Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS POTENSI ENERGI TENAGA SURYA

PADA ATAP DI KAWASAN MALIOBORO


BERBASIS PEMODELAN RADIASI MATAHARI
Aswin Kurnia Ramadhan, Dr. Eng. M. Kholid Ridwan, S.T.,M.Sc
1,3
Departemen Teknik Nukir dan Teknik Fisika FT UGM
Jln. Grafika 2 Yogyakarta 55281 INDONESIA
Aswin.kurnia.r@mail.ugm.ac.id

Yogyakarta, Indonesia

Intisari— Penelitian ini mengambil tema pengukuran potensi energi matahari pada bangunan yang berada di kawasan Malioboro.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi energi matahari pada atap di kawasan malioboro dan membandingkannya dengan
kebutuhan energi pada fungsi bangunan tertentu. Kebutuhan energi dihitung dengan menggunakan nilai intensitas konsumsi energi
yang dibuat oleh Green Building Council Indonesia. Metode yang digunakan adalah simulasi radiasi matahari dengan menggunakan
perangkat lunak IES-VE. Nilai tertinggi terdapat pada bulan agustus pukul 12.30. Secara keseluruhan bulan agustus memiliki nilai
radiasi matahari tertinggi dan bulan febuari adalah yang terendah dibandingkan bulan lainnya. Luas permukaan atap yang terkena
radiasi adalah 74.098 m2. Berdasarkan hasil simulasi daerah tersebut memiliki penyinaran radiasi sebesar 1.903.403 kWh/tahun atau
1,903 GW/tahun.
Jumlah konsumsi listrik pada gedung 1 (hotel), gedung 2 (pusat perbelanjaan), dan Gedung 3 (kantor) yang mampu di penuhi oleh
PV sebesar 0.013%, 0.068%, dan 0,20%. Dengan demikian gedung tersebut tidak dapat memenuhi standar GBCI untuk
mendapatkan poin dalam penggunaan renewable energi yaitu 0.25%. Untuk mencapai target penggunaan energi terbarukan
pemasangan pv tidak bisa hanya pada bagian atap bangunan. Simulasi radiasi matahari sangat baik untuk digunakan dalam
pengembangan energi listrik tenaga surya di kawasan perkotaan dan perumahan.
Kata kunci— Radiasi Matahari, Malioboro, Energi Listrik, Intensitas Konsumsi Energi, Tenaga Surya.

Abstract— This study takes the theme of measuring solar energy buildings in the Malioboro area. This study discusses solar energy on
building roofs in the Malioboro region and compares it with energy requirements in certain buildings. Energy consumptions are
calculated using the value of energy use intensity made by Green Building Council Indonesia. The method used is a simulation of
solar radiation using IES-VE software.
The highest value is in August at 12:30. The whole month of August has the highest value of solar radiation and febuari is the lowest
compared to other months. The surface area of the roof that emits radiation is 74,098 m2. Based on the simulation results this area has
irradiation 1,903.403 kWh/year or 1,903 GW/year.
The amount of electricity consumption in building 1 (hotel), building 2 (shopping center), and Building 3 (office) that can be fulfilled
by PV is 0.013%, 0.068%, and 0.20%. Thus building 1 cannot meet the GBCI standard to get points in the use of renewable energy
which is 0.25%. To reach the target of energy use renewal of PV installation should not only be on the roof of the building. Simulation
of solar radiation is very good for use in the development of solar electricity in housing and urban area.
Keywords— Solar Radiation, Malioboro, electricity, Energy Use Intensity, Solar Energy.
mempengaruhi tutupan dari suatu atap bangunan terhadap
I. PENDAHULUAN matahari sehingga radiasi terbaurkan dan merubah potensi
Radiasi matahari adalah sumber energi yang bersih radiasi bangunan yang mempengaruhi desain dan proyeksi
dan berlimpah. Dengan cepatnya peningkatan teknologi, pengembang dalam merancang panel surya di atap
berkurangnya biaya dan meningkatnya penerimaan publik, bangunan. Terdapat faktor-faktor yang dapat
energi matahari pasti akan memainkan bagian yang besar mempengaruhi nilai iradiasi matahari pada permukaan
dalam sistem energi masa depan [1]. Kolektor panas atau objek penyinaran, yaitu :
matahari dan panel photovoltaic (PV) adalah dua teknologi 1. Geometri matahari, lintasan mengelilingi matahari dan
yang paling banyak diterapkan di bangunan untuk rotasi bumi (deklinasi, lintang, sudut matahari)
mengubah radiasi matahari menjadi energi (listrik dan 2. Atenuasi atmosfer (difusi dan penyerapan) oleh:
panas) yang dapat digunakan untuk pengkondisian ruang, a) Gas atmosfer (molekul udara, ozon, NO2, CO2 dan
pemanas air dan penggunaan lainnya [2]. O2)
Indonesia sebagai negara tropis memiliki sumber b) Partikel padat dan cair (aerosol) dan uap air
daya matahari dan potensi daya panel PV yang baik [3]. c) Awan (air kondensasi atau kristal es)
Kapasitas pemanenan energi matahari tidak hanya 3. Topografi (ketinggian, kemiringan dan orientasi
ditentukan oleh panel PV, modul dan teknologi sistem, permukaan, horizon)
tetapi paling utama oleh intensitas insolasi yang 4. Bayangan, pantulan dari permukaan atau hambatan
dipengaruhi kondisi geografi, iklim dan ketersediaan ruang lokal (pohon, bangunan, dll.) Dan difusi ulang oleh
yang cocok untuk pengembangan sistem tersebut. atmosfer [3].
Dibandingkan kota yang memiliki kepadatan yang rendah, Ada beberapa standar istilah dan satuan dalam mengukur
kota dengan kepadatan tinggi memiliki banyak tantangan energi matahari yang tersedia pada suatu lokasi pada
dalam pemanenan energi matahari [4]. rentang waktu yang spesifik, yaitu :
Bangunan di kota dengan kepadatan tinggi memiliki 1. Irradiance adalah intensitas cahaya matahari sesaat,
banyak mutual-shading dan self-shading yang berakibat diukur dalam Watt/m2. Nilai berubah sepanjang hari
pada berkurangnya permukaan yang cocok untuk karena berbagai hal termasuk sudut matahari dan
memasang instalasi energi matahari seperti panel pv pada kondisi atmosfer yang akan meningkatkan atau
atap dan sistem Building Integrated Photovoltaic (BIPV) menghambat sinar matahari [6]
[4]. Estimasi rinci mengenai sinar matahari pada bangunan 2. Insolation Adalah jumlah energi matahari selama
sangat penting untuk menentukan ukuran dan besaran periode waktu tertentu, diukur dalam Watt/jam atau
energi yang dapat dibangkitkan oleh teknologi tersebut [2] kilowatt-jam per meter persegi. Insolasi kadang-kadang
Pergeseran garis edar matahari menyebabkan perubahan direpresentasikan sebagai kilowatt-jam/m2 - hari atau
panjang hari ( lama penyinaran ) yang diterima pada bulan, tergantung pada kebutuhan pelaporan [[6]
lokasi-lokasi di permukaan bumi. Perubahan panjang hari 3. Peak Sun Hours Adalah pengukuran insolasi yang
tidak begitu besar pada daerah tropis yang dekat dengan menunjukkan waktu yang setara per hari di mana
garis ekuator. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator irradiansi rata-rata 1000 W/m2 (irradiansi permukaan
maka fluktuasi lama penyinaran akan semakin besar [5]. maksimum). Dengan demikian, suatu daerah dengan
Ji Zhang, dkk menuliskan tipologi blok perkotaan nilai rata-rata Jam Puncak Matahari yang tinggi (mis.,
mempengaruhi pemanenan energi matahari dan efisiensi 6,15 kWh/m2/hari) akan menerima lebih banyak
penggunaan energi bangunan dapat dicapai dengan insolasi matahari daripada daerah dengan rata-rata
penyebaran sistem PV pada permukaan eksternal peringkat Jam Puncak Matahari yang lebih rendah
bangunan, yang akan memiliki dampak ekonomi dan (mis., 4,5 kWh/m2/hari) [6]
lingkungan signifikan di skala perkotaan dalam jangka 4. Direct normal Irradiation / Irradiance (DNI) adalah
panjang untuk pengurangan konsumsi energi dan emisi radiasi matahari langsung dari piringan matahari dan
CO2 [4]. wilayah terdekat dengan matahari (piringan
Model komputasi radiasi matahari dibagi menjadi 3 sirkumsolar 5 ° berpusat di matahari). DNI adalah
macam yaitu metode konsep dan numerik, model potensi komponen yang penting untuk mengkonsentrasikan
matahari dengan orientasi perkotaan, dan peta matahari kolektor surya yang digunakan dalam Concentrating
berbasis web. Model potensi matahari dengan orientasi Solar Power (CSP) dan panel fotovoltaik berkinerja
perkotaan dibagi menjadi 3 yaitu model All-in-one, model tinggi dalam teknologi Concentrating Photovoltaic
berbasis CAD plugin, dan model berbasis GIS [1]. (CPV) [3]
Berdasarkan kemajuan perangkat lunak dalam 5. Global Horizontal Irradiation/Irradiance (GHI) adalah
memodelkan radiasi matahari di lingkungan perkotaan jumlah radiasi langsung dan disusi yang diterima pada
dengan keadaan sekitarnya yang dapat mempengaruhi bidang horizontal. GHI adalah radiasi referensi untuk
jumlah radiasi maka penulis tertarik untuk melakukan perbandingan zona iklim dan merupakan parameter
penelitian terkait hal tersebut. Penelitian ini akan penting untuk perhitungan radiasi pada kolektor plat
memperlihatkan efek dari vegetasi dan bangunan akan datar [3]
6. Global Tilted Irradiation/Irradiance (GTI) adalah Data diunduh melalui situs Cadmapper dalam format
radiasi total yang diterima pada permukaan dengan data .dxf. Kemudian di lakukan penyempurnaan dengan
kemiringan dan azimuth tertentu dengan matahari pada mengolah data tersebut di dalam autocad berdasarkan data
posisi tetap maupun tidak. Ini adalah jumlah dari citra satelit kawasan penelitian yang ditunjukan pada gambar
radiasi yang tersebar, langsung dan dipantulkan. Suatu 2.2. Setelah itu dimasukan kedalam modul ModelIT pada IES-
istilah iradiasi Plan of Array (POA) juga digunakan. VE.
Dalam hal aplikasi fotovoltaik (PV), GTI terkadang
dapat dipengaruhi oleh bayangan dari medan atau
objek di sekitarnya, dan GTI kemudian hanya terdiri
dari komponen hasil difusi dan pantulan. Hal tersebut
terjadi pada matahari dengan sudut rendah di atas
cakrawala [3]

II. METODOLOGI PENELITIAN


Penelitian ini dilaksanakan oleh beberapa tahapan seperti
digambar berikut :

Gambar 2.3. 3D geometri lokasi Penelitian

Lokasi pada simulasi ini akan mempengaruhi letak


matahari. Ahmad yani International airport adalah lokasi yang
digunakan pada simulasi ini dengan mengubah lokasi
koordinat longitude dan latitude yang disesuaikan dengan
lokasi penelitian pada pengaturan lokasi.
ApacheSim menggunakan rekaman cuaca aktual pada
interval jam dan disimpan pada data simulasi cuaca. Variabel
yang berhubungan dengan radiasi matahari adalah :
1. Radiasi matahari langsung diukur tegak lurus terhadap
sinar datang (W/m2)
2. Radiasi matahari difusi diukur pada bidang datar (W/m2)
3. Ketinggian dan Azimut matahari
Ketinggian dan azimut di hitung berdasarkan lokasi tempat
dimana data cuaca terekam, bersama dengan zona waktu dan
penyesuaian informasi waktu pada musim panas. Informasi ini
juga digunakan oleh modul SunCast dan SunCast Lite
Gambar 2.1. Tahapan Penelitian membuat data bayangan untuk ApacheSim. Analisis energi
Pembuatan geometri dilakukan berdasarkan matahari di lakukan pada modul SunCast IES-VE. Pada
OpenStreetMap (OSM) yang merupakan sebuah proyek pengaturan dipilih simulasi dengan memasukan efek difusi
berbasis web untuk membuat peta seluruh dunia yang gratis dan grid yang dipilih adalah 4 m.
dan terbuka, dibangun sepenuhnya oleh sukarelawan dengan
melakukan survey menggunakan GPS, mendigitasi citra satelit,
dan mengumpulan serta membebaskan data geografis yang
tersedia di publik [7].

Gambar 2.4. Tampak 3D geometri lokasi penelitian setelah diberikan grid

ApacheSim menghitung pada tiap time-step dari tiap


insiden fluks di permukaan luar bangunan. Komponen dari
insiden fluks di hitung dengan cara berikut:
Gambar 2.2. Citra satelit lokasi Penelitian
, (1)

Fluks Matahari difusi memiliki komponen yang


dipancarkan dari langit dan tanah:

(2)

(3)

Gambar 3.2. Grafik jumlah radiasi matahari tiap bulan


(4)
radiasi matahari terjadi pertama kali pada pukul 04.30-
Analisis ini mencakup kasus dimana radiasi difusi 05.30 yang dapat dikatakan sebagai waktu matahari terbit dan
langit di asumsikan isotropik, faktor melibatkan β muncul dari menghilang pada pukul 18.30-19.30 disebut waktu matahari
integrasi pada isotropik radiasi atas sudut yang tetap. Jika terbenam. Pada pukul 11.30 terjadi radiasi matahari tertinggi
menggunakan model anisotropik radiasi difusi matahari pada setiap bulan. Nilai tertinggi terdapat pada bulan mei
dengan memilih desain kalkulasi sebagian circumsolar radiasi pukul 11.30. Secara keseluruhan bulan agustus memiliki nilai
difusi, dimana berarti memasukan posisi matahari. Proporsi radiasi matahari tertinggi dan bulan febuari adalah yang
radiasi difusi dengan circumsolar bervariasi dengan intensitas terendah dibandingkan bulan lainnya. Luas permukaan atap
sinar radiasi, mengikuti varian metode yang diusulkan oleh yang terkena radiasi adalah 74.098 m2 Berdasarkan hasil
Hay[8] dengan penyesuaian yang diterapkan untuk bayangan simulasi daerah tersebut memiliki penyinaran radiasi sebesar
difusi [9]. 2.113.760 kWh/tahun atau 2,113 GW/tahun.

(5)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Simulasi menghasilkan external surface incident solar
power yang merupakan besaran radiasi matahari yang
mengenai permukaan luar bangunan. Data disajikan pada tiap
permukaan selama satu tahun. Letak Matahari pada 21 juni
terjauh ke utara sedangkan pada tanggal 21 desember terjauh Gambar 3.3. 3D hasil simulasi
ke arah selatan dari lokasi penelitian. Matahari tepat berada di
tengah-tengah lokasi pada bulan maret dan september Gambar 3.3 memperlihatkan bagaimana radiasi matahari
berdasarkan gambar 3.1 yang mencapai suatu permukaan akan dipengaruhi oleh
vegetasi dan bangunan di sekitarnya. Berdasarkan data diatas
penulis mencoba melakukan pengamatan pada beberapa
gedung untuk menghitung potensi pemanfaatan panel surya
dibandingkan dengan besarnya konsumsi listrik tiap gedung
dengan fungsi yang berbeda.

Tabel 3.1. Nilai IKE untuk kegunaan berbeda


IKE
No Klasifikasi
(kWh/m2.Tahun)
1 Perkantoran 250
Pusat Perbelanjaan
2 450
(Komersial)
3 Hotel (Apartemen) 350
Sumber : [10]

Gambar 3.1. Sunpath lokasi Penelitian


nilai sebesar 1.870,45 kWh/tahun dan bila menggunakan PV
dengan efisiensi 18% didapatkan nilai 2.104 kWh/tahun

IV. KESIMPULAN

1. Bulan mei memiliki nilai radiasi matahari tertinggi


dan bulan febuari adalah yang terendah dibandingkan
bulan lainnya. Berdasarkan hasil simulasi daerah
tersebut memiliki penyinaran radiasi sebesar
2.113.760 kWh/tahun atau 2,113 GW/tahun.
2. Jumlah konsumsi listrik pada gedung 1 (hotel),
gedung 2 (pusat perbelanjaan), dan Gedung 3
(kantor) yang mampu di penuhi oleh PV dengnan
efisiensi 16% sebesar 0,014%, 0,07%, dan 0,22%.
Gambar 3.4. Tampak atas lokasi penelitian Dengan demikian tidak dapat memenuhi standar
GBCI untuk mendapatkan poin dalam penggunaan
Untuk menggambarkan potensi penggunaan radiasi renewable energi yaitu 0,25%
matahari dilakukan perhitungan kemampuan PV untuk 3. Jumlah konsumsi listrik pada gedung 1 (hotel),
memenuhi konsumsi pada 3 bangunan dengan kegunaan yang gedung 2 (pusat perbelanjaan), dan Gedung 3
berbeda. Lokasi gedung-gedung yang dihitung ditampilkan (kantor) yang mampu di penuhi oleh PV dengnan
pada gambar 3.4. Ketiga bangunan tersebut juga memiliki efisiensi 18% sebesar 0,016%, 0,08%, dan 0,25%.
ketinggian yang berbeda-beda. Ketiganya di hitung nilai Dengan demikian hanya gedung 3 dapat memenuhi
konsumsi energinya dengan nilai IKE di tabel 3.1. standar GBCI untuk mendapatkan poin dalam
penggunaan renewable energi yaitu 0,25%
1. Potensi Energi Matahari di Gedung 1 4. Untuk mencapai target penggunaan energi terbarukan
Gedung 1 merupakan bagian dari Hotel Inna Garuda dengan 7 pemasangan pv perlu mempertimbangkan sisi lain
lantai. Luas lantai gedung tersebut adalah 3.068 m2 maka bangunan bukan hanya pada atap.
jumlah luas total adalah 21.476 m2. Berdasarkan fungsi
bangunan nilai IKE untuk hotel adalah 350 kWh/m2. Maka UCAPAN TERIMA KASIH
jumlah kebutuhan energi gedung 1 adalah sebesar 7.516.600 Terimaksasih untuk kedua orangtua Bapak Aswan dan Ibu
kWh/m2. Radiasi matahari pada atap gedung 1 sebesar 6.994,8 Sudarti yang telah memberikan semangat, dukungan, dan doa
kWh/tahun dengan asumsi nilai efisiensi PV yang digunakan yang terus menerus, Kakak dan adik yang selalu memberikan
sebesar 16% maka didapatkan nilai sebesar 1.119,17 dukungan dan doa yang menyertai.
kWh/tahun dan bila menggunakan PV dengan efisiensi 18% Dr. Eng. M. Kholid Ridwan, S.T., M.Sc. selaku dosen
didapatkan nilai 1.259,06 kWh/tahun. pembimbing utama tugas akhir atas nasihat, masukan, dan
2. Potensi Energi Matahari di Gedung 2 bantuannya sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik,
Gedung 2 merupakan ruko bagian dari pertokoan Jl Malioboro dan Laksana Gema Perdamaian, S.T., MS. selaku dosen
dengan jumlah lantai 3. Luas lantai gedung tersebut adalah pembimbing pendamping tugas akhir atas nasihat, masukan,
2.464 m2 maka jumlah luas total adalah 7.329 m2. dan bantuannya sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan
Berdasarkan fungsi bangunan nilai IKE untuk ruko adalah 450 baik, serta Ibu Sentagi Sesotya Utami, S.T., M.Sc., Ph.D.
kWh/m2. Maka jumlah kebutuhan energi gedung 2 adalah selaku Ketua Program Studi Teknik Fisika yang sudah
sebesar 3.326.400 kWh/m2. membimbing dan membantu penulis untuk menyelesaikan
Radiasi matahari pada atap gedung 2 sebesar 16208.6 tugas ini, dan INSGREEB yang telah memberikan fasilitas
kWh/tahun dengan asumsi nilai efisiensi PV yang digunakan perangkat lunak dan sarana untuk berdiskusi.
sebesar 16% maka didapatkan nilai sebesar 2.593,37
kWh/tahun dan bila menggunakan PV dengan efisiensi 18% REFERENSI
didapatkan nilai 2.917,54 kWh/tahun.
3. Potensi Energi Matahari di Gedung 3 [1] S. Freitas, C. Catita, P. Redweik, and M. C. Brito, “Modelling solar
Gedung 3 merupakan kantor pusat informasi pariwisata di potential in the urban environment : State-of-the-art review,” Renew.
Sustain. Energy Rev., vol. 41, pp. 915–931, 2015.
Yogyakarta dengan jumlah lantai 2. Luas lantai gedung [2] R. Machete, A. P. Falcão, M. G. Gomes, and A. M. Rodrigues,
tersebut adalah 1.672 m2 maka jumlah luas total adalah 3.344 “Energy & Buildings The use of 3D GIS to analyse the influence of
m2. Berdasarkan fungsi bangunan nilai IKE untuk kantor urban context on buildings ’ solar energy potential,” Energy Build.,
adalah 250 kWh/m2. Maka jumlah kebutuhan energi gedung 3 vol. 177, pp. 290–302, 2018.
[3] World Bank Group, Solar Resource and Photovoltaic Potential of
adalah sebesar 836.000 kWh/m2. Radiasi matahari pada atap Indonesia, no. May. 2017.
gedung 3 sebesar 11.690,34 kWh/tahun dengan asumsi nilai [4] J. Zhang et al., “Impact of urban block typology on building solar
efisiensi PV yang digunakan sebesar 16% maka didapatkan potential and energy use efficiency in tropical high-density city,”
Appl. Energy, vol. 240, no. February, pp. 513–533, 2019.
[5] B. Lakitan, Dasar-dasar Klimatologi. Jakarta: Raja Grafindo [8] J. E. Hay, “Calculating solar radiation for inclined surfaces:
Persada, 2002. Practical approaches,” Renew. Energy, vol. 3, no. 4, pp. 373–380,
[6] R. M. Dell and D. A. J. Rand, “Clean Energy - handbook for 1993.
financial service institutions,” 2014. [9] IES Ltd, “ApacheSim Calculation Methods <Virtual Environment
[7] “Tentang OpenStreetMap (OSM) | OpenStreetMap Indonesia.” 6.3>,” 2012.
[Online]. Available: https://openstreetmap.id/about/tentang- [10] Green Building Council Indonesia, “GREENSHIP Existing
openstreetmap/. [Accessed: 11-Apr-2019]. Building Version 1.1,” pp. 6–10, 2016.

Anda mungkin juga menyukai