Anda di halaman 1dari 1

Datangnya bupati.

Setelah Tari Gambyong selesai dibawakan, rombongan pembawa


sesaji memasuki tempat upacara. Rombongan tersebut berjalan dari kecamatan menuju
tempat upacara. Dalam serah terima sesaji, diawali dengan pembukaan oleh Humas
Protokoler Pemkab Ponorogo, sambutan bupati. Serah terima sesaji sudah
dilaksanakan dilanjutkan dengan doa dan tari bedhaya. Kirab dilaksanakan setelah
serah terima sesaji selesai, kirab selesai semua sesaji dikeluarkan dari mobil pick up
yang sudah disediakan oleh panitia. Buceng buah diperebutkan oleh masyarakat
sedangkan buceng agung dibawa ke telaga. Puncak kegiatan larungan adalah me-
larung buceng agung ke tengah telaga. Buceng yang akan dilarung terlebih dahulu
ditata diatas rakit yang terbuat dari bambu wulung. Buceng dilarung dengan cara
mendorong rakit hingga ke tengah telaga. Dengan di larungnya buceng agung
menandai berakhirnya acara larungan.

Upacara adat sesaji yang dilaksanakan di Telaga Ngebel dan Telaga Sarangan
memiliki perbedaan, tidak hanya dalam prosesi acara saja tetapi waktu
dilaksanakannya dan nama tumpeng di dua daerah tersebut juga berbeda. Larungan di
Telaga Ngebel dilaksanakan setiap 1 Suro sedangkan di Telaga Sarangan setiap Jum’at
pon di bulan Ruwah. Saat prosesi Buceng agung dan buceng buah yang ada di Telaga
Ngebel dibawa menuju pendapa dan rombongan pembawa sesajipun berjalan dari
kecamatan menuju tempat upacara, berbeda dengan di Telaga Sarangan buceng yang
dibawakan tidak dibawa menuju pendapa, buceng tersebut dibawa

Anda mungkin juga menyukai