Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM ANALISIS
INSTRUMEN
”Penetapan Kadar Asam Askorbat Dalam
Sampel Minuman Bervitamin Dengan
Instrumen HPLC”

NAMA : Rajawali Djamaluddin


NIS : 206341

KELAS : XIII B
KELOMPOK : B2.2

PEMBIMBING : Hasbukin Nur, ST

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR
2023
Nama Praktikan : Rajawali Djamaluddin
Kelas/NIS/Kelompok : XIII B/206341/B2.2
Tanggal Mulai : 9 Agustus 2023
Tanggal Selesai : 9 Agustus 2023

A. Judul Penetapan :
Penetapan Kadar Asam Askorbat Dalam Sampel Minuman Bervitamin Dengan
Instrumen HPLC.

B. Tujuan Penetapan :
Untuk mengetahui kadar asam askorbat dalam sampel minuman bervitamin.

C. Dasar Prinsip :
Sampel dimasukkan ke dalam injektor lalu di dorong dengan fase gerak
dan di bantu oleh pompa kemudian masuk ke dalam kolom terjadi pemisahan
sifat fisika dan kimia serta interaksi antra fase gerak dan fase diam dan senyawa
sampel, kemudian di deteksi oleh detektor yang mengubah sinyal-sinyal
elektrik menjadi bentuk kromatogram yang di tampilkan pada display.

D. Landasan Teori :
Prinsip kerja HPLC pemisahan setiap komponen dalam sampel
berdasarkan kepolarannya. Yang membedakan antara HPLC
dengankromatografi lain adalah HPLC digunakan tekanan tinggi untuk
mendorong fasa gerak.

Prinsip dasar HPLC adalah adalah pemisahan komponen – komponen


terjadi karena perbedaan kekuatan interaksi antara solut – solut terhadap fasa
diam. Keunggulan HLPC dengan GC terletak pada kemampuannya untuk
menganalisis cuplikan yang tidak menguap dan labil pada suhu tinggi.

Campuran analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan waktu


retensinya akan berbeda. Hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak –
puncaknya terpisah.

Teknik HPLC merupakan suatu metode kromatografi cair-cair, yang


dapat digunakan baik untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif dengan teknik HPLC didasarkan pada pengukuran luas area
standar.

Pada prakteknya, metode pembandingan area standar dan sampel


kurang menghasilkan data yang akurat bila hanya melibatkan suatu konsentrasi
standar. Oleh karena itu, dilakukan dengan menggunakan teknik kurva
kalibrasi.

HPLC berbeda dari kromatografi kolom cairan konvensional dalam hal


digunakan bahan pengisi kolom berupa partikel yang sangat kecil berukuran
sampai 3-5 μm (1μm = 10-6 m). Sehingga mengharuskan digunakannya
tekanan tinggi sampai 20.000 Kpa untuk mengalirkan fasa gerak melalui kolom
tersebut.

HPLC mempunyai kelemahan- kelemahan yang diantaranya,


peralatannya lebih rumit, tidak murah, dan perlu pengalaman. Untuk beberapa
jenis zat, metode ini kurang sensitif. Selain itu sampel disyaratkan harus stabil
dalam larutan.

Keunggulan HLPC dengan GC terletak pada kemampuannya untuk


menganalisis cuplikan yang tidak menguap dan labil pada suhu tinggi. HPLC
tidak terbatas pada senyawa organik tapi mampu menganalisis senyawa
anorganik, mampu menganalisis cuplikan yang mempunyai molekul tinggi
(beratnya), mampu menganalisis sampel yang mempunyai titik didih yang
sangat tinggi seperti polimer.

Berdasarkan kepolaran fasa geraknya, HPLC dibagi menjadi 2 macam yaitu :

1. Fase Normal HPLC

HPLC jenis ini secara esensial sama dengan kromatografi kolom.


Meskipun disebut normal, ini bukan bentuk biasa dari HPLC. Kolom ini diisi
dengan partikel silika yang sangat kecil dan pelarut nonpolar seperti heksan
sebuah kolom sederhana memiliki diameter internal 4,6 mm (dan kemungkinan
kurang dari nilai ini) dengan panjang 120 nm-250 nm.

Senyawa-senyawa polar dalam campuran melalui kolom akan melekat


lebih lama pada silika yang polar dibanding dengan senyawa-senyawa non
polar. Oleh karena itu, senyawa yang non polar kemudian akan lebih cepat
melewati kolom. Apabila pasangan fasa diam lebih polar daripada fasa
geraknya maka sistem ini disebut HPLC fase normal.

2. Fase Balik HPLC

Pada HPLC jenis ini, ukuran kolomnya sama, tetapi silika dimodifikasi
menjadi non polar melalui pelekatan hidrokarbon dengna rantai panjang pada
permukaannya secara sederhana baik berupa atom karbon 8 atau 18.

Dalam kasus ini, akan terdapat interaksi yang kuat antara pelarut polar
dan molekul polar dalam campuran yang melalui kolom. Interaksi yang terjadi
tidak sekuat interaksi antara rantai-rantai hidrokarbon yang berlekatan pada
silika (fasa diam) dan molekul-molekul polar dalam larutan. Oleh karena itu
molekul-molekul polar akan lebih cepat bergerak melalui kolom. Sedangkan
molekul-molekul non polar akan bergerak lambat karena interaksi dengan
gugus hidrokarbon.

Instrumen HPLC pada dasarnya terdiri atas : wadah fase gerak, pompa,
alat untuk memasukkan sampel ( tempat injeksi), kolom, detektor, wadah
penampung buangan fase gerak, dan suatu komputer antara integrator atau
prekam.

Fasa gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk


menghindari partikel-partikel kecil. Selain itu adanya gas dalam fasa gerak juga
harus dihilangkan, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain
terutama do pompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis.

Detektor UV terutama digunakan untuk pendeteksian senyawa-senyawa


organik. Detektor UV dilengkapi dengan pengatur panjang gelombang,
sehingga panjang gelombang UV yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan
jenis cuplikan yang diukur.

Asam askorbat merupakan antioksidan yang dapat mencegah oksidasi,


dan merupakan nutrien serta vitamin yang larut dalam air dan penting untuk
menjaga kesehatan. Vitamin C merupakan satu satunya vitamin yang memiliki
gugus enadiol dengan daya reduksi kuat dan juga pemberi sifat asam
(Moeljohardjo,1998). Vitamin C juga berperan sebagai pemberi proteksi bagi
bagian yang mengandung air dari sel jaringan ataupun organ, dan sebagai
antioksidan untuk menangkal beberapa radikal bebas.
E. Alat Yang Digunakan :
1. Labu ukur
2. Pipet volume
3. Srynge
4. Membrane filter
5. Botol vial
6. Instrumen HPLC
7. Neraca analitik
8. Gelas piala
9. Pipet tetes
10. Mikro srynge

F. Bahan Yang Digunakan :


1. Asam askorbat
2. Sampel minuman bervitamin UC1000
3. Aquabidest
4. Ultra pure water
5. Metanol LC grade

G. Cara Kerja :
a. Pembuatan Larutan Stok (1000 ppm)
1. Diperhatikan kebersihan area kerja
2. Memastikan semua alat yang akan digunakan dalan keadaan
bersih
3. Hitung kebutuhan standar asam askorbat yang akan ditimbang
4. Ditimbang standar Asam Askorbat kedalam gelas piala 100 ml
5. Dilarutkan dengan aquadest hingga larut sempurna
6. Dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml, Di impitkan, lalu
dihomogenkan
7. Dihitung konsentrasi sebenarnya larutan stock yang telah dibuat

b. Pembuatan Deret Standar


1. Dihitung jumlah volume (ml) larutan stok (ppm Sebenarnya)
yang dibutuhkan untuk membuat deret standar (50 ml) dengan
konsentrasi 100 ppm, 250 ppm, 500 ppm
2. Digunakan mikroburet untuk membuat larutan standar sesuai
dengan hasil perhitungan
3. Menyaring deret standar yang akan digunakan kedalam botol
vial dengan kertas saring membrane (gunakan penyaring
membrane syringe)

c. Pembuatan Sampel
1. Dibuat pengenceran tertentu dari sampel sehingga diperkirakan
konsentrasi sampel masuk dalam range deret standar
(Pengenceran 50 Kali)

H. Hasil Pengamatan :
Intstrumen yang digunakan : HPLC
Merek : Shimadzu
Type : Prominence
Nama zat : Asam Askorbat/ Vitamin C
Bobot zat (larutan induk) : 0.2561 g
Volume larutan induk : 250 ml
Volume larutan standar : 50 ml
Volume sampel : 2 ml
Faktor pengenceran : 50x
Panjang gelombang : 254 nm

I. Perhitungan :
a. Persamaan regreasi linear
Y = 0.000199918x-11.3466
2
R = 0.9976524

b. Pembuatan larutan induk


ppm = mg/l
mg = ppm x l
= 1000 mg/l x 0.25 l
= 250 mg
= 0.25 g

c. Pembuatan deret standar


-. 100 ppm
V1 = (50 x 100)/1000
= 5 ml
-. 200 ppm
V1 = (50 x 200)/1000
= 10 ml
-. 500 ppm
V1 = (50 x 500)/1000
= 25 ml

d. Pembacaan Alat
Retention Time : 1.604
Konsentrasi : 146.225 ppm

e. Perhitungan kadar sampel


Cs = fp x Cpembacaan
= 50 x 146, 255 mg/l
= 7312.75 mg/l
Cx= Cs x 0.14
= 7312.75 x 0.14
= 1023.785 mg/kemasan

J. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini yaitu penentuan kadar vitamin C dalam sampel
minuman dengan menggunakan HPLC. HPLC sendiri adalah salah satu jenis
dari kromatografi cair yang memiliki sensitivitas yang tinggi dalam
menganalisis kadar suatu senyawa dalam sampel.

Prinsip dasar dari penggunaan HPLC (High Performance Liquid


Chromatograph) merupakan pemisahan analit-analit berdasarkan
kepolarannya. Pada percobaan analisa tablet vitamin C dengan menggunakan
HPLC terdapat fase gerak dan fase diam. Dimana yang menjadi fase gerak
adalah larutan Metanol : Ultra Pure Water (20:80) dan yang menjadi fase diam
adalah kolom.

Pada praktikum ini sampel yang digunakan yaitu sampel minuman yang
mengandung vitamin C yaitu UC1000. Sedangkan pelarut yang dipakai yaitu
methanol LC grade. Methanol grade sangat baik digunakan karena memiliki
kualitas yang baik dan lebih mudah menentukan RT dan Height.

Pada penentuan peak vitamin C pada kromatogram larutan standar


dilakukan dengan mengamati peak waktu retensi pada larutan standar dengan
waktu retensi pada larutan sampel. Apabila waktu retensi standar dengan waktu
retensi sampel tidak memiliki perbedaan yang jauh maka sampel tersebut
mengandung vitamin C.

Dari hasil yang diperoleh waktu retensi pada sampel yaitu 1.604. Dan
waktu retensi pada sampel didapatkan yaitu hampir sama dengan standar jadi
dapat dikatakan bahwa sampel mengandung vitamin C.

Setelah dilakukan perhitungan dengan cara menghitung kadar asam


askorbat dengan rumus didapatkan hasilnya yaitu pada sampel sampel UC1000
sebesar 1023.785 mg asam askorbat dalam tiap kemasan.

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa sapel UC1000 memiliki


kandungan vitamin C yang tinggi dan sesuai klaim di kemasannya yaitu 1000
mg per kemasan.

K. Kesimpulan :
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa kadar asam askorbat
dalam sampel UC1000 adalah sebesar 1023.785 mg asam askorbat dalam tiap
kemasan 140 ml UC1000.
L. Daftar Pustaka :
Wahid. Nur. 2023. Kimia Analisis Instrumen. Makassar : SMK SMAK
Makassar.

Sultan. Dkk. 2023. Melaksanakan Analisis Instrumen. Makassar : SMK SMAK


Makassar.

Wikipedia. 2023. HPLC. Diakses pada tanggal 11 Agustus 2023.

Khopkar. 2012. Panduan Praktikum Kimi Dasar I. Min Press.

Asria, Merry dan Gusfiyesi. 2020. Penuntun Praktikum Instrumen Analisis 2.


Padang : Poltek Ati Padang.

Makassar, 11 Agustus 2023


Pembimbing Praktikan

(Hasbukin Nur, ST.) (Rajawali Djamaluddin)

Anda mungkin juga menyukai