penuh dengan ha-hal yang
berkaitan dengan sikap zuhud (asketisisme),kehidupan sederhana dan
kepasrahan kepada allah.karena itu tidak seorangpun peneliti yang juur
dalqm mengkaji tasawuf,yang dapat melalaikan
kecenderungankecenderungan rohaniah yang tercermin dalam kehidupan
dan ucapan para sahabat,ketika meneliti sumber landasan kehidupan rohaiah
para sufi.dalam sikap dan tindakan mereka sehari hari,para sahabat dengan
sungguh-sungguh mengikuti jejak nabi muhammad sawdalam semua ucapan

9
dan kehidupan mereka.para sahabat bagaikan bintang siapapun diantara
mereka yang kalian ikuti,tentu saja kita tidak akan mengungkapkan seluruh
aspek kehidupan dan ucapan para sahabat.terutama sahabat- sahabat besar
tentang amalan-amalan dan ucapan mereka yang menjadi salah satu sumber
tasawuf dan sahabat yang paling masyhur yaitu khulafaurrasidin yaitu abu
bakar al-siddiq, umar bin khattab,usman bin affan dan ali bin abi
thalib.dengan demikian sahabat ini dekat dengan Rosuluulah Saw, karena
sangat dekatnya hubungan darah dan perkawinan dengan nabi.oleh karena
itu dia dipandang oleh ahli sufi sebagai orang yang banyak menerima ilmu –
ilmu yang istimewa langsung dari nabi,yang tidak diberikan kepada orang
lain.

2.7 PADA MASA TABI’IN


Para sufi dikalangan tabi’in adalah murid – murid dari para sahabat nabi
saw, tasawuf dimasa tabi’in ini masih menurut jiwa Al-qur’an.orang yang
pertama kali memakai kata “sufi” adalah Abu Hasyim al Kufi (zahid Irak, w.
150). Sedangkan menurut Abdul Qosim Abdul Karim bin Hawazin bin
Abdul Malik bin Talha bin Muhammad al Qusyairi (tokoh sufi dari Iran
376465 H), istilah ”tasawuf” telah dikenal sebelum tahun 200 H. Tetapi
ajaran
pokok yang selanjutnya merupakan inti tasawuf itu baru muncul secara
lengkap pada abad ke 3 Hijriyah. Pada abad ke 2 Hijriyah itu itu belum
diketahui adanya orang-orang yang disebut sufi; yang terlihat adalah aliran
Zuhud (penganutnya disebut zahid).

Seperti diketahui dalam sejarah, para zahid besar dalam abad ke 2 H.


(seperti al Hasan al Basri, abu Hasyim al Kufi, Sufyan as Sauri, Fudail bin
Iyad, Rabi’ah al Adawiyah dan Makruf al Karkhi) dan lebih-lebih lagi
mereka yang hidup pada abad2-abad berikutnya (eperti al Bistaami, al Halaj,
Junaid al Bagdadi, al Harawi, al Gazali, Ibn Sab’in, Ibni Arabi, abu al Farid,
Jalaluddin ar Rumi) telah mengolah atau mengembangkan sikap atau emosi
agamadalam hati mereka dengan kesungguhan yang luar biasa. Sebelum
munculnya Ar Rabbi’ah al Adawiyah (w.185 H) tujuan tasawufyang
diupayakan oleh para zahid menurut penilaian para ahli, tidak lain dari
terciptanya kehidupan yang diridhai oleh Tuhan didunia ini, sehingga di
akhirat terlepas dari azab Tuhan (neraka) dan memperoleh surga-Nya.

PADA MASA TABI’UT TABI’IN


Tabi’ut tabi’in atau Atbaut Tabi’in artinya pengikut Tabi’in, adalah orang
Islam teman sepergaulan dengan para Tabi’in dan tidak mengalami masa hidup
Sahabat Nabi. Tabi’ut tabi’in disebut juga murid Tabi’in. Menurut banyak
literatur Hadis : Tab’ut Tabi’in adalah orang Islam dewasa yang pernah
bertemu atau berguru pada Tabi’in dan sampai wafatnya beragama Islam. Dan
ada juga yang menulis bahwa Tabi’in yang ditemui harus masih dalam keadaan
sehat ingatannya. Karena Tabi’in yang terahir wafat sekitar 110-120 Hijriah.
Dalam kalangan 4 imam mazhab ahli sunnah waljamaah imam Hanafi tidak
termasuk dalam tabi’ tabiin karena beliau pernah berguru dengan sahabat Nabi.

10
Manakala baik 3 imam yaitu imam Malik dan imam Syafi’i adalah tabi’ tabiin
karena mereka berguru dengan tabiin. Tabi’in seperti definisi di atas tapi
bertemu dengan Sahabat. Sahabat yang terahir wafat sekitar 80-90 Hijriah.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sejarah perkembangan tasawuf memunculkan pro kontra baik dari


kalangan muslim maupun dikalangan non muslim. Ada sebuah pertanyaan
dikalangan para pengkaji tasawuf, yaitu: Apakah tasawuf yang dikenal di dunia
Islam ketika ini murni bersumber dari ajaran Islam ata ada pengaruh-pengaruh
asing dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Pertanyaan ini telah menimbulkan pro dan kontra Sebagian mengatakan


bahwa tasawuf tumbuh karena terpengaruh oleh unsur-unsur budaya lain, seperti
unsur Hindu Budha, unsur Persia, unsur Yunani dan lainnya.

Tasawuf sudah muncul semenjak agama Islam dibawa oleh Nabi


Muhammad SAW. fakta yang menunjukkan sebelum beliau diutus
menjadi Rosul beliau telah bertahanuts di Gua Hira untuk mencapai
ketenangan. Mengasingkan diri dari godaan dan mensucikan jiwanya
serta mencari hakekat kebenaran yang dapat mengatur.

Pada zaman sahabat nabi, tasawuf diamalkan oleh para sahabat-


sahabat dengan menonjolkan kesederhanaan dalam hidup, dan
mencurahkan hidupnya hanya untuk rohaniyah saja dengan zuhud
terhadap dunia cinta dan mengharap bertemu Alloh, sabar tawakal, wara
dan sifat-sifat terpuji lainnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Zuherni, A. B. (2011). Sejarah Perkembangan Tasawuf. Substantia: Jurnal


Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 13(2), 249-256.
Ulum, M. (2020). Pendekatan Studi Islam: Sejarah Awal Perkenalan Islam
dengan Tasawuf. Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya, 3(2), 203-
217.
Soleh, A. K. (2014). Mencermati Sejarah Perkembangan Filsafat Islam.
TSAQAFAH, 10(1), 63-84.
Ulum, M. (2020). Pendekatan Studi Islam: Sejarah Awal Perkenalan Islam
dengan Tasawuf. Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya, 3(2), 203-
217.

12

Anda mungkin juga menyukai