Anda di halaman 1dari 16

PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Micro Teaching

Dosen Pengampu: Hj. Azizah, M.Pd.I

Disusun Oleh:

1. Siti Alfi Maghfiroh (2110110002)


2. Ahsanu Zakiyya (2110110004)
3. Waffiq Dzil Izza Hafida (2110110005)
4. Mahmudatul Maula (2110110024)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah merupakan hak
bagi setiap warg
a negara Indonesia. Hal ini dijamin dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu setiap warga negara mempunyai hak
yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, setiap
warga negara betul-betul memanfaatkan lembaga pendidikan sekolah untuk
belajar secara kreatif sebagai bekal untuk masa depannya yang lebih baik, karena
lembaga pendidikan formal merupakan lembaga pembinaan sumber daya manusia
dalam aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Keterampilan mengajar guru yang tidak kalah penting adalah pemberian
penguatan kepada peserta didik. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran di
kelas, guru hendaknya selalu berusaha untuk meningkatkan aktivitas dan kualitas
proses pembelajaran dengan cara memberikan penghargaan atau penguatan
sebagai pendorong bagi peserta didik, agar mereka lebih giat berusaha dan belajar
untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Memberikan penguatan dalam proses
pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, dengan
memberikan persetujuan atau pengakuan terhadap tingkah laku peserta didik yang
positif (berhasil), yang diwujudkan dalam bentuk kata-kata membenarkan, pujian,
senyuman, maupun anggukan. Tampaknya hal ini sangat sederhana, akan tetapi
memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap peserta didik yang bersangkutan.
Mengingat pentingnya pemberian penguatan ini, maka para guru atau pun
tenaga kependidikan lainnya harus memahami serta melatih diri secara teratur dan
terarah, agar terampil dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar memberi
penguatan tersebut, sehingga proses pembelajaran dapat ditingkatkan kualitasnya.
Dengan penerapan pemberian penguatan oleh guru profesional, maka diharapkan
dalam pembelajaran akan berhasil dan lebih efektif. Pengaruh penggunaan
penguatan oleh guru ini adalah berupa motivasi belajar para peserta didik. Dengan
bekal motivasi inilah peserta didik akan belajar dengan semangat, bergairah, dan
kreatif. Pada akhirnya hasil belajar peserta didik dapat maksimal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian penguatan pembelajaran?
2. Bagaimana tujuan penguatan dalam pembelajaran?
3. Apa saja prinsip-prinsip penguatan pembelajaran?
4. Apa saja jenis-jenis penguatan pembelajaran?
5. Bagaimana cara-cara penguatan pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penguatan Pembelajaran


Penguatan merupakan salah satu keterampilan mengajar yang harus
dimiliki oleh seorang guru sehingga dapat memberikan suatu dorongan kepada
anak didik dalam mengikuti pelajaran. Penguatan yang diberikan oleh guru harus
dapat tepat sasaran sehingga dapat menjadi pemicu bagi anak didik secara
keseluruhan dalam kelas, baik yang menjadi sasaran penguasa maupun bagi
teman-temannya.
Udin S. Winata Putra memberikan pengertian penguatan sebagai suatu
respon yang diberikan kepada siswa terhadap perilaku atau perbuatannya yang
dianggap baik, yang dapat membuat terulangnya atau meningkatnya perbuatan
atau perilaku yang dianggap baik tersebut.
Definisi lain diberikan oleh Nurhasnawati bahwa penguatan
(reinforcement) adalah respon positif terhadap tingkah laku siswa yang dilakukan
guru agar siswa terangsang aktif dalam belajar.
Definisi senada juga diberikan oleh Zainal Asril yang mengatakan
penguatan adalah respon terhadap tingkah laku positif yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan dapat
diartikan sebagai suatu bentuk penghargaan, penghargaan ini tidak harus selalu
berwujud materi, bisa juga dalam bentuk kata-kata, senyuman, anggukan, dan
sentuhan.1
Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan
negatif. Penguatan positif adalah penguatan yang bertujuan untuk
mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif
merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus
rangsangan yang tidak menyenangkan. Misalnya dalam penguatan negatif, guru
memberikan sindiran kepada siswa yang tidak memperhatikan saat guru tersebut
menerangkan suatu materi pelajaran.

1
Ann Pearson et al., “Kajian Teori Penguatan,” Society 74, no. 4 (2018): 1157–1166.
B. Tujuan penguatan dalam pembelajaran

Penguatan sebagai salah satu bentuk keterampilan dasar mengajar dimaksudkan


untuk memberikan informasi maupun koreksi terhadap proses belajar yang telah
dilakukannya yang tujuannya untuk mengetahui tingkat kemampuan. Pemberian
penguatan juga dapat membantu meningkatkan kemungkinan berulangnya perilaku
atau tingkah laku positif siswa dalam pembelajaran. Penguatan dapat diberikan dalam
berbagai bentuk, seperti penguatan verbal, penguatan nonverbal dan penguatan
material.

Penguatan berpengaruh terhadap motivasi peserta didik untuk mempertahankan


serta meningkatkan perilaku positif. Tujuan dari penguatan dalam pembelajaran ialah
meningkatkan motivasi serta perhatian peserta didik saat pembelajaran berlangsung
serta dapat mengembangkan cara pikir peserta didik ke arah yang lebih baik. Perihal
pemberian penguatan, perlu diketahui tujuan yang akan diperoleh. Hal ini
dimaksudkan agar dalam dalam pelaksanaanya guru tidak sekedar memberikan
penguatan saja, akan tetapi mengetahui benar tujuan yang harus dicapai. Karena
dengan tujuan itu sendiri akan menjadi arah bagi guru dalam melangkah. Secara garis
besar pemberian penguatan sebagai respon positif bertujuan untuk mempertahankan
serta meningkatkan perbuatan positif yang siswa lakukan dalam kegiatan belajarnya,
sehingga siswa akan termotivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah dicapainya.2

Pemberian penguatan dalam kelas akan mendorong pembelajar (siswa)


meningkatkan usahanya dalam kegiatan belajar mengajar dan mengembangkan hasil
belajarnya.3

Karine Rizkita and Bagus Rachmad Saputra, “Bentuk Penguatan Pendidikan Karakter
2

Pada Peserta Didik Dengan Penerapan Reward Dan Punishment,” Pedagogi: Jurnal Ilmu
Pendidikan 20, no. 2 (2020): 69–73.
3
Muh Febri Kurniawan and S Ernawati, “Proses Konseling Individu Dengan Teknik
Reinforcement Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak Tunarungu (Studi Kasus Di
Yayasan Dharma Anak Bangsa)” (IAIN SURAKARTA, 2020).
Adapun tujuan pemberian penguatan atau reinforcement yaitu :

a. Meningkatkan perhatian anak didik terhadap pelajaran


Peningkatan perhatian anak didik terhadap pelajaran, maka guru
harus jeli melihat aktivitas belajar anak didik di kelas, dengan berbagai
macam metode mengakar yang diterapkan guru, pengelolaan kelas yang
baik, alat peraga yang kongkrit, dapat berdampak positif terhadap upaya
meningkatkan perhatian anak didik terhadap materi pelajaran yang
diajarkan guru. Upaya meningkatkan perhatian anak didik terhadap
pelajaran dapat ditempuh dengan memberikan penguatan terhadap anak
didik, seperti hidup melalui penguatan secara verbal maupun non-verbal

b. Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar


Penguatan secara objektif terhadap anak harus diberikan guru
dalam rangka merangsang dan meningkatkan motivasi belaja. Namun
tidak berarti murid yang tidak menunjukkan prestasi diabaikan, akan tetapi
semuanya mereka harus tetapmendapatkan perhatian yang sama dari guru,
sehingga motivasi belajar anak di tingkatkan

c. Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku anak didik


yang produktif
Tujuan akhir dari pemberian pengautan adalah agar anak didik
dapat lebih meningkatkan perhatiannya terhadap pelajaran sekaligus
membina tingkah laku yang produktif dalam melakukan aktivitas belajar.
Pemberian penguatan yang diberikan oleh guru, baik secara simbolik,
meteri maupun dalam bentuk penguatan akan dapat merangsang anak
didik untuk lebih 20 meningkatkan keaktifannya dalam belajar sekaligus
berupaya membina tingkah lakunya ke arah yang lebih positif.

d. Memelihara iklim kelas yang kondusif


Suasana kelas yang menyenangkan, aman, dan dinamis, akan
mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan
yang dilakukan oleh guru, suasana kelas akan lebih demokratis sehingga
siswa akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat,
mencoba, dan melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya. Kondisi
penciptaan suasana kelas atau lingkungan belajar yang kondusif harus
diusahakan, dipelihara, dan dikembangkan, yaitu antara lain melalui
penerapan penguatan secara tepat dan proporsional.4

C. Prinsip-Prinsip Penguatan Pembelajaran

Ada tiga prinsip pemberian penguatan pembelajaran sebagai berikut:

a. Kehangatan dan keantusiasan

Sikap dan gaya guru, seperti suara, mimik, dan gerak badan, akan
menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan
penguatan. Dengan demikian, tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam
memberikan penguatan karena tidak disertai dengan kehangatan dan
keantusiasan. Kehangatan dan keantusiasan dapat ditunjukkan dengan berbagai
cara, misalnya dengan muka/wajah berseri disertai senyuman, suara yang riang
penuh perhatian, atau sikap yang memberi kesan bahwa penguatan yang diberikan
memang sungguh-sungguh.5

b. Kebermaknaan

Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa yaitu


membuat siswa memang merasa bahwa penampilan atau tindakannya patut
diberi penguatan, sehingga siswa terdorong untuk meningkatkan
penampilannya. Misalnya, jika guru mengatakan “model yang kamu rancang
sangat menarik”, karena model yang dibuat siswa tersebut memang benar-benar
menarik hingga siswa benar-benar merasa bahwa ia memang patut mendapat
pujian. Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan
penampilan anak didik sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi

4
M S Prof. Dr. Murbangun Nuswowati and S P Hanifah Nur Aini, Keterampilan
Mengajar Offline & Online Dalam Pembelajaran Micro (wawasan Ilmu, 2021).
5
Winaputra and S.Udin, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Universitas Terbuka,
2004).
penghargaan. Jadi penguatan itu bermakna baginya, yang jelas jangan sampai
terjadi sebaliknya

c. Menghindari penggunaan respons yang negatif

Teguran dan sanksi masih bisa digunakan namun respons negatif yang
diberikan oleh guru berupa komentar, bercanda menghina, ejekan yang kasar
perlu dihindari karena akan mematahkan semangat murid untuk
mengembangkan dirinya. Misalnya, jika anak tidak dapat memberikan jawaban
yang diharapkan, guru hendaknya menahan diri dari keinginan mencela atau
mengejek jawaban atau penampilan siswa. Guru jangan langsung menyalahkan,
tetapi bisa melontarkan pertanyaan kepada anak lain. 6

D. Jenis – Jenis Penguatan Pembelajaran


Secara umum penguatan atau reinforcement dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Penguatan positif
Tindakan penguatan positif adalah konsekuensi yang menyenangkan
yang diberikan untuk memperkuat perilaku.7 Penguatan positif adalah
peristiwa yang muncul setelah suatu respon diperlihatkan dan respon yang
diharapkan. Jadi penguatan positif dapat digunakan untuk meningkatkan
motivasi siswa untuk mengulangi perbuatan yang dapat meningkatkan
prestasinya. Bentuk-bentuk reinforcement (penguatan) positif adalah berupa
hadiah (permen, kado, makanan dan lain-lain), perilaku (senyum,
menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan
jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dan sebagainya).
2. Penguatan negatif
Penguatan Negatif adalah penguatan yang frekuensi respons meningkat
karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang tidak menyenangkan.
Pemberian penguatan untuk membangkitkan motivasi siswa juga dapat
dilakukan dengan penguatan negatif. Negative reinforcer adalah peristiwa
hilangnya sesuatu yang tidak menyenangkan setelah respon yang diharapkan

6
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005).h.70
7
Zainal Asril, Microteaching (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), h. 78.
tidak ditampilkan. Tindakan penguatan negatif diberikan untuk memperkuat
perilaku. Bentuk-bentuk reinforcement (penguatan) negatif antara lain:
menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan. 8

Sedangkan penguatan atau reinforcement dapat dikelompokkan menjadi


beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Penguatan Verbal
Tanggapan guru yang berupa kata-kata pujian, dukungan dan
pengakuan dapat digunakan untuk memberikan penguatan atas kinerja
peserta didik. Peserta didik yang telah mendapatkan penguatan akan
merasa bangga dan termotivasi untuk meningkatkan kembali prestasi
belajarnya. Penguatan verbal paling mudah digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dalam bentuk komentar, pujian, dukungan, pengakuan, atau
dorongan. Penguatan verbal dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yakni
melalui kata-kata dan melalui kalimat. Penguatan dalam bentuk kata-kata
dapat berupa: benar, bagus, tepat, bagus sekali, ya, mengagumkan, setuju,
cerdas. Sedangkan dalam bentuk kalimat dapat berupa; wah pekerjaanmu
baik sekali, saya puas dengan jawabanmu, nilaimu semakin lama semakin
baik atau contoh yang kamu berikan tepat sekali.9

2. Penguatan non verbal


Penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat penguatan ini
dibagi menjadi lima yaitu:

a. Penguatan dengan mimik dan Gerakan Badan


Penguatan dengan mimik dan gerakan badan merupakan
penguatan yang diberikan oleh guru melalui gerak tubuh atau
mimik muka yang memberi kesan baik kepada peserta didik.
Mimik dan gerakan badan seperti senyuman, mengekspresikan

8
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2017), h.88.
9
Siti Suprihatin, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”. Jurnal
Pendidikan Ekonomi, Vol. 3 No. 1 (2015), h. 74.
wajah ceria, anggukan, tepukan tangan, mengacungkan ibu
jari, dan gerakangerakan badan lainnya dapat
mengkomunikasikan kepuasan guru terhadap respon siswa.
Secara psikologis, siswa yang menerima perlakuan guru
tersebut tentu saja akan menyenangkan dan akan memperkuat
pengalaman belajar bagi siswa. Mimik dan gerakan badan
dapat dipakai bersama-sama dengan penguatan verbal.
Penguatan mimik dan gerakan badan dapat berupa senyuman,
anggukan kepala, acungan jempol, tepuk tangan, dan lainnya.
Sering kali diikuti dengan penguatan verbal misal guru
mengatakan “bagus!” sambil menganggukkan kepala.

b. Penguatan dengan Gerak Mendekati


Tujuan gerak mendekati adalah memberikan
perhatian, menunjukkan rasa senang akan pekerjaan siswa,
bahkan juga memberi rasa aman kepada siswa. Bentuk
penguatan ini biasanya dipakai bersama-sama dengan
penguatan verbal, artinya ketika guru mendekati siswa,
guru mengucapkan kata-kata tertentu sebagai penguatan.
Beberapa perilaku yang dapat dilakukan guru dalam
memberikan penguatan ini antara lain adalah berdiri di
samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat dengan
seorang siswa atau kelompok siswa, berjalan di sisi siswa
dan sebagainya. penguatan dengan cara mendekati dapat
dilakukan ketika peserta didik menjawab pertanyaan,
bertanya, diskusi.
c. Penguatan dengan Sentuhan
Penguatan dalam bentuk sentuhan yaitu dilakukan
dengan adanya kontak fisik antara guru dengan siswa .
Sentuhan seperti menepuk-nepuk bahu, atau pundak siswa,
menjabat tangan siswa atau mengangkat tangan siswa yang
menang. Jika sentuhan dilakukan dengan tepat, dapat
merupakan penguatan yang efektif bagi siswa. Namun,
jenis penguatan ini harus dipergunakan dengan penuh
kehati-hatian dengan mempertimbangkan berbagai unsur
misalnya, kultur, etika, moral, umur, jenis kelamin, serta
latar belakang siswa. Contoh penguatan yang dilakukan
guru melalui kontak terhadap siswa seperti dengan cara
berjabat tangan, menepuk bahu dan mengangkat tangan
peserta didik ketika menang lomba yang semuanya
ditujukan untuk penghargaan penampilan, tingkah laku
atau kerja siswa.

d. Penguatan dengan Kegiatan yang menyenangkan


Kegiatan yang menyenangkan pada dasarnya siswa
akan menjadi senang jika diberikan kesempatan untuk
mengerjakan sesuatu yang menjadi kegemarannya atau
sesuatu yang memungkinkan dia berprestasi. Oleh karena
itu, kegiatan yang disenangi siswa dapat digunakan sebagai
penguatan. Misalnya, siswa yang dapat menyelesaikan
masalah matematika lebih dahulu diberi kesempatan untuk
membantu temannya yang kesulitan. Dengan demikian,
siswa akan merasa dihargai dan akan semakin menambah
keyakinan, kepercayaan diri untuk meningkatkan prestasi
belajarnya..Penguatan ini yang dapat membangkitkan
sikap aktif siswa, seperti memberikan bahan pembelajaran,
memimpin permainan dalam pembelajaran, membantu
siswa dalam menggunakan media pembelajaran.

e. Penguatan dengan Pemberian simbol atau benda


Penguatan ini yang dilakukan oleh guru dalam
memberikan penghargaan kepada siswa atas hasil atau
aktivitas belajar siswa yang sesuai dengan apa yang
diharapkan. Penguatan dapat pula diberikan dalam bentuk
simbol atau benda tertentu. Simbol dapat berupa komentar
tertulis pada buku siswa, tanda bintang, berbagai tanda
dengan warna tertentu misalnya hijau, kuning, ungu, atau
merah. Sedangkan benda yang digunakan sebagai
penguatan adalah benda-benda kecil yang harganya tidak
terlalu mahal tetapi berarti bagi siswa. Misalnya pensil atau
buku tulis, bintang, dan benda-benda kecil lainnya.
Misalnya dengan memberikan hadiah, bintang komentar
tertulis pada buku pelajaran, nama kehormatan, dan lain
sebagainya dengan harapan agar aktivitas belajar siswa
yang baik itu dapat terulang kembali secara continue dan
meningkatkannya agar lebih baik lagi serta dapat
memberikan motivasi kepada siswa yang lain untuk
mendapatkan perlakuan yang sama.10

E. Cara- Cara Penguatan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran dengan penguatan, guru hendaknya memperhatikan


hal-hal berikut ini:

a. Sasaran penguatan
Sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas. Misalnya
memberikan penguatan kepada siswa tertentu, kepada kelompok siswa, ataupun
kepada seluruh siswa secara utuh, misalnya : “Wah Ibu bangga benar dengan
kedisiplinan kelas II ini”.

b. Penguatan harus diberikan dengan segera


Pemberian penguatan diberikan segera setelah munculnya tingkah laku
atau respons anak didik yang diharapkan, penguatan yang ditunda pemberiannya,
dapat cenderung kurang efektif karena dapat menimbulkan penafsiran yang
negatif dari anak didik yang bersangkutan. Agar dampak positif yang diharapkan

10
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Rosdakarya), h. 84.
tidak menurun bahkan hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa
menunjukkan respon yang diharapkan. Dengan perkataan lain, tidak ada waktu
tunggu antara respon yang ditunjukkan dengan penguatan yang diberikan.

c. Variasi dalam peggunaan


Jenis penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas
padasuatu jenis penguatan, karena hal ini akan dapat menimbulkan kebosanan dan
lama-kelamaan akan kurang efektif. Penggunaan setiap jenis penguatan dapat
dilakukan bergantian sesuai situasi dalam proses pembelajaran di SD. Pemberian
penguatan haruslah dilakukan dengan variasi yang kaya hingga dampaknya cukup
tinggi bagi siswa yang menerimanya. Penguatan verbal dengan kata-kata yang
sama, misalnya : bagus, bagus, bagus, akan kehilangan makna, hingga tidak
berarti apaapa bagi siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya berusaha mencari
variasi baru dalam memberi penguatan. 11

11
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Rosdakarya), h. 83.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penguatan merupakan salah satu keterampilan mengajar yang harus dimiliki
oleh seorang guru sehingga dapat memberikan suatu dorongan kepada anak
didik dalam mengikuti pelajaran. Penguatan yang diberikan oleh guru harus
dapat tepat sasaran sehingga dapat menjadi pemicu bagi anak didik secara
keseluruhan dalam kelas, baik yang menjadi sasaran penguasa maupun bagi
teman-temannya.
2. Penguatan sebagai salah satu bentuk keterampilan dasar mengajar
dimaksudkan untuk memberikan informasi maupun koreksi terhadap proses
belajar yang telah dilakukannya yang tujuannya untuk mengetahui tingkat
kemampuan. Pemberian penguatan juga dapat membantu meningkatkan
kemungkinan berulangnya perilaku atau tingkah laku positif siswa dalam
pembelajaran.
3. Prinsip-prinsip penguatan dalam pembelajaran terdapar 3 bagian diantaranya:
Kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, menghindari penggunaan
respons yang negatif
4. Jenis – Jenis Penguatan Pembelajaran Secara umum penguatan atau
reinforcement dibagi menjadi dua jenis, yaitu: Penguatan positif dan
penguatan negatif. Sedangkan penguatan atau reinforcement dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:Penguatan
Verbal dan nonverbal. Penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat
penguatan ini dibagi menjadi lima yaitu:Penguatan dengan mimik dan
Gerakan Badan, penguatan gerak mendekati, prnguatan dengan sentuhan,
penguatan dengan kegiatan menyenangkan, penguatan dengan pemberian
simbol atau benda.
5. Cara- Cara Penguatan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran dengan
penguatan, guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini: Sasaran
penguatan, Penguatan harus diberikan dengan segera, variasi dalam
penggunaan.
B. Saran

Demikian makalah ini penulis buat, tentunya dalam pembuatan makalah ini
masih banyak terdapat kesalahan baik dalam segi bahasa maupun penulisan. Penulis
menyadari bahwa dalam makalah yang dibuat masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Semoga makalah
ini bermanfaat dan dapat membantu pemahaman pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Muh Febri, and S Ernawati, ‘PROSES KONSELING INDIVIDU DENGAN


TEKNIK REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
PADA ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus Di Yayasan Dharma Anak Bangsa)’
(IAIN SURAKARTA, 2020)
Nofriza Efendi, M P, M P Yona Syaida Oktira, M P Gusnita Efrina, and S Zahra,
PEMBELAJARAN MIKROTEACHING DI SEKOLAH DASAR/MADRASAH
IBTIDAIYAH (SKETSA MEDIA, 2023)
Pearson, Ann, Kimberly S Kraunz, Alex L Sessions, Anne E Dekas, William D Leavitt,
and Katrina J Edwards. “Kajian Teori Penguatan.” Society 74, no. 4 (2018): 1157–
1166.

Prof. Dr. Murbangun Nuswowati, M S, and S P Hanifah Nur Aini, KETERAMPILAN


MENGAJAR OFFLINE & ONLINE DALAM PEMBELAJARAN MICRO (wawasan
Ilmu, 2021)
Rizkita, Karine, and Bagus Rachmad Saputra, ‘Bentuk Penguatan Pendidikan Karakter
Pada Peserta Didik Dengan Penerapan Reward Dan Punishment’, Pedagogi:
Jurnal Ilmu Pendidikan, 20.2 (2020), 69–73

Siti Suprihatin, Upaya Pendidik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar. Jurnal


Pendidikan Ekonomi, Vol. 3 No. 1, Mei 2015.

Syaiful Bahri, Djamarah, Pendidik dan Pesertsa Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2017.

Tiara, Dewi, Masruhim Muhammad Amir, and Sulistiarini Riski. “Keterampilan


Memberikan Penguatan A.” Jurnal Penelitian dan Pengembangan 1, no. 4 (2016):
5–24.

Usman, Moh. Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winataputra, udin s. Dkk. 2004. Strategi belajar mengajar. Jakarta: universitas terbuka.

Zainal,Asril. Microteaching. Jakarta: Rajawali Pres, 2015.

Anda mungkin juga menyukai