Essay Sem Pend
Essay Sem Pend
Disusun oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
2022
Menumbuhkan Bakat pada Anak Usia Dini
Setiap orang tua pasti menginginkan anak yang sehat dan juga memiliki bakat sedari
dini. Anak yang berbakat merupakan impian dari setiap orang tua. Oleh karena itu, banyak dari
orangtua pun melakukan segala hal agar anak-anaknya kelak memiliki bakat seperti yang
mereka inginkan. Namun, tidak sedikit juga dari orangtua yang belum mengetahui bagaimana
cara untuk menumbuhkan bakat pada diri anak mereka dan tak sedikit pula dari mereka belum
memahami bagaimana anak-anaknya.
Pengembangan bakat sedari dini merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh
setiap orangtua. Selain untuk masa depan si anak sendiri, dengan pengembangan bakat dapat
membuat anak-anak mereka akan lebih berprestasi dan berpotensi untuk menjadi anak yang
hebat kelak. Menurut Sigmud Freud sendiri memberikan suatu ungkapan “Child is father of
man” artinya anak adalah ayah dari manusia. Maksudnya adalah masa anak sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian masa dewasa seseorang.
Melihat ungkapan Freud di atas, menunjukkan bahwa perkembangan anak sejak kecil
akan berpengaruh ketika anak tersebut dewasa. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh anak
secara tidak langsung akan tertanam pada diri seseorang anak. Untuk itu, sebagai orangtua
haruslah bisa memahami anak-anaknya dengan baik, seperti bakat apa yang ada di diri
anaknya, agar kelak para orangtua bisa membantu menumbuhkan bakat anak-anaknya untuk
masa depan.
Oleh karena itu, sangat diharapkan bagi setiap orangtua harus bisa mengasuh dan
mendidik anaknya dengan baik. Menurut Baumrind, pola asuh orangtua dibagi menjadi tiga
macam, yaitu authoritarian, authoritative dan permisif. Pola asuh authoritarian adalah pola asuh
yang berbentuk orotiter dengan suka memaksa anak-anaknya untuk patuh terhadap aturan-
aturan yang sudah ditetapkan oleh orangtua. Pola asuh ini akan cenderung menciptakan anak-
anak yang penakut, mudah tersinggung, rentan terhadap stress dan juga pemarah. Pola asuh
authoritative ialah pola asuh orangtua yang dalam bersikap kepada anak selalu mendorong
anak untuk saling membantu dan bertindak secara objektif. Selain itu orangtua yang
menerapkan pola asuh ini akan memiliki sikap bebas, namun masih dalam batas normatif. Pola
asuh ini akan membentuk anak yang tegas terhadap diri sendiri, mandiri, ramah dengan teman
sebaya, dan mau bekerja sama dengan orangtua. Yang terakhir ialah pola asuh permisif, yaitu
pola asuh yang menerapkan kebebasan kepada anak sebebas mungkin dan anak tidak
diajarkan untuk bertanggung jawab. Dalam hal ini orangtua tidak mengatur anaknya sama
sekali dan memberikan kesan tidak peduli terhadap anaknya. Pola asuh ini tentunya akan
membentuk anak yang tidak mengerti akan aturan, semena-mena terhadap diri sendiri dan
orang lain, anak-anak akan menjadi keras kepala dan susah untuk diatur.
Jadi, setelah mengetahui beberapa jenis pola asuh diatas, orangtua haruslah bisa
memilih bentuk pola asuh yang mana yang akan diterapkan kepada anak-anak mereka,
sehingga nantinya bisa membentuk anak sesuai apa yang mereka inginkan kelak. Namun,
sebisa mungkin terapkan pola asuh yang terbaik jika kita sebagai orang tua ingin anak kita
menjadi anak yang baik.
Sudah dijelaskan di awal tadi mengenai bakat, ialah yang mengandung makna
kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu
pengembangan dan latihan lebih lanjut. Berarti disini setiap anak itu dilahirkan mempunyai
bakat masing-masing yang tentunya di setiap anak akan berbeda-beda. Seperti bakat
akademik, kepemimpinan, teknologi, seni, olahraga dan bahkan ada anak yang memiliki dua
atau lebih bakat dalam dirinya.
Dalam mengasah dan menumbuhkan bakat anak, para orangtua perlu menemukan cara
mereka sendiri. Hal ini dilakukan agar tidak terkesan mengeksploitasi atau memaksakan
kehendak anak. Terkait beberapa pola asuh tadi, orangtua harus menyeimbangkan antara pola
asuh dengan cara setiap orangtua dalam mengembangkan bakat anaknya. Adapun beberapa
cara untuk menumbuhkan bakat anak yang bisa orangtua lakukan, yaitu:
5. Mengapresiasi anak
Setelah berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh anak terkait dengan bakat
mereka agar bisa berkembang, sebagai orangtua yang baik, kita haruslah memberikan
apresiasi dan menghargai karya anak yang telah mereka lakukan. Apapun hasilnya,
para orangtua wajib mengapresiasi bakat anak mereka, dengan begitu anak akan
merasa mereka didukung dan dicintai oleh orangtua mereka. Dengan hal itu, anak-anak
akan semangat dalam mengembangkan bakat mereka hingga mereka besar nantinya.
Referensi
Ali, Mohammad., & Asrori, Mohammad. (2014). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta
Zakiyatul. (2019). Pengembangan nilai agama dan moral anak usia dini di lingkungan keluarga
Reika, sagita. (2016). Temukan bakat dalam diri anak. Diakses pada 7 juni 2022, dari
http://riekasagita.blogspot.com/2016/07/essay-temukan-bakat-dalam-diri-anak.html?m=1