MAKALAH SEJARAH TASAWUF (Meiliana Sefira Mukhtar)
MAKALAH SEJARAH TASAWUF (Meiliana Sefira Mukhtar)
Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
Hj. Ida Firdaus, M.Pd.I
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan piji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Mata kuliah “ Akhlak dan
Tasawuf” dengan tema “SEJARAH PERKEMBANGAN TASAWUF”.
Penyusunan ini untuk memenuhi nilai mata kuliah “Akhlak dan Tasawuf” dengan
tema “SEJARAH PERKEMBANGAN TASAWUF”. Isinya mengenai kebudayaan
hindu, persia, yunani, dan arab dari google scholer maupun journal yang terpecaya.
Terimakasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan saya materi.
Demikian yang saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya
sebagai penyusun dan para pembaca pada umumnya, saya mengharapkan saran dan
kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun, agar saya dapat membuat
makalah selanjutnya lebih baik lagi, saya ucapkan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR................................................................................................ 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 4
1.1 LATAR
BELAKANG......................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN
MASALAH.................................................................................... 4
1.3 TUJUAN............................................................................................................
.....................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 5
SEJARAH PERKEMBANGAN
TASAWUF...............................................................5
2.1 KEBUDAYAAN
HINDU................................................................................................5
2.2 KEBUDAYAAN
PERSIA...............................................................................................5
2.3 KEBUDAYAAN
YUNANI............................................................................................6
2.4 KEBUDAYAAN
ISLAM................................................................................................6
3.1 KESIMPULAN................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep baik dan buruk merupakan suatu bentuk usaha dalam hal penentuan
akhlak seseorang atau dengan kata lain sebagai suatu bentuk pembanding
akhlak yang tumbuh pada jiwa seseorang.
Pada umumnya orang menilai akhlak sesorang dengan acuan baik atau
buruknya perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang.padahal ia belum tau
ukuran baik atau buruk yang seperti apa yang perlu dinilai.
Oleh karena itu sangat penting sekali konsep baik dan buruk kita ketahui agar
kita selalu terarah dalam menjalani kehidupan dengan berakhlak al karimah.
Sehingga tercapai apa yang kita inginkan yaitu mendapat ridho Allah.
1.3 Tujuan
Setelah membaca materi ini, pembaca diharapkan mampu memahami:
1. Sejarah kebudayaan Hindu?
2. Sejarah kebudayaan Persia?
3. Sejarah kebudayaan Yunani?
4. Arab sebelum islam?
5. Pada masa islam?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk itu, kami akan memaparkan secara singkat unsur-unsur luar yang
mempengaruhi tumbuhnya tasawuf, khususnya dari para pengkaji yang
berpandangan demikian.
Dalam sejarah antara Arab dan Persia telah mempunyai hubungan sejak
lama dalam bidang politik, pemikiran, kemasyarakatan dan sastra. Tetapi belum
ditemukan argumentasi yang kuat yang menyatakan bahwa kehidupan rohani
Persia telah masuk ke tanah Arab. Yang jelas kehidupan kerohanian Arab masuk
5
ke Persia hingga orang-orang Persia itu terkenal sebagai ahli-ahli tasawuf.
Barangkali ada peramaan antara istilah zuhud di Arab dengan zuhud di dalam
agama Manu dan Mazdaq dan Hakikat Muhammad menyerupai pahum Harmur
(Tuhan Kebaikan) dalam agama Zarathusa.
6
zaman Rosululloh. Memang pada masa Roululloh dan masa datangnya agama
Islam, istilah tasawuf itu belum ada. Akan tetapi tidak dapat disangkal lagi
bahwa hidup seperti yang digambarkan dalam kalangan ahli-ahli sufi itu sudah
ditemukan orang, baik pada diri Nabi Muhammad sendiri maupun pada din
sahabatnya. Sikap zuhud, misalnya, telah banyak ditananamkan oleh Rosululloh
dan para sahabatnya dalam keseharian beliau. Kalau dilihat sejarahnya, hidup
zuhud telah ada sebelum munculnya Islam di tanah Arab,
Pada abad pertama Hijriyah, orang Islam belum mengenal istilah tasawuf
dan yang ada hanyalah benih-benihnya. Pada zaman ini, benih-benih tasawuf
banyak.
Pola hidup Rosululloh yang sangs ideal itu menjadi suri tauladan bagi
para sahabatnya, baik bagi sahabat dekat maupun sahabat yang jauh. Tumpuan
perhatian. mereka senantiasa ditujukan untuk mengetahui segala sifat. sikap dan
tindakan Rosululloh, sehingga para sahabat tersebut dapat pula memantulkan
cahaya yang mereka terima kepada orang yang ada disekitamya dan generai
selanjutnya Amalan tasawuf sebagaimana dipraktekkan oleh Rosulolloh itu juga
diikuti oleh para sahabatnya seperti sahabat Abu Bakar Ashhiddiq, sahabat Umar
Ibn Khathab, sahabat Usman Ibn Affan sahabat Ali bin Abi Tholib dan beberapa
tokoh besar dalam sufi lainnya seperti Abu Dzar Al Ghifari, Tamin Darmy, dan
Hudzaifah Al-Yamani.
7
menyediakan dirinya untuk mengerjakan ibadah kepada Alloh. Di samping itu
terdapat istilah zuhhad, yakni orang-orang yang menghindari dunia, kemegahan,
harta benda, dan pangkat. Ada pula istilah yang popular dengan sebutan ubbad,
yakni orang-orang yang berusaha mengabdikan dirinya hanya semata-mata
kepada Alloh SWT.
Para ahli sejarah sepakat bahwa istilah tasawuf muncul pada abad kedua
Hijriah, yakni ketika orang-orang berusaha meluruskan jalan menuju Illahi dan
takut kepada Nya. Pada saat itu para pemegang kekuasaan berada dalam puncak
kemewahan hidup.
Pada abad kedua, Tasawuf hanya terkenal di Kufah dan Bashrah. Baru
pada permulaan abad ketiga, Tasawuf mulai tumbuh dan berkembang secara
luas ke kota-kota lain, bahkan hingga ke kota Baghdad. Pada masa itu, esensi
Tasawuf terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Ilmu Jiwa, Ilmu Akhlak, dan
Ilmu Metafisika atau ilmu tentang hal yang gaib.
8
Namun, beragam pendapat tentang definisi Tasawuf di atas ternyata
masih kurang tepat. Secara detail, Al-Junaid, salah satu tokoh besar
Tasawuf, mengemukakan; Tasawuf adalah membersihkan hati dari apa yang
mengganggu perasaan kebanyakan makhluk, berjuang menanggalkan
pengaruh budi yang asal (instink) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan
kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan hawa nafsu, mendekati
sifatsifat suci kerohanian, dan bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai
barang yang penting (terlebih bersifat kekal), menaburkan nasihat pada
sesama manusia, memegang teguh janji dengan Allah dalam hal hakikat, dan
meneladani syariat Rasulullah Saw.
Pada abad ketiga dan keempat, esensi utama ilmu Tasawuf adalah
tentang hubungan cinta manusia dengan Tuhan. Rabi’ah al-Adawiyah
terlebih dahulu telah mengungkapkan jiwa ke-Tasawufan dengan ajarannya
yang terkenal, yaitu Hubba, cinta. Sementara itu, Ma’ruf al-Karakhi, seorang
pemimpin besar Tasawuf di Baghdad, menambah hasil peroleh jiwa dari
cinta itu, yakni Thuma’ninah (ketenteraman jiwa) karena cinta.
Ketenteraman jiwa itulah yang menjadi tujuannya. Sebab, kekayaan yang
sebenarnya dan bersifat kekal itu bukanlah berupa harta benda, melainkan
kekayaan hati.
Kekayaan hati hanya bisa diperoleh dengan jalan makrifat, yang kenal
pada yang dicintai. Sebab, apabila yang dicintai itu telah dikenal, maka
kebahagiaan dan ketenteraman hati akan dengan mudah diperoleh. Dengan
demikian, akan tampak kecil segala urusan “kebendaan” dalam penglihatan
mata-hati. Haris al-Muhasibi pernah menjelaskan bahwa rasa cinta seorang
makhluk kepada Sang Khaliq merupakan anugerah Ilahi yang disemaikan
Tuhan di dalam hati orang yang mencinti Tasawuf Islam sejak dari masa
tumbuhnya, tepatnya sejak awal Islam ditegakkan oleh Nabi Muhammad
Saw. bersama para sahabat, hingga membahas hubungan antara Tasawuf
dengan Filsafat.
9
dan kehidupan mereka.para sahabat bagaikan bintang siapapun diantara
mereka yang kalian ikuti,tentu saja kita tidak akan mengungkapkan seluruh
aspek kehidupan dan ucapan para sahabat.terutama sahabat- sahabat besar
tentang amalan-amalan dan ucapan mereka yang menjadi salah satu sumber
tasawuf dan sahabat yang paling masyhur yaitu khulafaurrasidin yaitu abu
bakar al-siddiq, umar bin khattab,usman bin affan dan ali bin abi
thalib.dengan demikian sahabat ini dekat dengan Rosuluulah Saw, karena
sangat dekatnya hubungan darah dan perkawinan dengan nabi.oleh karena
itu dia dipandang oleh ahli sufi sebagai orang yang banyak menerima ilmu –
ilmu yang istimewa langsung dari nabi,yang tidak diberikan kepada orang
lain.
10
Manakala baik 3 imam yaitu imam Malik dan imam Syafi’i adalah tabi’ tabiin
karena mereka berguru dengan tabiin. Tabi’in seperti definisi di atas tapi
bertemu dengan Sahabat. Sahabat yang terahir wafat sekitar 80-90 Hijriah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12